MAINAN BERACUN DI
BEBERAPA KOTA DI INDONESIA
Kelompok 4
Blok Humaniora
2013
Tutor : dr. Denny
Ketua : Erfinna Lamria Siagian (405120221)
Sekretaris : Dian Anggraini Ayu (405120033)
Notulis : Meilina Stansyah (405120160)
Anggota:
Hastania Sakti Dewayanti (405120006)
Tommy (405120014)
Yolanda Sohan (405120075)
Marcellia Angelina (405120119)
Amanda Juliana (405120139)
Indriana Rahmawati (405120157)
Merry Andriany (405120195)
Caroline Liharja (405120199)
William Lukman (405120231)
PEMICU
Beberapa waktu yg lalu banyak diberitakan oleh media cetak
tentang maraknya peredaran mainan utk anak-anak di Indonesia,
terutama di kota besar seperti Jakarta, Pekan Baru (Riau). Mainan
anak, khususnya mainan edukasi yg dijual dengan harga murah
menjadi daya tarik bagi masyarakat utk membelinya dan dpt dibeli
di Jakarta dari pasar mainan yg tradisional hingga ke mal. Mainan
edukasi buatan luar negeri diduga mengandung "racun" yg
berbahaya bagi kesehatan khususnya anak balita. Dari hasil
pengujian YLKI ternyata memang benar bahwa beberapa produk
mainan edukasi buatan luar negeri tersebut mengandung zat kimia
yg berbahaya bagi kesehatan anak-anak.
UNFAMILIAR TERMS
YLKI : Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
Racun : zat yang berbahaya bagi tubuh
Mainan edukasi :
permainan yang digunakan dalam proses
pembelajaran, dimana mainan tsb bersifat
mendidik untuk meningkatkan
perkembangan kognitif, afektif serta
psikomotorik anak.
PERUMUSAN MASALAH
1. Mengapa produsen membuat mainan “beracun”?
2. Mengapa mainan beracun tsb dapat beredar bebas di
masyarakat? Apakah tidak ada kontrol yang mengatur
peredarannya?
3. Bahan kimia apa saja yang terkandung dalam mainan
tsb?
4. Mengapa mainan edukasi beracun tsb menjadi daya
tarik masyarakat?
5. Apa saja dampak negatif dari mainan beracun yang
dapat menimbulkan permasalahan kesehatan pada
masyarakat?
6. Mengapa walaupun buatan luar negeri, mainan tsb
tetap bisa dijual dengan harga murah?
CURAH PENDAPAT
1. Untuk menekan biaya produksi, karena mungkin harga
bahan yg beracun lebih murah.
2. Karena tidak adanya regulasi dari pemerintah dalam
membatasi impor mainan, dan kurangnya pengawasan dari
pemerintah sehingga barang2 impor tidak dikenakan pajak.
3. Merkuri, timbal, chrom → masuk mulut → bersifat
karsinogenik.
4. Murah, menarik, dijual bebas, sesuai dengan daya beli
masyarakat.
5. Mengganggu kesehatan anak, menimbulkan penyakit
degeneratif .
6. Karena pemakaian bahan2 berbahaya sehingga dapat
menurunkan biaya produksi dan kurangnya pengawasan
dari pemerintah (tidak dikenakan pajak).
MIND MAPPING
• Egosentris (mementingkan keuntungan semata)
Produsen
• Pelanggaran norma sosial lembaga swasta
• Tindakan rasional
LEARNING OBJECTIVES
1. Interaksi & Tindakan Sosial
2. Norma Sosial
3. Pelanggaran Norma Sosial
4. Tatanan Masyarakat
5. Struktur & Sistem Masyarakat
6. Penyelesaian Masalah
LO 1
INTERAKSI &
TINDAKAN SOSIAL
INTERAKSI SOSIAL
Adalah hubungan timbal balik dan saling
mempengaruhi antara individu-individu, individu-
kelompok, kelompok-kelompok, untuk mencapai
tujuan.
Terkait dengan tindakan dan kepentingan sosial.
Bentuk Interaksi sosial :
Interaksi Asosiatif
Bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan
solidaritas individu, seperti:
Kerjasama
Akomodasi
Asimilasi
Akulturasi
Interaksi Disosiatif
Bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan
hubungan solidaritas individu, seperti:
Persaingan
Kontravensi
Pertikaian
Ciri – ciri interaksi sosial :
Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan
simbol-simbol.
Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang
sedang berlangsung.
Ada tujuan tertentu, terlepas dari sama tidaknya
tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh
pengamat.
Interaksi sosial pada kasus
Berupa aturan yang dituliskan dalam Aturan yang bersumber dari masyarakat
media tertentu dan memiliki tujuan dan sifatnya lisan.
tertentu.
Bentuk norma tertulis : surat keputusan Sifat norma diwariskan secara turun
undang-undang, surat perjanjian dsb. temurun dan dekat dengan latar belakang
sosial budaya masyarakat tersebut.
2. Norma Kesusilaan
- Peraturan hidup yang berasal dari suara hati sanubari
manusia.
- Pelanggaran norma kesusilaan ialah pelanggaran
perasaan yang berakibat penyesalan.
- Norma kesusilaan bersifat umum dan universal, dapat
diterima oleh seluruh umat manusia.
3. Norma Kesopanan
- Norma yang timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri
untuk mengatur pergaulan sehingga masing-masing anggota
masyarakat saling hormat menghormati.
YLKI
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) adalah
organisasi non-pemerintah dan nirlaba yang didirikan di Jakarta
pada tanggal 11 Mei 1973.
Tujuan berdirinya YLKI adalah untuk meningkatkan kesadaran
kritis konsumen tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga
dapat melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Tatanan masyarakat pada kasus (2)
Hierarkis
Perbedaan2 vertikal antara
lapisan atas dan lapisan
bawah yang cukup dalam.
Sifat Struktur
Masyarakat
Persamaan antara elemen
organisasi yang ada
Non hierarkis
Adanya kesatuan-kesatuan
social berdasarkan
perbedaan suku-bangsa,
perbedaan agama, adat
serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan.
• Hierarkis
• Non Hierarkis
Struktur masyarakat pada kasus
Masyarakat
YLKI Produsen
(Konsumen)
Non - hierarki
Struktur masyarakat pada kasus (2)
Struktur masyarakat : konsumen – produsen menganut sifat non
hierarkis. Karena sekarang konsumen memiliki kekuatan untuk
menuntut pertanggung jawaban produsen atas ketidakpuasan
yang diterima (UU perlindungan konsumen).
Kehadiran YLKI sebagai lembaga independen setara dengan
kelompok konsumen - pelaku industri – pemerintah, karena YLKI
mampu:
- Mempengaruhi para pengambil keputusan di sektor industri
dan pemerintahan agar memenuhi kewajibannya terhadap
konsumen, pada tingkat lokal dan nasional (kemampuan
advokasi).
- Memperkuat kerjasama antar organisasi konsumen dan juga
dengan organisasi kemasyarakatan lainnya pada tingkat lokal,
nasional, regional dan internasional.
SISTEM MASYARAKAT
Merupakan suatu pola yang berasal dari tatanan
masyarakat dan terdiri dari beberapa elemen serta
membentuk hubungan (relasi) yang sedemikian rupa
sehingga memunculkan jejaring (network).
Membentuk pola
Elemen Elemen
jejaring
relasi relasi
Elemen
Sistem masyarakat pada kasus
YLKI
relasi relasi
relasi relasi
Produsen
LO 6
PENYELESAIAN
MASALAH
PENYELESAIAN MASALAH
Masyarakat :
1. Lebih cermat memilih dan membeli mainan → periksa
peringatan mainan dan komposisi mainan.
2. Menghindari membeli mainan yang tidak memiliki izin.
3. Melaporkan sesegera mungkin kepada pihak berwenang
bila menemukan mainan yang berbahaya.
4. Memilih alternatif mainan dari bahan-bahan alam.
Pemerintah :
1. Lebih memperketat pengawasan terhadap produk yang
masuk dari luar ke Indonesia.
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang mainan harus
direalisasikan untuk menghindari makin meluasnya
peredaran mainan yang tidak aman.
3. Pihak berwajib dan berwenang memberi teguran / sanksi
sosial baik kepada pembuat mainan edukasi beracun,
maupun kepada distributornya, sehingga pembuat dan
distributor tidak meresahkan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ylki.or.id/keamanan-mainan-edukasi-
anak-yang-beredar-di-pasaran.h
http://www.teraspolitik.com/berita/522/ylki-ada-
mainan-edukasi-gunakan-zat-berbahaya.html
http://www.slideshare.net/rhynaSB/bentuk-
bentuk-interaksi-sosial-15960496
http://www.ylki.or.id/tentang-kami
http://sosbud.kompasiana.com/2012/09/12/sanksi-
sosial-492361.html
Modul kuliah Humaniora
TERIMAKASIH