Anda di halaman 1dari 18

EBM - CRITICAL APPRAISAL

Zinc + Probiotic Vs Zinc


Acute Diarrhea

Rhemenda Permata Adedangga


1102011232
Skenario
Seorang anak laki-laki usia 5 tahun, dengan berat badan 30
kg, dibawa oleh Ibunya ke UGD RS YARSI karena mencret
disertai muntah-muntah. Anak tampak rewel dan tampak
selalu ingin minum. Sebelumnya Ibunya sudah memberikan
obat antidiare (zinc) tanpa resep dokter yang dibelinya di
apotek dekat rumah. Akan tetapi, gejala tidak berkurang.
Menurut si Ibu anak tersebut sudah BAB encer sejak 2 hari
yang lalu lebih dari 10 kali. Setelah diperiksa oleh dokter jaga,
kemudian dokter memberi resep obat antidiare zinc +
probiotik dan menyarankan untuk pasien di rawat inap. Lalu
Ibu pasien menanyakan apakah ada perbedaan dari
pemberian terapi zinc + probiotik dan zinc tunggal terhadap
kasus anak tersebut. Kemudian dokter memberikan
penjelasan mengenai hasil terapi dari kedua obat.
Pertanyaan (foreground question)
Apakah terapi kombinasi zinc + probiotik lebih cepat menurunkan
frekuensi diare dibandingkan terapi zinc tunggal pada kasus diare
akut ?

PICO
Population : Anak laki-laki usia 5 tahun diare akut
Intervention : Zinc + probiotik
Comparison : Zinc
Outcomes : Terapi kombinasi zinc + probiotik lebih cepat
menurunkan frekuensi diare pada kasus diare akut

Pencarian bukti ilmiah


Alamat website : http://paediatricaindonesiana.org/
Kata kunci : Acute diarrhea AND Zinc AND Probiotic
Limitasi : Januari 2009 – Maret 2014
Hasil Pencarian : 9

Dipilih artikel berjudul


Comparison of zinc-probiotic combination therapy to zinc therapy
alone in reducing the severity of acute diarrhea
Review Jurnal
Abstract
Background Although the incidence of diarrhea in Indonesia has declined in the last
five years, the mortality rate in children under five years old is still high. Therefore,
appropriate and comprehensive management of diarrhea is essential. There have
been many studies on the role of zinc therapy and probiotic therapy in reducing
the severity of acute diarrhea, but not many studies have compared the use of a
combination of the two therapies to zinc therapy alone.
Objective To compare the efficacy of zinc-probiotic combination therapy to zinc
alone in reducing the severity of acute diarrhea.
Methods We conducted a randomized, open-label, controlled trial from July 2009 to
January 2010 in Adam Malik Hospital and Pirngadi Hospital, Medan. Children aged
between 1 month and 5 years who met the criteria were divided into two groups.
Group I receive zinc sulphate (aged < 6 months: 10 mg/day; aged > 6 months: 20
mg/day) combined with heat-killed Lactobacillus acidophilus (3x1010 CFU/day) for
10 days. Group II received only zinc sulphate at the same dosage as Group I:
Measurement of disease severity was based on the frequency of diarrhea
(times/day) and the duration of diarrhea (hours) after initial drug consumption.
Result Eighty subjects were enrolled, randomised, and divided equally into two groups.
40 children received zinc-probiotic in combination (group I) and the reminder
(group II) received zinc alone. We observed significant in frequency of diarrhea (2.1
vs 3.1 times/day, P=0.001, 95%CI 1.62 to 0.49) and duration of diarrhea (52.1 vs 72.6
hours, P=0.001, 95%CI 30.91 to 10.18) in the two groups.
Conclusion Combination of zinc-probiotic therapy was more effective in reducing the
severity of acute diarrhea than zinc therapy alone in children under five years of
age.

Keywords : acute diarrhea, zinc, probiotic, Lactobacillus acidophilus


Telaah Kritis Jurnal Terapi
Validity

1. Menentukan ada atau tidaknya randomisasi dalam kelompok


dan teknik randomisasi yang digunakan
Ya, terdapat randomisasi pada penelitian di jurnal tersebut.
2. Menentukan ada atau tidaknya pertimbangan dan
penyertaan semua pasien dalam pembuatan kesimpulan

a. Mengidentifikasi lengkap atau tidaknya follow up

Lengkap, karena kesimpulan dari penelitian tidak berubah


maka jumlah lost to follow up dari kelompok terapi tidak
berlebihan
b. Mengidentifikasi ada atau tidaknya analisis pasien pada
kelompok randomisasi semula

Ya, Ada analisis pada pasien dan terdapat pasien yang


keluar dari randomisasi semula
3. Mengidentifikasi ada tidaknya blinding pada pasien, klinisi,
dan peneliti

Tidak ada blinding pada pasien dan klinisi, hal ini menjadi
keterbatasan pada penelitian.
4. Menentukan ada atau tidaknya persamaan pada kedua
kelompok di awal penelitian

Ya, Adanya persamaan pada kedua kelompok di awal


penelitian, yaitu persamaan usia antara 1 bulan - 5 tahun,
persamaan keadaan dehidrasi (dehidrasi sedang), dan
frekuensi maupun durasi diare tidak memiliki perbedaan yang
signifikan.
5. Menentukan ada tidaknya persamaan perlakuan pada kedua
kelompok selain perlakuan eksperimen

Ya, Adanya persamaan perlakuan pada kedua kelompok


pada jurnal tersebut
Importance

1. Menentukan besarnya efek terapi

Pada hari ke dua frekuensi diare dengan terapi zinc +


probiotik lebih kecil dibandingkan zinc tunggal. Terlihat pada
nilai P = 0.001 yang berarti bermakna.
2. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95% CI)

Estimasi efek terapi 95% CI = - 3.40 to -1.19, nilai tersebut belum


melewati angka 0 yang berarti efek terapi bermakna dan
terapi dapat diterapkan pada pasien.
Applicability

1. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spectrum


pasien dan setting)

Pada kasus diare akut anak < 5 tahun pemberian terapi


kombinasi zinc + probiotic dapat menurunkan frekuensi diare
lebih cepat dibandingkan dengan pemberian zinc tunggal.
Pada kasus ini terapi dapat diterapkan dikarenakan probiotik
tersedia di Indonesia, mudah didapatkan, dan kondisi pasien
yang sesuai dengan penelitian pada jurnal.
2. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien

Terdapat beberapa keuntungan dan kerugian dari zinc


maupun probiotic tetapi kerugian dapat diminimalisir dengan
terapi kombinasi zinc + probiotic dibandingkan zinc tunggal.
Kerugian zinc : Efek samping mual,
muntah, nyeri perut, demam
Keuntungan probiotik : Murah dan dapat meningkatkan
stimulasi imunitas saluran pencernaan
Alhamdulillah

Terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai