BIOGRAPHI SINGKAT

Drs. Basri Musri.S, Ak,CA.,MM dilahirkan 27 Oktober 1949.

April 1979- Maret 1992 ;
Kanwil DJP- Sumbagsel, Palembang ; KPP-Palembang;
Kantor Pusat DJP-Jakarta; KPP-Tangerang
April 1992- Maret 2011;
Pusdiklat Pajak BPPK, Kementerian Keuangan RI sebagai
Widyaiswara Utama
April 2011- ............
Tenaga pengajar pada :
Politeknik Keuangan Negara STAN
Program Pendidikan Akuntansi Bank Central Asia
Program Magister Akuntansi & Pendidikan Profesi Akuntansi
FEB Universitas Indonesia, FEB Universitas Trisakti,
e-mail; basrimusri@yahoo.com  0811838481
1
 LANDASAN HUKUM PDRD

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009

JENIS PAJAK PROVINSI


PKB ; BBNKB ; PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BERMOTOR
PAJAK AIR PERMUKAAN ; PAJAK ROKOK

JENIS PAJAK KABUPATEN / KOTA

PAJAK HOTEL; PAJAK RESTORAN; PAJAK HIBURAN
PAJAK REKLAME; PAJAK PENERANGAN JALAN ;
PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN ; PAJAK PARKIR
PAJAK AIR TANAH ; PAJAK SARANG BURUNG WALET ;
PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN & BPHTB

2
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK KENDARAAN BERMOTOR

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 8 TAHUN 2010
3
 OBJEK PAJAK
Kepemilikan dan / atau
penguasaan Kendaraan
Bermotor
 Dikecualikan :

a. Kereta api;
b. Kendaraan bermotor yang semata-mata
digunakan untuk keperluan pertahanan negara
c. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan / atau
dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara
asing dengan asas timbal balik dan lembaga-
lembaga internasional yang memperoleh
fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah
 Subjek Pajak
Orang pribadi atau Badan
yang memiliki dan / atau
menguasai
Kendaraan Bermotor

Wajib Pajak

Orang pribadi atau Badan

yang memiliki Kendaraan Bermotor
 Dasar Pengenaan Pajak

Hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok

1. Nilai jual kendaraan bermotor; dan

2. bobot yang mencerminkan secara
relatif tingkat kerusakan jalan dan /
atau pencemaran lingkungan akibat
penggunaan Kendaraan Bermotor.

Khusus untuk Kendaraan Bermotor

yang digunakan diluar jalan umum
menggunakan
Nilai Jual Kendaraan Bermotor.
 Tarif Pajak

a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama

paling rendah sebesar 1% ( satu persen ) dan paling
tinggi sebesar 2% ( dua persen );

b. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan

seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif
paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling
tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
BBN KENDARAAN BERMOTOR

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 9 TAHUN 2010
11
 OBJEK PAJAK

Penyerahan
kepemilikan
Kendaraan Bermotor
 Dikecualikan :
1. Kereta api;
2. Kendaraan bermotor yang semata-
mata digunakan untuk keperluan
pertahanan negara
3. Kendaraan bermotor yang dimiliki
dan / atau dikuasai kedutaan,
konsulat, perwakilan negara asing
dengan asas timbal balik dan
lembaga-lembaga internasional
yang memperoleh fasilitas
pembebasan pajak dari Pemerintah
 Subjek Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang dapat menerima
penyerahan Kendaraan Bermotor

Wajib Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang menerima
penyerahan Kendaraan Bermotor
Dasar Pengenaan Pajak :

Nilai jual
kendaraan bermotor
 Tarif
bea balik nama
kendaraan bermotor
ditetapkan
paling tinggi masing-masing :

1. Penyerahan pertama sebesar 20%

2. Penyerahan kedua dan
seterusnya sebesar 1%
 OBJEK PAJAK

Bahan bakar kendaraan

bermotor yang disediakan atau
dianggap digunakan untuk
kendaraan bermotor, termasuk
bahan bakar yang digunakan
untuk kendaraan di air.
 Subjek Pajak
∙ Konsumen bahan bakar
kendaraan bermotor
Wajib Pajak
∙Orang pribadi atau Badan
yang menggunakan
bahan bakar
kendaraan bermotor
 Dasar Pengenaan Pajak :

Nilai jual bahan bakar

kendaraan bermotor
Sebelum dikenakan PPN

Tarif Pajak

paling tinggi sebesar 10%

 OBJEK PAJAK

Pengambilan
dan/atau
pemanfaatan
Air Permukaan
 Dikecualikan :
1. Pengambilan dan / atau pemanfaatan
air permukaan untuk keperluan Dasar
rumah tangga, pengairan, pertanian
dan perikanan rakyat,
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan
dan peraturan perundang-udangan; dan

2. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air

permukaan lainnya yang ditetapkan
dalam peraturan daerah.
 Subjek Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang dapat melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan.

Wajib Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang dapat melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan
air permukaan.
 Dasar Pengenaan Pajak :

Nilai perolehan
air permukaan

Tarif Pajak:

Paling tinggi sebesar 10%

 OBJEK PAJAK

Konsumsi rokok
Dikecualikan :

Rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan

peraturan perundang-undangan di bidang cukai.
 Subjek Pajak :
Konsumen rokok
Wajib Pajak :
Pengusaha pabrik rokok
produsen dan importir rokok
yang memiliki izin
berupa
Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai.
Dasar Pengenaan Pajak

Cukai
yang ditetapkan
oleh pemerintah
terhadap rokok.
Tarif Pajak

10% dari cukai rokok.

PAJAK HOTEL

30
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK HOTEL

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 11 TAHUN 2011
31
 OBJEK PAJAK
( YANG DIPUNGUT )

• PELAYANAN YANG DISEDIAKAN OLEH

HOTEL DENGAN PEMBAYARAN, TERMASUK
JASA PENUNJANG SEBAGAI KELENGKAPAN
HOTEL YANG SIFATNYA MEMBERIKAN
KEMUDAHAN DAN KENYAMANAN ,
TERMASUK FASILITAS OLAHRAGA,
HIBURAN DAN PERSEWAAN RUANGAN DI
HOTEL YANG DISEWAKAN OLEH PIHAK
HOTEL

32
 JASA PENUNJANG

• FASILITAS TELEFON,FAKSIMILE,TELEKS,
INTERNET ,FOTOKOPI, PELAYANAN
CUCI,SETERIKA, TRANSPORTASI, DAN
FASILITAS SEJENIS LAINNYA YANG
DISEDIAKAN ATAU DIKELOLA HOTEL )

33
 HOTEL

• FASILITAS PENYEDIA JASA PENGINAPAN/

PERISTIRAHATAN TERMASUK JASA
TERKAIT LAINNYA DENGAN DIPUNGUT
BAYARAN , YANG MENCAKUP JUGA
MOTEL, LOSMEN, GUBUK PARAWISATA,
WISMA PARAWISATA, PESANGGRAHAN,
RUMAH PENGINAPAN DAN SEJENISNYA
SERTA RUMAH KOS DENGAN JUMLAH
KAMAR LEBIH DARI 10 ( SEPULUH )

34
 TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
( YANG TIDAK DIPUNGUT )

• JASA TEMPAT TINGGAL ASRAMA YANG DISELENGGARAKAN

OLEH PEMERINTAH PUSAT ATAU PEMDA

• JASA SEWA APARTEMEN , KONDOMINIUM, DAN SEJENISNYA .

DAN

• JASA BIRO PERJALANAN ATAU PERJALANAN WISATA YANG

DISELENGGARAKAN OLEH HOTEL YANG DAPAT DIMANFAATKAN
OLEH UMUM
35
 SUBJEK PAJAK
( PIHAK YANG DIPUNGUT )

• ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG

MELAKUKAN PEMBAYARAN KEPADA
ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG
MENGUSAHAKAN HOTEL

36
 WAJIB PAJAK
( PEMUNGUT )

ORANG PRIBADI
ATAU
BADAN

YANG MENGUSAHAKAN HOTEL

 JUMLAH
BESARNYA PEMBAYARAN
PAJAK ATAU
HOTEL 10% SEHARUSNYA
DIBAYAR
TERUTANG KEPADA
HOTEL
 SAAT TERUTANG

SAAT PEMBAYARAN KEPADA PENGUSAHA

HOTEL ATAS PELAYANAN DI HOTEL

SAAT TERJADI PEMBAYARAN DALAM HAL

PEMBAYARAN DILAKUKAN SEBELUM
PELAYANAN HOTEL DIBERIKAN
 JATUH TEMPO
PEMBAYARAN

SELAMBAT LAMBATNYA
TANGGAL 15 BULAN BERIKUTNYA
DARI MASA PAJAK
 JATUH TEMPO
PELAPORAN SPTPD

SELAMBAT LAMBATNYA
15 HARI SETELAH BERAKHIRNYA
DARI MASA PAJAK
PAJAK RESTORAN
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK RESTORAN

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 11 TAHUN 2011
43
 OBJEK PAJAK
( YANG DIPUNGUT )

• PELAYANAN ( MELIPUTI PELAYANAN

PENJUALAN MAKANAN DAN /ATAU
MINUMAN YANG DIKONSUMSI OLEH
PEMBELI , BAIK DIKONSUMSI
DITEMPAT PELAYANAN MAUPUN
DITEMPAT LAIN ) YANG DISEDIAKAN
OLEH RESTORAN

44
 TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK
( YANG TIDAK DIPUNGUT )

• PELAYANAN YANG DISEDIAKAN RESTORAN ATAU RUMAH

MAKAN YANG PENGELOLAANNYA SATU MANAJEMEN DENGAN
HOTEL

• PELAYANAN YANG DISEDIAKAN RESTORAN YANG NILAI

PENJUALANNYA ( PEREDARAN USAHA ) TIDAK MELEBIHI Rp.
200 JUTA PER TAHUN

45
 SUBJEK PAJAK
( PIHAK YANG DIPUNGUT )

• ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG

MEMBELI MAKANAN DAN / ATAU
MINUMAN DI RESTORAN

46
 WAJIB PAJAK
( PEMUNGUT )

ORANG PRIBADI
ATAU
BADAN

YANG MENGUSAHAKAN RESTORAN

 JUMLAH
BESARNYA PEMBAYARAN
YANG
PAJAK
RESTORAN 10% DITERIMA
ATAU
SEHARUSNYA
TERUTANG DITERIMA
RESTORAN
 SAAT TERUTANG

SAAT PEMBAYARAN KEPADA PENGUSAHA

RESTORAN ATAS PELAYANAN DI RESTORAN

SAAT TERJADI PEMBAYARAN DALAM HAL

PEMBAYARAN DILAKUKAN SEBELUM
PELAYANAN RESTORAN DIBERIKAN
 JATUH TEMPO
PEMBAYARAN

SELAMBAT LAMBATNYA
TANGGAL 15 BULAN BERIKUTNYA
DARI MASA PAJAK
 JATUH TEMPO
PELAPORAN SPTPD

SELAMBAT LAMBATNYA
15 HARI SETELAH BERAKHIRNYA
DARI MASA PAJAK
PAJAK hiburan
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK HIBURAN

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 3 TAHUN 2015
53
 OBJEK PAJAK
( YANG DIPUNGUT )

JASA PENYELENGGARAAN
HIBURAN
DENGAN
DIPUNGUT BAYARAN
 HIBURAN

DPP

SIRKUS, AKROBAT, DAN SULAP

TONTONAN FILM PERMAINAN BILYAR & BOWLING
PACUAN KUDA
PAGELARAN KESENIAN , MUSIK, DAN
TARI, DAN / ATAU BUSANA PACUAN KENDARAAN BERMOTOR

KONTES KECANTIKAN PERMAINAN KETANGKASAN

PAMERAN PANTI PIJAT, REFLEKSI, MANDI UAP / SPA
PUSAT KEBUGARAN ( FITNESS CENTRE )
DISKOTIK, KARAOKE
KLAB MALAM & SEJENISNYA 55 PERTANDINGAN OLAHRAGA
 DIKECUALIKAN DARI
OBJEK PAJAK
( YANG TIDAK DIPUNGUT )

PENYELENGGARAAN HIBURAN
YANG
TIDAK DIPUNGUT BAYARAN

56
 SUBJEK PAJAK
( PIHAK YANG DIPUNGUT )

ORANG PRIBADI ATAU BADAN

YANG
MENIKMATI HIBURAN

57
 OBJEK PAJAK
( YANG DIPUNGUT )

JASA PENYELENGGARAAN
HIBURAN
DENGAN
DIPUNGUT BAYARAN
 WAJIB PAJAK
( PEMUNGUT )

ORANG PRIBADI
ATAU
BADAN
YANG MENYELENGGARAKAN HIBURAN
 SAAT TERUTANG

SAAT PENYELENGGARAAN HIBURAN

SAAT TERJADI PEMBAYARAN DALAM HAL

PEMBAYARAN DITERIMA SEBELUM HIBURAN
DISELENGGARAKAN
 JATUH TEMPO
PEMBAYARAN

SELAMBAT LAMBATNYA
TANGGAL 15 BULAN BERIKUTNYA
DARI MASA PAJAK
 JATUH TEMPO
PELAPORAN SPTPD

SELAMBAT LAMBATNYA
15 HARI SETELAH BERAKHIRNYA
DARI MASA PAJAK
BESARNYA
PAJAK
HIBURAN 5%;10%;15%;25%;35%
TERUTANG
 JUMLAH
UANG
PAGELARAN MUSIK, TARI DAN YANG
ATAU BUSANA YANG BERKELAS DITERIMA
NASI0NAL ATAU
SEHARUSNYA
DITERIMA
KONTES KECANTIKAN YANG OLEH
BERKELAS NASIONAL PENYELENGGARA
5% TERMASUK
POTONGAN HARGA
PACUAN KUDA YANG BERKELAS DAN
LOKAL /TRADISIONAL TIKET
CUMA-CUMA
YANG DIBERIKAN
PERTANDINGAN OLAH RAGA KEPADA
YANG BERKELAS NASIONAL PENERIMA
JASA HIBURAN
 JUMLAH
UANG
YANG
PERTUNJUKAN FILM DITERIMA
DI BIOSKOP ATAU
SEHARUSNYA
DITERIMA
PAMERAN YANG OLEH
BERSIFAT KOMERSIAL PENYELENGGARA
10% TERMASUK
POTONGAN HARGA
SIRKUS, AKROBAT, DAN DAN
SULAP YANG BERKELAS TIKET
NASIONAL DAN INTERNASIONAL CUMA-CUMA
YANG DIBERIKAN
KEPADA
PENERIMA
JASA HIBURAN
 JUMLAH
UANG
YANG
DITERIMA
ATAU
PEMAINAN BILYAR & BOWLING SEHARUSNYA
DITERIMA
OLEH
PERMAINAN KETANGKASAN PENYELENGGARA
10% TERMASUK
POTONGAN HARGA
REFLEKSI DAN FITNESS CENTER DAN
TIKET
CUMA-CUMA
YANG DIBERIKAN
KEPADA
PENERIMA
JASA HIBURAN
PAGELARAN KESENIAN , MUSIK JUMLAH
UANG
TARI DAN ATAU BUSANA YANG
YANG
BERKELAS INTERNASIONAL DITERIMA
ATAU
KONTES KECANTIKAN YANG SEHARUSNYA
BERKELAS INTERNASIONAL DITERIMA
OLEH
PENYELENGGARA
PACUAN KUDA YANG BERKELAS 15% TERMASUK
NASIONAL & INTERNASIONAL POTONGAN HARGA
DAN
TIKET
PACUAN KENDARAAN BERMOTOR CUMA-CUMA
YANG DIBERIKAN
KEPADA
PERTANDINGAN OLAH RAGA YG PENERIMA
BERKELAS INTERNASI0NAL JASA HIBURAN
 JUMLAH
UANG
DISKOTIK, KARAOKE, PUB, BAR, YANG
KLAB MALAM, LIVE MUSIC, DITERIMA
MUSIK DENGAN DISCK JOCKEY 25% ATAU
DAN SEJENISNYA SEHARUSNYA
DITERIMA
OLEH
PENYELENGGARA
TERMASUK
POTONGAN HARGA
DAN
TIKET
PANTI PIJAT, MANDI UAP CUMA-CUMA
DAN SPA 35% YANG DIBERIKAN
KEPADA
PENERIMA
JASA HIBURAN
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK REKLAME

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 12 TAHUN 2011
72
 OBJEK PAJAK
( YANG DIPUNGUT )

SEMUA PENYELENGGARAAN
REKLAME
 REKLAME

DPP

PAPAN / BILLBOARD
REKLAME UDARA
VIDIOTRON / MEGATRON

REKLAME KAIN REKLAME APUNG

REKLAME MELEKAT ,STIKER REKLAME SUARA

SELEBARAN REKLAME FILM / SLIDE
REKLAME BERJALAN
TERMASUK PADA KENDARAAN 74 REKLAME PERAGAAN
 TIDAK TERMASUK OBJEK

DISELENGGARAKAN OLEH PERWAKILAN

DPP

DISELENGGARAKAN DIPLOMATIK, KONSULAT, PERWAKILAN PBB

PEMERINTAH & BADAN , LEMBAGA INTERNASIONAL

SEMATA MATA MEMUAT NAMA

MELALUI INTERNET ,TV, RADIO TEMPAT IBADAH DAN PANTI ASUHAN
WARTA HARIAN, MIINGGUAN, BULANAN

SEMATA-MATA MENGENAI
NAMA PENGENAL USAHA ATAU
PROFESI YANG DIPASANG MELEKAT PEMILIKAN DAN PERUNTUKAN TANAH
PADA BANGUNAN TEMPAT USAHA YANG LUASNYA TIDAK MELEBIHI 1M2
ATAU PROFESI YANG LUASNYA TIDAK
MELEBIHI 1M2 , KETINGGIAN MAKSIMUN
15M DENGAN JUMLAH REKLAME LABEL / MEREK YANG MELEKAT PADA
TERPASANG TIDAK LEBIH DARI BARANG YANG DIPERDAGANGKAN
75
SATU BUAH
 SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN

YANG
MENGGUNAKAN REKLAME

76
 WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI
ATAU
BADAN
YANG MENYELENGGARAKAN REKLAME
Dasar Pengenaan Pajak :

Nilai SEWA REKLAME

Tarif Pajak

25% X DPP
 SAAT TERUTANG

DALAM MASA PAJAK

TERJADINYA PENYELENGGARAAN REKLAME
ATAU
DITERBITKANNYA SKPD
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK PENERANGAN JALAN

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 15 TAHUN 2010
81
 OBJEK PAJAK

PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK ,

BAIK YANG DIHASILKAN SENDIRI
MAUPUN
YANG DIPEROLEH
DARI SUMBER LAIN
DIKECUALIKAN DARI OBJEK

DPP

PENGGUNAAN OLEH PEMERINTAH

PENGGUNAAN PADA
TEMPAT YANG DIGUNAKAN OLEH
KEDUTAAN. KONSULAT DAN PERWAKILAN ASING

PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK

YANG DIHASILKAN SENDIRI
DENGAN KAPASITAS83 DIBAWAH 200 KVA
 SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN

YANG DAPAT
MENGGUNAKAN TENAGA LISTRIK

84
 WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI
ATAU
BADAN
YANG MENGGUNAKAN TENAGA LISTRIK
 Dasar Pengenaan Pajak :

JUMLAH TAGIHAN BIAYA BEBAN / TETAP

DITAMBAH
BIAYA PEMAKAIAN KWH / VARIABEL
YANG DITAGIHKAN DALAM REKENING LISTRIK
DALAM HAL TENAGA LISTRIK
BERASAL DARI SUMBER LAIN
DENGAN PEMBAYARAN
Dasar Pengenaan Pajak :

DIDASARKAN
KAPASITAS TERSEDIA
TINGKAT PENGGUNAAN
JANGKA WAKTU PEMAKAIAN
HARGA SATUAN YANG BERLAKU
DALAM HAL TENAGA LISTRIK
DIHASILKAN SENDIRI
 Tarif Pajak
3,0%
YANG DIKONSUMSI OLEH
INDUSTRI,
PERTAMBANGAN MIGAS
 Tarif Pajak
2,4,0%
YANG DIKONSUMSI
SELAIN
INDUSTRI
PERTAMBANGAN MIGAS
 Tarif Pajak
1,5%
YANG DIHASILKAN SENDIRI
 SAAT TERUTANG

SAAT PENGGUNAAN TENAGA LISTRIK

ATAU
SAAT TERJADI PEMBAYARAN
DALAM HAL PEMBAYARAN DITERIMA
SEBELUM TENAGA LISTRIK DIGUNAKAN
ASBES, BATU TULIS, BATU SETENGAH
PERMATA, BATU KAPUR, BATU APUNG,
BATU PERMATA, BENTONIT, DOLOMIT,
FELDSPAR, GARAM BATU ( HALITE ) ,
GRAFIT , GRANIT / ANDESIT,GIFS, KALSIT,
KAOLIN,LEUSIT, MAGNESIT,
MIKA,MARMER, NITRAT,
OPSIDIEN,OKER,PASIR DAN KRIKIL, PASIR
KUARSA,PERLIT, PHOSPAT,
TALK, TANAH SERAP ( FULLERS EARTH),
TANAH DIATOME, TANAH LIAT, TAWAS (
ALUM ), TRAS, YAROSIF, ZEOLIT, BASAL,
TRAKKIT, DAN MINERAL BUKAN LOGAM
DAN BATUAN, LAINNYA SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN.
KEGIATAN PENGAMBILAN MINERAL
BUKAN LOGAM DAN BATUAN YANG NYATA-
NYATA TIDAK DIMANFAATKAN SECARA
KOMERSIAL , SEPERTI UNTUK KEPERLUAN
RUMAH TANGGA, PEMANCANGAN TIANG
LISTRIK/ TELEPON, PENANAMAN PIPA
AIR/GAS
KEGIATAN PENGAMBILAN MINERAL
BUKAN LOGAM DAN BATUAN YANG
MERUPAKAN IKUTAN DARI KEGIATAN
PERTAMBANGAN LAINNYA , YANG TIDAK
DIMANFAATKAN SECARA KOMERSIAL, DAN
PENGAMBILAN MINERAL BUKAN LOGAM
DAN BATUAN LAINNYA YANG DITETAPKAN
DENGAN PERDA
ORANG PRIBADI DAN BADAN YANG DAPAT
MENGAMBIL MINERAL BUKAN LOGAM DAN
BATUAN

ORANG PRIBADI DAN BADAN YANG

MENGAMBIL MINERAL BUKAN LOGAM
DAN BATUAN
NILAI JUAL HASIL PENGAMBILAN MINERAL
BUKAN LOGAM DAN BATUAN

PALING TINGGI 25%

TEMPAT TERUTANG

DI WILAYAH DAERAH TEMPAT PENGAMBILAN

 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK PARKIR

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 16 TAHUN 2010
101
 OBJEK PAJAK

PenyeLENGGARAAN TEMPAT PARKIR DI

LUAR BADAN JALAN, BAIK YANG
DISEDIAKAN BERKAITAN DENGAN POKOK
USAHA MAUPUN YANG DISEDIAKAN
SEBAGAI USAHA , TERMASUK
PENYEDIAAN TEMPAT PENITIPAN
KENDARAAN BERMOTOR
 TIDAK TERMASUK OBJEK

PENYELENGGARAAN DPP

PENYELENGGARAAN TEMPAT PENITIPAN

TEMPAT PARKIR OLEH KENDARAAN BERMOTOR DENGAN KAPASITAS
PEMERINTAH SAMPAI DENGAN 10 KENDARAAN RODA 4
ATAU LEBIH
DAN
PENYEGARAAAN TEMPAT PARKIR KAPASITAS SAMPAI 20 KENDARAAN RODA 2
OLEH
KEDUTAAN DAN PERWAKILAN
NEGARA ASING

SEMATA MATA DIGUNAKAN UNTUK

PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR USAHA MEMPERDAGANGKAN
OLEH PERKANTORAN YANG KENDARAAN BERMOTOR
HANYA DIGUNAKAN UNTUK
KARYAWAN SENDIRI
103
 Subjek Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang MENYELENGARAKAN
TEMPAT PARKIR

Wajib Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang MENYELENGARAKAN
TEMPAT PARKIR
 JUMLAH
PEMBAYARAN
DASAR ATAU
PENGENAAN SEHARUSNYA
PAJAK 20% DIBAYAR
KEPADA
PARKIR PENYELENGGARA
TEMPAT
PARKIR
 SAAT TERUTANG

SAAT PENYELENGGARAAN PARKIR

DENGAN PEMBAYARAN
ATAU
SAAT TERJADI PEMBAYARAN
DALAM HAL PEMBAYARAN DITERIMA
SEBELUM PARKIR DISELENGGARAKAN
 LANDASAN HUKUM
PUNGUTAN
PAJAK AIR TANAH

UNDANG-UNDANG No.28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI
DAERAH KHUSUS JAKARTA

NOMOR 17 TAHUN 2010
108
OBJEK PAJAK

Pengambilan
dan/atau
pemanfaatan
Air TANAH
 Dikecualikan :

1. Pengambilan dan / atau

pemanfaatan air TANAH untuk
keperluan Dasar rumah tangga,
pengairan, pertanian dan perikanan
rakyat, SERTA PERIBADATAN

2. Pengambilan dan/atau pemanfaatan

air TANAH OLEH PEMERINTAH DAN UNTUK
KEPERLUAN PEMADAMAN KEBAKARAN
 Subjek Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang dapat melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan
air TANAH.

Wajib Pajak
∙ Orang pribadi atau Badan
yang dapat melakukan
pengambilan dan/atau pemanfaatan
air TANAH
Dasar Pengenaan Pajak :

Nilai perolehan
air TANAH

Tarif Pajak:
20%
SAAT TERUTANG

SAAT PENGAMBILAN
ATAU
PEMANFAATAN AIR TANAH
PENGAMBILAN DAN / ATAU PENGUSAHAAN
SARANG BURUNG WALET

TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK

PENGAMBILAN YANG TELAH DIKENAKAN PNBP

ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MELAKUKAN
PENGAMBILAN DAN/ATAU MENGUSAHAKAN
SARANG BURUNG WALET

ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MELAKUKAN

PENGAMBILAN DAN/ATAU MENGUSAHAKAN
SARANG BURUNG WALET
NILAI JUAL SARANG BURUNG WALET

PALING TINGGI 10%

TEMPAT TERUTANG

DI WILAYAH DAERAH
TEMPAT PENGAMBILAN
DAN / ATAU
PENGUSAHAAN
 PBB
(PAJAK BUMI & BANGUNAN )
 LANDASAN HUKUM PBB
PERDESAAN DAN PERKOTAAN

U.U.No. 28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI DKI JAKARTA
NOMOR 16 TAHUN 2011
120
 OBJEK PAJAK
[ PASAL 2 ( 1 ) ]

• BUMI DALAM ARTI PERMUKAAN

BUMI DAN TUBUH BUMI YANG
ADA DIBAWAHNYA DAN
BANGUNAN DALAM ARTI
KONSTRUKSI TEKNIK YANG
DITANAM ATAU DILETAKKAN
SECARA TETAP PADA TANAH DAN
/ ATAU PERAIRAN

121
 BANGUNAN
• JALAN LINGKUNGAN YANG TERLETAK
DALAM SATU KOMPLEKS BANGUNAN
SEPERTI HOTEL, PABRIK DAN
EMPLASMENNYA DAN LAIN LAIN
YANG MERUPAKAN SATU KESATUAN
DENGAN KOMPLEKS BANGUNAN
TERSEBUT ,

122
• JALAN TOL, KOLAM RENANG, PAGAR
MEWAH, TEMPAT OLAH RAGA,
GALANGAN KAPAL, DERMAGA,
TAMAN MEWAH, TEMPAT
PENAMPUNGAN / KILANG MINYAK,
AIR DAN GAS, PIPA MINYAK

• FASILITAS LAIN YANG MEMBERIKAN

MANFAAT

123
 OBJEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN PBB
[ PASAL 3 ( 1 ) ]

• DIGUNAKAN SEMATA-MATA
UNTUK MELAYANI KEPENTINGAN
UMUM DIBIDANG IBADAH,
SOSIAL, KESEHATAN,
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
NASIONAL, YANG TIDAK
DIMAKSUDKAN UNTUK
MEMPEROLEH KEUNTUNGAN ;

124
• DIGUNAKAN UNTUK KUBURAN,
PENINGGALAN PURBAKALA ATAU
YANG SEJENIS DENGAN ITU;

• MERUPAKAN HUTAN LINDUNG ,

HUTAN SUAKA ALAM, HUTAN
WISATA, TAMAN NASIONAL, TANAH
PENGGEMBALAAN YANG DIKUASAI
OLEH DESA , DAN TANAH NEGARA
YANG BELUM DIBEBANI SUATU HAK

125
• DIGUNAKAN OLEH PERWAKILAN
DIPLOMATIK, KONSULAT,
BERDASARKAN ASAS PERLAKUAN
TIMBAL BALIK ;

• DIGUNAKAN OLEH BADAN ATAU

PERWAKILAN ORGANISASI
INTERNASIOAL YANG DITENTUKAN
OLEH MENTERI KEUANGAN ;

126
 SIAPA YANG
DAPAT DIKENAKAN

PBB
 SUBJEK PAJAK
[ Ps. 4 ( 1 ) ]

ORANG ATAU BADAN YANG SECARA

NYATA MEMPUNYAI HAK ATAS
BUMI , DAN / ATAU MEMPEROLEH
MANFAAT ATAS BUMI DAN / ATAU
MEMILIKI , MENGUASAI , DAN / ATAU
MEMPEROLEH MANFAAT ATAS
BANGUNAN
2

128
 DASAR PENGENAAN PAJAK
[ Ps. 6(1) Jo. Ps.1 Angka 3 ]

NILAI JUAL OBJEK PAJAK

HARGA RATA-RATA YANG DIPEROLEH DARI TRANSAKSI

JUAL BELI YANG TERJADI SECARA WAJAR, DAN BILAMANA
TIDAK TERDAPAT TRANSAKSI JUAL BELI, NJOP DITENTUKAN
MELALUI PERBANDINGAN HARGA DENGAN OBJEK LAIN YANG
SEJENIS ATAU NILAI PEROLEHAN BARU ATAU NJOP
PENGGANTI
2 129
 PAJAK TERUTANG
[ Ps. 5( 1, ) & 6( 1, 3 ) ]

O,5% x NILAI JUAL KENA PAJAK

ATAU
0,5% x 20% x NILAI JUAL OBJEK PAJAK

NJKP
20% s.d 100%.
130
 CARA MENGHITUNG PAJAK
[ Ps. 7 ]

NJOP BUMI Rp. 98.500.000.

NJOP BANGUNAN Rp. 35.350.000.
NJOP DASAR PENGENAAN PBB Rp.133.850.000.
NJOP TIDAK KENA PAJAK Rp. 15.000.000.
NJOP UNTUK PERHITUNGAN PBB Rp. 118.850.000.
NJKP 20% x Rp. 118.850.000 Rp. 23.770.000.
PBB TERUTANG 0,5% x Rp. 23.770.000. Rp. 118.850.

131
SAAT PAJAK TERUTANG
[ Ps. 8 ( 2 ) ]

MENURUT KEADAAN
OBYEK PAJAK PADA
TANGGAL 1 JANUARI

132
LANDASAN HUKUM BPHTB

U.U.No. 28 TAHUN 2009


PERDA PROVINSI DKI JAKARTA
NOMOR 18 TAHUN 2010
133
 OBJEK BPHTB

PEROLEHAN HAK
ATAS
TANAH DAN / ATAU BANGUNAN
 PERBUATAN
ATAU
PERISTIWA HUKUM
YANG
MENGAKIBATKAN DIPEROLEHNYA
HAK ATAS TANAH
DAN / ATAU
BANGUNAN
OLEH
ORANG PRIBADI ATAU BADAN.
 PEROLEHAN

PEROLEHAN HAK
ATAS TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

PEMINDAHAN HAK

PEMBERIAN HAK BARU

 JENIS PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN/ATAU
BANGUNAN
Pemindahan Hak, karena: Pemberian Hak Baru, karena:
– jual beli; - kelanjutan pelepasan hak;
– tukar-menukar; - di luar pelepasan hak.
– hibah;
– hibah wasiat;
– waris
– pemasukan dalam perseroan atau
badan hukum lainnya;
– pemisahan hak yang mengakibatkan
peralihan;
– penunjukan pembeli dalam lelang;
– putusan hakim yang mempunyai
kekuatan hukum tetap
– penggabungan usaha
– pemekaran usaha
– peleburan usaha
– hadiah.
Hak atas tanah sebagaimana dimaksud
adalah :
a). Hak Milik ;
b). Hak Guna Usaha ;
c). Hak Guna Bangunan ;
d). Hak Pakai ;
e). Hak Milik atas satuan rumah susun
 OBJEK PAJAK
YANG TIDAK DIKENAKAN
BPHTB
YANG DIPEROLEH :
 PERWAKILAN DIPLOMATIK
 NEGARA UNTUK KEPENTINGAN UMUM
 BADAN / PERWAKILAN ORGANISASI
INTERNASIONAL
 ORANG PRIBADI BADAN KARENA KONVERSI
HAK / PERBUATAN HUKUM LAIN TANPA
PERUBAHAN NAMA
 KARENA WAKAF
 UNTUK KEPENTINGAN IBADAH
 SUBJEK PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN

YANG MEMPEROLEH
HAK ATAS TANAH ATAU BANGUNAN
 WAJIB PAJAK

ORANG PRIBADI ATAU BADAN

YANG
WAJIB MEMBAYAR BPHTB
 NPOPTKP

Rp.350.000.000,00
Utk perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam
hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke
bawah (ortu ke anak & anak ke ortu ) dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami ke istri atau
sebaliknya

Rp.80.000.000,00
Untuk perolehan Hak Rumah Sederhana Sehat (RSH) dan Rusuna

Rp.80.000.000,00
Untuk perolehan Hak baru dalam prog. Pemerintah utk pelaku usaha kecil/mikro dlm rangka Program
Peningkatan Sertifikasi Tanah utk memperkuat Penjaminan Kredit bagi usaha kecil.mikro

Rp.80.000.000,00
Dalam hal lainnya.
 CARA PENGHITUNGAN PAJAK

BPHTB = ( NPOP - NPOPTKP ) x Tarif

ATAU
BILA NJOP DIGUNAKAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN

BPHTB = ( NJOP - NPOPTKP ) x Tarif

PAJAK TERUTANG
2,5% x NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK KENA PAJAK
NPOPKP = NPOP – NPOPTKP
APABILA NPOP < NJOP ATAU NPOP TIDAK DIKETAHUI
DASAR PENGENAAN PAJAK ADALAH NJOP PBB.
 PENGENAAN BPHTB
KARENA
WARIS DAN HIBAH WASIAT

2,5%
X
50%
 SAAT TERUTANG PAJAK

Jual Beli,Tukar Menukar,Hibah

Pemasukan dl Perseroan
Pemisahan Hak, Sejak Tgl dibuat dan ditanda
Penggabungan/Peleburan Usaha tanganinya AKTA
Pemekaran Usaha, Hadiah

Waris dan Hibah Wasiat Sejak tgl ybs mendaftarkan

peralihan Hak ke Kantor Pertanahan
Putusan Hakim Sejak Putusan Pengadilan

Pemberian Hak Baru Sejak Tgl ditandatangani dan diterbitkan

SK Pemberian Hak Baru
Lelang Sejak Tgl Penunjukan Pemenang Lelang
RETRIBUSI

DPP

JASA UMUM

JASA USAHA

PERIZINAN TERTENTU
146
 RETRIBUSI UMUM

PELAYANAN KESEHATAN DPP

PEMERIKSAAN ALAT PEMADAMAN KEBAKARAN

PELAYANAN PERSAMPAHAN PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PENGGANTIAN BIAYA CETAK

PENYEDOTAN KAKUS
KTP / AKTA CATATAN SIPIL
PELAYANAN PEMAKAMAN
PENGOLAH LIMBAH CAIR
PENGABUAN MAYAT

PELAYANAN PARKIR PELAYANAN TERA / TERA ULANG

PELAYANAN PASAR
PELAYANAN PENDIDIKAN
PENGUJIAN
KENDARAAN BERMOTOR 147 PENGENDALIAN MENARA TELKOM
 RETRIBUSI JASA USAHA

PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DPP

TEMPAT PENGINAPAN / VILLA

PASAR GROSIR & PERTOKOAN RUMAH POTONG HEWAN

TEMPAT PELELANGAN PELAYANAN KEPELABUHANAN

TERMINAL TEMPAT REKREASI & OLAHRAGA

TEMPAT KHUSUS PARKIR PENYEBERANGAN DI AIR

PENJUALAN PRODUKSI
USAHA DAERAH
148
 RETRIBUSI
PERIZINAN TERTENTU

IZIN MENDIRIKAN
DPP
BANGUNAN

IZIN TEMPAT PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

IZIN GANGGUAN

IZIN TRAYEK

IZIN USAHA PERIKANAN

149
Semoga Materi Yang Disajikan Bermanfaat Terhadap
Profesi Anda.
&
TIDAK DIAMORTISASI

KETIADAAN
ADALAH
SUMBER DARI SEGALA KEHANCURAN