Anda di halaman 1dari 13

Definisi

• Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak


normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
• Jadi, hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus
gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang.
Etiologi
• Angiogenesis sepertinya memiliki peranan dalam kelebihan pembuluh
darah. Cytokines, seperti Basic Fibroblast Growth Factor (BFGF) dan
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), mempunyai peranan
dalam proses angiogenesis.
Patofisiologi
 Vaskularisasi kulit mulai terbentuk pada hari ke-35 gestasi, yang
berlanjut sampai beberapa bulan setelah lahir.
 Maturasi sistem vaskular terjadi pada bulan ke-4 setelah lahir.
 Faktor angiogenik kemungkinan mempunyai peranan penting pada
fase proliferasi dan involusi hemangioma.
 Pertumbuhan endotel yang cepat pada hemangioma mempunyai
kemiripan dengan proliferasi kapiler pada tumor. Proliferasi endotel
dipengaruhi oleh agen angiogenik.
• Hemangioma umumnya tidak tampak atau samar-samar pada saat
lahir. Kemudian akan mengalami fase pertumbuhan yang cepat yang
dimulai sekitar umur 6 minggu dan akan berlanjut terus sampai umur
antara 6-20 bulan. Setelah itu hemangioma akan mengalami involusi
sampai umur antara 5-7 tahun.
Epidemologi
• Neoplasma jinak yang sering ditemukan pada bayi yang baru lahir (10%)
• 30% dari hemangioma terlihat saat bayi lahir dan 70% dari hemangioma
muncul pertama kali pada minggu-minggu pertama dari kehidupan bayi
• Lebih sering terjadi pada perempuan, 5 : 1
• Angka kejadian tertinggi terjadi pada ras kulit putih dan terendah pada ras
asia
• 80% hemangioma terjadi pada daerah kepala dan leher & dapat mengalami
pertumbuhan sampai kurang lebih 18 bulan sebelum akhirnya akan
mengalami regresi spontan yang dikenal dengan fase involusi yang dapat
memakan waktu 3-10 tahun
Klasifikasi
Berdasarkan morfologinya :
A. Hemangioma terlokalisir,
B. Hemangioma segmental
C. Hemangioma multiple

A B
• Mulliken pada (1988) membagi hemangioma menjadi 3 tipe, yaitu :
tipe kapiler, kavernosa, dan campuran.

Tipe kapiler Tipe kavernosum


Gambaran klinis

A B C
Gambar 7. Perjalanan klinis hemangioma
A. Fase Proliferasi, B. Fase Involusi, dan C. Fase involusi berakhir
Komplikasi
 Perdarahan
 Ulkus
 Trombositopenia
 Gangguan Penglihatan
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemangioma secara umum ada 2 cara, yaitu :
 Cara Konservatif
 Cara Aktif : dengan pembedahan, terapi kortikosteroid, atau radiasi
Kesimpulan
 Hemangioma adalah proliferasi dari pembuluh darah yang tidak
normal dan dapat terjadi pada setiap jaringan pembuluh darah.
 Hemangioma dapat terjadi di kutis, subkutis, otot, hepar, traktus
gastrointestinal, otak, paru-paru, ataupun tulang.
 Klasifikasi hemangioma dibagi menjadi 3 tipe, yaitu tipe kapiler,
kavernosa, dan campuran.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2, (terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.
Hamzah, M. 1999 Hemangioma, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Balai Penerbit FK UI, Edisi Ketiga, Jakarta, 220-22.
Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Katz, D. A., & Damron, T. August 1, 2002 Hemangioma, Available at : http://www.emedicine.com/orthoped/topic499.htm. Accessed
at 6 Juni 2013
Lehrer, M. D. April 17, 2003 Hemangioma, dalam Available at :
http://www.nlm.nih.gov/medineplus/ency/article/001459.htm#Definition. Accessed at 6 Juni 2013
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif., et all. (1999). Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius.
Olmstead, P. M., & Graham, W. P. 1994 Kelainan Bedah pada Kulit, dalam Buku Ajar Bedah Sabiston, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Cetakan I Bagian 2, Jakarta, 426-427.
Sjamsuhidajat, Wim de Jong Buku Ajar Ilmu Bedah. 2004. Edisi 2. Jakarta : EGC. Hal. 330, 380, 592.

Anda mungkin juga menyukai