Ulkus
Ulkus
• Ulkus adalah :
1.Kerusakan dimana epidermis dan papilar dermis telah hilang (Fitzpatrick’s)
2.Kerusakan lokal atau ekskavasi, permukaan organ atau jaringan yang ditimbulkan oleh
terkelupasnya jaringan
( Hartanto.H )
3.Ekskavasi yang berbentuk lingkaran maupun ireguler akibat dari hilangnya epidermis
dan sebagian atau seluruh dermis (James WD, Timothy GB & Dirk ME)
4.Hilangnya jaringan yang lebih dalam dari ekskoriasi. (Prof. Dr.dr. Adhi Djuanda )
Tipe Ulkus
5 macam ulkus, yakni :
• Ulkus tropikum
• Ulkus venosum
• Ulkus arteriosum
• Ulkus neurotrofik
• Pressure ulcer
Ulkus Tropikum
• Definisi
Ulkus tropikum adalah ulkus yang cepat berkembang dan nyeri,
biasanya pada tungkai bawah, dan lebih sering ditemukan pada anak-
anak kurang gizi (Djuanda, 2011).
Etiologi
• Penyebab pasti ulkus tropikum belum diketahui secara pasti. Ada tiga factor yang memegang
peranan penting dalam menimbulkan penyakit ini, yaitu trauma, hygiene dan gizi serta infeksi
(Djuanda, 2011).
• Trauma merupakan keadaan yang mendahului timbulnya ulkus. Ada kemungkinan trauma
tersebut sangat kecil sehingga tidak member keluhan, misalnya gigitan serangga atau tergores
oleh ranting kecil, namun sesudah cukup untuk tempat masuk kuman (Djuanda, 2011).
• Keadaaan hygiene dan gizi merupakan factor yang sangat penting karena dengan keadaan hygiene
dan gizi yang kurang, daya tahan tubuh seseorang terhadap serangan penyakit juga akan
menurun. Demikian pula halnya ulkus tropikum akan lebih mudah timbul pada penderita yang
kekurangan gizi, misalnya pada keadaan malnutrisi akibat kekurangan protein dan kalori (Djuanda,
2011).
• Kuman yang selalu ditemukan pada tahap dini ialah Bacillus fusiformis sedangkan Borrelia
vincentil lebih jarang. Pada yang kronis kedua jenis kuman tersebut biasanya tidak lagi
ditemukan. Bacillus fusiformis berbentuk batang lurus atau bengkok dengan ujung-ujung pipih,
anaerob, Gram-negatif, dan plomorfik. Kuman ini dalam keadaan normal hidup dalam tanah
lembab, yang kaya akan organism intestinal dan bahan-bahan organic. Keadaan ini ditemukan di
daerah pedesaan yang fasilitas sanitasinya buruk. Borrelia vincentil berbentuk kumparan,
merupakan kuman anaerob.
• Selain kuman diatas, dalam keadaan akut juga ditemukan piokokus, kadang-kadang juga B.
pyocyaneus dan B. proteus.
Manifestasi Klinis
2. Penatalaksaan Khusus
• Salap salisilat 2%
• Kompres KMnO4
Ulkus Varikosum
• Definisi
• Ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai bawah yang disebabkan
oleh gangguan aliran darah dalam vena (Sudirman, 2000).
Etiologi
• Penyebab gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua, ialah yang berasal dari pembuluh darah
dan yang berasal dari luar pembuluh darah. Yang berasal dari pembuluh
darah sendiri yang paling sering adalah thrombosis atau tromboflebitis.
Sebab lain adalah kelainan katup vena yang tidak dapat berfungsi dengan
sempurna atau memang tidak terbentuk (kelainan congenital) (Djuanda,
2011).
• Penyebab yang berasal dari luar pembuluh darah, misalnya bendungan di
daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di abdomen,
kehamilan, atau striktur di lipat paha. Sebab lain ialah pekerjaan yang
dilakukan dengan banyak berdiri, obesitas, dan herediter, bahkan factor ras
juga ikut berperan (Djuanda, 2011).
Patogenesis
• Bila terjadi bendungan di daerah proksimal atau terjadi kerusakan katup vena tungkai
bawah, terutama vena profunda, misalnya setelah menderita tromboflebitis, maka
tekanan vena akan meningkat. Akibat keadaan ini akan timbul edema yang dimulai di
sekitar pergelangan kaki. Tekanan kapiler vena juga akan meningkat dan sel darah merah
keluar kemudian masuk ke dalam jaringan, sehingga timbul perdarahan (purpura), yang
semula terlihat sebagai bintik-bintik merah lambat laun berubah menjadi hitam (Hall
2000).Vena supervisial melebar dan memanjang berkelok-kelok seperti cacing (Varises).
Keadaan ini lebih jelas terlihat bila penderita berdiri.
• Bila telah berlangsung lama, jaringan yang semula sembab akan diganti oleh jaringan
fibrotic, sehingga kulit teraba kaku atau mengeras. Hal ini akan mengakibatkan jaringan
pada suatu tempat mengalami gangguan suplai makanan karena iskemia, lambat laun
terjadi nekrois. Biasanya hal ini disertai pula oleh dermatitis statis (Djuanda, 2011).
• Tempat yang tersering ialah sedikit proksismal dari maleolus medialis karena pada
tungkai bawah bagian medial terdapat v. safena magna, sedangkan dilateral terdapat v.
safena parva yang lebih kecil (Djuanda, 2011).
Gejala Klinis
• Hindari merokok
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Pengobatan Sistemik
Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan antibiotik atau metronidazol (khusus kuman anaerob) dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
b. Pengobatan Topikal
4 Ulkus dengan kematian jaringan tubuh terlokalisir seperti pada ibu jari kaki, bagian depan kaki atau
tumit.
1. Pengendalian Diabetes
3. Infeksi yang timbul pada telapak kaki yang insensitif dan kering atau
terdapatnya corn atau kalus pada telapak kaki.
Klasifikasi Ulkas Pada Kusta
1. Ulkus Akut
2. Ulkus Kronik
3. Ulkus Complicated
4. Ulkus Rekuren
Patogenesis
Tiga penyebab terjadinya ulkus : (South,2001).
• berjalan pada kaki yang insensitif serta paralisis otot-otot kecil
• infeksi yang timbul akibat trauma pada kaki yang insensitif
• infeksi yang timbul pada deep fissure telapak kaki yang insensitif dan kering atau terdapatnya corn atau kalus pada telapak kaki
Penyebab pertama menimbulkan sekitar 85% ulkus plantar sedangkan penyebab ke 2 & 3 menimbulkan ulkus pada sekitar 15% ulkus
plantar. Ini yang disebut ulkus plantar sejati, yang bila sekali terjadi maka proses penyembuhan tidak mudah, cenderung untuk kambuh dan potensial
merusak kaki secara progresif (South,2001).
Tiga tahap terjadinya ulkus plantar sejati :
• tahap ulkus mengancam dimana hanya terjadi peradangan pada tempat yang menerima tekanan
• tahap ulkus tersembunyi dimana terjadi proses kerusakan jaringan, timbul bula nekrosis, tetapi kerusakan ini tertutupi oleh kulit yang masih intak.
• tahap ulkus yang nyata, dimana kerusakan terekspos dunia luar.
Tahap ulkus mengancam ditandai dengan timbulnya edema yang dapat dikenali dengan meningkatnya gap antara 2 jari, telapak kaki yang
lunak dan hangat pada daerah yang rusak (contohnya dasar dari falang proksimal); dan kemungkinan timbul bengkak pada dorsum yang berhubungan.
Tahap ulkus tersembunyi dapat dikenali dengan timbulnya bula nekrosis, dan pada tahap ketiga radang menjadi jelas (South,2001).
Pada 2 jenis ulkus plantar yang lain, kulit terbuka akibat luka atau fisura kemudian timbul infeksi pada jaringan yang lebih dalam dan terdapat fokus
peradangan supuratif yang berkembang menjadi ulkus. Tanpa melihat asalnya, selanjutnya ulkus memiliki sifat yang sama yaitu sulit untuk sembuh,
mudah kambuh dan merusak jaringan lunak dan skeleton kaki secara progresif. Ulkus plantar akibat trauma dan fisura dapat dicegah dengan melindungi
telapak kaki dari luka dan perawatan diri yang teratur (South,2001).
Penatalaksanaan
-. Tirah Baring
-. Kaki harus diistirahatkan secara absolut
-. Elevasi selama 48-72 jam
-. Irigasi
-. Pemakaian Abx bila perlu
-. Penderita diinstruksikan untuk melakukan perawatan diri dan memakai
alas kaki.
Pencegahan Kekambuhan
-. Mengurangi beban pada skar dengan cara modifikasi alas kaki dan melakukan prosedur tindakan pembedahan.
*.Indikasi amputasi jika:
• SCC
• Flail foot
• Fixed deformity
• Unhealthy stump
DAFTAR PUSTAKA
• Collins, Lauren. 2010. Diagnosis and Treatment of Venous Ulcers. Philadelphia: American Family Physician.
• Cuddigan, J.NPUAP-EPUAP Pressure Ulcer Preventiont and Treatment Guidelines.2009; University of Nebraska Medical Center
Omaha.
• Djuanda, Andi. 2011. Ilmu Pennyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI.
• Ellerman K, Rothel H. 2013. Ulcus Cruris Assosiated With Polidase Deficiency, http://Dermatology.Colib.org [diakses 27 Oktober
2015].
• Frykberg RG, Zgonis T, Armstrong DG, et al. 2006. Diabetic Foot Disorders: a Clinical Practice Guideline. American College of Foot
and Ankle
Surgeons. Journal Foot Ankle Surgical.
• Hall John C. 2000. Sauers Manual of Skin Disease. Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins.
• Hartanto H dkk. 2006. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.
• Hastuti RT. 2008. Faktor-Faktor Resiko Ulkus Diabetika pada Penderita Diabetes Mellitus. Semarang, Universitas Diponegoro.
• James WD, Timothy GB & Dirk ME. 2000. Dermatous Resulting from Physical Factor. In: Andrew’sDisease of The Skin, Clinical
Dermatology 10th edition. Philadelpia: WB Saunders Company.
• Kirman, Christian N. 2015. Pressure Ulcers and Wound Care. Updated Apr 1, 2015. Available from: http://www.medscape.com
• Kruse dan Edelman S. 2006. Evaluation and Treatment of Diabetic Foot Ulcers. Clinical Diabetes.
• O'Toole, E.A., Mellerio, J.E. 2010. Wound Healing. In Burns Tony, et.al. Rook’s Textbook of Dermatology. 8th ed. New-York: Wiley-
Blackwell
• Sharp, Catherine Anne. 2005. A Discourse on Pressure Ulcer
Physiology: the Implications of Repositioning and Staging, [online],
[diakses pada 28 Oktober 2015]
• Siregar R.S. 2004. Ulkus Tropikum, Ulkus Trofik. Saripati Penyakit Kulit.
Edisi 2. Jakarta: EGC.
• South H. 2001. Wound Care for People Affected by Leprosy: A Guide
for Low Resource Situation. Greenville: American Leprosy Missions.
• Sudirman U. 2000. Ulkus kulit dalam Harahap M (ed.) Ilmu Penyakit
Kulit. Jakarta: Hipokrates.