a. Cuaca
b. Reservoir/Hewan-hewan yang menyimpan kuman
patogen
c. Geografis
d. Perilaku Manusia
e. Vektor/Agen penyakit dari suatu hewan ke hewan
lain atau manusia
Meteologi pengendalian vektor
Pengendalian vektor harus menerapkan bermacam-
macam cara pengendalian agar vektor tetap berada di
bawah garis batas yang tidak merugikan/
membahayakan.
Pengendalian vektor tidak menimbulkan kerusakan
atau gangguan ekologi terhadap tata lingkungan
hidup.
Cara /metode pengendalian dan
pemberantasan vektor
Menurut WHO (Juli SOEMIRAT,2009), pengendalian
vektor penyakit sangat diperlukan bagi beberapa macam
penyakit karena berbagai alasan :
Penyakit tadi belum ada obatnya ataupun vaksinnya,
seperti hampir semua penyakit yang disebabkan oleh virus.
Bila ada obat ataupun vaksinnya sudah ada, tetapi kerja
obat tadi belum efektif, terutama untuk penyakit parasiter
Berbagai penyakit di dapat pada banyak hewan selain
manusia, sehingga sulit di kendalikan
Sering menimbulkan cacat, seperti filariasis dan malaria
Penyakit cepat menjalar, karena vektornya dapat bergerak
cepat seperti insekta yang bersayap
beberapa cara pengendalian vector
penyakit
Pengendalian Vektor Terpadu (PVT)
Merupakan suatu pendekatan yang menggunakan
kombinasi beberapa metoda pengendalian vektor yang
dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan,
rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan
mempertimbangkan kesinambungannya.
Pengendalian secara fisik dan mekanik
Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-
upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan
habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara
fisik dan mekanik.
Masalah terkait pengendalian
vektor
Masalah yang di hadapi dalam pengendalian vektor di
Indonesia antara lain kondisi geografis dan demografi
yang memungkinkan adanya keragaman vektor, belum
teridentifikasinya spesies vektor ( pemetaan sebaran
vektor) di semua wilayah endemis, belum lengkapnya
peraturan penggunaan pestisida dalam pengendalian
vektor, peningkatan populasi resisten beberapa vektor
terhadap pestisida tertentu, keterbatasan sumberdaya
baik tenaga, logistik maupun biaya operasional dan
kurangnya keterpaduan dalam pengendalian vektor.
Pengendalian secara biologi
Pengendalian secara biologi yaitu pemanfaatan predator yang
menjadi musuh vektor dan bioteknologi sebagai alat untuk
mengendalikan vektor.
Pengendalian secara kimia
Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor
dengan menggunakan pestisida kimia. Misalnya, penggunaan
kelambu berinsektisida, larvasida dan lain sebagainya.
Pengendalian Vektor Secara Radiasi
Pada pengendalian ini nyamuk dewasa jantan diradiasi
dengan bahan radioaktif dengan dosis tertentu sehingga
menjadi mandul. Kemudian nyamuk jantan yang telah
diradiasi ini dilepaskan ke alam bebas.
Pengendalian Fisika
Pengendalian fisika dengan cara menitikberatkan pemanfaat
iklim atau musim dan menggunakan alat penangkap.
Upaya penanganan pengendalian
vektor
Menurut WHO (1997) pengendalian vektor yang paling efektif
adalah manajemen lingkungan, termasuk perencanaan,
organisasi, pelaksanaan dan aktivitas monitoring untuk
manipulasi atau modifikasi faktor lingkungan dengan maksud
untuk mencegah atau mengurangi vektor penyakit manusia dan
perkembangbiakan vektor patogen. Pada tahun 1980, WHO
Expert Committee on Vector Biology and Control membagi tiga
jenis manajemen lingkungan, yaitu:
Modifikasi lingkungan fisik yang merupakan tempat kediaman
vektor.
Manipulasi lingkungan tempat kediaman vektor sebagai hasil
aktivitas direncanakan untuk menghasilkan kondisi-kondisi
yang kurang baik perkembangbiakan vektor.
Merubah perilaku atau tempat tinggal manusia untuk
mengurangi kontak vektor patogen dengan manusia.
Peranan Vektor Penyakit Terhadap
Kesehatan
Secara umum, vektor mempunyai peranan yaitu
sebagai pengganggu dan penular penyakit. Vektor
yang berperan sebagai pengganggu yaitu nyamuk,
kecoa/lipas, lalat, semut, lipan, kumbang, kutu kepala,
kutu busuk, pinjal, dll.
Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada
manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara
yaitu :
Dari orang ke orang
Melalui udara
Melalui makanan dan air
Melalui hewan
Melalui vektor arthropoda
Current issue pengendalian vektor
UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE, AEDES AEGYPTI L.
MENGGUNAKAN BIOINSEKTISIDA
Dyah Wulan Sumekar, Wage Nurmaulina
Nyamuk Aedes aegypti L. merupakan vektor utama penyakit demam dengue dan deman
berdarah dengue.Salah satu upaya untuk mengendalikan vektor demam berdarah
dengue, Aedes aegypti L., adalah dengan menggunakan insektisida. Penggunaan
insektisida sintetik secara terus-menerus dalam waktu yang cukup lama dapat
menyebabkan resistensi pada Aedes aegypti.Selain itu penggunaan insektisida sintetik
yang mengandung senyawa kimia dapat mencemari lingkungan dan menyebabkan
masalah kesehatan. Resistensi Aedes aegyptiterhadap insektisida Piretroid telah terjadi
di Semarang, Jawa Tengah dan Cimahi, Jawa Barat.Beberapa tumbuhan dilaporkan dapat
digunakan sebagai bioinsektisida untuk mengendalikan nyamuk Aedes aegypti.
Bioinsektisida bersifat lebih ramah lingkungan sehingga lebih aman untuk
digunakan.Bioinsektisida diharapkan dapat menggantikan penggunaan insektisida
sintetik. Beberapa tumbuhan yang dilaporkan berpotensi sebagai bioinsektisida adalah
daun jeruk purut (Citrus hystrix), akar wangi (Vetiverria zizanoides), dan biji karika
(Vasconcellea pubescens). Insektisida ini digunakan untuk mengendalikan Aedes aegypti
pada stadium larva dikarenakan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu
flavonoid, terpenoid, saponin, dan steroid. Senyawa metabolit ini bersifat sebagai racun
saraf dan racun perut.
•TERIMA KASIH