Anda di halaman 1dari 15

MACAM-MACAM

KELAINAN
SIRKULASI DAN
CAIRAN TUBUH

dr ELOK M. Q., M.Kes


A. PROSES OEDEM
• Meningkatnya volume cairan extra seluler, khususnya
cairan extra vaskuler yang dapat bersifat setempat
atau umum.
• Dalam rongga pleura dan rongga pericard normal
terdapat sekitar cairan (5-25 ml), bila jumlah cairan
rongga serosa sangat berlebihan maka terjadi:
1. Hidrothoraks
2. Hidropericardium
3. Hidroperitonium atau ascites.
Jenis Oedema
a. Pitting oedema, mengacu pada perpindahan cairan
interstitium yaitu tekanan jari pada kulit yg
meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas
memerlukan waktu 5-30” untuk kembali pada keadaan
semula
b. Non pitting oedema, kadang cairan interstitiel yg sudah
oedema berat tidak dapat dipindahkan ke daerah lain
dengan jalan penekanan
c. Perdarahan (Hemorhagi)
Hemorhagi dapat terjadi pada kapiler, vena, arteri /
jantungTerjadi karena darah keluar dari susunan
kardiovaskuler /karena diapedesis (artinya eritrosit
keluar dari pembuluh darah yang tampak utuh).
Tempat terjadinya perdarahan
a. Kulit, dapat berupa :
1. Petechiae, yaitu perdarahan kecil-kecil di bawah
kulit yang terjadi secara spontan, biasanya pada
kapiler-kapiler
2. Echymosis, yaitu perdarahan yang lebih besar
dari petechiae, yang terjadi secara spontan
3. Purpura, yaitu perdarahan yang berbentuk
bercak, basarnya bercak antara petechiae dan
echymosis
b. Mukosa
c. Serosa
d. Selaput rongga sendi
Jenis Perdarahan yang Lain
a. Hematoma, yaitu penimbunan darah setempat, di luar
pembuluh darah, biasanya telah membeku, sering
menonjol seperti suatu tumor pada suatu jaringan.
b. Apopleksi, yaitu penimbunan darah yang dihubungkan
dengan perdarahan otak.
c. Hemoptysis, yaitu perdarahan pada paru-paru atau
salurannya kemudian dibatukkan keluar.
d. Hematemesis, yaitu keluarnya darah dari saluran
pencernaan melalui muntah (muntah darah).
e. Melena, yaitu keluarnya darah dari saluran
pencernaan melalui anus sehingga feces berwarna
hitam
B. PROSES DEHIDRASI
•Gangguan keseimbangan cairan tubuh yg
diikuti dg gangguan keseimbangan elektrolit
•Ada tiga jenis utama dari dehidrasi :
1. hipotonik (terutama kehilangan elektrolit,
natrium khususnya)
2. hipertonik (terutama kehilangan air)
3. isotonik (kehilangan air yang setara dan
elektrolit).
Klasifikasi Dehidrasi
1. Dehidrasi Ringan (penurunan cairan tubuh 5 %
BB)
2. Dehidrasi Sedang (penurunan cairan tubuh
antara 5-10 % BB)
3. Dehidrasi berat (penurunan cairan tubuh lebih
dari 10 % BB)
KLASIFIKASI DEHIDRASI
MENURUT MAURICE KINGS SCORE
Bagian yg 0 1 2
diperiksa
KU Sehat gelisah/apatis ngigau,koma,syok
Turgor Normal Turun Sangat turun
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Nafas 20 – 30 30 – 40 40 – 60
Mulut Normal Kering kering biru
Nadi Kuat > 120 120 – 140 140

. Jika mendapat nilai 0-2 : Dehidrasi ringan


· Jika mendapat nilai 3-6 : Dehidrasi Sedang
· Jika mendapat nilai 7-12 : Dehidrasi berat
Penyebab Dehidrasi

• Meningkatnya produksi keringat karena cuaca yang


panas, kelembaban, olahraga, atau demam.
• Kurang minum air. Kurang baiknya kerja mekanisme
sinyal tubuh pada manula, hingga kadang manula
tidak merasa haus padahal sedang dalam kondisi
dehidrasi.
• Meningkatnya keluaran urin karena kondisi
kekurangan hormon, diabetes, sedang dalam
pengobatan atau berpenyakit ginjal.
• Mengalami diare atau muntah.
• Luka bakar.
C. KELAINAN ASAM-BASA
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi
lebih merupakan suatu akibat dari sejumlah penyakit.
1. Asidosis Respiratorik
• Keadaan turunnya pH (meningkatnya ion H) darah disebabkan
oleh proses abnormal paru, rasio (HCO₃⁻/PCO₂+) akan turun.
• Terdapat asidosis respiratorik akut dan kronik.
• Akut berlangsung beberapa jam dan belum ada kompensasi
dari ginjal (asidosis respiratorik akut), karena belum terdapat
hasil upaya kompensasi ginjal, perubahan konsentrasi ion H
(∆pH) masih sesuai dengan tekanan parsial CO₂ (∆PaCO₂).
• Kronis  biasanya terjadi >12 jam – 5 hari, kompensasi ginjal
telah terjadi sehingga nilai ∆pH tidak lagi besar.
Etiologi hiperkapnia
• Menit ventilasi turun
Akibat kelebihan dosis obat, cedera otak, sindrom
pickwick, Penyakit neuromuscular (cedera medulla
spinalis, SGB, distrofi muscular, miastenia gravis)
• Menit ventilasi naik
Penyakit parenkim paru, pada peningkatan tahanan
aliran udara (asma, bronchitis), peningkatan
compliance paru (emfisema)
2. Asidosis Metabolik
• Adanya akumulasi asam selain asam karbonat yang ditandai
turunnya kadar HCO₃⁻, akibatnya rasio (HCO₃⁻/PCO₂+ 0.03) akan
turun.
• Etiologi:
a. Pemberian asam berlebih, produksi asam berlebih
(asidosis laktat ketika shock atau henti jantung,
hipoksia), menurunnya ekskresi asam oleh ginjal.
Kompensasinya penderita akan bernapas cepat
(hiperventilasi) agar CO₂ cepat keluar. Keadaan ini terjadi
penurunan PCO₂ dan bersamaan penurunan HCO₃⁻
(deficit basa; base excess negatif)
b. Gagal ginjal, ketoasidosis diabetika, dosis asam salisilat
berlebih
Penyebab asidosis metabolik

1. Diare berat yg menyebabkan kehilangan HCO3- dari tubuh.


2. Diabetes Melitus dimana kelainan metabolisme lemak
terjadi akibat ketidakmampuan sel manggunakan glukosa
karena tidak terdapat insulin akan menyebabkan
pembentukan berlebihan asam-asam keto.
3. Olahraga berlebihan shg tjd kelebihan produksi asam laktat
4. Asidosis uremik, pada gagal ginjal berat, ginjal tidak mampu
mengeksresika H+ sehingga terjadi penimbunan, ginjal juga
tidak mampu menghemat HCO3- dalam jumlah yang
adekuat untuk digunakan sebagai penyangga beban asam
normal.
3. Alkalosis Respiratorik
• Kelainan klinis yg menyebabkan peningkatan pH darah
karena hiperventilasi alveolar (hipokapnia) shg rasio
(HCO₃⁻/PCO₂+ 0.03) naik
• Etiologi :
– Intra pulmo: pneumonia, penyakit paru interstisial,
penyakit vascular paru, asma akut;
– Ekstra pulmo: cemas, demam, keracunan salisilat,
asidosis metabolic (kompensasi), radang/ tumor otak,
septikemi gram negatif, gagal hati
• Gejala : napas cepat dan dalam (40 x/mnt), pusing, gelisah,
kedutan, otot terasa lemah, sering ditemui pada penderita
penyakit berat dan penggunaan ventilasi mekanik.
4. Alkalosis metabolik
• Peningkatan serum HCO₃⁻ (bahkan sampai >35 mEq/L) yang
diakibatkan hilangnya ion H⁺, sehingga (HCO₃⁻/PCO₂+ 0.03) akan
naik.
• Kompensasi dengan hipoventilasi sehingga CO₂ tertimbun.
• Etiologi : Menelan bahan alkalis, muntah berat atau lama,
penurunan kalium.

Kelainan respiratorik dan metabolik seringkali terjadi bersamaan,


menyebabkan analisa gas darah menjadi lebih rumit. Misal pada
gagal napas hipoksia akut yang mengalami komplikasi syok
kardiogenik akan terjadi alkalosis respiratorik akibat ventilasi
berlebih yang mugkin disertai asidosis metabolic akibat
pelepasan asam laktat dari jaringan hipoksia

Anda mungkin juga menyukai