Anda di halaman 1dari 28

KELOMPOK III

TEORI AKUNTANSI
ASET
Nama Kelompok :
1. Eryza Putri 11160000079
2. Dewi Nuraeni 11160000113
3. Bunga Pertiwi I 11160000119
4. Naila Hairun Nisa 11160000130
5. Wiwik Pambudi 11160000161

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia


Tahun 2019
Pengertian Aset
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku Indonesia disebutkan
bahwa :
“Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa
lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.”
Pengertian aset dalam International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah sebagai berikut :
“An asset is a resource controlled by the enterprise as a result of past events and from which future
economic benefits are expected to flow to the enterprise”.
(Aset merupakan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan mengalir ke perusahaan).
Financial Accounting Standards Board (FASB) memberikan definisi tentang asset, yaitu :
“Asset are probable future economic benefits obtained or controlled by a particular entity as a
result of transactions or events”
("Aset adalah kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikendalikan
oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa")
Dari berbagai definisi aset tersebut dapat ditarik kesimpulan bahw asset memiliki beberapa
karakteristik, yaitu :
 Aset merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh di masa depan
 Aset dikuasai oleh perusahaan, dalam artian dimiliki ataupun dikendalikan oleh
perusahaan
 Aset merupakan hasil dari transaksi

Klasifikasi Aset
Aset dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, seperti aset berwujud dan tidak
berwujud, aset tetap, dan asset tidak tetap.
Aset dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar, yaitu:
 Aset lancar (current assets)
 Investasi jangka panjang (long term investment)
 Aset tetap (property, plant and equipment)
 Aset tak berwujud (intangible assets)
ASET LANCAR
Aset lancar (current assets) merupakan aset yang berupa kas dan aset lainnya
yang dapat diharapkan akan dapat dikonversi menjadi kas, atau dikonsumsi dalam
satu tahun atau dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang paling lama. Aset
yang termasuk aset lancar seperti kas, persediaan, investasi jangka pendek, piutang,
beban dibayar di muka, dan lain sebagainya.

Karakteristik dan Pengakuan


Aset lancar memiliki karakteristik sebagai berikut:
 Diharapkan dapat direalisasikan sebagai kas atau dijual atau dikonsumsi selama
siklus operasi normal perusahaan
 Lebih ditekankan pada harapan atau niat daripada ketersediaan, khususnya
dalam hal surat-surat berharga ( marketable securities ).
Menurut PSAK 1, suatu aset diklasifikasikan menjadi aset lancar jika aset tersebut:
 Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam
jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, atau
 Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan
akan direalisir dalam Jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca atau
 Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi.
Aset lancar mempunyai dua
golongan, yaitu:
 Aset lancar moneter, yaitu klaim  Aset lancar non-moneter, yaitu
terhadap jumlah tertentu dari hak/klaim, atas sejumlah uang pada
satuan mata uang pada tingkat suatu tanggal tertentu dimasa
daya beli saat itu. Aset lancar depan, yang pada saat ini jumlahnya
moneter memiliki nilai satuan uang tidak dapat diketahui dengan pasti.
tetap namun dengan daya beli Contoh aset lancar non moneter
yang dapat berbeda. Yang adalah invesasi dalam saham,
termasuk dalam aset lancar persediaan dan biaya dibayar di
moneter adalah kas, piutang muka. Ketiga item ini memiliki
dagang, investasi moneter, ( karakteristik yang berbeda
investasi dalam obligasi dan wesel dibandingkan aset moneter, yaitu
tagih ). Nilai sekarangnya tidak dapat
diestimasi dengan cara
mendeskontokan Nilai jatuh tempo
dimasa depan dan
menyesuaikannya dengan
ketidakpastian dalam penagihan.
PENGUKURAN ASET LANCAR
Perbedaan yang seru telah terjadi selama berabad-abad tentang bagaimana cara
terbaik untuk mengukur aset. Salah satu pihak ( historian ) cenderung untuk mendukung
historial cost, sementara pihak lain ( futurist ) cenderung untuk mendukung current cost.
Pengkuan aset lancar dipengaruhi oleh dua hal yaitu :
 Keharusan untuk menganut sifat konservatif
 Tingkat kepastian realitas

Berikut akan disajikan secara ringkas pengukuran dari beberapa pos aset lancar :
Kas: Disajikan sesuai nilai sekarang yang sudah pasti yaitu sebesar nilai nominal mata
uang tersebut. Dalam hal kas tersebut dalam mata uang asing, maka harus dikonversikan
ke mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal
neraca.

Piutang: Disajikan berdsarkan nilai realisasi bersih ( Net Realizable Value ). sebenarnya
piutang harus dinilai sesuai nilai jatuh tempo yang didiskontokan ke masa sekarang. Tetapi
karena perbedaan antara hasil diskonto dan nilai jatuh tempo tidak material, maka
pendiskontoan tidak dilakukan. Sesuai asas konservatif, nilai jatuh tempo ini harus
dikurangi dengan taksiran jumlah piutang yang tidak tertagih.

i
Investasi moneter : Dinilai sesuai nilai pasar pada tanggal neraca.
Persediaan : Dinilai berdasarkan nilai yang terendah antara harga pasar dan
harga perolehan
Biaya dibayar di muka : Dinilai berdasarkan kas yang dikeluarkan untuk memperoleh
manfaat yang baru akan dinilai pada periode berikutnya.

Penyajian Aset lancar


Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan liabilitas jangka
pendek terpisah dari liabilitas jangka panjang kecuali untuk industri tertentu yang diatur
dalam SAK khusus. Aset lancar disajikan menurut ukuran likuiditas sedangkan liabilitas
disajikan menurut urutan jatuh temponya.
PENGERTIAN ASET TETAP
 Harga perolehan (Cost)
Aset tetap merupakan sumber daya yang
memiliki karakteristik yaitu :  Jumlah kas dan setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan
 Memiliki bentuk fisik berwujud karena lain yang diberikan untuk memperoleh
bentuk dan ukurannya yang jelas aset pada saat perolehan (atau
 Digunakan dalam produksi atau kontruksi) sampai asset tersebut siap
pemasok barang dan jasa, untuk digunakan.
disewakan kepada pihak lain atau  Umur Ekonomis atau masa manfaat
untuk tujuan administrative dan tidak (Usefull life)
untuk dijual kembali
 Periode asset diharapkan digunakan
 Bersifat jangka panjang dan oleh perusahaan. Umur ekonomis dapat
merupakan subjek penyusutan ditaksir dalam kondisi yang didasarkan
Aset ini juga dikategorikan sebagai pada waktu (time factor), aktivitas (unit
Properti, Pabrik dan Peralatan (PPP) yang of activity), atau jumlah output (units of
biasa disebut fixed assets. PPP adalah output).
asset biologis, hak pertambangan dan  Nilai Residu (Salvage value)
cadangan pertambangan. Beberapa
definisi yang berkaitan dengan Properti,  Jumlah bersih yang diharapkan dapat
Pabrik dan Peralatan sebagai asset tetap diperoleh pada masa akhir manfaat
sebagai berikut : sebuat asset setalah dikurangi taksiran
biaya pelepasan.
 Penyusutan (Depreciation)
 Alokasi sistematik dan rasional jumlah yang dapat disusutkan sebagai beban dari suatu
asset selama masa manfaat.
 Jumlah yang dapat disusutkan (Depreciable amount)
 Harga perolehan asset dikurangi nilai sisanya.
 Jumlah tercatat (Carrying value) atau Nilai Wajar (Fair Value)
 Jumlah pelapasan asset dalam prinsip transaksi wajar (arm’s leght transactions).
 Nilai buku (Book value)
 Jumlah yang tercatat adalah harga perolehan asset dikurangi akumulasi
penyusutannya.
Akuisisi dan Penilaian
Kebanyakan perusahaan menggunakan nilai historis sebagai dasar untuk menilai PPP. Biaya
historis diukur oleh kas untuk memperoleh asset dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang
diperlukan untuk tujuan penggunaannya. Akumulasi biaya yang diperlukan hingga asset dapat
digunakan adalah sebagai bagian dari biaya asset, biaya – biaya tersebut ke periode masa
depan melalui penyusutan.
Berikut merupakan identifikasi biaya – biaya dalam penilaian awal terhadap property, pabrik
dan peralatan, yaitu :
Biaya Tanah
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap digunakan, biaya tanah
terdiri dari :
 Harga beli
 Biaya penutupan (Sertifikat hak milik, honor pengacara, dan honor pencatatan)
 Biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan tanah hingga siap digunakan (meratakan,
menimbun, mengkosongkan dan membersihkan)
 Setiap perbaikan tanah lainnya yang memiliki umur tidak terbatas.
Biaya Bangunan
Melibatkan semua penngeluaran yang berhubungan lansgung dengan akuisisi atau konstruksinya,
meliputi :
 Biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead yang terjadi selama konstruksi.
 Honor professional dan biaya ijin mendirikan bangunan
 Biaya yang dikelurkan mulai dari penggalian hingga penyelesaian dianggap sebagai bagian
dari biaya bangunan.
Biaya Peralatan
Peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin dam
akitva tetap sejenis. Biaya pertalan meliputi :
 Harga beli
 Biaya pengangkutan dan penanganan
 Asuransi peralatan ketika masih dalam perjalanan
 Biaya pemasangan dan perakitan
 Biaya uji coba

Aset yang dibuat sendiri


Meliputi biaya bahan baku langsung, tenaga kerja dan biaya overhead terkait
pembuatan asset.
Pengakuan dan Pengukuran
Suatu asset dalam kelompok Properti, Pabrik Sedangkan biaya berikut yang tidak
dan Peralatan harus diukur atas dasar biaya mewakili biaya asset dan dicacat sebagai
pengakuan awal atau harga setara kas beban dengan segera, yaitu :
pada tanggal pengakuan. Berikut unsur  Biaya yang terkait dengan pengenalan
Biaya yang ditetapkan SAK- ETAP : produk baru dari suatu fasilitas yang
 Harga belinya, termasuk imbalan selesai.
konsultan hokum dan broker, bea masuk  Biaya pengenalan produk dan jasa
impor, dan pajak pembelian yang tidak baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas
dapat dikreditkan, setalah pengurangan promosi)
diskon atau rabat.
 Biaya pelaksanaan bisnis
 Biaya yang dapat diatribusikan secara
langsung untuk membawa asset ke  Biaya administrasi dan overhead umum
lokasi dengan kondisi yang diperlukan lain
untuk kepentingan operasi sesuai tujuan  Biaya pinjaman
manajemen.
Setiap penghasilan dan beban yang
 Estimasi awal atas biaya pelepasan dan terkait dalam operasi tersebut harus diakui
pemindahan barang dan pemulihan dalam laporan laba rugi.
lapangan sesuai lokasi.
Harga Perolehan dan Cara Perolehan
Suatu asset dalam kelompok Properti, Pabrik dan Peralatan harus diukur atas dasar biaya
pengakuan awal atau harga setara kas pada tanggal pengakuan. Berikut unsur Biaya yang
ditetapkan SAK- ETAP :
 Harga belinya, termasuk imbalan konsultan hokum dan broker, bea masuk impor, dan pajak
pembelian yang tidak dapat dikreditkan, setalah pengurangan diskon atau rabat.
 Biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa asset ke lokasi dengan
kondisi yang diperlukan untuk kepentingan operasi sesuai tujuan manajemen.
 Estimasi awal atas biaya pelepasan dan pemindahan barang dan pemulihan lapangan
sesuai lokasi.
 Sedangkan biaya berikut yang tidak mewakili biaya asset dan dicacat sebagai beban
dengan segera, yaitu :
 Biaya yang terkait dengan pengenalan produk baru dari suatu fasilitas yang selesai.
 Biaya pengenalan produk dan jasa baru (termasuk biaya iklan dan aktivitas promosi)
 Biaya pelaksanaan bisnis
 Biaya administrasi dan overhead umum lain
 Biaya pinjaman
Setiap penghasilan dan beban yang terkait dalam operasi tersebut harus diakui dalam laporan
laba rugi.
Asset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu :
 Dibeli secata tunai;
 Dibeli secara cicilan;
 Dibeli secra gabungan (lupsum);
 Dibeli dengan cara ditukar dengan surat berharga;
 Diperoleh dari sumbangan atau donasi;
 Diperoleh dengan cara tukar – menukar;
 Diperoleh dengan cara membangun sendiri;
Penyusutan Aset Tetap
Merupakan proses alokasi harga perolehan Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke
pendapatan baik secara langsung maupun tidak
(cost) menjadi beban selam usia ekonomis langsung. Metode yang sering digunakan untuk mencatat
asset tetap secara rasional dan sistematis. depresiasi adalah metode cadangan (allowance
Untuk aset tetap berwujud disebut method) yaitu penyusutan tidak langsung dikurangkan
depresiasi, untuk asset tetap tak berwujud dengan harga perolehan, tetapi dikumpulkan dalam
disebut amortisasi, dan untuk asset tetap “akumulasi penyusutan”.
berwujud yang tidak dapat diganti seperti Beban penyusutan disajikan sebagai biaya (cost)
sumber daya alam disebut deplesi. Faktor – dalam laporan Laba - Rugi tahun berjalan. Secara umum
faktor yang mempengaruhi depresiasi, yaitu metode depresiasi (penyusutan) yaitu :
:
Meode garis lurus
 Harga perolehan Metode ini paling banyak digunakan perusahaan. Ciri –
 Jumlah kas atau setara kas yang ciri metode garis lurus adalah :
dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain  Sederhana
yang diberikan untuk memperoleh suatu
asset pada saat perolehan konstruksi  Penyusutan per periode tetap
sampai dengan asset tersebut dalam  Tidak memperhatikan pola penggunaan asset tetap
kondisi siap digunakan. Metode saldo menurun
 Usia ekonomis asset tetap Aset tetap dianggap akan memberikan kontribusi
 Jumlah produksi atau unit serupa yang terbesar pada awal masa pemakaian dan akan
diharapkan diperoleh dari asset mengalami tingkat penurunan fungi yang semakin
perusahaan. besar pada periode berikutnya.

 Nilai sisa atau residu


Metode saldo menurun ganda
Tingkat penyusutan saldo menurun ganda dihitung dengan menggandakan tingkat
penyusutan metode garis lurus.

Metode jumlah angka tahunan


Pengalokasian harga asset tetap dapat dilakukan dengan berdasarkan angka tahun
penggunaan

Metode unit aktivitas


Metode ini dapat dibagi menjadi metode penyusutan berdasarkan jam kerja mesin
atau metode penyusutan berdasarkan jumlah unit produksi.
 Metode jam kerja mesin
Pengalokasian harga pokok perolehan asset tetap ke beban depresiasi didasarkan pada jam
kerja mesin yang digunakan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran jam kerja mesin.
 Metode jumlah unit produksi
Pengalokasian harga pokok perolehan asset tetap ke beban depresiasi berdasarkan jumlah
produk yang di hasilkan pada suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah
produk) yang akan dihasilkan sampai akhir asset tetap tersebut.
Revaluasi dan Dampak Revaluasi terhadap Pajak
Revaluasi merupakan penilaian kembali suatu asset dengan nilai
pasarnya, jika perusahaan memilih merevaluasi secara periodic, maka lakukan
revaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda
secara signifikan dari nilai wajarnya. Untuk asset tetap yang memiliki perubahan
yang berfluktuasi dan signifikan terhadap nilai wajarnya, maka diperlukan untuk
merevaluasi setiap tahun. Ketika ada perubahan yang kurang signifikan dalam
nilai wajar, maka revaluasi cukup dilakukan setiap tiga sampai lima tahun sekali.
Revaluasi biasanya dilakukan dengan cara – cara berikut :
Jenis Aset Sumber

Bangunan Penilai profesional yang berkualifikasi

Peralatan Nilai pasar ditentukan oleh penilai

Tanah Penilai profesional yang berkualifikasi

Dicatat dalam pendapatan komprehensif lain dan sebagai "surplus dalam


Nilai aset meningkat
revaluasi" di dalam ekuitas

Nilai aset meningkat, tetapi membalikkan penurunan Dicatat sebagai laba sampai dia membalikkan penurunan revaluasi
revaluasi sebelumnya sebelumnya yang dicatat dalam laporan laba rugi

Nilai aset menurun Diakui sebagai kerugian

Diakui dalam pendapatan komprehensif lain sampai pada setiap surplus


Nilai aset menurun, tetapi perkiraan "surplus dalam
dalam revaluasi untuk aset, dengan setiap kelebihan diakui sebagai suatu
revaluasi" untuk aset masih bersaldo kredit
kerugian.
Berdasarkan PSAK 16 (Aset tetap), bahwa perusahaan dapat memilih metode penilaian
atas asset tetapnya, yaitu :
 Cost Method ( Metode Biaya)
 Revaluation Method (Metode Revaluasi)

Penghentian Pengakuan Aset Tetap


Jumlah tercatat asset tetap dihentikan pengakuannya pada saat :
 Dilepaskan; atau
 Tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
 Laba atau rugi yang timbul dari penghentian penagkuan asset tetap harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat asset tersebut
dihentikan pengakuannya.
Penurunan nilai Aset Tetap
Dalam menentukan apakah suatu asset Dalam pertimbangan ada tidaknya
tetap mengalami penurunan nilai, entitas indikasi penurunan niali atas asset tetap,
mengacu pada PSAK 48 (Revisi 2009) maka entitas harus mempertimbangan
tentang penurunan nilai asset. Menurut informasi dari sumber eksternal dan
PSAK 48, suatu asset disebut mengalami internal. Informasi dari sumber eksternal,
penurunan nilai jika tercatatnya lebih besar yaitu :
dibandingkan nilai terpulihkan. Nilai  Selama periode berikut, nilai pasar
terpulihkan adalah nilai tertinggi di antara asset telah turun secara signifikan.
nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
(fair value less cost to sell) dan nilai pakai  Perubahan signifikan dalam hal
(value in use). teknologi, pasar, ekonomi atau lingkup
hokum tempat entitas beroperasi.
 Nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual adalah jumlah yang dapat  Suku bunga pasar atau tingkat imbalan
dihasilkan dari penilaian suatu asset pasar dari investasi telah meningkat
atau unit penghasil kas dalam transaksi dan mungkin mempengaruhi tingkat
antara pihak – pihak yang mengerti dan diskonto dalam menghitung nilai pakai
berkehendak bebas tanpa tekanan asset tetap dan menurunkan nilali
dikurangi biaya pelepasan asset. terpulihkan secara material.
 Nilai pakai adalah nilai kini dari taksiran  Jumlah tercatat asset neto entitas
arus kas yang diharapkan akan diterima. melibihi kapitalisasi pasarnya.
Sedangkan dari sumber internal, yaitu :
 Terdapat bukti menganai keusangan atau kerusakan fisik asset
 Telah/atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan yang berdampak
merugikan.
 Terdapat bukti dari pelaporan internal yang mengindikasikan bahwa kinerja ekonomi
asset lebih buruk dari yang diharapkan.

Pengungkapan Aset Tetap


Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok asset tetap, antara lain :
 Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
 Metode penyusutan yang digunakan;
 Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan; dan
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode
Laporan keuangan juga mengunkapkan, antara lain :
 Keberadaan dan jumlah restrikal atas hak milik dan asset tetap yang dijaminkan untuk piutang.
 Jumlah pengeluaran yang diakui dalam jurnal tercatat asset tetap yang sedang dalam
pembangunan
 Jumlah komitmen kontraktual dalam perolehan asset tetap
 Jumlah kompensasi dari pihak ketiga untuk asset tetap yang mengalami penurunan nilai, hilang
atau dihentikan yang dimasukkan dalam laporan keuangan laba rugi komprehensif.
Jika asset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal yang harus diungkapkan antara lain :
 Tanggal efektif revaluasi
 Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar asset
 Penjelasan mengenai nilai wajar asset yang ditentukan secara langsung berdasarkan harga
yang dapat diobservasi dalam suatu pasar aktif.
Sesuai dengan PSAK 48, suatu entitas mengungkapkan informasi penurunan nilai asset tetap
sebagai tambahan informasi yang disyaratkan. Informasi berikut relevan dengan kebutuhan
pengguna laporan keuangan, yaitu :
 Jumlah tercatat asset tetap yang tidak dipakai sementara
 Jumlah tercatat bruto dari setiap asset tetap yang telah disusutkan penuh dan masih digunakan
 Jumlah tercatat asset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan tidak diklasifikasikan
sebagai tersedia untuk dijual, dan
 Jika model biaya digunakan, nilai wajar asset tetap apabila berbeda secara material dari jumlah
tercatat.
Pengertian Aset Tidak Berwujud

Merupakan asset – asset yang umumnya dimiliki lebih dari satu periode akuntansi dan
tidak memiliki wujud fisik. Berdasarkan PSAK 19 (Revisi 2010) asset tak berwujud sebagai asset
non moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Dengan kata lain asset tidak berwujud dalam pengertian akuntansi adalah asset yang :
 Memberikan hak – hak mutlak dan istimewa kepada pemiliknya.
 Memberikan manfaat dan digunakan dalam operasi normal perusahaan
 Mempunyai masa kegunaan relatif permanen atau lebih dari satu periode akuntansi.
Selain itu, asset tidak berwujud dikelompokkan pula atas dasar sebagai berikut :
 Dapat tidaknya diidentifikasikan secara khusus dengan hak, jenis aktivitas tertentu
1.Dapat diidentifikasi : hak cipta, hak paten, dll.
2.Tidak dapat diidentifikasi : Goodwill
 Cara Perolehan
1. Pembelian : Paten dan hak cipta
2. Dikembangkan sendiri : formula rahasia
3. Penggabungan perusahaan : Goodwill
 Periode keuntungan yang diharapkan
1. Terbatas kegunaannya : hak paten
2. Tidak terbatas kegunaannya : Goodwill
 Dapat tidaknya dipisahkan dari eksistensi perusahaan
1. Dapat dipisahkan : hak cipta
2. Tidak dapat dipisahkan : Goodwill
Jenis – Jenis Aset Tidak Berwujud
A. Hak Paten, suatu hak yang diberikan oleh pemerintah kepada pihak yang menemukan
suatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuan selama jangka
waktu tertentu. Jangka waktu tersebut dapat diperbarui, biasanya jangka waktu yang
diberikan selama 17 tahun. Yang termasuk harga perolehan paten adalah :
 Biaya pendaftaran
 Biaya pembuatan model atau gambar
 Biaya percobaan, pengembangan, dll.
B. Hak Cipta
Hak yang diberikan atau dijamin oleh pemerintah / undang – undang kepada pengarang, pemain,
artis, dll untuk menerbitkan, menjual atau mengawasi karangannya untuk jangka waktu tertentu
(diberikan 28 tahun lagi). Yang termasuk harga perolehan hak cipta adalah :
 Biaya pendaftaran
 Semua biaya yang berhubungan dengan penciptaan hasil karya

C. Lisensi atau Konsesi


Hak untuk menjalankan usaha bagi suatu perusahaan pada suatu lokasi tertentu dimana tidak setiap
orang dapat memperolehnya secara bebas.

D.Franchise (Waralaba)
Suatu kontrak yang terjadi antara satu pihak dengan pihak lainnya untuk menjamin mengoperasikan
atau menjual barang tertentu dalam waktu terbatas atau terus menerus.

E.Hak Merek Dagang


Pengakuan tanda simbol, model dan cap sebagai suatu identifikasi atas produk. Harga perolehan hak
merek dagang dapat ditentukan dengan cara :
 Dihitung dari harga beli dan semua biaya pembelian jika merek dagang diperoleh dengan cara
pembelian
 Dihitung dari semua biaya untuk merencanakan dan mendaftarkan jika hak merek dagang dibuat
sendiri.
F.Biaya Penelitian dan Pengembangan
Biaya yang dikeluarkan di dalam melakukan penelitian atau percobaan ataupun
memperbaiki, mengembangkan produksi maupun produknya.

G.Leasehold
Hak penyewa untuk menggunakan asset tetap dalam perjanjian sewa menyewa.

H. Goodwill
Secara terpisah goodwill mempresentasikan manfaat ekonomi di masa depan yang
diperoleh dari asset lain yang diakuisisi dalam sebuah proses penggabungan usaha yang
tidak dapat diidentifikasikan dan diakui secara individual dan terpisah.

I.Biaya Pendirian Perusahaan


Bayar yang terjadi dalam proses pendirian perusahaan seperti biaya notaris, izin,
pajak, biaya cetak saham, dll.
Amortisasi Aset Tidak Berwujud Penilaian Aset Tidak Berwujud
Asset tak berwujud harus diamortisasi  Aset tidak berwujud diperoleh dengan cara
menurut pembebanan sistematis menjadi pembelian
beban selama masa manfaatnya. Faktor – 1. Jika diperoleh dengan cara pembelian,
faktor yang harus dipertimbangkan dalam maka asset dicatat pada harga
menetukan masa manfaat adalah : perolehan hingga asset siap digunakan.
 Ketentuan hokum, peraturan atau 2. Jika diperoleh dengan cara pertukaran
kontraktual asset lainnya, makan asset tidak
 Ketentuan untuk pembaharuan atau berwujud dicatat sebesat fair value dari
perpanjangan asset lain yang digunakan atau fair
value dari asset tidak berwujud yang
 Pengaruh keusangan, permintaan, dierima, mana yang lebih andal untuk
persaingan dan faktor – faktor ekonomi dibuktikan.
lainnya.
 Asset tidak berwujud yang diciptakan sendiri
Harga perolehan goodwill yang terbatas
harus diamortisasi dan dibebankan pada Biaya – biaya yang dikeluarkan selama
laba – rugi selama jangka waktu proses riset dan pengembangan diakui
penggunaannya. Amortisasi goodwill sebagai beban pada periode berjalan,
biasanya menggunakan metode garis sedangkan pengakuan biaya selama
lurus dan juga metode present value yang tahap pengembangan harus dikapitalisasi
akan berakibat besarnya amortisasi selama kriteria economic viability terpenuhi.
semakin bertambah setiap tahun.
Penyajian Aset Tidak Berwujud
 Dilaporkan pada posisi keuangan sebesar nilai bukunya.
 Dalam laporan keuangan harus dilaporkan secara terpisah antara asset tidak
berwujud dengan goodwill
 Dalam laporan laba rugi, perusahaan harus menyajikan beban amortisasi, kerugian
impairment dan pemulihan nilai asset tidak berwujud selain goodwill.
 Dalam catatan atas laporan keuangan harus diungkapkan informasi tentang
perolehan aset tidak berwujud termasuk biaya amortisasi untuk setiap jenis aset,
perubahan nilai buku dari setiap jenis aset selama periode berjalan.

Anda mungkin juga menyukai