Anda di halaman 1dari 17

BAGUS SHOLEH A. S.Kep.

,Ns

bagus_falsafah_IIK_2017
DEFINISI HOLISM
Holisme menegaskan bahwa organisme selalu
bertingkahlaku sebagai kesatuan yang utuh, bukan
sebagai rangkaian bagian atau komponen berbeda.
Jiwa dan tubuh bukan dua unsur terpisah tetapi bagian
dari satu kesatuan dan apa yang terjadi dibagian satu
akan mempengaruhi bagian lain

bagus_falsafah_IIK_2017
DEFINISI HOLISM
Betty Neuman (dalam, Marriner-Tomey, 1994)
mengubah istilah holistik menjadi wholistik, yaitu
memandang manusia (klien) sebagai suatu
keseluruhan yang bagian-bagiannya saling
mempengaruhi dan berinteraksi secara dinamis.
Bagian-bagian tersebut meliputi fisiologis, psikologis,
sosiokultural dan spiritual. Perubahan istilah tersebut
untuk meningkatkan pemahaman terhadap manusia
secara keseluruhan.

bagus_falsafah_IIK_2017
DEFINISI HOLISM
Kozier (1995), mengemukakan bahwa dalam holistik,
memandang semua kehidupan organisme sebagai
interaksi. Gangguan pada satu bagian akan
mengganggu sistem secara keseluruhan. Dengan kata
lain adanya gangguan pada salah satu bagian akan
menimbulkan dampak pada keseluruhan.

bagus_falsafah_IIK_2017
DEFINISI HOLISM
Erikson, Tomlin dan Swain (dalam Marriner-Tomey,
1994) mengemukakan tentang holism, yang memandang
bahwa manusia adalah individu secara keseluruhan yang
terdiri dari banyak subsistem yang saling ketergantungan
dan tidak dapat dipisahkan. Hal ini terkait dengan
pembawaan yang berhubungan dengan keturunan dan
pengendalian spiritual. Tubuh, pikiran, emosi dan
semangat merupakan unit keseluruhan yang sifatnya
dinamis. Bersifat saling mempengaruhi dan
mengendalikan satu sama lain. Interaksi dari berbagai
subsistem ini tidak dapat dipisahkan, yang akhirnya
menghasilkan holism

bagus_falsafah_IIK_2017
Holistik berkaitan dengan kesejahteraan (wellness)
yang diyakini mempunyai dampak terhadap status
kesehatan manusia. Anspaugh (dalam Kozier, 1995)
menyatakan bahwa untuk mencapai kesehatan dan
kesejahteraan, ada lima dimensi yang saling terkait
dan ketergantungan dan dimiliki oleh tiap individu,
yaitu:
dimensi fisi, dimensi sosial, demensi emosionla,
dimensi intelektual, dimensi spiritual

bagus_falsafah_IIK_2017
 Dimensi fisik
Kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, pencapaian kesehatan, memelihara nutrisi
secara adekuat dan berat badan ideal, terhindar dari
ketergantungan obat dan alkohol atau rokok serta
secara umum melakukan kebiasan hidup positif.

 Dimensi sosial
Terkait dengan kemampuan seseorang berinteraksi
secara baik dengan oranglain dan lingkungan,
membina dan memelihara keakraban dengan orang
lain serta menghargai dan toleransi terhadap
kepercayaan yang berbeda.

bagus_falsafah_IIK_2017
 Dimensi emosional
Menekankan bahwa individu memiliki kemampuan
untuk menghadapi stres dan mengekspresikan emosi
dengan baik. Kesejahteraan emosional, bila dapat
mengenal, menerima dan mengekspresikan perasaan
dan kekurangan orang lain.

 Dimensi intelektual
Terkait dengan kemampuan seseorang untuk belajar
dan menggunakan karier. Kesejahteraan intelektual
meliputi usaha meneruskan pertumbuhan dan belajar
menghadapi masalah baru secara efektif.

bagus_falsafah_IIK_2017
 Dimensi spiritual
Terkait dengan keyakinan dalam beberapa hal seperti:
alam, ilmu, agama atau kekuatan yang lebih tinggi
yang membantu manusia mencapai tujuan kehidupan.
Meliputi moral, nilai, dan etik yang dimiliki seseorang.

bagus_falsafah_IIK_2017
DEFINISI HUMANISM
 Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian
yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk
melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan
bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi
manusia

bagus_falsafah_IIK_2017
HUMANISM
 Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar
merupakan proses yang dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia. Dimana
memanusiakan manusia di sini berarti mempunyai
tujuan untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman
diri serta realisasi diri orang yang belajar secara
optimal.

bagus_falsafah_IIK_2017
Teori Belajar Humanistik
 Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri.
 Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar
dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya.
 Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa
untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu
masing-masing individu untuk mengenal diri mereka
sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka.

bagus_falsafah_IIK_2017
Arthur Combs
 Berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan
dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila
materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya.
 Yang penting ialah bagaimana membawa si siswa
untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi
pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan
kehidupannya.

bagus_falsafah_IIK_2017
Abraham Maslow
 individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hirarkis.
 Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai
perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau
berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut
membahayakan apa yang sudah ia miliki dan
sebagainya, tetapi di sisi lain seseorang juga memiliki
dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan, keunikan
diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah
kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat
itu juga ia dapat menerima diri sendiri(self).

bagus_falsafah_IIK_2017
Carl Rogers
 Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran
adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan
dan pembelajaran, yaitu:
1. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk
belajar. Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak
ada artinya.
2. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan
bahan dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
3.Pengorganisasian bahan pengajaran berarti
mengorganisasikan bahan dan ide baru sebagai bagian yang
bermakna bagi siswa.
4. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti
belajar tentang proses.
bagus_falsafah_IIK_2017
Prinsip - Prinsip Belajar Humanistik
 a. Manusia mempunyai cara belajar alami
 b. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan
murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu
 c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya
 d. Belajar yang bermakna diperoleh jika siswa melakukannya
 g. Belajar lancar jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
 e. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi
hasil yang mendalam
 f. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri
 g. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar
bagus_falsafah_IIK_2017
Terima kasih
bagus_falsafah_IIK_2017

Anda mungkin juga menyukai