Anda di halaman 1dari 15

Asset Tetap ( Fixed Assets)

merupakan Aktiva berwujud yang dimiliki untuk


digunakan dalam produksi selama lebih dari satu tahun

Berdasarkan penggolongannya, asset tetap dibagi menjadi :


1. Asset Berwujud ( tangible assets )
2. Asset tidak berwujud ( intangible assets )
Contoh Kasus
Harga Perolehan adalah harga beli ditambah seluruh
biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan Sebuah komputer merek acer dibeli
menyiapkan hingga aktiva tersebut siap digunakan. dengan harga Rp. 7.500.000 dan mendapat
potongan tunai sebesar 10%. Biaya
tambahan unutuk install komputer dan
Harga perolehan asset tetap meliputi semua jumlah pemasangan sehingga komputer siap
yang dikeluarkan untuk mendapatkan Asset Tetap dan digunakan sebesar Rp.250.000. maka
membuatnya siap digunakan. harga perolehan komputer tersebut dapat
dihitung sebagai berikut:
Harga Beli 7.500.000
Faktor yang mempengaruhi harga perolehan, meliputi : Potongan tunai 10% (750. 000)
6.750. 000
Biaya Install dan pasang 250. 000
6. Dengan penerbitan
1. Pembelian tunai Harga Perolehan 7. 000.000
saham
2. Pembelian kredit Jurnal transaksi tersebut adalah:
7. Membangun sendiri
3. Dengan wesel bunga
8. Adanya sumbangan
4. Pembelian gabungan Komputer 7.000.000
/hadiah dari pihak lain
(satu paket) Kas 7.000.000
9. Melalui pertukaran
Depresiasi atau penyusutan merupakan alokasi sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu aset selama umur manfaatnya. Penerapan penyusutan ini akan
mempengaruhi laporan keuangan, termasuk PKP suatu perusahaan.

Penyusutan ada 3 jenis:


1. Depresiasi (metode penyusutan dari suatu aktiva berwujud)
2. Amortisasi (metode [enyusutan dari suatu aktiva tidak berwujud)
3. Deplesi (metode penyusutan dari suatu aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud yang bersifat alami layaknya SDA)

Ada 4 faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan penyusutan :


1. Harga perolehan
2. Nilai sisa atau nilai residu
3. Usia ekonomis atau usia manfaat
4. Metode penyusutan yang digunakan
Perbedaan Deplesi dengan
Depresiasi
Metode penyusutan dari suatu Asset Tetap :

*metode garis lurus *metode jumlah angka tahun


*metode menurun ganda *metode satuan jam kerja
*metode satuan hasil produksi

Penyusutan pada Aktiva tidak Berwujud disebut dengan Amortisasi.


Penyusutan tersebut meliputi: goodwill, hak paten, copyright, trademark, dsb
(metode garis lurus)
misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun Januari 2011 senilai Rp 16.000. 000, 00 dan masa manfaat
ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1. 000. 000, 00 besarnya penyusutan tahunan dapat dihitung sebagai
berikut:

(16. 000. 000 – 1. 000. 000) /5 = Rp 3. 000. 000


(metode menurun ganda)

pembelian suatu aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000 dengan nilai
sisa Rp 5.000.000 dan taksiran umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, ada perbedaan selisih sebesar Rp 1.112.000


(5.000.000 – 3.888.000).
(metode jumlah angka tahun)

pembelian suatu aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000 dengan nilai
sisa Rp 5.000.000 dan perkiraan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.

Jumlah penyebut dilakukan dengan manjumlahkan angka tahun :


5+4+3+2+1 =15
(metode satuan jam kerja)

Pada bulan januari, PT Foraz membeli sebuah mesin dengan harga perolehan saat pembelian sebesar Rp
10.000.000
Oleh ahli diperkirakan dapat berproduksi selama 10.000 jam dengan prediksi rentangan waktu penggunaan sbb :

Tahun ke 1 = 3.000 jam Tahun ke 4 = 1.500 jam


Tahun ke 2 = 2.000 jam Tahun ke 5 = 1.500 jam
Tahun ke 3 = 2.000 jam

Setelah berproduksi selama 10.000 jam, mesin tsb diperkirakan masih bisa dijual dengan harga Rp 500.000
#pertama kita hitung tarif penyusutan mesin per jam :
(Rp 10.000.000 – Rp 500.000) / 10.000
Tarif penyusutan = 950
(metode satuan hasil produksi)

PT Foraz pada bulan januari 2014 membeli sebuah mesin pabrik dengan harga
perolehannya seniai Rp 125.000.000 dan diprediksi memiliki masa manfaat hingga 5
tahun kedepan dengan nilai sisa/residu sebesar Rp 5.000.000

Diprekirakan mesin tersebut bsa berproduksi da menghasilkan jumlah unit sbb :

• Tahun Ke-1 = 15.000 unit


• Tahun Ke-2 = 13.500 unit
• Tahun Ke-3 = 12.000 unit
• Tahun Ke-4 = 11.500 unit
• Tahun Ke-5 = 8.000 unit
total = 60.000 unit
Tarif penyusutan per unit = (125.000.000 - 5.000.000) / 60.000 = 2.000
Pengeluaran Asset Tetap

Pengeluaran Asset Tetap dibagi menjadi 2:


1. Pengeluaran modal (capital expenditures) adalah pengeluaran yang
menfaatnya dapat dinikmati dalam waktu lebih dari satu periode akuntansi.
 Contoh : tambahan komponen aktiva tetap, dan atau yang ada, dengan tujuan untuk
memperoleh manfaat, meningkatkan efisiensi, kapasitas, dan atau memperpanjang masa
manfaat dari aktiva tetap terkait.
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures) adalah pengeluaran yang
manfaatnya dinikmati hanya pada periode saat terjadinya pengeluaran.
 Contoh : beban untuk pemeliharaan dan perbaikan aktiva tetap.
Deplesi ( Depletion )

Penurunan nilai pada aset perusahaan yang berupa


sumber alam.

Deplesi per unit= (total biaya – nilai residu) /estimasi total unit yang ada
Deplesi = unit yang ditambang * deplesi per unit
Tujuan perhitungan Deplesi :
• Untuk mengetahui sisa stock sumber daya setelah dimanfaatkan atau akibat
kerusakan
• Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya
• Sebagai bahan perencanaan pembangunan masa akan datang
• Mencegah dan mengurangi kelangkaan sumberdaya

Metode penyusutan deplesi baik dari suatu aktiva tetap berwujud atau tidak
berwujud, bersifat alami layaknya sumber daya alam dalam periode akuntansi
yang memperoleh manfaat.
Perhitungan besarnya Deplesi berdasarkan atas harga perolehan sumber
alam, banyaknya cadangan /kandungan sumber alam tsb serta jumlah yang
telah dieksploitasi selama periode tertentu.
Contoh :

Sebidang lahan (tanah) yang terdapat kandungan tambang dibeli seharga Rp 20.000.000.
taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut setelah dieksploitasi nilainya ditaksir
sebesar Rp 2.000.000. Deplesi per ton dihitung sbb :

jika di tahun pertama, lahan tersebut bisa di eksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka total
deplesi pada tahun tersebut sebesar = 40.000 * Rp 120.000
= Rp 4.800.000
Belum ada
• Contoh soal uarian praktek (metode metode)
• Contoh soal asset tetap
• Contoh soal deplesi
• Contoh pengeluaran asset tetap
• Tujuan perhitungan amortisasi dan asset tetap
• Cara menghitung deplesi dan amortisasi

Anda mungkin juga menyukai