Anda di halaman 1dari 24

GELOMBANG BERJALAN DAN GELOMBANG

STATIONER

OLEH :hastil hanifah ( 16033014)


Nof putria tenti (16033074 )
Tessa destia putri lisa (16033034)

Dosen pembimbing : wahyuni satria dewi, S.Pd,M.P.D.


KONSEP GELOMBANG
BERJALAN

PERSAMAAN
SIMPANGAN,
KECEPATAN DAN
GELOMBANG PERCEPATAN
BERJALAN

SUDUT FASE, FASE


GELOMBANG DAN BEDA
FASE
GELOMBANG
BERJALAN
DAN
GELOMBANG GELOMBANG
STASIONER UJUNG
STASIONER
BEBAS

GELOMBANG GELOMBANG
STASIONER STASIONER UJUNG
TERIKAT
Gelombang Berjalan
Gelombang merupakan hasil dari getaran yang dapat
A. Konsep Gelombang merambat baik melalui medium tertentu atau tanpa
Berjalan. medium.

B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan
Gambar 1.gelombang berjalan
C. Sudut Fase, Fase dan Gelombang berjalan adalah gelombang yang
Beda Fase Gelombang amplitude dan fasenya sama di setiap titik yang dilalui
Berjalan gelombang.
Gelombang Berjalan
1. Persamaan Simpangan
A. Konsep Gelombang Pada sebuah tali yang panjang diregangkan di dalam arah
Berjalan. x di mana sebuah gelombang transversal sedang berjalan.
Pada saat t = 0, bentuk tali dinyatakan:
y = f (x) ............................................................... (1)
B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan Bentuk gelombang tali yang mungkin pada t = 0
dan Percepatan ditunjukkan pada Gambar 1(a).
Gelombang Berjalan

C. Sudut Fase, Fase dan


Beda Fase Gelombang
Berjalan
Gelombang Berjalan
persamaan kurva pada waktu t adalah:
A. Konsep Gelombang
Berjalan.
y = f (x – vt) .................................................................... (2)
sebuah gelombang yang berjalan ke kiri, maka:
B. Persamaan y= f (x + vt) .................................................................... (3)
Simpanagan, Kecepatan fase khas dari sebuah gelombang yang berjalan ke kanan
dan Percepatan berlaku:
Gelombang Berjalan
x – vt = konstan
Maka dari diferensiasi terhadap waktu akan diperoleh:
C. Sudut Fase, Fase dan
Beda Fase Gelombang
(dx/dt)-v = 0 atau (dx/dt) - v ........................................ (4)
Berjalan
Gelombang Berjalan
Persamaan gelombang tali pada waktu t = 0 dinyatakan:
A. Konsep Gelombang
Berjalan.
y = Asin (2π/λ)x ............................................................. (5)
Bentuk gelombang :
B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan

C. Sudut Fase, Fase dan


Beda Fase Gelombang Gambar 2. Kurva sinus pada gelombang tali.
Berjalan
Gelombang Berjalan
Persamaan gelombang tersebut pada waktu t adalah:
A. Konsep Gelombang
Berjalan.
y = A sin (2π/λ) ((x − vt) ................................................. (6)
Waktu yag diperlukan gelombang untuk menempuh satu
B. Persamaan panjang gelombang (λ) disebut periode (T), sehingga:
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan λ = v.T ............................................................................. (7)
Gelombang Berjalan
Substitusikan persamaan (7) ke persamaan (5), maka akan
diperoleh:
C. Sudut Fase, Fase dan
Beda Fase Gelombang y = Asin2π ((x/λ)- (t/T)) ................................................ (8)
Berjalan
Gelombang Berjalan
Pada konsep gelombang berlaku suatu bilangan
A. Konsep Gelombang gelombang (wave number), k dan frekuensi sudut (ω),
Berjalan. yang dinyatakan:

k = 2π/λ dan ω= 2π/T ................................................... (9)


B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan Sehingga, dari persamaan (8) akan diperoleh persamaan
dan Percepatan gelomban sinus untuk arah x negatif:
Gelombang Berjalan
y = A sin (kx – ωt) ........................................................ (10)
C. Sudut Fase, Fase dan Untuk arah x negative :
Beda Fase Gelombang
Berjalan
y = A sin (kx + ωt) ........................................................ (11)
Gelombang Berjalan

A. Konsep Gelombang kecepatan fase (v) dari gelombang adalah:


Berjalan. v = λ/T = ω/k .............................................................. (12)
pergeseran y adalah nol pada kedudukan x = 0 dan t = 0.
Pernyataan umum sebuah deret gelombang sinusoida
B. Persamaan yang berjalan ke kanan adalah:
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan y = Asin(kx −ωt −φ) ..................................................... (13)
Jika φ = -90o, maka pergeseran ym di x = 0 dan t = 0
C. Sudut Fase, Fase dan adalah ym, yang dinyatakan:
Beda Fase Gelombang y = Acos( kx −ωt ) ........................................................ (14)
Berjalan
Gelombang Berjalan
Jika sebuah titik pada tali berlaku x = π/k , maka
A. Konsep Gelombang pergeseran di titik tersebut adalah:
Berjalan. y = A sin(ωt + φ) .......................................................... (15)

B. Persamaan Keterangan :
Simpanagan, Kecepatan
Y : Simpangan (m)
dan Percepatan
Gelombang Berjalan A : Amplitudo (m)
ω : Frekuensi sudut
k : Bilangan gelombang
C. Sudut Fase, Fase dan
Beda Fase Gelombang x : Jarak titik ke sumber (m)
Berjalan t : Waktu (s)
Gelombang Berjalan
2. Kecepatan dan Percepatan Gelombang Berjalan
A. Konsep Gelombang
•Kecepatan Getar Partikel pada Gelombang Berjalan
Berjalan.

B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan
Kecepatan getar partikel akan bernilai maksimum jika nilai
cos (wt – kx) = 1, sehingga:
C. Sudut Fase, Fase
dan Beda Fase
Gelombang Berjalan vp maks = A ω…………………………………….(16)
Gelombang Berjalan
•Percepatan Getar partikel pada Gelombang berjalan
A. Konsep Gelombang
Berjalan.

B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan
Percepatan getar partikel akan bergerak maksimum jika nilai sin
(wt – kx) = -1, sehingga :
C. Sudut Fase, Fase dan
Beda Fase Gelombang ap = ω2 A…………………………………………(17)
Berjalan
Gelombang Berjalan
1.Sudut Fase
A. Konsep Gelombang
Berjalan.

2. Fase
B. Persamaan
Simpanagan, Kecepatan
dan Percepatan
Gelombang Berjalan
3.Beda Fase

C. Sudut Fase, Fase dan


Beda Fase Gelombang
Berjalan
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung


terikat

3. Letak simpul dari ujung


terikat Gelombang datang pada ujung terikat dinyatakan dengan:
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG y1=A sin(ωt-kx)
BEBAS
gelombang pantul pada ujung terikat dinyatakan dengan:
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas y2=-A sin(ωt+kx)
Dimana tanda (-) pada gelombang pantul menandakan arahnya
2. Letak perut dari ujung
bebas yang berlawanan dengan gelombang datang.
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT Persamaan simpangan hasil superposisi (penggabungan) dari
gelombang datang dan gelombang pantulnya adalah sebagai
1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat berikut:
2. Letak perut dari ujung
𝑦 = 𝑦1 + 𝑦2
terikat
y=A sin(ωt-kx)-A sin(ωt+kx)
3. Letak simpul dari ujung
terikat
y=2A cos 1/2 [(ωt-kx)+(ωt+kx)]
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG
BEBAS sin 1/2[(ωt-kx)-(ωt+kx)]
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas
y=2A cos(ωt) sin(kx)
2. Letak perut dari ujung y=2A sin(kx)cos(ωt)
bebas
𝑦 = 𝐴𝑚 cos(𝜔𝑡)
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT Perut atau amplitudo maksimum terjadi jika sin(kx) = ± 1,
sehingga nilai kx=1/2 π,3/2 π,5/2 π,dan seterusnya.
1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung Urutan letak-letak perut dari ujung terikat dapat ditentukan
terikat sebagai berikut:
3. Letak simpul dari ujung 1 𝜋 𝜋 1
terikat • Perut pertama, 𝑘𝑥1 = 2 𝜋 𝑥1 = 2𝑘 = 2𝜋 = 4𝜆
2𝜆
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG 3 3𝜋 3𝜋 3
BEBAS • Perut kedua, 𝑘𝑥2 = 2 𝜋 𝑥2 = 2𝑘 = 2𝜋 = 4𝜆
2𝜆
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas 5 5𝜋 5𝜋 5
• Perut ketiga, 𝑘𝑥3 = 2 𝜋 𝑥3 = 2𝑘 = 2𝜋 = 𝜆
4
2𝜆
2. Letak perut dari ujung
bebas 7 7𝜋
• Perut keempat, 𝑘𝑥4 = 2 𝜋 𝑥4 = 2𝑘 =
3. Letak simpul dari ujung 7𝜋 7
terikat 2𝜋 = 𝜆
2𝜆 4
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung


terikat
Rumus letak perut dari ujung pemantul terikat adalah:
3. Letak simpul dari ujung
terikat x=(2n-1)1/4 λ
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG Dimana :
BEBAS
x = jarak perut dari ujung terikat
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas n = orde perut = 1,2,3,...
𝜆 = panjang gelombang
2. Letak perut dari ujung
bebas

3. Letak simpul dari ujung


terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT berurutan letak-letak simpul dari ujung terikat dapat
ditentukan sebagai berikut:
1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung • Simpul pertama, 𝑘𝑥1 = 0 𝑥1 = 0


terikat
𝜋 𝜋 1
• Simpul kedua, 𝑘𝑥2 = 𝜋 𝑥2 = 𝑘 = 2𝜋 = 2𝜆
3. Letak simpul dari ujung
𝜆
terikat
2𝜋 2𝜋
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG • Simpul ketiga, 𝑘𝑥3 = 2𝜋 𝑥3 = = 2𝜋 =𝜆
𝑘
BEBAS 𝜆
3𝜋 3𝜋 3
1. Persamaan gelombang • Simpul keempat, 𝑘𝑥4 = 3𝜋 𝑥4 = = 2𝜋 = 2𝜆
stationer ujung bebas 𝑘
𝜆

2. Letak perut dari ujung • Dan seterusnya


bebas

3. Letak simpul dari ujung


terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung


terikat Rumuskan letak simpul dari ujung pemantul terikat
3. Letak simpul dari ujung
adalah:
terikat
x=(n-1)1/2 λ
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG
BEBAS Dimana
1. Persamaan gelombang x = jarak simpul dari ujung terikat
stationer ujung bebas
n = orde simpul = 1,2,3,...
2. Letak perut dari ujung
bebas 𝜆 = panjang gelombang
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung


terikat

3. Letak simpul dari ujung


terikat

B. GELOMBANG STASIONER UJUNG Persamaan gelombang datang :


BEBAS
y1 = A sin (ωt – k(l - x))
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas
Persamaan gelombang pantul :
2. Letak perut dari ujung
bebas y2 = A sin [(ωt - k(l + x)),
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat
yp = y1 + y2
2. Letak perut dari ujung yp = A sin (ωt – k(l - x)) + A sin (ωt - k(l + x))
terikat
yp = A { sin (ωt – k(l - x)) + sin (ωt - k(l + x))}
3. Letak simpul dari ujung
terikat yp = A { sin (ωt – kl + kx) + sin (ωt - kl - kx)}
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG
BEBAS
Karena :
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas sin A + sin B = 2 sin ½ (A+B).cos ½ (A-B)
2. Letak perut dari ujung
bebas

3. Letak simpul dari ujung


terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung Maka :


terikat

3. Letak simpul dari ujung


terikat yp = A{2 sin ½ ((ωt – kl + kx) + (ωt - kl - kx)).
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG cos ½ ((ωt – kl + kx) - (ωt - kl - kx))}
BEBAS
yp = A{2 sin ½ (ωt – kl + kx + ωt - kl - kx).
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas cos ½ (ωt – kl + kx - ωt + kl + kx)}
yp = 2A sin ½ (2 ωt – 2 kl).cos ½ (2kx)
2. Letak perut dari ujung
bebas yp = 2A sin (ωt – kl).cos kx
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT yp = 2A cos kx . sin (ωt – kl)
1. Persamaan gelombang atau
stationer ujung terikat
yp = Ap. sin (ωt – kl)
2. Letak perut dari ujung
terikat Ap = 2A cos kx
3. Letak simpul dari ujung
terikat
Dimana:
B. GELOMBANG STASIONER UJUNG
BEBAS L = panjang dawai (tali),
1. Persamaan gelombang AP = amplitudo gelombang stasioner,
stationer ujung bebas
x = jarak titik P terhadap ujung pemantul
2. Letak perut dari ujung
bebas
y = Simpangan gelombang stasioner (m)
k = Bilangan gelombang (m-1)
3. Letak simpul dari ujung
terikat ω = Kecepatan sudut gelombang (rad/s)
Gelombang Stationer
A. GELOMBANG STASIONER UJUNG
TERIKAT

1. Persamaan gelombang
stationer ujung terikat

2. Letak perut dari ujung


terikat

3. Letak simpul dari ujung


terikat

B. GELOMBANG STASIONER UJUNG Persamaan :


BEBAS
xn+1 = (2n + 1) λ/4
1. Persamaan gelombang
stationer ujung bebas dengan n = 0, 1, 2, . . .
Untuk simpul ke-1, n = 0, perut ke-2, n = 1 dan seterusnya.
2. Letak perut dari ujung
bebas Simpul pertama merupakan ¼ λ, simpul kedua = ¾ λ, simpul
3. Letak simpul dari ujung
ketiga = 1¼ λ dst.
terikat

Anda mungkin juga menyukai