Anda di halaman 1dari 17

Konsep Pengobatan Mandiri

Kelompok 10 :
1. Ardinata
2. Devi Tiara Futri
3. Eko Bagus W
4. Wahyudin

Pelayanan Kefarmasian
SWAMEDIKASI = PENGGUNAAN OBAT SENDIRI

 SWAMEDIKASI ( The International Pharmaceutical Federation)


adalah penggunaan obat non resep oleh seseorang atas inisiatif sendiri.
 SWAMEDIKASI ( WHO)
adalah pemilihan dan penggunaan obat-obatan (termasuk produk herbal dan tradisional) oleh
individu untuk mengobati penyakit atau gejala yang dapat dikenali sendiri
 SWAMEDIKASI ( Rahardja, 2010)
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang
sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter.
MENGAPA SWAMEDIKASI ????
 Hasil Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 2009

66 %  orang sakit di Indonesia melakukan


swamedikasi

34 %  Berobat ke dokter

 Di Amerika  73 % swamedikasi
MENGAPA SWAMEDIKASI ????

Perkembangan teknologi informasi via internet

Mahalnya biaya berobat ke dokter

Tersedianya aneka produk suplemen dan obat (bebas, bebas


terbatas dan Obat Wajib Apotek)

Kemudahan mendapatkan obat


5 ( lima )komponen informasi yang yang diperlukan untuk swamedikasi yang
tepat menggunakan obat modern (Anonim, 2010).

Efek
samping dosis indikasi

pengetahuan
tentang
kandungan aktif Kontra indikasi
obat
RESIKO SWAMEDIKASI
 Tidak mengenali keseriusan gangguan. Keseriusan dapat Disinilah peran Farmasi Apoteker
dinilai salah satu atau mungkin tidak dikenali, sehingga untuk membimbing dan
pengobatan sendiri bisa dilakukan terlalu lama.
memilihkan obat yang tepat.
 Gangguan bersangkutan dapat memperhebat keluhan,
Pasien dapat meminta informasi
sehingga dokter perlu menggunakan obat-obat yang
kepada apoteker agar pemilihan
lebih keras.
obat lebih tepat.
 Resiko yang lain adalah penggunaan obat yang kurang
Selain apoteker, tenaga farmasi
tepat. Obat bisa digunakan secara salah, terlalu lama
lain seperti asisten apoteker
atau dalam takaran yang terlalu besar.
mempunyai peran penting dalam
menyampaikan informasi obat
kepada masyarakat.
TERAPI RASIONAL
• Menurut Siregar (2003) definisi penggunaan obat secara rasional
adalah mensyaratkan bahwa penderita menerima obat yang sesuai
dengan kebutuhan klinik, dalam dosis serta periode waktu yang
memadai dan harga terendah bagi komunitas mereka
• Pada pengobatan sendiri ( swamedikasi ) dibutuhkan penggunaan obat
yang tepat atau rasional. Penggunaan obat yang rasional adalah pasien
menerima obat yang tepat dengan keadaan kliniknya, dalam dosis
yang sesuai dengan keadaan individunya, pada waktu yang tepat dan
dengan harga terjangkau bagi dia dan komunitasnya.
terapi rasional meliputi kriteria (Maulana, 2010).
a. Tepat indikasi

Tepat indikasi adalah adanya kesesuaian antara diagnosis pasien dengan obat yang diberikan.

b. Tepat obat

Tepat obat adalah pemilihan obat dengan memperhatikan efektivitas, keamanan, rasionalitas dan murah.

c. Tepat dosis regimen

Tepat dosis regimen adalah pemberian obat yang tepat dosis (takaran obat), tepat rute (cara pemberian), tepat saat

(waktu pemberian), tepat interval (frekuensi), dan tepat lama pemberian.

d. Tepat pasien

Tepat pasien adalah obat yang diberikan sesuai dengan kondisi pasien. Kondisi pasien misalnya umur, faktor genetik,

kehamilan, alergi, dan penyakit lain.


Keuntungan Swamedikasi
• Menurut Rahardja (2010) keuntungan swamedikasi adalah obat untuk ganguan-ganguan
• Keuntungan yang lainnya yaitu aman apabila digunakan sesuai dengan petunjuk (efek
samping dapat diperkirakan), efektif untuk menghilangkan keluhan karena 80% sakit
bersifat self limiting, yaitu sembuh sendiri tanpa intervensi tenaga kesehatan.
• biaya pembelian obat relatif lebih murah daripada biaya pelayanan kesehatan, hemat
waktu karena tidak perlu menggunakan fasilitas atau profesi kesehatan, kepuasan karena
ikut berperan serta dalam sistem pelayanan kesehatan.
• menghindari rasa malu atau stres apabila harus menampakkan bagian tubuh tertentu di
hadapan tenaga kesehatan, dan membantu pemerintah untuk mengatasi keterbatasan
jumlah tenaga kesehatan pada masyarakat (Supardi dkk, 2005)
• Menurut Anief (1997), keuntungan yang lain yaitu lebih mudah, cepat, tidak membebani
sistem pelayanan kesahatan dan dapat dilakukan oleh diri sendiri. Bagi konsumen obat,
pengobatan sendiri dapat memberi keuntungan yaitu bila ia dapat
– 1) Menghemat biaya ke dokter
– 2) Menghemat waktu ke dokter
– 3) Segera dapat beraktifitas kembali
Kerugian
Swamedikasi
Kekurangan, obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak
digunakan sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu
apabila salah menggunakan obat, kemungkinan kecil dapat timbul
reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensitifitas, efek
samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat salah
diagnosis dan pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman
menggunakan obat di masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi
dkk, 2005).
KRITERIA PENGGUNAAN OBAT SWAMEDIKASI
Sesuai Permenkes no 919/MenKes/Per/X/1993, tentang kriteria obat
yang dapat diserahkan tanpa resep dokter adalah:
• Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun
• Tidak memberikan resiko berkelanjutan
• Penggunaanya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan
• Pengunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di
Indonesia
• Memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
INFORMASI UMUM OBAT
• Penggolongan Obat
Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan keamanan dan
ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan
obat menurut Permenkes No. 917/1993 adalah :
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam.
Contoh : Parasetamol
2. Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan
disertai dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket
obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna
hitam.
Contoh : CTM
lanjutan
3. Obat Keras dan Psikotropika
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada
kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh :
Asam Mefenamat
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
Contoh : Diazepam, Phenobarbital
4. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin
TANDA PERINGATAN
Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat
bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna
hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2
(dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna
putih sebagai berikut :
Jenis Penyakit apa sajakah yang boleh
swamedikasi ????/
Pengobatan sendiri ini dibatasi untuk penyakit ringan seperti :
1. Batuk 10. Ketombe
2. Flu (influenza) 11. Kutil
3. Demam dan Nyeri 12. Luka bakar
4. Sakit maag 13. Luka iris
5. kecacingan 14. Luka serut
6. Diare
7. Biang keringat
8. Jerawat
9. Kadas/kurap
• Hal-hal yang harus diketahui sebelum
melakukan pengobatan sendiri :

1. Apakah masalah kesehatan anda memerlukan


pemeriksaan dokter
2. Apakah anda memerlukan obat
3. Konsultasikan dengan apoteker tentang obat yang dapat
diperoleh tanpa resep dokter, untuk mengatasi masalah
kesehatan anda
PERHATIAN !!!!!!!!

“ LAKUKAN SWAMEDIKASI YANG BERTANGGUNG JAWAB AGAR


ANDA TERHINDAR DARI PENGGUNAAN OBAT YANG SALAH /
TIDAK RASIONAL, EFEK SAMPING OBAT DAN PENYAKIT YANG
MENJADI BERAT”

Anda mungkin juga menyukai