Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KASUS TRANSKULTURAL

NURSING
(SUNRISE MODEL)

By :
I GEDE RONNY WAHYUDHI
18C10229
TRANSKULTURAL NURSING???
• C:\Users\asus\Desktop\IDK 7 (Transkultural Nursing)\made
liene-leiningerssunrise-model-ppt-24-728.jpg
Contoh Kasus
Ny S umur 25 tahun, agama kristen, pendidikan SD, Pekerjaan Pedagang Sayur, klien menikah dengan Tuan M 30
tahun, agama kristen, pendidikan SMP, pekerjaan petani, suku timor dan tinggal bersama mertuanya. Ny S sedang
hamil anak pertama dengan usia kehamilan 24 minggu. Ny S sering merasa pusing, lemas, tidak nafsu makan dan
pucat. Suatu ketika Ny S bersama suaminya memeriksakan dirinya di RS R dengan hasil Lab Hb 8 dan hasil USG bayi
laki-laki dengan letak sungsang. Dari pemeriksaan dokter di RS R, Ny S menderita anemia.
Pada saat pemeriksaan, Ny S mengatakan kepada perawat bahwa selama hamil baru saat ini merasa sakit seperti
ini dan beliau pun bercerita tentang kepercayaan di daerahnya bahwa jika sedang hamil tidak boleh membunuh
binatang yang dianggap bisa mempengaruhi anaknya lahir dengan kecacatan, pantangan selama hamil tidak boleh
makan ikan laut karna dapat membuat asin air ASI, minum jamu agar kandungan kuat, perbanyak makan sayur daun
marungga supaya kelak ASI banyak, menggosok badan dengan pasir laut sebelum mandi agar anak kelak nanti lahir
putih serta bila anak dalam kandungan posisi tidak normal maka harus di urut. Kepercayaan dan keyakinan tersebut
secara turun temurun diyakini oleh anggota keluarga Ny S dan suami serta mertuanya. Dokter pun menyarankan agar
Ny S banyak istirahat dan minum vitamin dari dokter. 5 hari kemudian Ny S MRS di RS yang sama dengan keluhan
perut keram dan sempat terjadi perdarahan dirumah. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter ternyata Ny S
mengaku jarang minum vitamin dari dokter dan sempat ke tukang pijat untuk memijat perutnya dengan asumsi anak
yang letaknya sungsang bisa kembali ke posisi normal sperti keyakinan keluarga yang dianut selama ini.
ANALISIS
1. Faktor Teknologi
Klien memeriksakan kehamilannya ke dokter dan diperiksa dengan
mesin USG sehingga diketahui letak bayi dalam kandungannya
sungsang, klien mampu menjelaskan kepada dokter tentang keluhan
sakitnya saat itu.
2. Faktor Agama dan Falsafah Hidup
klien menganut agama kristen, kebiasaan agama yang berdampak
positif sehubungan dg kesehatan yaitu tidak membunuh binatang
saat istri sedang hamil
3. Faktor Sosial dan Keterikatan Keluarga
Klien bernama NY S, sudah menikah, tinggal serumah dengan mertua,
memiliki keyakinan yang sama dengan anggota keluarga yang lain
dalam satu rumah, segala bentuk pengambilan keputusan keluarga ada
di pihak suami.
4. Faktor Nilai Budaya dan Gaya Hidup
Didalam keluarga Ny S pantang makan ikan laut selama hamil, banyak
makan sayur daun marungga, minum jamu, sebelum mandi menggosok
badan dengan pasir laut, melakukan pijatan di daerah perut.
5. Faktor Politik
Alasan datang ke RS R karna pusing, lemas, pucat
Advice dari RS R yaitu harus perbanyak istirahat, dan
minum vitamin
6. Faktor Ekonomi
Ny S bekerja sebagai pedagang sayur, dan suami bekerja
sebagai petani. Status ekonomi Ny S berada di kategori
menengah, Ny S berencana bersalin di RS R dan sudah
mempunyai BPJS.
7. Faktor Pendidikan
Pendidikan Ny S SD dan suami SMP. Setelah mendengar
bahwa letak bayi sungsang dari hasil USG Ny S dan suami
tidak mempercayai dokter dan lebih memilih memijat
perutnya dengan harapan posisi letak bayi dalam
kandungan Ny S kembali normal serta tidak mengikuti
anjuran dokter untuk minum vitamin.
Berdasarkan hasil analisa kasus diatas, maka peran kita
sebagai perawat :
1. Tidak henti-hentinya berkolaborasi dengan tenaga medis
lainnya dalam memberikan KIE tentang pentingnya
perawatan ante natal care di masyarakat khususnya
masyarakat dipelosok seperti kasus diatas dengan
tingkat pendidikan SD dan SMP serta jauh dari akses
fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai utk lebih
aktif memeriksakan diri sehingga angka kejadian seperti
kematian ibu dan bayi dapat ditekan.
2. Tetap mempertahankan tradisi yang bersifat positif bagi
kes yang telah berkembang scr turun temurun
dimasyarakat untuk menghindari isu negatif seperti
SARA serta mampu memberikan edukasi di masyarakat
baik dengan contoh video/visualisasi tentang tindakan
atau aktivitas sehari-hari yang berpengaruh buruk bagi
kesehatan.
3. Tetap menjaga hubungan yang bersifat terapiutik dg
klien
4. Meningkatkan aktualisasi diri/self improvement kita
sebagai seorang perawat dimana salah satu peran perawat

Anda mungkin juga menyukai