Anda di halaman 1dari 53

HIPERTENSI

DALAM KEHAMILAN

Dr. Najoan Nan Warouw, SpOG – K


BAGIAN OBS-GYN
FK UNSRAT MANADO
2007
Terminologi :
1. Hipertensi dalam kehamilan.
2. Preeklampsia – Eklampsia
Klasifikasi :
1. Hipertensi kronik
- Tjd sebelum kehamilan 20 minggu
- Tidak menghilang setelah 12 minggu post
partum.

2. Preeklampsia – Eklampsia.
- Hipertensi & proteinuria setelah kehamilan 20
mgg
3. Hipertensi kronik dgn Superimposed
preeklampsia.
- Hipertensi kronik yg disertai proteinuria

4. Hipertensi Gestasional
- Timbul hipertensi pd kehamilan yg tidak
disertai proteinuria hingga 12 minggu
pasca persalinan
- Bila menghilang setelah 12 minggu
persalinan disebut “ Hipertensi Transient”
Penjelasan :
1. Hipertensi :
- Sistolik > 140 mmHg & Diastolik > 90 mmHg
- Diukur 2 kali selang 4 jam  stl istirahat.
- Kenaikan Sistolik/Diastolik 30/15 mmHg
 tidak dipakai lagi sbg kriteria hipertensi,
oleh karena kadar proteinuria berkorelasi
harga nominal desakan darah.

2. Proteinuria :
a. > 30 mg/l dari urine tengah acak.
b. > 300 mg dlm 24 jam produk urine
c. Dengan memakai dipstick
3. Edema Tungkai
- Tidak dipakai lg sbg kriteria hipertensi
dlm kehamilan kecuali edema anasarca.

STANDARISASI
I. Pengukuran desakan darah :
Alat yg dipakai :
 Mercury Sphygnomanometer.
 Aneroid Sphygnomanometer.
 Electronic Sphygnomanometer
B. Cara Pengukuran Desakan darah :
1. Postur :
- Pasien duduk dikursi, punggung bersandar.
- Lengan yg diukur setinggi jantung.
- Lengan dibebaskan dari baju yg ketat.
- Bila tidak memungkinkan duduk  tidur miring kiri
2. Pasien 30 mnt sblm pengukuran tidak boleh minum
kopi/stimulan adrenergik.
3. Alat yg dipakai :
a. Ukuran cuff :
- Bladder cuff melingkari 80% lengan atas
- Pipa karet penghubung cuff diarahkan
keatas / kebawah shg tdk mengganggu waktu
meletakkan stetoskop.
b. Manometer
- Harus dikalibrasi
- Kolom mercury hrs dlm posisi vertikal.
C. Stetoscope.
- Tentukan denyut a. Brachialis.
- letakkan stetoscope diatasnya.

Tehnik Pengukuran :
- Dipompa melampaui 20-30 mmHg diatas saat
hilangnya denyut a. Brachialis dengan palpasi.
- Pompa dibuka dg kecepatan 2-3 mmHg/dtk.
- Desakan sistolik  Bunyi korotkoff I
- Desakan Diatolik  Korotkoff V
- Bila tidak teridentifikasi, desakan diastolik ditentukan pd
“muffling of sound”
Pengukuran kadar Proteinuria :
a. Cara Esbach :
- Proteinuria  300 mg/24 jam jml urine
- Setara dg > 30 mg/dL ( + 1 dipstick)
 Urine tengah tanpa tanda infeksi

b. Pengukuran dg Dipstick :
- 1 +  0,3-0,45 g/L(95% Predictive value utk PEB)
- 2 +  0,45 – 1 g/L
- 3 +  1-3 g/L (36% Predictive value utk PEB).
- 4 +  > 3 g/L
FAKTOR RISIKO PREEKLAMPSIA
A. Faktor yg meningkatkan terjadinya
Preeklampsia :

1. Risiko yg b’hubungan dg Partner laki-laki :


- Primigravida
- Primipaternity
- Umur ekstrim (terlalu tua/muda)
- Laki2 yg pernah menikahi wanita  PE.
- Pemaparan terbatas thd sperma.
- Inseminasi donor & donor oocyte
2. Risiko berhubungan dg RPD / peny
keluarga :

- Riwayat pernah preeklampsia.


- Hipertensi kronik.
- Peny. Ginjal.
- Obesitas.
- DM Gestasional, DM Tipe I.
- Antiphospolipid antibodi &
Hipercromocystein
3. Risiko yg berhubungan dg kehamilan :
- Mola hidatidosa.
- Kehamilan multiple.
- ISK pd kehamilan.
- Hydrops fetalis
B. Faktor Risiko mengurangi tjd Preeklampsia :
1. Sex Oral
 b’hub dgn MALT (Mucosa Associated
Lymphoid Tissue)
2. Merokok
 Perokok  efek dr nikotin  Permeabilitas
Vasculer 
PENCEGAHAN PREEKLAMPSIA
A. Pencegahan Non Medikal :
1. Restriksi garam  tak terbukti mencegah
2. Suplementasi diet yg mengandung :
- Minyak ikan  Omega-3, PUFA
- Antioksidan : Vit C, E, β Carotene, CoQ10
N-Acetylcystein, Asam lipoik.
- Logam berat : Zn, Mg, Ca
3. Tirah baring tidak terbukti :
a. Mencegah terjadi preeklampsia
b. Mencegah persalinan preterm
B. Pencegahan Medikal :
1. Diuretik  tak terbukti mencegah bahkan
memperberat hipovolemia.
2. Antihipertensi  tak terbukti mencegah
3. Kalsium 1500-2000 mg/ha  blm terbukti
4. Zinc 200 mg/hari.
5. Magnesium 365 mg/hari
6. Obat anti thrombotic :
- Aspirin dosis rendah < 100 mg  blm terbukti.
- Dypiridamol
7. Antioksidan : Vit C, E, β Carotene, CoQ10
N-Acetylcystein, Asam lipoik
ASPEK KLINIK
KLASIFIKASI HIPERTENSI DLM KEHAMILAN

1. HIPERTENSI GESTASIONAL :
- TD 140/90 mmHg pertama kalinya pd kehamilan
tanpa proteinuria.
- Kembali normal < 12 mgg pasca persalinan.

2. PREEKLAMPSIA
- Kriteria Minimum  TD 140/90 mmHg setelah
kehamilan 20 mgg.
- Proteinuria > 300 mg/24 Jam.
3. EKLAMPSIA.
- Kejang pd Preeklampsia disertai koma.

4. HIPERTENSI KRONIK DG SUPERIMPOSED


PREEKLAMPSIA
- Timbul proteinuria > 300 mg/24 jam pd hipertensi
kronik
- Proteinuria timbul stl kehamilan 20 mgg.

5. HIPERTENSI KRONIK
- TD > 140/90 mmHg sbl kehamilan 20 mgg dan tdk
menghilang stlh 12 minggu pasca persalinan
CARA MENEGAKKAN DIAGNOSIS :
1. Riwayat Penyakit :  Anamnesa
- Adanya gejala : Nyeri kepala, ggn visus, panas
dimuka, dispnea, nyeri dada, mual muntah, kejang
- RPD : Hipertensi sebelumnya, penyulit pd
pemakaian kontrasepsi, Peny. Ginjal, ISK.
- Riwayat Keluarga : Ditanyakan jika ada keluarga
yg mengalami hipertensi dalam kehamilan
- Riwayat gaya hidup : Keadaan lingk. Sosial,
apakah merokok dan minum alkohol.
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Kardiovaskuler : Evaluasi TD, Bunyi jtg, Pulsasi perifer.
b. Paru : auskultasi  Diagnosis edema paru.
c. Abdomen : Palpasi  nyeri pada hepar, evaluasi
keadaan rahim dan janinnya.
d. Refleks : adanya klonus.
f. Funduskopi : Retinopati grade I – III.
3. Pada pelayanan kesehatan Primer :
Dokter umum & bidan dapat melakukan :
a. Pengukuran TD dgn cara standard.
b. Mengukur proteinuria.
c. Menentukan edema anasarca.
d. Tentukan tinggi fundus  deteksi IUGR
e. Pemeriksaan Funduskopi.
C. PEMERIKSAAN LABORATORIUM :

1. Haemoglobin dan hematokrit.


2. Morfologi sel darah merah pd apusan darah tepi
3. Thrombocyt
4. Kreatinin serum, Asam urat, BUN
5. Transaminase serum (SGOT/SGPT)
6. LDH
7. Albumin Serum dan faktor koagulasi
D. PEMERIKSAAN KESEJAHTERAAN JANIN

1. HIPERTENSI GESTASIONAL :
Pada wkt pertama kali diagnosis :
a. Perkiraan pertumbuhan janin & Vol. air ketuban
b. NST  Saat didiagnosis
- NST Non reaktif & TD tdk   Ulangan NST dilakukan
jika ada perubahan dari ibu

2. HIPERTENSI RINGAN :
a. Perkiraan pertumbuhan janin & Vol. air ketuban
 Jika normal  ulangi tiap 3 mgg
b. NST  Wkt diagnosis, Jika Non reaktif & TD 
ulangi tiap minggu
c. USG  TBBA < 10th percentile dari umur kehamilan
atau didapatkan oligohidramnion
 Pemeriksaan 2 mgg sekali
PENGELOLAAN PREEKLAMPSIA :
A. PREEKLAMPSIA RINGAN
1. Definisi :
Sindroma spesifik kehamilan dengan penurunan
perfusi pd organ2 akibat vasospasme dan aktivasi
endotel

2. Kriteria Diagnostik :
a. TD > 140/90 mmHg s.d < 160/110 mmHg.
b. Proteinuria > 300 mg/24 jam atau dipstik 1+
c. Edema lokal tungkai tdk termasuk diagnosa,
kecuali edema anasarka
3. PENGELOLAAN Preklampsia ringan :

A. Rawat Jalan (Ambulatoir):

1. Tirah baring tidak mutlak  ambulasi sesuai


keinginannya. Di Indonesia masih diperlukan.
2. Diet reguler  tdk perlu diet khusus
3. Vitamin prenatal.
4. Tidak perlu restriksi garam.
5. Tdk perlu diuretik, antihipertensi & sedatif.
6. Kunjungan ke rumah  1 mgg sekali
B. Rawat Inap (Hospitalisasi)
1.Indikasi PER rawat inap :
a. Hipertensi menetap selama 2 minggu.
b. Proteinuria menetap selama > 2 minggu.
c. Hasil tes laboratorium abnormal.
d. Adanya 1 atau lebih tanda PEB
2. Pemeriksaan dan Monitoring
a. Pengukuran TD tiap 4 jam  Kec. Ibu tidur.
b. Amati adanya edema pd muka & abdomen.
c. Timbang BB pd saat MRS.
d. Amati gejala dgn impending preeklampsia :
- Nyeri kepala frontal.
- Gangguan visus
- Nyeri kuadran kanan atas perut, epigastrium.
3. Pemeriksaan Laboratorium :
a. Proteinuria dgn dipstik  ulangi 2 hari kmd.
b. Hematokrit & Thrombosit  2 X/minggu.
c. Tes fungsi hepar 2 X/minggu.
d. Tes fungsi ginjal (Kreatinin, asam urat, BUN).
e. Produk urine tiap 3 jam.

4. Pemeriksaan Kesejahteraan Janin :


a. Pengamatan gerakan janin tiap hari.
b. NST 2 x seminggu.
c. Profil biophisik bila NST Non reaktif.
d. Evaluasi pertumbuhan janin dg USG 3-4 mgg
e. USG dopler arteri umbilicalis, a. Uterina.
4. Terapi Medikamentosa :
a. Prinsip sama dgn terapi ambulatoar.
b. Bila tdp gejala perbaikan & umur kehamilan > 37
minggu, observasi 2-3 hari  kmd boleh pulang.
5. Pengelolaan Obstetrik  tgt umur kehamilan
a. Bila penderita belum Inpartu :
a.1. Umur kehamilan < 37 minggu :
- Tanda & Gejala tdk memburuk
 pertahankan sampai aterm
a. 2. Umur kehamilan > 37 minggu :
1. Pertahankan sampai timbul onset partus
2. Servik matang  pertimbangkan Induksi
b. Bila penderita sdh inpartu :
- Observasi persalinan dgn Partograf WHO,
Kurva Friedman.

c. Konsultasi :
Selama MRS dilakukan konsultasi :
1. Bagian Peny. Mata.
2. Bagian Peny. Jantung.
3. Bagian lain atas indikasi.
PREEKLAMPSIA BERAT

1. DEFINISI :
Preeklampsia dgn salah satu gejala dibawah :
a. TD sistolik >160 mmHg, Diastolik > 90 mmHg.
b. Proteinuria > 5 g/Jml urine 24 jam atau 4+
c. Oliguria : Prod. Urine < 400-500 cc/24jam
d. Kreatinin serum 
e. Edema paru dan cyanosis.
f. Nyeri epigastrium, kuadran kanan atas abdomen
 peregangan kapsula Glisoni
g. Ggn otak dan Visus  Perubahan kesadaran,
nyeri kepala, scotoma, pandangan kabur.
h. Ggn fungsi hepar  SGOT/SGPT .
i. Hemolisis mikroangiopatik.
j. Trombositopenia < 100 000 cell/mm3
k. Sindroma HELLP.

2. Pembagian PEB :
a. PEB tanpa impending eklampsia
b. PEB dengan gejala impending eklampsia :
Gejala : - Nyeri kepala
- Mata Kabur
- Mual muntah
- Nyeri epigastrium
- Nyeri kuadran kanan atas abd.
3. Pemeriksaan Laboratorium :
- Sama dengan PER

4. Dasar Pengelolaan :
Pd kehamilan dg penyulit apapun pd ibu dilakukan :
a. Rencana terapi penyulit
 Medikamentosa utk penyulitnya
b. Menentukan sikap terhadap kehamilannya.
b. 1. Ekspektatif/Konservatif :
 Kehamilan dipertahankan jika < 37 mgg
b. 2. Aktif/Agresif :
 Kehamilan > 37 mgg  akhiri
5.a. Pemberian terapi medikamentosa :

a. Segera MRS
b. Tirah baring miring kiri scr intermiten.
c. IVFD RL
d. Pemberian antikejang MgSO4
Pemberian MgSO4 dibagi menjadi :
- Loading dose / dosis awal
 MgSO4 40% 6 gr IV
- Maintenance dose / dosis lanjutan.
 MgSO4 40% 4gr dalam RL 500
cc
 Lanjut tiap 6 jam
e. Antihipertensi :
- Bila TD > 180/110 mmHg atau MAP > 126 mmHg
- Jenis : Nifedipin 10-20 mg oral Maks 120 mg/24 J
- Desakan drh diturunkan bertahap
* Penurunan awal 25% dari TD awal.
* Diturunkan mjd < 160/105 mmHg

f. Diuretikum :  tdk diberikan rutin o.k.


1. Memperberat penurunan perfusi plasenta.
2. Memperberat hipovolemia.
3. Meningkatkan hemokonsentrasi
Diuretik diberikan atas Indikasi :
1. Edema Paru.
2. Payah Jantung kongestif.
3. Edema Anasarka
4. Edema otak

g. Diet
- Diberi diet seimbang
- Hindari protein dan kalori ber >>.
5. b. SIKAP TERHADAP KEHAMILANNYA :
PERAWATAN KONSERVATIF, EKSPEKTATIF
a. Tujuan :
1. Pertahankan kehamilan  Viable
2. Me  kesejahteraan bayi tanpa pengaruhi ibu
b. Indikasi :
Kehamilan < 37 mgg tanpa gejala impending
c. Terapi medikamentosa :
- MgSO4 maintenance dose tanpa loading dose
- Bila sdh menjadi PER  rawat 2-3 hari Plg
- Glukokortikoid  kehamilan < 28-34 mgg
d. Perawatan di RS
1. Monitoring thd gejala :
Nyeri kepala, penglihatan kabur, nyeri
epigastrium, nyeri kuadran kanan
atas, kenaikan BB dengan cepat.
2. Timbang BB wkt MRS diikuti tiap hari.
3. Ukur proteinuria tiap 2 hari.
4. Ukur TD sesuai standard.
5. Periksa lab sesuai ketentuan.
6. Periksa USG sesuai standard
a. Ukuran biometrik janin.
b. Volume air ketuban.
6. PERAWATAN AKTIF (AGRESIF)
a. Tujuan : Terminasi kehamilan
b. Indikasi :
b. 1. Indikasi Ibu :
a. Gagal terapi medikamentosa
1. 6 jam stl terapi medikamentosa tjd
kenaikan TD persisten
2. 24 jam stl terapi medikamentosa tjd
kenaikan TD persisten
b. Tanda & gejala impending.
c. Ggn fungsi hepar.
d. Ggn fungsi ginjal
e. Curiga tjd solusio plasenta
f. Timbul onset partus, KPD, Perdarahan
b. 2. Indikasi Janin :

a. Umur kehamilan > 37 mgg.


b. IUGR berat berdasarkan USG
c. NST nonreaktif & Profil biophisik
abnormal.
d. Timbul oligohidramnion.

b. 3. Indikasi Laboratorium :

- Trombositopenia progresif
 menjurus ke HELLP
c. Cara Persalinan :
Sedapat mungkin persalinan  Pervaginam
1. Penderita belum inpartu :
a. Induksi persalinan  Bishop skor > 8
- Bila perlu pematangan servik dg misoprostol
- Induksi hrs mencapai kala II dlm 24 jam
 bila tdk  Gagal  SC
b. Indikasi SC :
a. Ada kontra indikasi persalinan pervaginam.
b. Induksi persalinan gagal
c. Terjadi maternal / fetal distress.
d. Bila umur kehamilan < 33 minggu
2. Bila penderita inpartu :

a. Perjalanan persalinan dipantau dg partograf


b. Perpendek kala II
c. SC bila Terjadi maternal / fetal distress.
d. Primigravida  direkomendasi SC
e. Anastesi  regional, epidural  GA tdk
dianjurkan
7. Penyulit ibu

A. SSP : B. Gastrointestinal-hepar

- Perdrh intrakranial - Subscapular hematoma


- Trombosis Vena. Hepar
- Hipertensi ensefalopati - Ruptur Kapsula Hepar
- Edema Cerebri.
- Edema Retina C. Ginjal
- Macular detachment
- Kebutaan kortek - Gagal Ginjal Akut
- Nekrosis Tubular Akut
d. Haematologik : e. Kardiopulmoner :

- DIC - Edema paru


- Thrombositopenia - Depresi/arrest
pernafasan.
- Kardiak arrest
- Iskhemi Miokard
8. Penyulit Janin :
- IUGR
- Solutio Plasenta.
- IUFD.
- Kematian Neonatal.
- Penyulit akibat prematuritas.
- Cerebral palsy.

9. Konsultasi :
a. Obsgyn : Fetomaternal, Perinatologi anak.
b. Tergantung situasi klinis  ICU, NICU,
Neurolog, Nefrologi, Patologi klinik
EKLAMPSIA
Definisi : Preeklampsia yg disertai kejang tonik-
klonik disusul dgn koma.
Dasar Pengelolaan :
a. Terapi supportif  Stabilisasi ibu
b. Ingat A,B, C (Airway, Breath, Circulation)
c. Pastikan jalan nafas terbuka.
d. Cegah dan atasi kejang
e. Koreksi hipoksemia & Acidemia.
f. Atasi dan cegah penyulit  Krisis hipertensi
g. Lahirkan janin pd saat yg tepat
Perawatan kejang :
a. Tempatkan pend di ruang tenang
b. Tempat tidur ckp lebar  ubah2 posisi
c. Rendahkan kepala kebawah  aspirasi lendir
d. Siapkan spatel
e. Fiksasi badan hrs kendor  cegah fraktur

Perawatan koma :
a. Ukur kedalaman koma  GCS
b. Usahakan jalan nafas terbuka.
c. Hindari dekubitus.
d. Perhatikan nutrisi
Pengelolaan Eklampsia :
a. Sikap dasar  terminasi tanpa
memandang umur
kehamilan
b. Terminasi dilakukan  hemodinamik
stabil
c. Stabilisasi dicapai dalam  4-8 jam
setelah :
1. Pemberian obat kejang terakhir.
2. Kejang terakhir.
3. Pemberian obat antihipertensi terakhir
4. Pend. Mulai sadar
HIPERTENSI KRONIK

Definisi : Hipertensi didpt < umur kehamilan 20 mgg


Etiologi :
a. Primer (idiopatik) : 90%
b. Sekunder : 10% (bhb dg peny. Ginjal, DM)
Diagnosis :
a. Berdasarkan risiko yg mgk timbul
1. Risiko ↓ : Tanpa disertai kerusakan organ
2. Risiko ↑ : Hipertensi disertai kel. patologis
b. Kriteria Risiko tinggi :
1. Hipertensi berat :
- Sistole > 160 mmHg
- Diastolik > 110 mmHg sbl hamil < 20 mgg.
2. Hipertensi ringan :
- Pernah eklampsia.
- Umur ibu > 40 th.
- Hipertensi > 4 thn.
- Adanya kel. Ginjal.
- Adanya DM (Kls B – F)
- Kardiomiopati.
- Minum obat antihipertensi sbl hamil
Klasifikasi Hipertensi Kronik :
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stad I 140-159 90-99
Hipertensi stad II > 160 > 110

Pengelolaan :
Tujuan :
a. Menekan risiko pd ibu
b. Hindari pemberian obat2 yg berbahaya
Pemeriksaan Lab :
a. Px klinik spesifik : EKG, Echo, Opthalmology
b. Px laboratorium :
- TFG  Kreatinin, as. Urat , BUN, Proteinuria
- TFH  SGOT/PT
- Hematologik  Hb, Ht, Thrombo

Pemeriksaan Kesejahteraan Janin :


a. USG  Data dasar hml 18-20 mgg
 Ulang hml 28-32 mgg diikuti tiap bln
b. Dgn penyulit kardiovaskuler  perlu perhatian khusus
Pengobatan medikamentosa :
Indikasi pemberian antihipertensi :
a. Risiko rendah :
- Ibu sehat dgn diastolik menetap > 100 mmHg
- Dgn disfungsi organ & diastolik > 90 mmHg]
b. Obat Antihipertensi :
- Pilihan I : Metildopa 0,5-3,0 g/ha dibagi 2-3 dosis
- Pilihan II : Nifedipin 30-120g/ha tab
Pengelolalaan Kehamilannya :
a. Hipertensi ringan  Konservatif  sedapat pervaginam.
b. Hipertensi berat  Aktif (segera terminasi)
c. Anasthesi  Regional

Hipertensi Kronik Dgn Superimposed Preeklampsi :


 Pengelolaan sama dgn Preeklampsia berat
SINDROMA HELLP
Definisi : Preeklampsi-eklampsi dg adanya hemolisis,
↑ liver enzym, disfungsi hepar dan
thrombositopenia
Diagnosis :
1. Tanda dan gejala yg tidak khas :
 Mual, Muntah, Nyeri kepala, Malaise,
Kelemahan
2. Tanda dan Gejala Preeklampsia :
 Hipertensi, proteinuria, nyeri epigastrium,
edema
3. Tanda hemolisis intravasculer :
 ↑ LDH, AST & bilirubin indirek, ↓ haptoglobulin,
fragmentasi eritrosit, ↑ urobilinogen dlm urine.
4. Tanda kerusakan hepatosit hepar :
Klasifikasi Missisipi:
Kelas I : - Thrombo < 50 000/ml
- Serum LDH > 600 000 IU/L
- AST/ALT > 40 IU/L
Kelas II : - thrombo > 50 000 – 100 000 /ml
- Serum LDH > 600 000 IU/L
- AST/ALT > 40 IU/L
Kelas III : - Thrombo > 100 000 /ml
- Serum LDH > 600 000 IU/L
- AST/ALT > 40 IU/L
Klasifikasi Tennese :
1. Kelas lengkap :
Thrombo <100 000/ml, LDH >600 000 IU/L, AST > 40 IU/L
2. Kelas tidak lengkap  hanya 1 atau 2 gejala diatas.
Diagnosis Banding :
1. Thrombotik angiopati.
2. Kel. konsumptive fibrinogen (fatty liver, perdarahan >sepsis)
3. Kel. Jar. Ikat  SLE.
4. Peny. Ginjal primer
Terapi medikamentosa :
1. Sama spt preeklampsia-eklampsia.
2. Px lab  thrombo dan LDH
3. Thrombo < 50 000/ tanda koagulopati konsumptive :
 Periksa - Wkt prothrombine
- Wkt Thromboplastin
- Fibrinogen
4. Pemberian dexamethasone rescue :
a. Antepartum  double strength 10 mg IV/12 jam Jika :
1. Trombo < 100 000/cc.
2. Trombo 100 000 - 1500/cc dan dengan gejala :
Eklampsia, hipertensi berat, nyeri epigastrium
b. Post partum :
- Dexamethason 10 mg IV/12 jam 2 X lanjutkan dengan
- Dexamethason 5 mg IV/12 jam 2 X.
c. Dexamethason dihentikan bila :
a. Perbaikan laboratorium (Thrombo > 100 000, LDH ↓)
b. Perbaikan tanda dan gejala klinik.
5. Dipertimbangkan pemberian :
a. Tranfusi thrombosit < 50 000/cc
b. Antioksidan
Sikap : Pengelolaan Obstetrik :
 Sikap AKTIF  Terminasi tanpa memandang umur kehamilan
 Dilakukan pervaginam atau perabdominal

Anda mungkin juga menyukai