Anda di halaman 1dari 26

‘’FORMULASI DAN UJI STABILITAS SEDIAAN SABUN

PADAT TRANSPARAN EKSTRAK ETANOL TEMU


GIRING (Curcuma heyneana) DENGAN
COCAMIDOPROPYL BETAIN SEBAGAI SURFAKTAN’’

Oleh:
Vivi Viona
093901S13086

Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon


Kebersihan Kulit

KULIT Sabun
‘’FORMULASI DAN
UJI STABILITAS
SEDIAAN SABUN
PADAT TRANSPARAN
Sabun Opaque EKSTRAK ETANOL
TEMU GIRING
(Curcuma heyneana)
SABUN Sabun transculent DENGAN
COCAMIDOPROPYL
Sabun padat BETAIN SEBAGAI
SURFAKTAN’’
transparan

Cocoamidopropyl
betain sebagai
SABUN PADAT surfaktan
TRASPARAN
Temu giring sebagai
bahan alam
1. Apakah ekstrak etanol temu giring (Curcuma
heyneana) dapat diformulasikan sebagai sabun
padat transparan?

Rumusan Masalah

2. Bagaimanakah stabilitas sabun setelah satu


bulan penyimpanan?
Tujuan Penelitian

a. Mengetahui apakah ekstrak etanol temu


giring (Curcuma heyneana) dapat di
formulasikan sebagai sabun padat transparan.

b. Mengetahui bagaimanakah
stabilitas sabun dengan menggunakan
metode manipulasi suhu.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan untuk membuat sediaan sabun padat transparan ekstrak etanol
temu giring (curcuma heynaeana). Dengan mengetahui stabilitas dan evaluasi dari
sediaan sabun padat transparan dengan pengamatan meliputi uji organoleptik, uji
stabilitas busa, derajat keasaman (pH), uji kekerasan sabun. Uji stabilitas dilakukan
dengan metode manipulasi suhu yaitu pada suhu ±2oC, ±28oC, ±40oC selama 1 bulan
dan dilakukan evaluasi pada hari ke-0, 7, 14, 21, dan 28.

Ekstrak etanol temu giring diperoleh dari temu giring yang berasal dari pasar
Kanoman yang diekstraksi dengan cara perkolasi menggunakan pelarut etanol
70%. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Farmasetika dan Laboratorium
Farmakognosi Akademi Farmasi Muhammadiyah Cirebon dengan waktu
penelitian dari bulan November 2015 sampai dengan Mei 2016.
Alur Penelitian

Pembuatan simplisia kering


temu giring

Pembuatan ekstrak etanol


Temu Giring

Penimbangan bahan

Pembuatan sediaan sabun


padat transparan

Uji stabilitas dan evaluasi


sediaan sabun
Pengujian sediaan sabun padat
transparan

Uji stabilitas

Manipulasi suhu

Evaluasi sediaan Organoleptik Melihat tampilan fisik

Dilakukan pengocokan
Stabilitas busa selama 5 menit

Derajat Umumnya pH antara 8-11


keasaman (pH)
Menggunakan Hardness
Kekerasan Tester
Metodologi penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan metode
penelitian deskriptif

B. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Farmasetika dan Farmakognosi Akademi Farmasi
Muhammadiyah Cirebon, yang dilaksanakan pada
November2015 - Mei 2016.

C. Cara pengumpulan data

1. Data Primer
2. Data sekunder
Alat dan Bahan
Alat Bahan
• Asam Stearat
• Timbangan
• Minyak Kelapa Sawit
• Gelas ukur 100 ml (Pyrex)
• Minyak Jarak
• Gelas ukur 10 ml (Pyrex)
• NaOH 30%
• Cawan penguap (Pyrex)
• Gliserin
• Beaker glass 100 ml (Pyrex)
• Propylengycol
• Labu ukur (pyrex)
• Etanol
• Cetakan sabun
• Sukrosa
• Batang pengaduk
• Cocamidopropyl Betain
• Mixer
• Asam Sitrat
• pH meter (Merck)
• BHT
• Perkolator
• Nipagin
• Rotary evaporator
• Aqua dest
• Hardness Tester
• Ekstrak etanol temu giring
• Parfum
Formula pada penelitian ini mengacu pada formula acuan sabun transparan
Muhamad Rozi 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta
Formula sabun padat transparan ekstrak etanol temu giring
UJI MAKROSKOPIK DAN MIKROSKOPIK
SIMPLISIA

1
• Rimpang temu giring diidentifikasi
Makroskopik berupa bentuk, warna, bau, rasa,
panjang, dan lebar dari rimpang temu
simplisiatemu giring yang sudah dikeringkan.
giring

• Rimpang temu giring dihaluskan didalam


2 mortir, ambil sedikit serbuk temu giring
Mikroskopik tersebutlalu beri sedikit aquadest. Lalu
diidentifikasi dengan menggunakan
simplisia Mikroskop fragmen pengenal dari temu giring
yaitu amylum, parenkrim dengan sel sekresi,
temu giring bekas pengangkut, gabus, dan serat.
Pembuatan ekstrak

Rimpang temu giring dibersihkan dan dipotong kecil


lalu ditimbang sebanyak 1 kg lalu simpan didalam
oven hingga kering ± 2 hari dan diperoleh simplisia
kering sebanyak 150 gram,dan simplisia
dibasahi dengan etanol 70% sebanyak 500ml. Lalu
dimasukkan dalam bejana tertutup dan diamkan
selama 1 jam.

Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator


sambil ditekan perlahan-lahan.Tambahkan larutan etanol
70% sebanyak 500 ml sampai cairan mulai menetes dan
di atas serbuk masih terdapat selapis larutan etanol.

Tutup perkolator, diamkan selama 24 jam.


Biarkan cairan filtrat menetes dengan kecepatan 1
ml/menit. Tambahkanberulang-ulang etanol 70%
secukupnya sampai terdapat selapis etanol di atas
permukaan simplisia.

Tampung 80% hasil perkolat dan uapkan hingga


diperoleh ekstrak.
Pembuatan sabun padat transparan
Asam stearat,
Minyak kelapa
sawit, BHT
Oleum ricini

Pemanasan dan pengadukan


suhu 70oC lalu masukan
NaOH 30% kedalam slow Cooker
Etanol
Gliserin As. Sitrat
pengadukan
propylenglicol nipagin
suhu 70oC
Gula, betain
Air
Masukan ekstrak etanol Temu Parfum
giring Pengadukan

Pencetakan
Hasil penelitian
A. Hasil Pengamatan Temu Giring

1. Makroskopik temu giring

Bentuk : Tidak beraturan


Bau : Bau khas
Warna : Kuning
Rasa : Pahit
c. Berkas pengangkut

2. Mikroskopik simplisia
temu giring
a. Amylum

d. Gabus

b. Parenkrim dengan sel


sekresi

e. Serat
3. Hasil Rendemen Ekstrak Etanol Temu
Giring
B. Hasil Pengamatan Uji Stabilitas Sabun Padat Transparan
A. FORMULA 1
Hari Ke-0

Hari Ke-7
Hari Ke-14

Hari Ke-21
Hari Ke-28
B. FORMULA 2
Hari Ke-0

Hari Ke-7
Hari Ke-14

Hari Ke-21
Hari Ke-28
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang telah diuraikan
dapat disimpulkan bahwa:
1. Ekstrak etanol temu giring (Curcuma heyneana) dapat
diformulasikan dalam sediaan sabun padat transparan.
2. Keempat formula yang diujikan memiliki warna, bau, dan bentuk
yang lebih stabil pada suhu dingin (±2oC) dan suhu ruangan
(±28oC), sedangkan pada suhu panas (±40oC) memiliki warna, bau,
dan bentuk yang tidak stabil.
3. pH pada keempat formula stabil yaitu 10.
4. Keempat formula sabun dengan konsentrasi 5% dan 7,5% memiliki
stabilitas busa yang stabil pada ketiga suhu ±2oC, ±28oC, maupun
±40oC dengan kisaran antara 70%-97,18%.
5. Kekerasan keempat formula sabun pada suhu ±2oC adalah 3-4 kg,
pada suhu ±28oC kekerasan sabun berkisar 3 kg, dan pada suhu
±40oC pada hari ke-7 sabun mencair, sedangkan pada basis formula
didapatkan hasil pada suhu ±40oC mengalami peningkatan pada
tiap minggunya yaitu kisaran 8-16 kg.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai