Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK II

ADI ANGRIAWAN BAMBI


SRI MARNIANTI IRNAWAN
SYARIFUDDIN
NURFADILLAH
SISKA MISALI
EMMY WAHYUNI
ETTY
JURIL
Eu = Thanatos =
Baik, tanpa penderitaan Mati

Tindakan membantu mengurangi penderitaan


pasien dengan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan dengan memberhentikan
tindakan atau pengobatan baik secara aktif
maupun pasif untuk mengakhiri kehidupan
pasien (Rachma et al., 2017).
Langsung
Euthanasia Aktif
Cara Tidak langsung
melakukannya
Euthanasia Pasif

Volunter
Sumber pembuat
keputusan
Involunter
DILARANG
Profesi tenaga medis sudah sejak lama
menentang euthanasia, sebab profesi
tenaga kesehatan bertugas untuk
menyembuhkan bukan untuk
mematikan.
Hak untuk hidup.
Undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia menegaskan bahwa hak hidup berlaku
sejak manusia dalam kandungan hingga akhir hayat.
Setiap orang memiliki hak untuk hidup, mempertahankan
diri dan meningkatkan taraf kehidupannya.
Dalam pasal 25 Universal Declaration of Human
Rights tercantum ketentuan-ketentuan yang menyangkut
hak-hak atas pemeliharaan kesehatan.
Peraturan yang dapat dihubungkan dengan
euthanasia dalam KUHP dapat ditemukan dalam BAB
XIX pasal 338 – 350 tentang kejahatan terhadap jiwa.
Dalam KUHP tidak ditemukan pasal yang secara
detail mengatur tentang euthanasia. Namun, jika
dicermati pasal yang menunjukkan pelanggaran
terhadap euthanasian adalah 344.
Pasal 344 “barang siapa menghilangkan jiwa orang
lain atas permintaan orang itu sendiri, yang disebutkan
dengan nyata dan dengan sungguh-sungguh, dihukum
penjara selama-lamanya 12 tahun”
Dalam masalah euthanasia, para ulama sangat
menentang dilakukannya euthanasia, karena persoalan
hidup mati sepenuhnya Allah swt Yang Maha Mengetahui.
Dalam Islam kedudukan jiwa sangat dihargai, sesuai
dengan firman Allah swt yang tercantum dalam beberapa
surah, yaitu:
*QS. Al-Najmm (53) : 44
*QS. Al-Hijr (15) : 23
*QS. Al- Isra (17) : 33
Definisi
Jenis-Jenis
Aspek Medis
Aspek Hukum
DEFINISI
Secara medis adalah gugurnya janin atau
terhentinya kehamilan setelah nidasi, sebelum
terbentuknya fetus, yakni kurang dari 20-28
minggu (Asmarawati, 2013).

Menurut ilmu hukum adalah lahirnya buah


kandungan sebelum waktunya oleh suatu
perbuatan seseorang yang bersifat sebagai
perbuatan pidana kejahatan (Asmarawati, 2013).
JENIS-JENIS
Abortus
Spontaneous

Abortus
Provocatus Criminalis
Abortus
Provocatus Abortus
Provocatus Therapeuticum
ASPEK MEDIS
Aborsi dapat dilakukan jika ada indikasi medis
yang tepat (cacat janin yg mengancam
kehidupan, ibu dengan penyakit tertentu).
Selain itu, dapat juga dilakukan aborsi pada wanita
korban pemerkosaan dengan persetejuan tim
kelayakan aborsi, harus ada bukti pemerkosaan,
harus ada persetujuan wanita hamil, serta
konseling pre dan post aborsi (Susiana, 2016).
ASPEK HUKUM
KUHP
Aborsi sebagai tindakan kriminal atau dikategorikam sebagai
kejahatan terhadap nyawa.
Pasal yang mengatur (229, 346-349, dan 535).

UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


“Tindakan medis dalam bentuk pengguguran kandungan dengan
alasan apapun dilarang karena bertentangan dengan norma
hukum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.
Namun dalam keadaan darurat, sebagai upaya menyelamatkan
janin ibu atau janin yang dikandungnya, dapat diambil tindakan
medis tertentu”
ASPEK HUKUM
Tinjauan Hukum Islam
*Abortus provocatus criminalis hukumnya HARAM
*Abortus provocatus therapeuticum hukumnya
dibolehkan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai