Anda di halaman 1dari 56

Manajemen Upaya Pelayanan

Kesehatan
TUJUAN PEMBELAIARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu melakukan
manajemen upaya pelayanan kesehatan masyarakat di
Puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus


1. Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu: Menjelaskan
pendekatan upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas
2. Melakukan manajemen upaya kesehatan masyarakat di
Puskesmas
3. Melakukan Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi di
puskesmas
Pokok Bahasan
1: Pendekatan Upaya Kesehatan di Puskesmas

1. Pendekatan upaya kesehatan di Puskesmas


a. Upaya Kesehatan di Puskesmas melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat
 (UKM) tingkat pertama
 UKM Esensial
 UKM Pengembangan
b. Upaya Kesehatan di Puskesmas melalui
Upaya Kesehatan
 Perseorangan (UKP) tingkat pertama
2. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
a. Perencanaan
b. Penggerakan dan Pelaksanaan
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

3. Penyelenggaraan Surveilens Epidemiologi di Puskesmas


a. Penyelenggaraan surveilans kesehatan
1) Pengertian
2) Pelaporan rutin
3) KLB
b. Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di dalam
gedung
1) Pemantauan wilayah setempat
2) Pembinaan, pengawasan dan pelaporan

c. Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di luar


gedung
• Puskesmas menyelenggarakan2 (dua) fungsi di
wilayah kerjanya,yaitu:
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) tingkat pertama Dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Seluruh upaya kesehatan di Puskesmas,
diselenggarakan dengan mengacukepada prinsip :
1. Kesinambungan pelayanan bagi tiap
tahap dalam siklus hidup (continuum of
care across life cycle)
2. Pendekatan keluarga sehat
Berdasarkan permenkes 39 tahun 2016

3. Integrasi UKM-UKP
Upaya Kesehatan di Puskesmas meliputi:
1. UKM Tingkat Pertama
• UKM tingkat pertama yang diselenggarakan oleh
Puskesmas terdiri dari:
a) UKM Esensial
UKM esensial di Puskesmas meliputi 5 upaya
1) Pelayanan promosi kesehatan;
2) Pelayanan kesehatan lingkungan;
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana (KIA-KB);
4) Pelayanan gizi; dan
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit
b) UKM Pengembangan
• UKM Pengembangan dapat berupa:
1) Pelayanan kesehatan jiwa;
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat;
3) Pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer;
4) Pelayanan kesehatan kerja;
5) Pelayanan kesehatan olahraga;
6) Pelayanan kesehatan indera;
7) Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia);
8) Pelayanan kesehatan lainnya
2. UKP Tingkat Pertama
• UKP tingkat pertama yang diselenggarakan oleh
Puskesmas meliputi:
a. Pelayanan rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Pelayanan satu hari (one day care);
d. Home care; dan/atau
e. Pelayanan rawat inap berdasarkan
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.
Pokok Bahasan
2. Manajemen Upaya Kesehatan di Puskesmas
a. Perencanaan Upaya Kesehatan
1. Penyediaan data dan informasi Puskesmas
2. Analisis data dan informasi
a) Pelaksana
b) Waktu pelaksanaan
c) Metode
d) Luaran
3. Penentuan target upaya kesehatan
4. Penyusunan dan pengusulan Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan (RPK) Tahunan Upaya Kesehatan
b. Penggerakan dan Pelaksanaan Upaya
Kesehatan
• Penggerakan
• Penggerakan upaya kesehatan di Puskesmas
dilaksanakan melalui forum Lokakarya Mini
Bulanan dan Lokakarya Mini Tribulanan Lintas
Sektor. Tata cara penyelenggaraan lokakarya
mini Puskesmas selengkapnya dimuat
dalam Pedoman Manajemen Umum
Puskesmas
Kegiatan-kegiatan utama pada forum Lokakarya
Mini Puskesmas meliputi:

a) Analisis hasil surveilans dan pemantauan wilayah


setempat Salah satu kegiatan utama dalam Lokakarya
Mini yang terkait dengan manajemen program
adalah pembahasan hasil surveilans atau
pemantauan wilayah setempat status kesehatan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Dalam forum
lokakarya mini, setiap pengelola upaya kesehatan di
Puskesmas memaparkan hasil surveilans dan
pemantauan wilayah setempat untuk
didiskusikan bersama lintas pengelola program
(pada Lokakarya Mini Bulanan) dan lintas sektor (pada
Lokakarya Mini Tribulanan).
b) Sosialisasi informasi terkini
• Forum lokakarya mini Puskesmas juga seyogianya
dimanfaatkan untuk sosialisasi dan ajang berbagi informasi
terkini terkait program-program kesehatan masyarakat
c) Luaran
• Pemahaman seluruh jajaran Puskesmas dan jaringannya
akan kebijakan dan program kesehatan terkini
• Kesepakatan lintas program dan/atau lintas sektor untuk
kesuksesan pelaksanaan upaya kesehatan (who does what)
• Rencana pelaksanaan kegiatan (plan of action) upaya
kesehatan untuk bulan berikutnya
Pelaksanaan upaya kesehatan
• Sejalan dengan fungsi Puskesmas, upaya
kesehatan di Puskesmas dilaksanakan menurut
UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama.
UKM Tingkat Pertama terdiri dari :
a) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1). Tujuan
• Permenkes 13 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaran Penyehatan Lingkungan di
Puskesmas. Pelaksanaannya dilakukan dalam
tahapan konseling, inspeksi kesehatan
lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan.
2) Sasaran:

• Pasien yang menderita sakit dan atau


gangguan kesehatan diakibatkan oleh faktor
risiko lingkungan
• Sasaran kegiatan penyehatan lingkungan
adalah pangan, air bersih, sanitasi, jamban
keluarga, tempat tempat umum, perumahan
dan lingkungan sehat
3) Garis besar kegiatan:

• Konseling Kesehatan Lingkungan


• Pengawasan dan pembinaan kesehatan
lingkungan di tempat-tempat umum
• Pengawasan kualitas air
• Pengawasan dan pembinaan Tempat
pengelolaan makanan (TPM)
• Pengawasan dan pembinaan limbah medis
• Pengawasan dan pembinaan lingkungan bersih
dan sehat
• Edukasi perubahan perilaku
• Pemicuan 5 (lima) pilar STBM
b) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan
keluarga berencana
(KIA-KB)
1) Tujuan
• Menyiapkan remaja dan pasangan usia subur untuk
menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan
bertanggung jawab;
• Menyiapkan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas
agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas;
• Menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan
terpenuhinya hak kesehatan anak secara optimal
• Mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan
kematian ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita
• Meningkatkan kesehatan lanjut usia
2) Sasaran :
penduduk usia reproduksi dan Pasangan Usia
Subur, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi
baru lahir, bayi, anak usia di bawah lima tahun
(balita), anak usia pra- sekolah, anak usia
sekolah dan remaja, serta lansia.
3) Garis besar kegiatan:
• Pelayanan kontrasepsi/Keluarga Berencana (KB) bagi
• Pasangan Usia Subur
• Pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
• Pelayanan antenatal, termasuk penapisan dan tata
laksana penyakit, pemberian suplementasi gizi, dan
perbaikan status gizi
• Edukasi kesehatan ibu hamil melalui Buku KIA dan
• Kelas Ibu Hamil

• Pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
• Pelayanan ibu nifas, termasuk manajemen laktasi dan
pelayanan KB pasca persalinan
• Perawatan esensial bayi baru lahir, termasuk skrining
hipotiroid kongenital
• Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita
menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda
(MTBM), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
pemantauan
• tumbuh kembang menggunakan panduan SDIDTK
(Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang), serta pemberian imunisasi.
• Edukasi kesehatan anak balita melalui Buku KIA dan
Kelas Ibu Balita
• Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah, termasuk
penjaringan kesehatan dan pemberian imunisasi bagi
anak sekolah
• Pelayanan kesehatan peduli remaja, termasuk
pencegahan penyalahgunaan NAPZA, infeksi menular
seksual, dan masalah kesehatan lainnya
• Surveilans: Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS KIA), PWS KB, surveilans kematian
ibu, dan surveilans kesehatan anak.
• Puskesmas menyelenggarakan Gerakan Pelayanan
Santun Lansia, Posyandu Lansia, pengembangan peran
lansia, Home Care dan Long Term Care.
c) Pelayanan gizi
Pelayanan gizi di Puskesmas adalah kegiatan
pelayanan gizi mulai dari upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah
kerja Puskesmas
1) Tujuan:
Tujuan umum :
• Terciptanya sistem pelayanan gizi yang
komprehensif di Puskesmas yang menjadi dasar
bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu
dalam rangka mengatasi masalah gizi perorangan
dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
• Tujuan Khusus :
Terlaksananya pelayanan gizi di dalam
gedung yang berkualitas di Puskesmas
Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung
yang berkualitas di wilayah kerja Puskesmas
Terlaksananya pencatatan, pelaporan,
monitoring dan evaluasi yang baik di
Puskesmas
2) Sasaran :
• Seluruh masyarakat di dalam wilayah kerja
Puskesmas khususnya bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja putri, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja wanita dan lansia.
3) Garis besar kegiatan:

• Pelayanan gizi rawat jalan


• Pelayanan gizi rawat inap pada puskesmas perawatan
• Edukasi gizi/pendidikan gizi
• Konseling ASI dan Pemberian Makanan Bayi dan Balita
(PMBA)
• Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM)
• Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan Balita
• Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A
• Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
• Pengelolaan Pemberian PMT
• Kerjasama lintas sektor (misalnya Badan Ketahanan Pangan
di daerah
Surveilans gizi:
a. Pemantauan Status Gizi (PSG)
b. Pemantauan wilayah setempat (PWS) gizi, yang meliputi
 Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah
 bayi 0-6 bulan mendapat ASI Ekslusif,
 pemantauan pertumbuhan balita,
 balita kurus mendapat MP ASI,
 Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat PMT
 remaja putri mendapat TTD,
 vitamin A bagi bayi (6-11 bulan), balita (12-59 bulan) dan ibu nifas
 garam beriodium di tingkat rumah tangga.
c. Sistem kewaspadaan Dini-Kejadian Luar Biasa/SKD-KLB Gizi
Buruk, pelacakan kasus gizi buruk
d. Pemantauan Konsumsi Gizi
d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit

1) Pelayanan terpadu PTM yang dilakukan baik di FKTP maupun Posbindu PTM adalah
penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM yang dilaksanakan secara
komprehensif dan terintegrasi melalui Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP).
2) Prioritas program pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP adalah:
a. Hipertensi;
b. Stroke;
c. Penyakit Jantung Koroner (PJK);
d. Diabetes melitus;
e. Obesitas;
f. Kanker leher rahim;
g. Kanker payudara;
h. Kanker pada anak;
i. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK);
j. Asma;
k. Gangguan penglihatan dan kebutaan;
l. Gangguan pendengaran dan ketulian;
m. Gangguan fungsional.
3) Tujuan
• Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang dilaksanakan secara
komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan.
4) Sasaran
Sasaran meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat baik yang berisiko
PTM maupun yang tidak berisiko.
5) Garis besar kegiatan :
a. Promosi Kesehatan
b. Deteksi dini faktor risiko PTM
c. Peningkatan peran serta masyarakat
d. Penemuan kasus PTM
e. Penanganan kasus PTM
f. Pencatatan dan pelaporan PTM
g. Surveilans terpadu PTM
h. Pemantauan dan penilaian kegiatan P2PTM (Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular)
e.Pelayanan Kesehatan Jiwa
1) Tujuan:
Setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mendapat pelayanan
kesehatan yang sesuai standar

2) Sasaran:
 Anak, remaja,dewasa dan usia lanjut

3) Garis besar kegiatan:


 Penyuluhan Kesehatan Jiwa dan Napza di Masyarakat
 Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa
 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
 Pemberdayaan Keluarga dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
 Pencatatan dan pelaporan
 Monitoring dan evaluasi
Pokok Bahasan 3 Penyelenggaraan Surveilans
Epidemiologi
a. Penyelenggaraan surveilans kesehatan
• Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan berdasarkan
Permenkes No 45 Tahun 2014, merupakan prasyarat
program kesehatan dan bertujuan untuk: (1) tersedianya
informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan
pengambilan keputusan; (2) terselenggaranya kewaspadaan
dini terhadap kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan
dampaknya;(3) Terselenggaranya investigasi dan
penanggulangan KLB/Wabah; dan (4) dasar penyampaian
informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.
Adapun tujuan dalam epidemiologi yaitu

1. Memperoleh gambaran status kesehatan populasi;


2. Menentukan penyebab masalah kesehatan;
3. Mengetahui riwayat alamiah penyakit;
4. Melakukan evaluasi intervensi kesehatan
5. Meramalkan terjadinya masalah kesehatan di populasi;
6. Memperoleh gambaran upaya tindakan preventif, promotif dan
kuratif
7. Untuk penelitian sejarah riwayat terjadinya penyakit;
8. Mengetahui diagnosis komunitas;
9. Mengukur kinerja pelayanan kesehatan;
10. Mengetahui risiko individu dan peluang;
11. Dapat melengkapi gambaran klinik, pola penyebaran penyakit;
12. Identifikasi sindrom;
13. Evaluasi gejala dan tanda;
14. Dapat menganalisa keputusan klinik
• Adapun konsep pendekatan epidemiologi
adalah host, agent dan environment yang
saling mempengaruhi dalam keseimbangan
ekosistem yang terkait dengan perkembangan
masalah kesehatan.
Ukuran-ukuran epidemiologi sebagai berikut:

• Proporsi: digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel


dalam populasi
• Rate : perbandingan antara jumlah kejadian terhadap
jumlah penduduk yang mempunyai risiko terhadap kejadian
tersebut yang menyangkut interval waktu tertentu
• Ratio: Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal
antara numerator dan denominator tidak ada sangkut
pautnya
• Incident Rate: jumlah kasus baru pada periode waktu
tertentu dibandingkan dengan jumlah populasi yang berisiko
dalam waktu yang sama di kalikan dengan konstanta
• Prevalence Rate: jumlah kasus yg ada pada periode
waktu ttt dibandingkan dengan seluruh populasi pada waktu
tertentu dikalikan dengan konstanta
• Ukuran kematian: (1) Angka Kematian Kasar
(Crude Death Rate atau CDR); (2) Angka
Kematian menurut kelompok umur (ASDR); (3)
Angka kematian karena penyakit tertentu
(CSDR) dan (4) Case Fatality Rate (CFR)
Pengertian
• Pengertian tentang surveilans kesehatan adalah
kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan
penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh
dan memberikan informasi guna mengarahkan
tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien
• Pengertian tentang surveilans epidemiologi adalah
pengamatan yang dilakukan secara terus menerus
tentang penyakit beserta determinan/factor risiko dan
sebarannya dalam kelompok masyarakat tertentu
untuk upaya pencegahan dan pengendaliannya.
Pengertian tentang KLB/Wabah
a) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau
kematian yang bermakna secara epidemiologi
pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,
dan merupakan keadaan yang dapat menjurus
pada terjadinya wabah.
b) Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu
penyakit menular dalam masyarakat yang
jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka dan ditetapkan oleh
Menteri
1) Pelaporan rutin
• Pelaporan rutin pada puskesmas merupakan
dokumen yang tercatat secara sistematis baik
konvensional maupun menggunakan
teknologi komputer yang dilakukan di himpun
mingguan, bulanan, triwulan, semesteran
maupun tahunan. Adapun pelaporan rutin ini
• dalam surveilans epidemiologi dikenal sebagai data
surveilans berbasis indikator (indicator bassed
surveillance). Dahulu sebelum diberlakukannya SIP
Sistim Informasi Puskesmas) data tersebut berupa:
• Surveilans Terpadu Penyakit (STP)
• Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas
(SP2TP)
• Laporan Bulanan
a. (LB1: data kesakitan,
b. LB2: data kematian,
c. LB3: data gizi; KIA; data imunisasi; data
pengamatan penyakit menular,
d. LB4: data obat-obatan)
• Laporan Triwulan (kunjungan puskesmas,
yandikdas gilut, kesling, lab, PKM, PSM, rujukan)
• Laporan W1 : laporan yang dilakukan kurang dari
24 jam apabila terjadi KLB/Wabah
• Laporan W2 : laporan jumlah kasus baru di
puskesmas yang dilaporkan secara mingguan
• Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon berbasis
internet ((SKDR Website Bassed) merupakan tools
pelaporan mingguan dengan menggunakan SMS
sebagai model penyampaian informasi dan siolah
secara sistematis dan dapat digunakan sebagai
basis data mingguan oleh petugas surveilans
prov/kab/kota/puskesmas bahkan semua kalayak
• Peran Surveilans dalam memanfaatkan data tersebut untuk
mendukung program kesehatan masyarakat adalah
1) Penetapan Prioritas;
2) Perencanaan, Implementasi, dan evaluasi (investigasi,
pengendalian dan pencegahan);
3) Pengendalian penyakit menular KLB;
4) Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis,
dan epidemiologi sehingga dapat disusun program
pencegahan dan penanggulangannya, dan
5) Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor risiko,
sehingga dapat diteliti kemungkinan pencegahan dan
penanggulangan, dan program nantinya dapat
dikembangkan
2) KLB dan Masalah Kesehatan lainnya
Penetapan/Kriteria KLB pada suatu wilayah:
a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang
sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama
3 (tiga) kurun waktu dalam jam, hari atau minggu
berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dgn periode sebelumnya dlm kurun
waktu jam, hari atau minggu menurut jenis
penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu)
bulan menunjukkan kenaikan 2 (dua) kali atau lebih
dibandingkan dengan angka rata-rata per bulan dalam
tahun sebelumnya
e). Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)
tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun
sebelumnya.

f). Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus
suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

g). Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada


satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding
satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yg sama.
Penetapan KLB dilakukan oleh

a) Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri


Kesehatan dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB,
apabila suatu daerah memenuhi salah satu kriteria diatas.
b) Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes Prov. menetapkan suatu
daerah dalam keadaan KLB di wilayah kerjanya masing-
masing dengan menerbitkan laporan KLB.
c) Dalam hal Kadinkes Kab./Kota tidak menetapkan suatu
daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, Kadinkes Prov.
dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
d) Dalam hal Kadinkes Prov. atau Kadinkes Kab./kota tidak
menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan
KLB, Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan
KLB
• Pencabutan status KLB/Wabah di dapat
dilakukan oleh Menteri Kesehatan, Kadinkes
Provinsi dan Kadinkes Kab/Kota apabila dalam
2 kali masa inkubasi penyakit KLB wilayah
tersebut tidak ditemukan lagi insiden serupa.
• Adapun jenis penyakit menular yang dapat
menimbulkan KLB/Wabah (permenkes 1501 th 2012)
ada 17 penyakit : Kolera, Pes, DBD, Campak, Polio,
Difteri, Pertusis, Rabies dan Malaria, Avian Influenza
H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza A
baru (H1N1), Meningitis ,Yellow Fever dan Chikungunya
• Pencegahan dan pengendalian
• Upaya pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan
dengan cara (1) promosi kesehatan; (2) proteksi
spesifik terhadap penyakit (3) diagnosis dan
pengobatan dini.
Upaya penanggulangan bila terjadi KLB/Wabah :
a) Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.

a) Penanggulangan KLB/Wabah meliputi:


1) Penyelidikan epidemiologis;
2) Penatalaksanaan penderita yang mencakup kegiatan pemeriksaan;
3) pengobatan, perawatan dan isolasi penderita, termasuk tindakan
karantina;
4) Pencegahan dan pengebalan;
5) Pemusnahan penyebab penyakit;
6) Penanganan jenazah akibat wabah;
7) Penyuluhan kepada masyarakat; dan
8) Upaya penanggulangan lainnya

c. Dinkes Kab/Kota harus melakukan upaya penanggulangan


secara dini apabila di daerahnya memenuhi salah satu kriteria
KLB, baik sebelum maupun setelah daerah ditetapkan dalam
keadaan KLB.
d) Upaya penanggulangan secara dini dilakukan kurang
dari 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak
daerahnya memenuhi salah satu kriteria KLB.
e) Penetapan suatu daerah dalam keadaan KLB atau
suatu daerah dalam keadaan wabah diperlukan untuk
mempermudah koordinasi dan optimalisasi sumber daya di
bidang kesehatan dalam upaya penanggulangan KLB /Wabah.
f) Sumber daya di bidang kesehatan meliputi segala bentuk
dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi, dan
alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi.
• Upaya pemberantasan terhadap suatu penyakit
dilakukan dengan memutus rantai penularan
dengan cara
a) Isolasi dan pengobatan penderita
b) Pemberian profilaksis (profilaksis selektif, masal)
c) Pemberian imunisasi sebagai respon klb (ORI)
d) Karantina
e) Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) –
community setting, healthcare setting
f) Komunikasi risiko
b. Surveilans epidemiologi dalam program upaya
Kesmas di dalam gedung
• Penyelenggaraan kegiatan di puskesmas
berdasarkan Permenkes no 75 tahun 2014
berupa Kegiatan promosi kesehatan, kegiatan
kesling, kegiatan KIA/KB/Imunisasi/Skrining,
Kegiatan Gizi, dan Kegiatan Pengendalian
Penyakit Menular (PM) maupun Penyakit Tidak
Menular(PTM)
1) Monitoring kegiatan surveilans di dalam gedung

• Dalam melakukan pemantauan wilayah di dalam gedung dapat berupa :


 monitoring terhadap penyelenggaraan kegiatan surveilans yaitu dengan
melakukan pengamatan/analisis Data (STP, WI, W2, SIP, laporan program:
KIA, GIZI, TB, Malaria, PTM, dll)
 Pemantauan manajemen logistik, vaksin & obat-obatan mengenai
ketersediaan dan kebutuhan, tatalaksana vaksin dan buffer stock
2) Pembinaan dan pengawasan

• Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan di dalam gedung dengan


pendekatan epidemiologi dapat berupa
 Evaluasi kegiatan; dilakukan secara rutin, mengukur kinerja dan capaian
program/sasaran, intervensi, akselerasi maupun refocusing terhadap
sumber daya
 Pembinaan dan pengawasan dengan pendekatan epidemiologi
dapat berupa (1) peningkatan kompetensi di bidang epidemiologi;
(2) peningkatan kinerja antar program; (3) efektifitas analisis data
untuk upaya preventif dalam deteksi dini penyakit potensial
KLB/masalah kesehatan; dan (4) bimbingan teknis di bidang
surveilans epidemiologi.

3) Diseminasi Informasi Epidemiologi

• Diseminasi informasi dapat berupa penerbitan bulletin kesehatan


mingguan, bulanan atau media cetak lainnya yang digunakan untuk
sharing informasi guna melakukan edukasi khususnya di bidang
epidemiologi.
• Untuk basis data yang digunakan pada kegiatan surveilans di dalam
gedung lebih banyak menggunakan data surveilans berbasis
• indicator.
c) Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di
luar gedung

1) Monitoring kegiatan surveilans di luar gedung

• Monitoring kegiatan dapat berupa


 kunjungan rutin ke wilayah kerja (pengendalian vector,
posyandu, dll), melakukan surveilans aktif dalam rangka
pencarian /penambahan kasus penyakit tertentu untuk
menguatkan dugaan adanya peningkatan kasus maupun
factor risiko
 Penyelidikan epidemiologi dan pemberian profilaksis pada
kasus kontak, dan Komunikasi risiko
2) Pembinaan, pengawasan dan pelaporan

• Agar pelaksanaan kegiatan surveilans diluar gedung menjadi


maksimal
 peningkatan kompetensi tenaga surveilans di bidang penguatan
penyelidikan epidemiologi.
 Di samping itu dalam mendukung keluarga sehat maka
melibatkan unsur keluarga sebagai fungsi deteksi dini terhadap
suatu penyakit atau masalah kesehatan (missal: menunjuk salah
satu keluarga sebagai juru pemantau jentik, memberdayakan
keluarga sebagai pengawas minum obat pada saat pemberian
profilaksis, dsb)
 Peningkatan jejaring kemitraan dengan berbagai unsur (lintas
sector, tokoh masyarakat, LSM, OP, dsb)
• Hal ini merupakan salah satu factor yang
menentukan keberhasilan dalam pencegahan
dan pengendalian KLB/Wabah dan masalah
kesehatan lainnya. Adapun basis data yang
digunakan untuk kegiatan surveilans di luar
gedung lebih memanfaatkan data
• berbasis kejadian (Event Bassed Surveillance)

Anda mungkin juga menyukai