Anda di halaman 1dari 14

Causes and Treatment

of Tonsillitis

Vania Hutagalung
1765050214

Pembimbing :
dr. Fransiskus H. Poluan, Sp.THT-KL
1
2
ABSTRAK
Sakit tenggorokan disebabkan oleh banyak hal. Biasanya virus yang
menyebabkan flu. Pada sedikit kasus sakit tenggorokan dapat disebabkan akibat
infeksi pada tonsil (tonsillitis). Infeksi ini biasanya disebabkan oleh bakteri, atau
terkadang virus. Bukan hal yang mudah untuk menentukan jenis kuman yang dapat
menyebabkan infeksi. Anak dan remaja lebih rentan terjadi tonsilitis dibanding
dengan dewasa. Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil faring. Inflamasi biasanya
menyebar ke adenoid dan tonsil lingual; sehingga istilah faringitis juga dapat
digunakan. Umumnya tonsilitis bakterial disebabkan oleh grup piogen A
Streptokokus beta hemolitikus (GABHS). Tonsilitis yang terjadi akibat infeksi virus
ditatalaksana dengan terapi suportif. Kami mendeskripsikan fungsi anatomi dan
imunologi dari tonsila palatina, termasuk diskusi terinci mengenai riwayat dan
temuan pemeriksaan fisik, tatalaksana dan komplikasi yang mungkin terjadi dari
tonsilitis akut. Melakukan diagnosis yang akurat dan memulai pengobatan yang
tepat adalah kunci dari pengelolaan proses patologis.
• Kata Kunci : Tonsilitis, Tonsil Faring, Infeksi GABHS

3
PENDAHULUAN
Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil faring. Inflamasi
biasanya menyebar hingga adenoid dan tonsil lingual.

• Sampai usia 14 tahun wanita lebih


• Tonsilitis bakterial disebabkan oleh sering terjadi Tonsilitis, namun >14
grup Streptokokus A beta tahun laki-laki cenderung
hemolitikus (GABHS). mengalami rekurensi.

• Tonsilitis sering terjadi pada anak- • Peritonsilar abses (PTA) biasanya


anak berusia 5-15 tahun. terjadi pada remaja atau dewasa
muda.
1. Morens DM (1999): Death of a president. N Engl J Med.,341(24):1845-9. 2. Stelter K(2014): Tonsillitis and sore throat in children. GMS Curr Top Otorhinolaryngol Head Neck Surg.,13:Doc07. 3. Bhattacharyya N and Kepnes LJ (2002): Economic benefit of tonsillectomy
4 in adults with
chronic tonsillitis. Ann Otol Rhinol Laryngol.,111:983–988. 4. Wald ER(2001): Commentary: Antibiotic treatment of pharyngitis. Pediatrics in Review, 22 (8):255-256. 5. Pichichero ME, Casey JR(2003): Defining and dealing with carriers of group A Streptococci. Contemporary
Pediatrics,1:46.
TONSILITIS REKUREN
• Flora polimikroba termasuk didalamnya bakteri aerob maupun
anaerob ditemukan pada kultur tonsil dari faringitis rekuren.

• Pada tonsilitis rekuren, kuman yang sering ditemui antara lain;


Streptokokus pneumoniae, Staphylococcus aureus, Haemofilus
influenza dan Bacteroides fragilis.

• Bakteri penyebab tonsilitis pada dewasa lebih sering ditemukan


bakteri yang menghasilkan beta laktam.

5
Witsell DL, Orvidas LJ, Stewart MG et al.(2008): TO TREAT Study Investigators: Quality of life after tonsillectomy in adults with recurrent or chronic tonsillitis. Otolaryngol Head Neck Surg.,138:1–8.
TONSILITIS KRONIK
• Populasi bakteri polimikrobial pada sebagian besar kasus tonsilitis
kronis, yang didapat antara lain spesies streprokokus alfa- dan beta-
hemolitikus, H. influenza, S. aureus dan spesies Bakteroides.
• Mekanisme imunologi lokal signifikan pada keadaan tonsilitis kronik.
• Distribusi sel dendritik dan antigen presenting cell (APC) berubah
selama terjadinya penyakit, dengan pada permukaan epitel didapati
sel dendritik lebih sedikit dibanding bagian kripta dan ekstra folikuler.

10. Woolford TJ, Hanif J, Washband S, Hari CK, Ganguli LA(1999): The effect of previous antibiotic therapy on the bacteriology of the tonsils in children. Int J Clin Pract., 53(2):96-8. 11. Leinbach RF, Markwell SJ, Colliver JA, Lin SY(2003): Hot versus cold tonsillectomy:
6 a
systematic review of the literature. Otolaryngol Head Neck Surg.,129:360–364.12. Bussi M, Carlevato MT, Panizzut B, Omede P, Cortesina G(1996): Are recurrent and chronic tonsillitis different entities? An immunological study with specific markers of inflammatory stages. Acta
Otolaryngol Suppl.,523:112-4.
ABSES PERITONSILAR

Organisme anaerob
Organisme aerob
predominan :
predominan :
Prevotella, Porphyromonas,
GABHS, H. influenza dan S.
Fusobakterium dan
aureus
Peptostreptococcus

7
Uhler M, Schrom T, Knipping S(2013):Peritonsillar abscess - smoking habits, preoperative coagulation screening and therapy. Laryngorhinootologie, 92(9):589-93.
TANDA DAN GEJALA

Tonsilitis Abses Peritonsilar


Demam Nyeri tenggorok berat
Nyeri Tenggorok Demam
Nafas bau busuk Air liur menetes
Disfagia (Sulit menelan) Nafas bau busuk
Odinofagia (Nyeri menelan) Trismus (Sulit membuka mulut)
Nyeri tekan kelenjar getah bening servikal Perubahan kualitas suara (suara “hot-potato”
Tabel 1. Tanda dan Gejala Tonsilitis Akut dibanding Abses Peritonsilar

8
PENATALAKSANAAN

Antibiotik
• Pada kasus infeksi mononukleosis tidak disarankan
digunakan ampisilin (ruam papular).
• Terapi inisiasi menggunakan antibiotik anti-streptokokus,
contohnya Eritromisin.
• Pada beberapa kasus tidak dapat dibedakan kasus bakteri
dan virus sehingga perlu menunggu 1-2 hari untuk kultur
kuman.
9
14. Spinks A, Glasziou PP, Del Mar CB(2013): Antibiotics for sore throat. Cochrane Database Syst Rev.,511:CD000023. 15. https://www.nice.org.uk/guidance/cg69/evidence/full-guideline-196853293
PENATALAKSANAAN

Kortikosteroid
• Mempersingkat periode demam dan faringitis pada kasus
infeksi mononukleosis.
• Pada kasus berat dari infeksi mononukleosis, kortikosteroid
atau gamma globulin dapat diberikan secara suportif.
• Pastikan pasien mengetahui komplikasi dari penggunaan
steroid ini.
10
14. Spinks A, Glasziou PP, Del Mar CB(2013): Antibiotics for sore throat. Cochrane Database Syst Rev.,511:CD000023. 15. https://www.nice.org.uk/guidance/cg69/evidence/full-guideline-196853293
PENATALAKSANAAN

Tonsilektomi
• Dilakukan pada individu yang mengalami 6 episode dalam 1 tahun,
dan infeksi selama 3 tahun.
• Wang dkk menyatakan bahwa tonsilektomi meningkatkan (1.71x)
bahaya kontaminasi leher dalam.
• Studi retrospektif pada 61,430 pasien yang menjalani tonsilektomi
 steroid IV  meningkatkan perdarahan post tonsilektomi.
• De Luca Canto dkk (studi literatur)  kompromi pernapasan lebih
sering menjadi komplikasi pada anak.
11
19. Bhattacharyya N, Kepnes LJ, Shapiro J(2001): Efficacy and quality-of-life impact of adult tonsillectomy. Arch Otolaryngol Head Neck Surg.,127:1347–1350. 20. Baumann I, Kucheida H, Blumenstock G, Zalaman IM, Maassen MM, Plinkert PK(2006): Benefit from tonsillectomy
in adult patients with chronic tonsillitis. Eur Arch Otorhinolaryngol.,263:556–559. Epub 2006.
PENCEGAHAN
• Hindari kontak dengan individu yang sakit.
• Penggunaan vaksin anti pneumokokus dapat dilakukan untuk
mencegah tonsilitis akut.
• Hidrasi sangat dibutuhkan dan istirahat yang cukup dapat
mempercepat pemulihan.

12
KESIMPULAN
• Tatalaksana tonsilitis akut sebagian besar berfokus pada terapi
suportif yaitu hidrasi adekuat dan masukan kalori serta mengontrol
nyeri dan demam.
• Pemberian kortikosteroid dapat mempersingkat durasi demam dan
faringitis pada kasus infeksi mononukleosis.
• Pada kasus berat mononukleosis, kortikosteroid atau gamma globulin
dapat membantu.
• Infeksi GABHS wajib diberikan antibiotik.

13
TERIMAKASIH

14

Anda mungkin juga menyukai