A4
Anamnesis Keluhan Tambahan
Demam disertai pusing, nyeri perut,
Keluhan Utama mual dan muntah
Demam sejak 1 minggu yang lalu Belum buang air besar sejak 4 hari yang
Demam dirasakan sepanjang hari dan lalu
lebih memburuk menjelang sore hari
20 tahun
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran: compos mentis (conscious); tampak sakit sedang
TTV:
TD: 110/70 mmHg. mmHg
Normal: 90-120/60-80mmHg
• Kultur Darah: (+) didapatkan demam tifoid namun (-) Biasanya (+) pada minggu pertama penyakit dan
berkurang pada minggu-minggu berikutnya karena
tidak menyingkirkan demam tifoid pasien mungkin sudah mendapat terapi antibiotik
Etiologi
Salmonella: bersifat fakultatif anaerob
bakteri gram-negatif (batang) hidup subur pada media yang
tidak berspora mengandung empedu
Motil Tiga serotip utama jenis ini
adalah S. typhi, S. typhimurium,
Berflagel dan S. enteridis.
Berkapsul
tumbuh dengan baik pada suhu
optimal 370C
Epidemiologi
• Penyakit endemik di Indonesia
• Kebanyakan insidens terjadi pada anak-anak
• Transmisi (fecal-oral):
Endemik - transmisi terjadi melalui air yang tercemar S.typhi
Nonendemik - makanan yang tercemar oleh karier
Gambaran Klinis
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4
• Keluhan dan • Demam kontinu • komplikasi • stadium
gejala serupa • Bradikardi relative perdarahan dan penyembuhan
dengan penyakit • Lidah tifoid perforasi cenderung
infeksi akut yang untuk terjadi
• Hepatomegali,
lain splenomegaly • Degenerasi
• Meteorismus miokardial toksik:
• PF: peningkatan penyebab umum
suhu badan • Somnolen -> koma kematian penderita
• Roseola spot demam tifoid
(jarang)
Patofisiologis
Diagnosis
Malaria
Working Diagnose Demam yang naik turun
Demam typhoid (intermiten) disertai dengan
Infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh menggigil, diare, muntah, dan
Salmonella typhi ditegakkan atas gambaran
klinis dan pemeriksaan laboratorium. terkadang kejang
Differential Diagnose
Demam Berdarah Dengue
Demam tinggi mendadak dan berlangsung
terus-menerus selama 2-7 hari tanpa sebab
yang jelas. penderita DBD sering ditemukan
juga peningkatan hasil Widal.
Penatalaksanaan
• Istirahat dan perawatan
tirah baring dan perawatan profesional
posisi pasien perlu diawasi untuk mencegah dekubitus dan
pneumonia ortostatik
• Diet dan terapi penunjang (simtomatik dan suportif)
bubur saring -> bubur kasar -> nasi (tingkat kesembuhan
pasien)
• Pemberian antimikroba
Antimikroba
Kloramfenikol: 4x500 mg perhari oral atau • Fluorokinolon
intravena. demam pada demam tifoid dapat turun • Norfloksasin: 2x400 mg/hari selama 14 hari
5 hari • Siproflosaksin: 2x500 mg/hari selama 6 hari
Tiamfenikol: dosis dan efektivitas sama dengan • Oflosaksin: 2x400 mg/hari selama 7 hari
kloramfenikol.
• Peflosaksin: 400 mg/hari selama 7 hari
Kotrimoksazol: (Kombinasi Trimetoprim dan
• Fleroksasin: 400 mg/hari selama 7 hari
Sulfametoksazol). diberikan sampai 7 hari bebas
demam (1 tablet mengandung 80 mg trimetoprim • Azitromisin: dosis 2 x 500 mg/hari mampu
dan 400 mg sulfametoksazol). Demam turun 5-6 mengurangi angka relaps
hari.
Ampisilin dan Amoksilin: digunakan sampai 7 hari
bebas demam.
Sefalosporin generasi ketiga: Antara lain Wanita Hamil
sefoperazon, seftriakson, dan sefotaksim. Dosis ampisilin, amoksisilin, dan seftriakson
yang dianjurkan adalah antara 3-4 gram dalam X kloramfenikol (trimester ke-3)
dekstrosa 100 cc diberikan selama setengah jam X tiamfenikol (trimester pertama)
per infuse sekali sehari, diberikan selama 3 sampai
5 hari.
Komplikasi