Anda di halaman 1dari 10

PLURALITAS MASYARAKAT

INDONESIA

1. Aisyah Ad’ha Dini (16050394056)


2. Hanita Jilly Lembong (16050394061)
3. Intan Permatasari (16050394076)
Bangsa Indonesia yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke ini, terdiri dari bermacam suku
bangsa, budaya, ras dan agama. Disebut juga
masyarakat plural atau majemuk atau multikultur.
Kondisi masyarakat seperti ini jika berjalan serasi
dan harmonis akan menciptakan integrasi sosial.
Jika tidak, terjadilah disintegrasi sosial atau konflik
sosial.
A. Pengertian Pluralitas

 J.S.Furnivall menyatakan bahwa masyarakat majemuk adalah suatu


masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-
sendiri, tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan
politik.

 Clifford Geertz menyatakan bawah masyarakat majemuk


merupakan masyarakat yang terbagi ke dalam subsistem-subsistem yang
lebih kurang berdiri dan masing-masing subsistem terikat oleh ikatan-ikatan
primordial.

 J.Nasikun menyatakan bahwa suatu masyarakat bersifat majemuk sejauh


masyarakat tersebut secara struktural memiliki subkebudayaan-
subkebudayaan yang bersifat deverse yang di tandai oleh kurang
berkembangnya sistem nilai yang disepakati oleh seluruh anggota
masyarakat dan juga sistem nilai dari kesatuan-kesatuan sosial, serta sering
munculnya konflik-konflik sosial.
B. Jenis-jenis Masyarakat Pluralitas

Berdasarkan konfigurasi (susunannya) dan komunitas etniknya, masyarakat


majemuk dibedakan menjadi empat kelomopok, seperti yang diungkapkan
oleh JS Furnivall (1967) adalah sebagai berikut:
1. Kompetisi Seimbang, artinya masyarakat yang terdiri atas sejumlah
komunitas atau etnik yang mempunyai kekuatan kompetitif yang
seimbang.
2. Mayoritas Dominan, yaitu masyarakat dimana kelompok etnik mayoritas
mendominasi kompetisi politi atau ekonomi sehingga, posisi keloompok-
kelompok yang lain menjadi kecil.
3. Minoritas Dominan, yaitu suatu masyarakat dimana satu kelompok etnik
minoritas, mempunyai keunggulan kompetitif yang luas sehingga
mendominasi kehidupan politi atau ekonomi masyarakat.
4. Fragmentasi, artinya suatu masyarakat yang terdiri atas sejumlah
kelompok etnik, tetapi semuanya daalam jumlah kecil sehingga tidak ada
satu kelompok pun yang mempunyai posisi politik atau ekonomi yang
dominan.
C. Pluralitas Masyarakat di Indonesia.

 Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yang unik. Secara
horizontal masyarakat Indonesia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-
kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan
agama, adat, serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur
masyarakat Indonesia ditandai oleh adanya perbedaanperbedaan vertikal antara
lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam. (Nasikun, 1993: 28).

 Dalam dimensi horizontal kemajemukan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari


adanya berbagai macam suku bangsa seperti suku bangsa Jawa, suku bangsa
Sunda, suku bangsa Batak, suku bangsa Minangkabau, suku bangsa Dayak, dan
masih banyak yang lain. Tentang berapa jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia,
ternyata terdapat perbedaan yang cukup signifikan di antara para ahli tentang
indonesia.

 Hildred Geertz misalnya, menyebutkan adanya lebih dari 300 suku bangsa di
Indonesia dengan bahasa dan identitas kulturalnya masing-masing. Sedangkan
Skinner menyebutkan lebih dari 35 suku bangsa di Indonesia dengan bahasa dan
adat istiadat yang berbeda satu sama lain. Perbedaan yang mencolok dari jumlah
suku bangsa yang disebutkan di atas bisa terjadi karena perbedaan dalam melihat
unsur-unsur keragaman pada masing-masing suku bangsa tersebut. Namun seberapa
jumlah suku bangsa yang disebutkan oleh masing-masing, cukup rasanya untuk
mengatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk.
Faktor yang menyebabkan kemajemukan
masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Keadaan geografi Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan yang


terdiri dari lima pulau besar dan lebih dari 13.000 pulau kecil sehingga
hal tersebut menyebabkan penduduk yang menempati satu pulau atau
sebagian dari satu pulau tumbuh menjadi kesatuan suku bangsa, dimana
setiap suku bangsa memandang dirinya sebagai suku jenis tersendiri.

b. Letak Indonesia diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik serta


diantara Benua Asia dan Australia, maka Indonesia berada di tengah-
tengah lalu lintas perdagangan. Hal ini mempengaruhi terciptanya
pluralitas/kemajemujkan agama.

c. Iklim yang berbeda serta struktur tanah di berbagai daerah kepulauan


Nusantara ini merupakan faktor yang menciptakan kemajemukan regional.
Seperti yang telah dijelaskan bahwa kemajemukan Indonesia tampak pada
perbedaan warga maryarakat secara horizontal yang terdiri atas
berbagai ras, suku bangsa, agama, adat dan perbedaan-berbedaan
kedaerahan.
Menurut Pierre L. van den Berghe masyarakat
majemuk memiliki karakteristik (Nasikun, 1993: 33) :

a. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok-kelompok yang


seringkali memiliki sub-kebudayaan yang berbeda satu sama lain;

b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembagalembaga


yang bersifat non-komplementer;

c. Kurang mengembangkan konsensus di antara para anggotanya terhadap


nilai-nilai yang bersifat dasar;

d. Secara relatif seringkali mengalami konflik di antara kelompok yang satu


dengan kelompok yang lain;

e. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan (coercion) dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi;

f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompokkelompok yang


lain.
D. Pengaruh Pluralitas Masyarakat di Indonesia

Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia berdasarkan suku bangsa,ras dan


agama dapat dibagi atas pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positifnya adalah
terdapat keanekaragaman budaya yang terjalin serasi dan harmonis sehingga
terwujud integrasi bangsa. Pengaruh negatifnya antara lain:
1. Primordial
Karena adanya sikap primordial kebudayaan daerah, agama dan kebiasaan di
masa lalu tetap bertahan sampai kini. Sikap primordial yang berlebihan disebut
etnosentris. Jika sikap ini mewarnai interaksi di masyarakat maka akan timbul
konflik, karena setiap anggota masyarakat akan mengukur keadaan atau situasi
berdasarkan nilai dan norma kelompoknya.
2. StereotipEtnik
Cara pandang stereotip diterapkan tanpa pandang bulu terhadap semua
anggota kelompok etnis yang distereotipkan, tanpa memperhatikan adanya
perbedaan yang bersifat individual.
3. PotensiKonflik
Ada ras, etnik, atau penganut agama tertentu yang akses dan kontrolnya pada
sumber-sumber daya ekonomi lebih besar, sementara kelompok yang lainnya
sangat kurang.
E. Sikap yang Mencerminkan Pluralitas.

 Hidup dalam Perbedaan (Sikap Toleransi/Tasamuh).


 Sikap Saling Menghargai.
 Saling Percaya (Husnudzan).
 Interdependen (sikap saling membutuhkan/saling
ketergantungan).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai