Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR ETIKA DAN

HUKUM KESEHATAN

Oleh :
Rosliana Dewi, S.Kp., MH.Kes.
PENGERTIAN ETIKA
 Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk
tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya
yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu :
kebiasaan/adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

 Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai


arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

 Etika diartikan "sebagai ilmu yang mempelajari kebaikan


dan keburukan dalam hidup manusia khususnya perbuatan
manusia yang didorong oleh kehendak dengan didasari
pikiran yang jernih dengan pertimbangan perasaan".

 Etik ialah suatu cabang ilmu filsafat. Secara sederhana


dapat dikatakan bahwa etik adalah disiplin yang
mempelajari tentang baik atau buruk sikap tindakan
manusia.
PENGERTIAN ETIKET

O Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan


beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu :

1. Etiket berasal dari bahasa inggris Etiquette. Etika


berarti adat kebiasaan sedangkan etiket berarti
sopan santun
2. Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata
krama yang perlu selalu diperhatikan dalam
pergaulan agar hubungan selalu baik.
PENGERTIAN MORAL

O Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata


‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores
yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu
kebiasaan, adat.

O Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka


secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’
karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti
yaitu kebiasaan,adat.

O Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata
‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan
norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
PENGERTIAN HUKUM

O Hukum a/ Peraturan , undang-undang atau


adat yang secara resmi
dianggap mengikat, yang dikukuhkan oleh
penguasa atau pemerintah.
O Hukum berhubungan erat dgn moral.
O Hukum membutuhkan moral. Hukum tdk
mempunyai arti kalau tdk di jiwai oleh moralitas.
Sebaliknya moral jg berhubungan erat dgn hukum.
Moral hanya sebatas abstrak saja tanpa adanya
hukum.
Lanjutan….

O Ada 4 perbedaan antara hukum dan moral :

1. Hukum lebih dikodifikasi dari pada moral, artinya


dituliskan dan secara sistematis disusun dalam kitab
undang-undang, karenanya norma yuridis punya
kepastian lebih besar dan bersifat obyektif, sebaliknya
norma moral bersifat lebih subyektif.

2. Hukum membatasi diri pada tinggkah laku lahiriah saja


sedangkan moral menyangkut juga sikap batin
seseorang.
Lanjutan….

3. Saksi yg berkaitan dengan hukum berlainan dari saksi yg


berkaitan dengan moral, hukum utk sebagian besar saksinya
dapat dipaksakan sedangkan perbuatan etis justru berasal
dari dalam jadi saksinya adalah hati nurani yg tdk tenang dan
kalau kesalahannya diketahui umum saksi moral bisa meluas
menjadi merasa malu terhadap orang disekitarnya.

4. Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat dan akhirnya


atas kehendak negara sedang moral didasarkan pada
norma-norma moral yg melebihi para individu dan
masyarakat. Dengan cara demokratis ataupun dengan cara
lain masyarakat dpt mengubah hukum tapi tdk pernah
masyarakat dapat mengubah atau membatalkan suatu
norma moral.
Definisi Hukum
Pengertian hukum menurut para ahli hukum di antaranya:
1. Definisi Hukum dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):
a. Peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap
mengikat dan dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau
otoritas.
b. Undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk
mengatur kehidupan masyarakat.
c. Patokan (kaidah, ketentuan).
d. Keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim
dalam pengadilan, vonis.
2. Plato
Dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem
peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang
mengikat masyarakat.
Lanjutan……..

3. Aristoteles
Hukum yaitu kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikat masyarakat tetapi juga hakim.
4. Austin
Hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk
memberi bimbingan kepada makhluk berakal oleh
makhluk berakal yang berkuasa atasnya (Friedmann,
1993).
5. Oxford Englsh Dictionary
Hukum adalah kumpulan aturan, perundang-undangan
atau hukum kebiasaan di dalam suatu negara atau
masyarakat, mengakui sebagai suatu yang mempunyai
kekuatan mengikat terhadap warganya.
Lanjutan…….

O Berdasarkan definisi yang dikemukakan para ahli tentang hukum


dapat disimpulkan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur :
1. Peraturan tingkah laku manusia.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang
berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi bagi pelanggar terhadap peraturan itu adalah tegas
(pasti dan dapat dirasakan nyata bagi yang bersangkutan).
O Selain hukum memiliki unsur juga memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Adanya perintah dan larangan.
2. Larangan dan perintah itu harus dipatuhi/ditaati orang.
3. Adanya sanksi hukum yang tegas.
Disiplin Hukum

 Disiplin Hukum adalah suatu sistem ajaran tentang hukum.


 Disiplin hukum antara lain:

1. Ilmu hukum
a. Kaidah hukum
b. Kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,
perbandingan hukum)
c. Pengertian hukum
2. Filsafat hukum
Yaitu sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama
dari segala ilmu hukum dan hukum itu sendiri berserta segala unsur
penerapan dan pelaksanaannya.
3. Politik hukum
Yaitu arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan
dan penerapan hukum yang bersangkutan.
Macam-macam Hukum

1. Hukum Menurut bentuknya


a. Hukum tertulis contohnya hukum perdata, dan hukum pidana
 Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni hukum tertulis
yang dikodifikasikan dan yang tidak dikodifikasikan.
 Dikodifikasikan artinya hukum tersebut dibukukan dalam lembaran
negara dan diundangkan atau diumumkan.
 Indonesia menganut hukum tertulis yang dikodifikasi. Kelebihannya
adalah adanya kepastian hukum dan penyederhanaan hukum serta
kesatuan hukum. Kekurangannya adalah hukum tersebut bila
dikonotasikan bergeraknya lambat atau tidak dapat mengikuti hal-hal
yang terus bergerak maju

b. Hukum tidak tertulis contohnya hukum adat di suatu daerah


 Adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam
perundang-undangan. Contoh : hukum adat tidak dituliskan atau tidak
dicantumkan pada perundang-undangan tetapi dipatuhi oleh daerah
tertentu
Lanjutan……

2. Hukum menurut sifatnya


a. Hukum yang mengatur
 Hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak yang
bersangkutan telah membuat peraturan sendiri
b. Hukum yang memaksa
 Hukum yang dalam keadaan apapun memiliki paksaan
yang tegas
Lanjutan…..

3. Hukum menurut sumbernya


a. Hukum undang-undang
 Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan
b. Hukum kebiasaan adat
 Hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat
c. Hukum jurisprudensi
 Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim di masa
yang lampau dalam perkara yang sama.
d. Hukum traktat
 Hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara
negara yang terlibat di dalamnya.
Lanjutan……..

4. Hukum menurut isinya


a. Hukum privat
 Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan
dan orang yang lain. Dapat dikatakan hukum yang
mengatur hubungan antara warganegara dengan
warganegara. Contoh: Hukum Perdata dan Hukum
Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga
hukum perdata
b. Hukum Negara
 Hukum pidana yakni hukum yang mengatur hubungan
antar warganegaranya
 Hukum tata Negara yakni hukum yang mengatur hubungan
antar warganegara dengan alat perlengkapan negara.
 Hukum administrasi negara yakni hukum yang mengatur
hubungan antara alat kelengkapan Negara dan pemerintah
pusat serta daerah
Lanjutan…….

5. Menurut fungsinya
a. Hukum materil yakni hukum yang mengatur kepentingan
dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan,
contohnya hukum pidana dan hukum perdata.
b. Hukum formil yakni hukum yang mengatur cara
mempertahankan dan melaksanakan hukum materil.
Contohnya hukum acara pidana dan hukum acara
perdata.
Lanjutan……

6. Menurut tempat berlakunya


a. Hukum nasional.
 Hukum yang berlaku dalam suatu negara
b. Hukum internasional
 Hukum yang mengatur hubungan antar negara
c. Hukum asing.
 Hukum yang berlaku di negara asing
Hukum Kesehatan

O Hukum kesehatan adalah ketentuan hukum yang


mengatur hak dan kewajiban tenaga kesehatan, individu
dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya, aspek
organisasi dan aspek sarana.
O Tugas hukum kesehatan adalah mengusahakan
keseimbangan tatanan dalam pelaksanaan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat dan menjamin kepastian hukum berdasarkan
sistem hukum yang berlaku.
Lanjutan…

O Persamaan etika kesehatan dan hukum kesehatan :


1. Mrpkan alat utk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat
dlm bidang kesehatan.
2. Sebagai objeknya sama yakni masyarakat baik yg sakit
maupun yg tidak sakit.
3. Masing2 mengatur kedua belah pihak antara hak dan
kewajiban, baik pihak yg menyelenggarakan pelayanan
kesehatan maupun yg menerima pelayanan kesehatan
agar tdk saling merugikan.
4. Keduanya menggugah kesadaran utk bersikap
manusiawi, baik penyelenggara maupun penerima
pelayanan kesehatan.
5. Baik etika maupun hukum kesehatan mrpkan hasil
pemikiran dari pakar serta pengalaman para praktisi
bidang kesehatan.
Lanjutan….

O Perbedaan etika kesehatan dan hukum kesehatan :


1. Etika kesehatan hanya berlakudi lingkungan masing2 profesi
kesehatan, sedangkan hukum kesehatan berlaku utk umum.
2. Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan anggota
masing2 profesi, sedangkan hukum kesehatan disusun oleh
badan pemerintah baik legislatif maupun eksekutif.
3. Etika kesehatan tdk semuanya tertulis, sedangkan hukum
kesehatan tercantum atau tertulis secara rinci dlm kitab
undang2 atau lembaran negara.
4. Sanksi terhdp pelanggaran etika kesehatan berupa
tuntunan, biasanya dari organisasi profesi, sedangkan
sanksi pelanggaran hukum kesehatan adalah tuntutan yg
berujung pada pidana atau hukuman.
5. Pelanggaran etika kesehatan diselesaikan oleh Majelis
Kehormatan Etik Profesi dari masing2 organisasi profesi
seangkan pelanggaran hukum kesehatan diselesaikan lewat
pengadilan.
6. Penyeleseian pelanggaran etik tdk selalu disertai bukti fisik,
sedangkan utk pelanggaran hukum pembuktiannya
memerlukan bukti fisik.
Lanjutan….

O Hirarki hukum kesehatan :


1. Undang-Undang Dasar 1945
2. Undang-Undang tentang kesehatan yg berlaku.
3. Peraturan Pemerintah
4. Keputusan Presiden
5. Keputusan Menteri Kesehatan
6. Keputusan Dirjen/Sekjen
7. Keputusan Direktur/Kepala Pusat
Lanjutan….

O Fungsi Hukum dalam Praktik Keperawatan


Hukum mempunyai beberapa fungsi bagi keperawatan :
1. Hukum memberikan kerangka untuk menentukan
tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan
profesi yang lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan
tindakan keperawatan mandiri.
4. Membantu dalam mempertahankan standar praktik
keperawatan dengan meletakkan posisi perawat
memiliki akuntabilitas di bawah hukum (Kozier, Erb,
1990)
Tangung Jawab Perawat

O Dlm memberikan askep, perawat bertanggung jawab


baik pada diri sendiri maupun masy. (tanggung jawab &
tanggung gugat).
O Tangung jawab sebagai kesiapan memberikan jawaban
atas tindakan2 yg sudah dilakukan perawat pada masa
lalu atau tindakan yg akan berakibat di masa yg akan
datang.
O Tanggung jawab = kesediaan memikul risiko atas akibat
yg timbul dari tindakan melanggar hukum yg
menimbulkan kerugian pihak lain yg bersifat pidana.
Lanjutan…..

 Aspek hukum pidana dlm upaya pel kesehatan oleh perawat


berkait dgn tanggung jawab perawat dlm pel kes di RS.
 3 unsur perbuatan pidana :
1. Perbuatan manusia yg termsk dlm lingkungan delik.
 Hanya perbuatan yg telah ditentukan dlm UU sbg
perbuatan tercela dpt dikategorikan sbg perbuatan
pidana.
 Setiap perbuatan perawat yg menimbulkan kerugian
dlm upaya pel kes baik dlm melaksanakan fungsi
kolaborasi atau mandiri, perawat hanya dpt
dipidanakan bila hal itu sudah diatur dlm UU.
 Apabila ketentuan yg dilanggar baru ditentukan dlm
kode etik, standar profesi maupun lafal sumpah dan
blm diatur dlm UU maka perbuatan perawat yg
menimbulkan kerugian tdk dpt dikenai sanksi pidana.
Lanjutan…..

2. Bersifat melawan hukum


 Sifat melawan hukum baik yg objektif maupun subjektif.
 Sifat yg objektif tampak dari perbuatan yg nyata
melanggar hukum sedang sifat yg subjektif tdk tampak
secara nyata krn melekat pada sanubari terdakwa.
 Tindakan yg bersifat melawan hukum tdk terbatas pada
pelanggaran hukum positif (UU), tapi juga pada hukum
yg tdk tertulis, kepatutan dan kesusilaan.
 Istilah bersifat melawan hukum :
a. Bertentangan dgn hukum
b. Bertentangan dgn hak orang lain
c. Tanpa kewenangan atau tanpa hak, hal ini tdk hrs
bertentangan dgn hukum.
Lanjutan…..

3. Dapat dicela
 Bila ternyata perawat melanggar kode etik/standar profesi,
maka dia sudah melakukan perbuatan yg bersifat melawan
hukum, tp tdk serta merta yg bersangkutan telah melakukan
perbuatan pidana krn perbuatan yg dilakukannya blm tentu
telah ditentukan dlm UU sbg perbuatan pidana.
 Disamping itu utk dpt dipidana perawat dlm upaya pel kes
adalah adanya unsur kesalahan yg berupa
kesengajaan/kelalaian.
 Ada tdknya kesengajaan/kelalaian dlm pel kes, perawat sbg
tenaga kes diteliti dan ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan (MDTK).
 Hasil penelitian MDTK diserahkan pada pejabat kes yg
berwenang utk memberikan tindakan disipilin pada tenaga kes
yg melakukan kesengajaan/kelalaian dlm menerapkan standar
profesi.
Lanjutan……

 Kesalahan terdiri dari 3 unsur , yaitu :


1. Adanya kemampuan bertanggung jawb pada diri si pembuat
2. Adanya hub batin antara si pembuat dgn perbuatannya, yg
berupa dolus atau culpa, ini disebut bentuk kesalahan
3. Tdk adanya alasan yg menghapus kesalahan atau tdk ada
alasan pemaaf.
 Berdasarkan KUHP, seseorang mampu bertanggung jawab bila
:
1. Pada waktu melakukan perbuatan telah berumur 16 thn (ps
45)
2. Tdk terganggu/cacat jiwanya (ps 44)
3. Tdk krn pengaruh daya paksa (overmach) (ps 48)
4. Bkn krn melakukan pembelaan terpaksa (ps 49)
5. Tdk utk melaksanakan ketentuan UU (ps 50)
6. Tdk krn perintah jabatan (ps 51)
Tangung Gugat Perawat

O Tanggung gugat dpt diartikan sebagai bentuk partisipasi perawat


dlm membuat suatu keputusan dan belajar dgn keputusan itu
terhdp konsekuensinya, artinya bila ada pihak yg menggugat ia
menyatakan siap dan berani menghadapinya.
O Tanggung gugat = kesediaan utk mengganti kerugian yg timbul
akibat perbuatannya yg melanggar hukum bersifat perdata.
O Adanya kesenjangan antara kondisi ideal dgn kenyataan dlm
pelayanan keperawatan menimbulkan kesulitan dlm menentukan
tanggung gugat askep oleh perawat di RS.
O Kondisi idealnya yg dikehendaki a/ perawat memp kedudukan
setara medis dlm pel kes.
O Kenyataannya a/ perawat mrp pegawai RS shg askep yg
diberikan prinsipnya mrpkan bagian dari pel kes yg hrs dilakukan
oleh RS sbg sarana kes yg menyediakan pel kes terutama pel
medis.
O Persoalan tanggung gugat muncul bila upaya pel di RS tdk
memuaskan pasien krn tdk tercapainya tujuan upaya kes bahkan
merugikan pasien/kelg.
Lanjutan……..

 Hub pasien – perawat termsk dlm perjanjian pada umumnya


(pasal 1234 BW) : “ Tiap2 perikatan a/ utk memberikan
sesuatu, utk berbuat sesuatu atau utk tdk berbuat sesuatu”.
 Dlm perjanjian ini kewajiban perawat a/ utk melakukan
sesuatu shg pasien mendptkan kesembuhan.
 Syarat sahnya perjanjian (pasal 1320 BW) :
1. Kesepakatan para pihak yg mengikatkan diri
2. Kecakapan para pihak utk membuat
perikatan/melakukan kesepakatan
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yg halal
Lanjutan……..

 Berdasarkan pasal 58 ayat 1 UU 36/2009, maka perawat sbg


tenaga kes yg memberikan pel kes khususnya askep juga
memikul tanggung gugat bila melakukan kesalahan dan atau
kelalaian dlm melaksakan tugasnya.
O Pasal 58 :
O Setiap org berhak menuntut ganti rugi terhdp seseorang,
tenaga kes, dan atau penyelenggara kes yg menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dlm pelayanan
kesehatan yg diterimanya.
O Tuntutan ganti rugi tdk berlaku bagi tenaga kes yg
melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau
pencegahan kecacatan seseorang dlm keadaan darurat.
Lanjutan……

 Perawat sbg tenaga kes yg bekerja di RS berstatus pegawai


RS sehingga atas pekerjaan yg dilakukannya berlaku pasal
1367 BW : “ Seseorang tdk saja bertanggung jawab utk
kerugian yg disebabkan krn perbuatannya sendiri, tetapi
juga utk kerugian yg disebabkan krn perbuatan orang2 yg
menjadi tanggungannya.
 Maka perawat yg bekerja di RS tdk memikul tanggung gugat,
beban tanggung gugat berada pada RS., kecuali bila dlm
perjanjian kerja antara perawat – RS disepakati ttg tanggung
gugat dgn tegas.

Anda mungkin juga menyukai