Anda di halaman 1dari 23

Retentio Urin et

causa BPH

dr. Fitri Kemala Sari


RSUD Bengkulu Tengah
2017
Topik : Retentio Urin et causa BPH

Tanggal (kasus) : 29 Oktober 2016 No. RM : 015961

Nama Pasien : Tn. M

Tanggal Presentasi : 17 Januari 2017 Nama Pembimbing : dr. Imelda

Tempat Presentasi : Ruang Aula RSUD Bengkulu Tengah

Deskripsi : Laki-laki, 61 tahun datang dengan keluhan sulit buang air kecil
sejak ± 6 jam yang lalu disertai nyeri pada perut bawah.

Tujuan : Mengetahui penegakkan diagnosis yang tepat, Mengetahui


penanganan kasus secara tepat.
Deskripsi : Laki-laki, 61 tahun datang dengan keluhan sulit buang air kecil
sejak ± 6 jam yang lalu disertai nyeri pada perut bawah.

Tujuan : Mengetahui penegakkan diagnosis yang tepat, Mengetahui


penanganan kasus secara tepat.

Hasil pembelajaran : diagnosis benign prostat hyperplasia, penanganan awal


pada pasien retensio urin
Diagnosis/Gambaran Klinis :
Diagnosis : Retensio Urin et causa BPH
Gambaran Klinis : Laki-laki, 61 tahun datang dengan keluhan sulit
buang air kecil sejak ± 6 jam SMRS disertai nyeri pada perut bawah.
Sebelumnya pasien mengaku sering susah BAK dan sering mengejan
saat memulai BAK.. Urin keluar sedikit dan pada akhir BAK urin
masih menetes, pasien merasa BAK tidak tuntas masih terasa anyang-
anyangan. Keluhan awalnya dirasakan sejak ± 6 bulan yang lalu namun
semakin lama semakin parah. Penderita kadang terbangun pada
malam hari untuk BAK kurang lebih 3 kali. Warna kencing penderita
tidak kemerahan, tidak ada riwayat BAK keluar batu atau butir-butir
pasir. Pasien tidak mengeluhkan badannya demam dan tidak nyeri saat
BAK.
Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat sebelumnya

Riwayat Kesehatan/Penyakit : Riwayat hipertensi dan DM disangkal oleh


pasien
Riwayat Keluarga : Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti
pasien
Riwayat Pekerjaan : Petani
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : compos mentis
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Tekanan darah : 160/90 mmHg
• Nadi : 88 x / menit
• Respiratory rate : 20 x / menit
• Temperatur : 36,3 oC
• Kepala / leher : oedem palpebra (-),
pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat
• Mata : pupil bulat isokor,
konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
• Hidung : pernapasan cuping hidung
(-)
Pemeriksaan Fisik
• Thorax :
o Inspeksi : gerakan dada simetris, retraksi (-)
o Palpasi : fremitus raba simetris,
pengembangan paru simetris
o Perkusi : paru sonor +/+
o Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-, bunyi jantung S1/S2 tunggal,
murmur -, gallop -
• Abdomen : bising usus + normal, supel, nyeri
tekan suprapubik
• Extremitas : oedem -/-, akral dingin -/-
Rectal Touche
• Tonus sphincter ani baik
• Ampula tidak kolaps
• Mukosa rectum : Licin, Massa (-)
• Prostat :
o Prostat membesar, sulkus mediana teraba cembung,
pole atas tidak teraba
o Konsistensi kenyal
o Permukaan rata, tidak teraba nodul
o Nyeri tekan (-)
o Sarung tangan lendir (-) darah (-) feses (+)
Rangkuman Hasil
Pembelajaran
Subjektif
Laki-laki, 61 tahun datang dengan keluhan sulit buang air kecil
sejak ± 6 jam SMRS disertai nyeri pada perut bawah.
Sebelumnya pasien mengaku sering susah BAK dan sering
mengejan saat memulai BAK. Urin keluar sedikit dan pada akhir
BAK urin masih menetes, pasien merasa BAK tidak tuntas masih
terasa anyang-anyangan. Penderita kadang terbangun pada malam
hari untuk BAK kurang lebih 3 kali. Warna kencing penderita tidak
kemerahan, tidak ada riwayat BAK keluar batu atau butir-butir
pasir. Pasien tidak mengeluhkan badannya demam dan tidak nyeri
saat BAK.
Objektif
• Rectal toucher
o Tonus sphincter ani baik
o Ampula tidak kolaps
o Mukosa rectum : Licin, Massa (-)
o Prostat :
o Prostat membesar, sulkus mediana teraba cembung, pole atas
tidak teraba
o Konsistensi kenyal
o Permukaan rata, tidak teraba nodul
o Nyeri tekan (-)
o Sarung tangan lendir (-) darah (-) feses (+)
Assessment
• Benign Prostate Hiperplasia (BPH) adalah
pembesaran jinak kelenjar periurethral dari prostat.
Perubahan dan
ukuran pancaran
air kemih

Miksi terputus

Menetes pada
Gejala Obstruksi
akhir miksi

Mengedan pada
awal miksi

Rasa belum puas


Gejala BPH sehabis miksi

Nokturia

Frekuensi miksi
bertambah
Gejala Iritasi
Miksi sulit
ditahan

Nyeri saat miksi


Plan
• Pengobatan :
o pengobatan awal dilakukan untuk mengurangi
gejala yaitu retensio urin sehingga dilakukan
pemasangan kateter.
o Pengobatan dengan medikamentosa antara
lain dengan obat-obatan golongan
penghambat 5-α reduktase atau penghambat
α-adrenergik.
o Pasien disarankan untuk rujuk ke bidang yang
lebih kompeten yaitu spesialis bedah untuk
dilakukan pembedahan.
• Medikamentosa :
o Penghambat α-adrenergik :
• Terazosin : 1 mg/hari selama 3 hari → 2 mg/hari selama
11 hari → 5 mg/hari. Dosis dapat dinaikkan hingga 10
mg/hari jika dibutuhkan.
• Doxazosin : 1 mg/hari selama seminggu → 2 mg/hari
selama seminggu → 4 mg/hari. Dosis dapat dinaikkan
hingga 8 mg/hari jika dibutuhkan.
• Tamsulosin : 0,4 mg/hari dapat dinaikkan hingga 8
mg/hari.

o penghambat 5-α reduktase :


• Finasteride : dosis awal 5 mg/hari diberikan selama 6
bulan.
• Pembedahan :
o Transurethral Resection of the Prostate (TURP)
o Laser
o Open Prostatectomy
o Transurethral Incision of the Prostate (TUIP)
Plan
• Pendidikan : edukasi bertujuan untuk memotivasi
pasien menjalani terapi bedah dan menjelaskan
bahwa pemasangan kateter berisiko
menyebabkan infeksi saluran kemih dan tidak
menghilangkan gejala dalam jangka panjang.
• Konsultasi : dijelaskan perlunya konsultasi dengan
dokter spesialis bedah agar pasien dapat
memahami kondisinya dari segi bedah.
Plan
• Kontrol

Kegiatan periode Hasil yang diharapkan


Pemasangan kateter segera Evakuasi urin segera
Rujuk ke bagian setelah penanganan Pasien mendapatkan informasi yang
bedah/ bedah kegawatdaruratan lebih mendetail mengenai penyakitnya.
urologi evakuasi urin Selain itu agar etiologi penyakitnya
dapat segera diterapi oleh dokter
bedah.

Edukasi Pasca rawat bedah Pasien dapat menjaga kebersihan


lukanya, intake nutrisi cukup agar luka
operasi sembuh sempurna.

Anda mungkin juga menyukai