Anda di halaman 1dari 16

v

JOURNAL READING
Amorrita Puspita Ratu (1102013023)
“Effects of Isotretinoin on Serum Vitamin E Pembimbing: dr. Umi Rinasari, MARS.,
Levels in Patients with Acne” Sp.KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Rumah Sakit Bhayangkara Tk. I Raden Said Sukanto

Periode 29 Mei – 30 Juni 2017


PENDAHULUAN
ACNE VULGARIS (1)
Definisi

Peradangan kronis folikel pilosebasea

Bentuk Lesi

• Lesi non-inflamasi: komedo


tertutup dan terbuka
• Lesi inflamasi: papul, pustul,
nodul, nodulokistik

Predileksi

Wajah, leher, punggung, dada, bahu,


lengan atas
ACNE VULGARIS (2)
Etiopatogenesis

1. Produksi sebum yang meningkat


2. Hiperploriferasi folikel pilosebasea
3. Kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes
4. Proses inflamasi
ACNE VULGARIS (3)
ISOTRETINOIN (13-cis-retinoic acid)
• Analog vitamin A
• Golongan retinoid mono aromatik generasi pertama
• Mulai digunakan sejak tahun 1971 untuk pengobatan acne vulgaris,
terutama pada jenis nodulokistik yang berat atau jerawat yang sulit diatasi
dengan pengobatan konvensional
• Cara kerja: mengurangi sekresi sebum, meregulasi keratinisasi folikular, dan
mengurangi pertumbuhan dari bakteri Propionibacterium acnes
• Efek samping: kekeringan pada kulit dan mukosa, cheilitis (peradangan
bibir)
VITAMIN E
• Vitamin anti oksidan yang larut dalam lemak
• Melindungi membran, lipoprotein dan asam lemak dari reaksi peroksidasi
dan radiasi ultraviolet
• Kadar tertinggi vitamin E terdapat di lipid bilayer pada stratum korneum,
sedangkan yang terendah terdapat pada dermis
• Predominan: alpha-tocopherol
• Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemberian vitamin E dapat
mengurangi efek samping penggunaan isotretinoin pada pasien dengan
acne, dengan cara menjaga keseimbangan oksidatif supaya terjadi proses
deskuamasi kulit yang baik
TUJUAN PENELITIAN
Menginvestigasi efek terapi isotretinoin terhadap kadar serum
vitamin E pada pasien dengan acne
METODE
PENELITIAN
SUBJEK
70 pasien dengan acne tingkat sedang dan berat yang tidak bisa
ditangani dengan terapi konvensional di Department of
Dermatology, University Faculty of Medicine, Kocaeli, Turki.
KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI
Kriteria inklusi: Kriteria eksklusi:
Pasien dengan acne tingkat • Pasien dengan penyakit
dermatologi dan sistemik lainnya
sedang dan berat yang tidak
bisa ditangani dengan terapi • Pasien yang pernah menerima
terapi kombinasi sistemik dengan
konvensional
vitamin dalam 4 bulan terakhir
• Wanita hamil dan menyusui
METODE
• Kadar serum vitamin E pasien diperiksa sebelum
pemberian isotretinoin
• Pasien diberikan isotretinoin 0,6 – 0,8 mg/kg/hari selama 5
– 7 bulan (hingga mencapai dosis 120 mg/kg)
• Pada kunjungan terakhir, kadar serum vitamin E pasien
diperiksa kembali
METODE
• Analisa statistik:
Data dianalisis menggunakan SPSS versi 13.0 untuk Windows
(SPSS Inc., Chicago, IL, USA), untuk melihat perbedaan rata-rata
kadar serum vitamin E antara sebelum dan sesudah pemberian
isotretinoin. P value dianggap signifikan bila ≤ 0,05.
HASIL
• 24 pasien memutuskan tidak melanjutkan
pengobatan
• Pada 43 pasien (total=46 pasien), ditemukan
kadar serum vitamin E menurun dari
sebelum pemberian isotretinoin sampai
selesai pengobatan
• Rata-rata kadar serum vitamin E menurun
dari 20,22 mg/dl menjadi 16,24 mg/dl
KESIMPULAN
• Kadar serum vitamin E tercatat menurun secara signifikan
setelah pemberian terapi isotretinoin
• Pemberian vitamin E pada saat pengobatan isotretionin
akan berguna untuk menggantikan kadar serum yang telah
turun disebabkan karena efek samping isotretinoin, serta
menghindari dan mengendalikan efek samping dari obat
tersebut

Anda mungkin juga menyukai