Anda di halaman 1dari 26

PINANG

(BETEL CHEWY)
THANIA MAYANANTA (0120840265)
Sejarah

Diperkirakan lebih dari 600 juta orang mengunyah sirih pinang di berbagai
wilayah di dunia. Di Indonesia, kebiasaan mengunyah sirih pinang merupakan
bagian dari kebudayaan dan kehidupan masyarakat dan sudah dikenal sejak
abad ke-6 masehi serta kebiasaan tersebut dilakukan hampir diseluruh wilayah
di Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua
Sejumlah penyakit dihubungkan dengan kebiasaan
makan, gaya hidup dan faktor lingkungan.
International Agency for Research on Cancer (IARC)
menyebutkan bahwa mengunyah pinang
berdampak pada kesehatan dan berpotensi
menyebabkan kanker. mengindikasikan bahwa
tingginya pengunyah sirih pinang yang menderita
perdarahan gusi, bau nafas, kesulitan dalam
membuka mulut dan menelan makanan yang padat,
rasa terbakar pada jaringan lunak dan luka bernanah
pada rongga mulut
Etiologi
Mengunyah sirih pinang memiliki pengaruh terhadap
tidak dirawatnya karies gigi dan memiliki pengaruh
yang buruk terhadap periodontitis, mendorong
peningkatan periodontitis dan kehilangan gigi. Alasan
yang mungkin bahwa sirih pinang merusak jaringan
periodontal dapat dijelaskan seperti pengaruh
cholinergic pada sirih pinang bersama dengan
kalsium garam dalam air liur yang dapat
menyebabkan keropos pada gigi. Pengunyah sirih
pinang yang berpengalaman memiliki kerusakan
lebih tinggi pada periodontitis daripada bukan
pengunyah
Infeksi yang dapat di temukan

• Oral Squamous Cell Carcinoma


• Leukoplakia
• Oral Submucous Fibriosis
• Plaque
• Calculus
Oral Squamous Cell Carcinoma
Gambaran Klinis
Leukoplakia
Klasifikasi
Terapi
NON – BEDAH
BEDAH
• Menunggu dan mengamati
• Memberi Obat (Tretinoin
Topikal) • Elektrokauterisasi
• Mneghindari Faktor • Cryosurgery
Penyebab • Laser
Pencegahan
• Kurangi Konsumsi Alkohol
• Berhenti merokok
• Banyak mengkonsumsi makanan yang
mengandung antioksidan seperti bayam atau
wortel
• Jauhi Faktor pencetus
Oral submucous fibrosis

Oral submucous fibrosis merupakan kondisi dimana


terdapat jaringan fibrosis pada corium mukosa.
Walaupun kadang didahului atau disertai pembentukan
vesikel, kondisi ini selalu berkaitan dengan reaksi inflamasi
juxtaepithelial yang diikuti oleh perubahan fibroelastis pada
lamina propria dengan atrofi epitel yang menyebabkan kekakuan
pada mukosa oral sehingga menyebabkan trismus dan kesulitan
saat makan
Etiologi
kebiasaan mengunyah pinang dapat menjadi faktor pemicu
terjadinya oral submucous fibrosis.
Faktor lain yang dapat menjadi faktor predisposisi adalah
• cabai
• tembakau
• lemon
• defisiensi nutrisi
• metabolisme zat besi yang tidak efektif
• infeksi bakteri
• gangguan kolagen
• gangguan imunologis, dan perubahan komposisi saliva
Gambaran Klinis
secara klinis terbagi menjadi tiga tahap dan gambaran klinis yang
ditemukan bervariasi pada setiap tahapnya
• Gejala awal (tahap pertama) yang paling umum adalah sensasi
terbakar, mulut kering, mukosa oral memucat dan ulseras. “marble
like”
• Pada tahap lanjut, gambaran pentingnya adalah fibrous
band vertikal dan sirkuler yang menyebabkan kesulitan membuka
mulut dan mengunyah, berbicara, menelan dan memelihara oral
hygiene
• Tahap ketiga merupakan sequelae dari oral submucous
fibrosis dapat berupa leukoplakia yang merupakan lesi pre kanker
dan ditemukan pada 25 % pasien oral submucous fibrosis
Mukosa bukal tampak pucat dan tampak adanya fibrosis keterbatasan membuka mulut dengan atrofi bibir dan erosi pada sudut
mulut

Tampak uvula yang atrofi menyerupai kuncup


Diagnosis Pemeriksaan
penunjang
Didasarkan pada gambaran klinis dan riwayat pasien yang memiliki
kebiasaan mengunyah sirih pinang. Kesepakatan internasional
menyatakan salah satu dari tiga gambaran klinis berikut dapat menjadi
pedoman menentukan diagnosis oral submucous fibrosis
• Fibrous band yang dapat di palpasi
• Tekstur mukosa terasa keras dan kasar
• Mukosa pucat disertai gambaran histopatologis oral submucous
fibrosis

Pemeriksaan histopatologis melalui biopsi dengan pewarnaan


hematoksilin dan eosin memberikan diagnosis yang yang lebih pasti
dan penting dilakukan berkaitan dengan hubungan oral submucous
fibrosis dengan kanker mulut
Terapi

Terapi Obat-Obatan :
Terapi Pembedahan :
• Steroid
• Konvensional
• Extrak Placenta
• Laser
• Hyaluronidase
• Cryosurgery
• Lycopen
• Fisioterapi
• Vit E
• Diathermy
• Inj. Vasdilator
PLAQUE

Etiologi : Patogenesis :
• Metabolisme • Mucin akan
anaerob melapisi gigi
Definisi : menghasilkan asam (acquired pellicie,
• Deposit Lunak menyebabkan : mukus).
terakumulasi pada • Demineralisasi • Beberapa saat
gigi permukaan gigi setelah mukus
• Terdiri dari, • Iritasi Gusi di terbentuk, bekteri
leukosit makrofag, sekitar Gigi – akan singgah dan
matrik ekstraselular, ginggivitis berkoloni di lapisan
serta komponen • Plak – tersebut.
organik termineralisasi -
calculus
Plaque Indeks
Penegakan Diagnosis
• Cairan pewarna Terapi :
diteteskan pada • Menyikat gigi
kapas dengan teratur
• Dioles pada semua dan benar
permukaan gigi • Kumur
• Kumur dengan air Khloreheksidin
atau pewarna • Tablet dikunyah 0,2%
• Biarkan dalam mulut • Dibiarkan • Mengatur pola
15-30 detik. bervampur dengan makan
saliva di dalam • Hindari Faktor
mulut sekitar 30 pencetus
detik
Calculus
Patogenesis :
• Terbentuk dari dental
plak yang mengers
pada gigi dan menetap
pada waktu yang lama
• Dental plak merupakn
tempat ideal bagi
mikroorganisme mulut
karena terlindung dari
pembersihan alami
oleh lidah ataupun
saliva
• Jika kaumulasi plak
terlau berat, dapat
menyebabkan
peridontitis
Caculus Index
Calculus Grading Scale
Terapi
Scalling

Root
Dental Planing
Floss

Antibioti
Obat
k
Kumur
OHI – S = D1 - +C1 -S
SKOR KITERIA
0,0-1,2 Baik
1,3-3,0 Sedang
3,1-6,0 Buruk
KESIMPULAN
Kebiasaan mengunyah sirih pinang tidak lepas dari kepercayaan masyarakat

yang mempercayai bahwa mengunyah sirih pinang dapat memberikan

kenikmatan seperti orang merokok, sebagai aktifitas di waktu senggang, dapat

menghilangkan bau nafas, mengunyah sirih pinang karena turun temurun dan

ada yang percaya dapat memperkuat gigi, namun kenyataannya justru

sebaliknya kesehatan gigi menjadi terganggu akibatnya gigi tidak utuh bahkan

ada yang tidak beraturan, gigi yang tanggal, karies gigi dan warna gigi yang

berubah menjadi hitam. Pengetahuan masyarakat yang minim terhadap

kesehatan gigi kemungkinan menjadi penyebab kerusakan pada gigi.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai