Anda di halaman 1dari 29

TINEA PEDIS

AKIBAT KERJA PADA KARYAWAN INDUSTRI ES BALOK


PT. ADE SULTRA PERSADA
Noviarsih Muslimah
K1A1 13 171

PEMBIMBING :
dr. Satrio Wicaksono, M.Sc

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITRAAN KEDOKTERAn OKUPASI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
PENDAHULUAN

Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang tidak diinginkan atau diharapkan, tidak diduga, tidak sengaja
terjadi dalam hubungan kerja, yang umumnya diakibatkan oleh berbagai faktor, meliputi peristiwa
kebakaran, penyakit akibat kerja serta pencemaran pada lingkungan kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan,
lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. K3 bertujuan
mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).

Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia.
PROFIL PERUSAHAAN
PT. Ade Sultra Persada bertempat di Kompleks PPS
Kendari, Jl. Samudra No.1, Blok. M, Puday, Sulawesi
Tenggara. Industri PT. Ade Sultra Persada yang didirikan
pada tahun 2007 bergerak dalam bidang pembuatan es
balok.

Dipimpin oleh Bapak Ahmad Aljufri sejak tahun 2007 sampai


sekarang.
PT. Ade Sultra Persada memiliki 12 orang karyawan, 7
karyawan tetap dan 5 karyawan lepas, dengan jam kerja
mulai dari 08.00-16.00 WITA
Pengisian
Air

Pembekuan
ALUR PRODUKSI Air

Pemisahan
Es dengan
Ice Can

Penyimpana
n dan
DIstribusi
ANALISIS POTENSI BAHAYA
Hierarki Pengendalian Upaya Pengendalian
Eleminasi Tidak terdapat upaya eleminasi
Substitusi Tidak terdapat upaya subtitusi
Redesain Tidak terdapat upaya redesain
Administratif  Pembentukan tim kerja yang terdiri dari bagian mekanik, produksi dan distribusi
 Tidak terdapat standar operasional yang baku untuk setiap proses produksi
 Tidak terdapat rambu-rambu peringatan

Alat Pelindung Diri  Celemek untuk menghindari pakaian basah saat bekerja dalam mesin pendingin
 Penggunaan sepatu boots pada saat bekerja karena lantai yang licin dan resiko
tertindih es balok
 Penggunaan sarung tangan untuk mencegah alat yang dipegang melukai pekerja
dan suhu dingin pada es balok
 Pengkait untuk memindahkan es balok dan memudahkan pada saat penggilingan
 Penggunaan masker untuk melindungi saluran pernapasan dari faktor fisik maupun
kimia
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Usia : 26 Tahun
Status : Menikah
Pendidikan : Sekolah Menegah Atas
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Abeli
Pekerjaan : Pekerja lepas PT. Ade Sultra Persada bagian
produksi
ANAMNESIS

Riw. penyakit dahulu (+)


KU Sejak 6 minggu lalu. Tiba- Riw. kebiasaan: merokok
tiba pada kaki kiri
gatal di sela jari kedua kemudian kaki kanan. Riw. pengobatan (+)
kaki Riw. sosioekonomi:
Pasien sering menggaruk
kaki pasien hingga terluka. menengah
PEMERIKSAAN FISIK

KU TTV EXT. INF

• Sakit • T : 110/80 • Squama


ringan, • N : 72 eritem,
compos • P : 17 papul,
mentis krusta di
• S : 36.8
sela jari
kaki kanan
dan kiri
ANAMNESIS OKUPASI

Tugas
Pasien bekerja di bagian penyimpanan es balok. Memindahkan es balok dari tempat
produksi ke ruang penyimpanan es balok ataupun ke mobil pengangkut.

Dalam melakukan pekerjaannya pasien berada dalam ruangan dengan suhu yang dingin,
terpapar dengan kelembapan dan selalu menggunakan sepatu boots dalam bekerja.

Jadwal kerja
Satu minggu bekerja dengan durasi 8 jam kerja per hari yakni mulai pukul 08.00 – 16.00
WITA, dengan waktu isitrahat mulai pukul 12.00-13.00 WITA.
IDENTIFIKASI HAZARD
DIAGNOSIS OKUPASI
1. DIAGNOSIS KLINIS
Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik dapat disimpulkan
bahwa pasien menderita Tinea Pedis

2. JENIS PAJANAN
HUBUNGAN PAJANAN DENGAN PENYAKIT
Tinea pedis adalah infeksi kulit dari jamur superfisial pada kaki.
Tinea pedis merupakan infeksi dermatofita pada kaki terutama
mengenai sela jari dan telapak kaki.
Tinea pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum (umumnya),
Trichophyton mentagrophytes, Epidermophyton floccosum.
Karakteristik dari T.rubrum menghasilkan jenis yang relatif tidak
ada peradangan dari dermatofitosis dengan eritema kusam dan
sisik keperakan yang melibatkan seluruh telapak kaki dan sisi kaki
menampilkan moccasin. Sebagai orang usia dewasa, retak kecil
berkembang di kulit kaki, meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi tinea.
4. Penentuan Kecukupan Pajanan 6. Penetuan Faktor Lain Di luar
Masa kerja 6 bulan dengan durasi kerja Tempat Kerja
8 jam perhari (7 Hari kerja dalam Saat diluar dari pekerjaannya, pasien
seminggu). jarang menggunakan sepatu boots,
pasien lebih sering mengenakan sandal
5. Penentuan Faktor Individu jepit saat beraktivitas diluar pekerjaan
pasien.
Pasien selalu mengenakan sepatu boots
yang cukup lembab saat bekerja di ruang
kerja pasien. 7. Penetuan Diagnosis Okupasi
Berdasarkan 6 tahapan diatas, dapat
disimpulkan bahwa tinea pedis pada
pasien merupakan penyakit akibat kerja
(PAK)
PENATALAKSAAN

Medikament Non
medikamentosa
Okupasi
osa
• Anti histamine: • Mengedukasi • Melakukan
Cetrizine 10 pasien tentang penyuluhan
mg penyakit tinea tentang
• 2 x 1tab pedis kesehatan dan
• Anti fungal: • Mengedukasi keselamatan
Ketoconazole pasien untuk kerja
cream 2% sealu
• 3x1 menghindari
faktor-faktor
risiko tinea
pedis
PROGNOSIS

Prognosis kondisi Tn. S tergantung dari banyak aspek


diantaranya tingkat kepatuhan dalam berobat serta
upaya pencegahan terhadap faktor risiko tinea pedis
dan pengobatan penyakit, secara umum prognosisnya
adalah:
1. Ad vitam : Sanm
2. Ad functionam : Sanam
3. Ad sanationam: Sanam
TINJAUAN PUSTAKA

• Tinea pedis juga disebut ”Athlete’s


foot” merupakan dermatofitosis pada
Definisi kaki terutama pada sela-sela jari kaki

• Trichophyton rubrum (60%)


• Trichophyton mentagrophytes (20%)
Penyebab • Epidermophyton floccosum (10%)
Infeksi jamur Umumnya Sering
yang paling banyak terjadi menyerang
sering terjadi pada laki – laki. orang dewasa
diseluruh dunia. yang banyak
bekerja di
tempat basah/
orang –orang
yang setiap hari
harus memakai
sepatu tertutup.
Bentuk-bentuk klinis
1. Interdigitalis 2. Moccasin foot
• Sering terjadi di antara jari ke IV dan Makula eritem berbatas jelas
V
dengan papul miliaris pada tepinya,
• Infeksi bisa menjalar ke bagian kaki
lainnya. dengan skuama halus,
Terdapat 2 jenis: hiperkeratosis.
a. Berskuama dan kering Sering ditemukan pada tumit,
b. Maserasi, terkelupas, membentuk telapak kaki, hingga tepi kaki. Dapat
fisura pada kulit di sela-sela jari terjadi pada satu kaki atau lebih
sering pada kedua kaki.
3. Vesikel
• Kelainan ini mula-mula terdapat di pada daerah sela
jari, kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak
kaki, dan jarang pada tumit. Isi vesikel berupa cairan
jernih yang kental. Setelah pecah, vesikel tersebut
meninggalkan sisik berbentuk lingkaran yang disebut
kolaret.

4. Ulseratif
Bentuk yang terakhir adalah bentuk akut ulseratif pada
telapak dengan maserasi, ma¬didans, dan bau.
Diagnosis Tinea pedis lebih sulit karena pemeriksaan
kerokan kulit dan kultur sering tidak ditemukan jamur.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

– Sediaan basah : KOH 10% ; gambaran


terlihat adalah hifa, sebagai dua garis
sejajar, terbagi oleh sekat dan bercabang
maupun spora berderet(artrospora).
– Pembiakan : menyokong sediaan basah
dan menentukan spesies jamur. Yang
dianggap paling baik pada waktu ini
adalah medium agar dextrosa
Sabouraud.
PENATALAKSANAAN
Obat antifungal topikal
Ketoconazol 2%, klotrimazole 1%, miconazole
Obat antifungal oral
Ketoconazole, griseofulvin, fluconazole, itraconazoll
PENCEGAHAN

Menjaga kebersihan pada kaki, menjaga kaki tetap kering ,


membersikan kuku kaki, menggunakan sepatu yang pas
dan kaos kaki kering dan bersih, serta menggunakan
sandal atau flip-flop pada tempat mandi umum atau kolam
renang dapat mencegah terjadinya tinea pedis.
SIMPULAN
1.Tinea pedis akibat kerja adalah suatu infeksi kulit dari jamur superfisial pada kaki
terutama sela jari kaki yang terjadi akibat suatu keadaan di lingkungan kerja dan
tidak terjadi pada rangsangan diluar tempat kerja.
2. Identifikasi hazard pada pasien yang bekerja di industry es balok antara lain

3.
SARAN
1. Menyarankan agar pihak industri untuk melakukan tindakan
pencegahan terhadap penyakit sesuai dengan identifikasi hazard
2. Agar pihak industri melakukan peninjauan bahaya potensial
secara berkala serta memperbaiki sistim pelaksanaan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3).
3.Melakukan pertemuan berkala untuk membahas masalah-
masalah yang dihadapi dalam kesehatan dan keselamatan kerja.
Proses Pembuatan Es Balok Dibantu dengan Alat Crane Dokumentasi 2.Ruang Penyimpanan Es Balok

Mesin Pembuat Es
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai