Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ILMU KESEHATAN

MASYARAKAT
PSIKIATRI SOSIAL
Disusun Oleh:

Fiareza Dilaga 030.12.108

Karina Pathya 030.12.106

Izzati Saidah 030.13.234


KASUS
Nn.R, perempuan, usia 19 tahun. Pasien datang diantar
bapaknya ke Puskesmas dengan keluhan berprilaku aneh, seperti sulit
tidur pada malam hari sejak kurang lebih 3 bulan yang lalu, pasien baru
mulai tidur sekitar pukul 2 malam dan pada tengah malam pasien hanya
duduk di depan jendela dan bolak-balik di dalam rumahnya tanpa tujuan
yang jelas. Bapak pasien mengatakan pasien pernah bermain bola di
rumahnya tengah malam. Pasien sering bicara dan tertawa sendiri sudah
sejak 10 tahun yang lalu. Pasien juga terkadang marah-marah sendiri
tanpa sebab.
Pasien mengatakan ada sesuatu (setan) yang masuk ke dalam
tubuhnya dan pasien juga mengatakan bahwa dipikirannya sering ada
yang menyuruhnya untuk bermain bola di dalam rumahnya pada malam
hari. Pasien tinggal hanya bersama ayahnya di rumah kontrakan,
sedangkan ibunya sudah meninggal 1 tahun yang lalu. Pasien belum
pernah berobat ke dokter, tetapi sejak dulu bapak pasien sering
membawanya ke dukun, tetapi tidak ada perbaikan.
Pasien diantar oleh bapaknya ke Puskesmas Kelurahan
Pejaten Timur, mendaftar diri (guna pencatatan kasus
baru), baru menuju Poli Umum. Dengan kondisi pasien
curiga ODGJ, perlu dipersiapkan setting pemeriksaan
yang nyaman (bila perlu tata ruang), dan tidak
bergerombol untuk menjaga kerahasiaan.
Home Visite

Tanggal 12 Oktober 2018


Nama : Nn. R Identitas Pasien
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Raya Tanjung Barat No. 3, Kelurahan Pejaten Timur
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : Kelas 3 SD
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Belum Bekerja
Pertanyaan Aktif

1. Apakah Keluhan >3 bulan, Muncul >1x per bulan?


Untuk keluhan berprilaku aneh, seperti sulit tidur dan bermain bola
tengah malam di dalam rumahnya sudah sejak 3 bulan yang lalu.
Sedangkan untuk keluhan seperti bicara sendiri, tertawa sendiri, dan
marah tanpa sebab sudah sejak 10 tahun yang lalu.
2. Ada Peristiwa Pemicu Keluhan, Banyak Pikiran?
Bapak pasien mengatakan pasien berprilaku aneh sudah sejak kecil sekitar
10 tahun yang lalu, tetapi orang tua pasien tidak mengetahui penyebab
dan pemicu pasien berprilaku aneh tersebut, bapak pasien mengira
bahwa tubuh pasien dimasuki setan, sehingga orang tua pasien
membawanya ke dukun.
3. Menurunnya Semangat Belajar, Kerja, Seks?
Pasien berpindah-pindah sekolah dan dikeluarkan dari sekolah karena
tidak kooperatif dan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik,
sehingga pasien hanya sekolah sampai kelas 3 SD.
Pertanyaan Aktif

4. Gg.fungsi: Keluarga, Pekerjaan, Sekolah, Masyarakat?


Kondisi ini dinilai cukup mengganggu dalam kehidupan sehari-hari.
5. Ada Pemakaian Rokok, Alkohol dan NAPZA?
Tidak ada

Pada pemeriksaan tidak ditemukan adanya halusinasi , delusi,


dan ilusi. Trauma (-), DM (-), Hipertensi (-), stroke (-), dan riwayat keluarga
dengan gangguan kejiwaan tidak ada. Riwayat pengobatan mengenai
masalah kejiwaan belum pernah, pasien hanya mengkonsumsi obat
warung jika sakit. Kurangnya pengetahuan medis yang dimiliki oleh bapak
pasien terkait masalah kejiwaan yang dialami oleh pasien. Dari
pemeriksaan fisik ditemukan tanda vital dalam batas normal. Dari hasil
pemeriksaan dapat dicurigai pasien menderita Skizofrenia paranoid.
AKSIS

Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid


Aksis II : Ciri kepribadian extrovert
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah dengan primary
support group dan ekonomi
Aksis V : GAF 60-51
Diagnosis ditegakkan, diberikan tatalaksana farmakologi
awal (bila sulit tidur dengan Diazepam 5mg sebelum tidur), dan
dirujuk ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan penatalaksaan
lebih lanjut. Pasien hanya dirawat bila ada indikasi
membahayakan diri atau orang lain (termasuk tidak mampu
merawat diri sama sekali).

Pasien diingatkan kembali untuk sering checkup ke Faskes


untuk melihat perkembangan dari masalah kejiwaan yang dialami
oleh pasien. Dokter melakukan followup ke rumah (home visit)
dan komunitas, serta mengedukasi pasien serta keluarga
mengenai kondisinya.
Kemampuan Faskes tingkat pertama terhadap ODGJ
diatur dalam Permenkes RI No.43 tahun 2016 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dimana Puskesmas
bertugas dalam skrining, serta promotif dan preventif terhadap
kesehatan jiwa masyarakat. Sekaligus memberikan edukasi
kepada masyarakat (UU RI No.18 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Jiwa) pada keluarga, lingkungan tinggal pasien, tingkat lembaga
pendidikan (bisa dimulai di sekolah), lembaga keagamaan dan
tempat ibadah, dan lembaga kemasyarakatan dan rumah
tahanan (kepolisian).

Hal ini guna menciptakan suasana kondusif bagi pasien seperti


mendapat support dari lingkungan untuk menurunkan stigma
buruk mengenai gangguan kejiwaan (terutama keluarga).
Pada tingkat pendidikan, edukasi mengenai masalah
kejiwaan dan skrining. Lembaga keagamaan dapat
membantu sebagai support, seperti beribadah dan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan dan membantu pasien
menangani masalah di kehidupan sehari-hari, serta
lembaga pemasyarakatan dapat mengambil tindakan tepat
apabila penderita mulai membahayakan diri sendiri atau
orang lain.

Pembentukan komunitas didalam masyarakat untuk


membantu kejiwaan pasien Skizofrenia Paranoid untuk
mengatasi problema, meningkatkan motivasi/semangat,
edukasi masyarakat dan membuat lingkungan kondusif
dengan advokasi terhadap lingkungan pasien tinggal.
Penatalaksanaan nonfarmakologi dengan mengajak
pasien untuk memperbaiki fungsi yang terganggu (hendaya),
serta mengisi waktu luang dengan hobi. Dilakukan
pertemuan berkala guna membantu pasien menyelesaikan
problema kehidupannya serta memotivasi kondisi pasien.

Terapi untuk pasien Skizofrenia Paranoid dapat


dilakukan individu atau rehabilitasi oleh institusi
khusus/rumah sakit psikiatrik (pada kondisi berat), dimana
dapat dilakukan aktivitas diberikan guna mengembalikan
keterampilan hidup, terapi kognitif-perilaku (restrukturisasi,
interoceptive exposure), terapi suportif dan psikoterapi
berorientasi tilikan.
Rujuk ke Spesialis Kasus Jiwa Baru
Kedokteran Jiwa
untuk pengobatan Poli Umum Puskesmas Kelurahan
lebih lanjut dan
Pejaten Timur
kontrol

Dirawat bila indikasi Pendataan warga dengan gangguan


Pengobatan dan kejiwaan
Rehabilitasi
Lakukan Kunjungan Rutin ke Rumah
pasien
• Edukasi ke lingkungan pasien
Koordinasi dengan RT & RW mengenai gangguan jiwa
Rujuk Balik
setempat, Dinas Sosial, dan dan pengobatan
Kelurahan • Edukasi ke keluarga untuk
support dan membantu
Edukasi ke lembaga mengembalikan
pemasyarakatan dan keterampilan
keagamaan • Edukasi bila gejala dari
skizofrenia memberat,
terutama jika
Menurunkan stigma dan
membahayakan diri sendiri
membentuk lingkungan
atau orang lain agar segera
kondusif untuk pasien
berobat ke Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai