Anda di halaman 1dari 30

REFERAT

PERAN SENG (ZINC) DI DALAM


BIDANG DERMATOLOGI
Pembimbing:
dr. Nadiah Soleman, Sp.KK, M.Kes

Disusun oleh:
Izzati Saidah
030.13.234

1
P E ND AH U L U AN

• Seng dapat ditemukan pada semua jaringan tubuh, Kulit dan adneksanya
merupakan organ dengan kandungan seng terbanyak kedua (20% dari
seluruh kandungan seng dalam tubuh), sehingga pada defisiensi seng
dapat ditemukan berbagai kelainan kulit.

• Sebagai kofaktor lebih dari 300 enzim dan 2000 faktor transkripsi, seng
berperan penting pada berbagai proses metabolism

• Beradasarkan hasil penelitian pada tahun 2005 didapatkan sebesar 17,3 %


penduduk di dunia mengalami defisiensi seng.

• Hasil penelitian pada tahun 2006 juga didapatkan 32% balita Indonesia
mengalami defisiensi seng.
2
ANATOMI KULIT

3
FISIOLOGI KULIT
Kulit pada manusia mempunyai fungsi yang sangat penting selain menjalin
kelangsungan hidup secara umum, yaitu : (11)
1. Proteksi
2. Absorbsi
3. Ekskresi
4.Persepsi
5. Termoregulasi
6. Pembentukan Pigmen
7. Keratinisasi
8. Pembentukan Vitamin D 4
Homeostasis Seng

• Tubuh manusia mengandung 1,4-2,3 gr seng yang terkonsentrasi di kulit,


rambut, tulang, otot lurik, hepar, prostat, testis, serta mata.

• Proses keluar masuk seng melewati membran sel dan organel intraselular
diatur oleh dua protein transmembran, yaitu Zinc-regulated metal
trasporter (ZIP) dan Zinc transporter (ZnT).

5
Homeostasis Seng

• ZIP berperan meningkatkan kadar seng intraselular sedangkan ZnT


menurunkan kadar seng intraselular.

• Ekskresi seng terutama melalui usus dan sebagian kecil melalui urin dan
keringat

6
Bahan Makanan Sumber Dan
Toksisitas

• Zink terdapat dalam bahan makanan yang mengandung protein. Daging


dan organ mamalia, unggas, krustasea, dan ikan merupakan sumber Zn
yang paling baik sebab memiliki kandungan Zn tinggi dan tidak
mengandung fitat.

• Sereal dan polong-polongan memiliki kandungan Zn dalam jumlah sedang


tetapi banyak mengandung fitat. Sayur dan buah umumya memiliki
kandungan Zn yang rendah.

7
Bahan Makanan Sumber Dan
Toksisitas

• Dosis harian maksimal yang aman untuk konsumsi seng jangka panjang
adalah 40 mg seng elemental.

• Efek samping akut konsumsi seng berlebihan adalah rasa kecap logam,
mual, muntah, nyeri perut, perdarahan saluran cerna, dan diare. Sediaan
seng topikal dapat menyebabkan iritasi kulit berupa rasa terbakar,
tersengat, gatal, atau kesemutan..

8
Peran Seng (Zinc) Dalam
Kesehatan Kulit

9
1 Penyembuhan Luka
• Pada keadaan defisiensi Zn terjadi
penurunan yang signifikan dari
hormon yang diproduksi oleh
thymus, penurunan fungsi & aktivitas
limfosit, natural killer cell dan netrofil.

• Seng berperan penting pada


hampir semua fase penyembuhan
luka. Seng sebagai komponen
fosfatase alkali berperan
memodulasi reaksi inflamasi yang
terjadi pada fase awal
penyembuhan luka agar luka tidak
menjadi kronik. 10
1 Penyembuhan Luka
• Beberapa zinc finger protein berperan sebagai
faktor transkripsi yang memicu proliferasi
keratinosit untuk menutup jaringan luka.

• Pada perawatan ulkus, seng lebih sering


digunakan secara topikal. Seng memiliki
kemampuan antimikrobial karena pada
konsentrasi tertentu bersifat toksik untuk
beberapa kuman.

• Berdasarkan hasil penelitian, pemberian ZnO 3%


untuk luka pasca-operasi dapat mempercepat
proses penyembuhan, menurunkan jumlah
koloni S. aureus.

• ZnO juga dapat mempercepat proses


debridement jaringan nekrotik.. 11
2 Akne Vulgaris
• Empat faktor utama yang berperan dalam terjadinya Acne,
yaitu sumbatan folikel rambut dengan deskuamasi sel yang
abnormal, hiperaktivitas kelenjar sebasea yang
berhubungan dengan hormon androgen, proliferasi bakteri
(terutama Propionibacterium acnes) dan inflamasi.

• Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa seng


menurunkan jumlah asam lemak bebas dan populasi
mikroba kulit, terutama P. acnes.

• Efek antimikrobial ini mungkin disebabkan oleh hambatan


enzim lipase P. acnes oleh seng. Antigen P. acnes akan
mengaktifkan TLR-2 dan memicu pelepasan IL-8 yang
bersifat pro-inflamasi.

• Seng juga menekan produksi sebum melalui efek anti-


androgen. 12
2 Akne Vulgaris

• Sejumlah uji klinis memperlihatkan bahwa seng oral efektif pada akne vulgaris, terutama
untuk lesi inflamasi.

• Terapi biasanya diberikan selama 6-12 minggu dengan rentang dosis 30-150 mg/hari.
• Perbaikan klinis umumnya terlihat mulai minggu ke-8. Bentuk sediaan tampaknya
mempengaruhi hasil. Seng pikolinat dan seng metionin adalah bentuk sediaan yang lebih
efektif.

• Seng dapat menjadi pilihan terapi akne pada pasien hamil atau pasien dengan riwayat
alergi antibiotik.

• Sediaan seng topikal juga dapat digunakan pada akne vulgaris, tetapi sebaiknya
dikombinasikan dengan antibiotik topikal untuk meningkatkan hasil.
13
3 Veruka Vulgaris
• Semua zat gizi dibutuhkan agar respons imun tetap berfungsi optimal, seng
berperan utama dalam regulasi sistem imun.

• Sediaan oral yang dipakai adalah seng sulfat 10 mg/kgBB per hari
(maksimal 600 mg/hari) selama 2 bulan.

• Solusio seng sulfat 10% topikal yang dioleskan 3x/hari selama 4 minggu juga
efektif untuk mengobati veruka vulgaris dengan angka kesembuhan
mencapai 85,7%.

• Berdasarkan memperlihatkan bahwa salep ZnO 20% memiliki efektivitas


sama dengan kombinasi asam salisilat 15%+asam laktat 15%, angka
kesembuhan dengan salep ZnO 20% adalah 50%.. 14
4 Morbus Hansen
• Seng mampu menghambat produksi TNF alpha dan memiliki efek anti- inflamasi dengan
menghambat terbentuknya kompleks imun pada reaksi kusta.

• Defisiensi seng mungkin berperan pada perubahan sistem imun pasien MH. Terjadi
penurunan respons imun yang diperantarai Th1 dan suplementasi seng dapat memperbaiki
keadaan tersebut.

• Kultur sel mononuklear pasien MH akan mengalami apoptosis spontan jika tidak
ditambahkan mitogen dalam 24 jam. Proses apoptosis tersebut dapat dihambat dengan
menambahkan seng.

• Berdasarkan hasil penelitian lain juga didapatkan efektivitas seng sulfat 220 mg/hari pada
pasien eritema nodosum leprosum rekuren yang diberikan selama 6-30 bulan. Terdapat
penurunan frekuensi, durasi, tingkat keparahan reaksi, dan kebutuhan terhadap
kortikosteroid.
15
5 Dermatitis Popok
• Dermatitis popok sering terdapat pada bayi atau orang tua dan digolongkan dalam
dermatitis terkait inkontinensia.

• Keadaan ini dipicu oleh maserasi, iritasi, dan diperparah oleh kolonisasi dan infeksi
Candida spp.

• Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bayi dengan kadar seng serum rendah
cenderung mengalami dermatitis popok lebih sering, hal tersebut menunjukkan bahwa
seng dapat memperbaiki gejala dermatitis melalui mekanisme lain, misalnya melalui
mekanisme anti-inflamasi, antimikroba, dan mempercepat penyembuhan luka.
• ZnO terbukti efektif dan perbaikan mulai terlihat pada hari ke-3 terapi.

• Antijamur, misalnya golongan azol dan nistatin, dapat ditambahkan untuk meningkatkan
efektivitas.
16
6 Pitiriasis Sika
• Efektivitas seng pada pitiriasis sika disebabkan efek antijamur dan efek pada proses
keratinisasi.

• Pruritus mungkin disebabkan kadar histamin stratum korneum skalp pasien pitiriasis sika dua kali
lebih tinggi dibandingkan dengan populasi normal. ZPT terbukti dapat mengurangi kadar
histamin stratum korneum skalp pasien pitiriasis sika.

• Meskipun ketokonazol dan steroid topikal lebih efektif dibandingkan ZPT, tetapi angka
kekambuhan pada terapi dengan ZPT lebih rendah dibandingkan dengan ketokonazol dan
steroid.

• Sebaiknya dipilih sampo yang mengandung kondisioner untuk mengurangi kekeringan dan
kerusakan yang mungkin timbul akibat mencuci rambut setiap hari dengan sampo ZPT.
17
7
Akrodermatitis
Enteropatika

• Akrodermatitis enteropatika (AE) atau sindrom Danbolt-Closs adalah


penyakit resesif autosomal yang jarang ditemukan.Terdapat mutasi gen
SCL39A4 yang menyandi protein ZIP-4 sehingga tubuh gagal mengabsorbsi
seng secara adekuat dari makanan dan timbul gejala defisiensi seng parah.

• Manifestasi klinis bervariasi karena melibatkan banyak organ. Penyakit ini


harus dicurigai pada bayi atau anak dengan sindrom gangguan
neuropsikiatrik, alopesia, diare, serta dermatitis (akral dan sirkumorifisial).
18
7
Akrodermatitis
Enteropatika

• Vesikel dan bula dapat timbul pada beberapa kasus.(54) Kulit dapat
mengalami erosi dan mudah terkena infeksi sekunder. Kuku terlihat
kecoklatan dan mungkin ditemukan garis Beau, yaitu depresi transversal di
lempeng kuku.

• Penatalaksanaan AE adalah suplementasi seng oral dengan dosis seng


elemental 1-3 mg/kgBB/hari. Sediaan yang umumnya digunakan adalah
seng sulfat
19
8 Alopesia

• Pada alopesia androgenik (AAG) terjadi inflamasi perifolikular.

• Miniaturisasi folikel karena sitokin pro-inflamasi menghambat pertumbuhan


rambut secara in vitro. Mikroflora skalp diduga menjadi salah satu pemicu
proses inflamasi tersebut.

• Beberapa sampo antiketombe, misalnya ketokonazol dan ZPT dilaporkan


mampu menghambat proses AAG melalui efek anti-inflamasi, antimikroba,
dan anti-androgen.
20
8 Alopesia

• Androgen di vaskular masuk ke folikel rambut dan dimetabolisme menjadi


dihydrotestosterone (DHT) yang akan berikatan dengan reseptor androgen
di sel papilla dermis, sehingga terjadi perubahan produksi faktor-faktor
regulasi yang mempengaruhi aktivitas sel papilla dermis, keratinosit, dan
melanosit.

• Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan efektivitas rejimen


klobetasol propionat 0,025% topikal +seng aspartat oral 100 mg+biotin 20
mg per hari dengan kortikosteroid oral selama 1 tahun. Rejimen
kortikosteroid topikal+seng memiliki efektivitas yang sama dengan
kortikosteroid oral, tetapi efek samping lebih ringan. 21
9 Tabir Surya

• Seng dapat digunakan sebagai tabir surya fisis karena merefleksikan


berbagai spektrum sinar, termasuk UVA1, UVA2, dan UVB.

• Seng topikal juga diduga mampu melindungi sel terhadap kerusakan


oksidatif akibat UV 10.

• Dosis maksimal ZnO dalam sediaan tabir surya adalah 25%.


22
9 Tabir Surya

• ZnO merupakan pilihan utama, jika dibandingkan dengan tabir


surya fisis lainnya, seperti : ZnO merefleksikan UVA1 lebih baik,
ZnO memiliki ukuran partikel lebih kecil dan indeks refraksi lebih
kecil terhadap cahaya tampak sehingga lebih transparan dan
mudah menyatu dengan kulit, sifat fotoreaktivitas ZnO lebih
rendah.

23
Peran Zinc Sebagai Antioksi dan
10
Pada Proses Penuaan

• Stres oksidatif adalah ketidakseimbangan antara radikal bebas dan AO


yang dipicu oleh dua kondisi umum yakni kurangnya AO dan kelebihan
produksi radikal bebas.

• Kondisi ini akan memberi dampak berupa kerusakan oksidatif mulai dari
tingkat sel, jaringan hingga ke organ tubuh, menyebabkan terjadinya
percepatan proses penuaan dan munculnya beragam penyakit.

24
Peran Zinc Sebagai Antioksidan
10
Pada Proses Penuaan

• Zinc termasuk mineral esensial yang memiliki efek AO yang efektif di


jaringan. Kulit dan adneksanya merupakan area yang kaya akan zinc, yakni
20% dari total kadar di tubuh.

• Zinc dianggap mempunyai 2 mekanisme AO, yakni kemampuan


mengganti logam transisi (Fe2+ atau Cu2+) dan menginduksi terbentuknya
protein yang dapat menetralisir ROS.

25
11 Kelainan Kulit Lain

• Terdapat beberapa laporan kasus mengenai efektivitas seng topikal untuk


melasma dan infeksi kulit. Berdasarkan hasil suatu penelitian didapatkan
bahwa efektivitas solusio seng sulfat 10% topikal sebagai terapi melasma.
Terdapat penurunan skor melasma area and severity index sebesar 50%
untuk melasma tipe epidermal dan tipe campuran sesudah penggunaan
2x/hari selama 2 bulan.

• Tinea pedis dan kruris dapat diobati dengan seng undesilenat,


mekanismenya terkait dengan efek antimikroba dan anti-inflamasi seng.
26
11 Kelainan Kulit Lain

• Terdapat beberapa laporan kasus mengenai efektivitas seng topikal untuk


melasma dan infeksi kulit. Berdasarkan hasil suatu penelitian didapatkan
bahwa efektivitas solusio seng sulfat 10% topikal sebagai terapi melasma.
Terdapat penurunan skor melasma area and severity index sebesar 50%
untuk melasma tipe epidermal dan tipe campuran sesudah penggunaan
2x/hari selama 2 bulan.

• Tinea pedis dan kruris dapat diobati dengan seng undesilenat,


mekanismenya terkait dengan efek antimikroba dan anti-inflamasi seng.
27
KESIMPULAN

• Peran Zn dalam sistem imun sangat esensial. Zink (Zn) merupakan


mikromineral yang terlibat dalam berbagai proses penting dalam tubuh di
antaranya replikasi sel, pertumbuhan, dan imunitas tubuh.

• Zn banyak terkandung dalam bahan makanan sumber protein utamanya


protein hewani.

• Seng terdapat di berbagai sel dan matriks ekstraselular dermis dan


epidermis.

28
KESIMPULAN

• Seng digunakan sebagai terapi lini pertama pada dermatosis yang


disebabkan oleh defisiensi seng, misalnya AE.

• Seng dapat digunakan sebagai modalitas tambahan pada dermatosis


yang memang terkait erat dengan seng, misalnya akne vulgaris, pitiriasis
sika, dan ulkus. Seng bermanfaat pada MH, veruka vulgaris rekalsitran, dan
beberapa penyakit kulit lain.

• Harus diperhatikan pada beberapa penyakit, sediaan oral lebih efektif


daripada topikal dan sebaliknya.
29
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai