Anda di halaman 1dari 15

PERANAN ZINC TERHADAP KESEHATAN ANAK

PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini mineral Zinc sedang menjadi bahan perbincangan, terutama
setelah adanya penelitian yang menemukan peranan biokimia Zinc dalam tubuh manusia
yaitu peran Zinc dalam fisiologis manusia, dan yang sedang hangat dibicarakan saat ini
adalah peranan Zinc sebagai salah satu terapi pada penyakit diare pada anak.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai fungsi dari Zinc, mekanisme-
mekanisme yang terjadi pada Zinc di dalam tubuh ( metabolisme, absorbsi, distribusi
dan ekskresi ), kelainan yang terjadi pada tubuh jika mengalami defisiensi Zinc, dan
peranan Zinc terhadap diare pada anak.

STRUKTUR KIMIA ZI NC
Zinc adalah mikromineral yang ada di dalam jaringan tubuh manusia,
menempati posisis kedua setelah besi (ferum). Zinc merupakan unsur kimia dengan
lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan memiliki keadaan oksidasi +2. Zinc merupakan
unsur ke-23 dan memiliki lima isotop stabil. Zinc menarik elektron-elektron, sehingga
berperan penting dalam fungsi katalitik.

KONTROL DARI HOMEOSTASIS ZI NC
Ukuran dan karakteristik dari Zinc menyebabkan penggunaan dari pengangkut
untuk menyilang membran biologi. Dua family pengangkut telah di uraikan dan secara
parsial terkarakteristik. Family ZIP, Zinc-regulated transporter (ZRT) dan Iron-
regulated transporter (IRT)-related protein yang memindahkan Zinc ke dalam
sitoplasma sel, baik dari luar sel atau dari kompartemen subseluler. Kelompok
pengangkut yang kedua, Cation Diffusion Factor (CDF), bertanggung jawab atas jalan
keluar Zinc dari sitoplasma. Pada family ini termasuk ZnT-1, yang telah di lokalisir ke
membran plasma dan berfungsi sebagai protein seluler efflux, dan ZnT-2 yang
mengangkut Zinc ke dalam gudang penyimpanan jika kondisi Zinc seluler yang tinggi.
Secara besamaan, protein CDF dan ZIP mungkin mendasari kendali Homeostasis dari
distribusi Zinc di dalam tubuh.


BIOKIMIA ZI NC
Homeostasis Zinc dan perannya melibatkan suatu asosiasi dari mineral dengan
protein. Protein-protein ini meliputi membran pengangkut yang bertanggung jawab atas
penyerapan Zinc di dalam usus dan lintasannya ke dalam dan keluar dari sel dan organ
subseluler, pengangkut dan pengantar protein (baik di dalam peredaran darah dan di
dalam sel), penggunaan protein akan menyebabkan homeostasis dan fungsinya sesuai
ketersediaan Zinc, dan suatu cakupan yang besar dari protein dimana Zinc terakhir
dikirim. Kedua kelompok besar dari protein terakhir ini adalah enzim dan faktor
transkripsi. Sebagai tambahan terhadap asosiasinya dengan protein, Zinc di dalam sel
juga ditemukan berhubungan dengan membran lipids dan RNA serta DNA. Fungsi dari
kelompok Zinc ini tidak jelas.
Secara biokimia, Zinc terlibat dalam biosintesis DNA (asam deoksiribonukleat)
dan di duga sebagai aktivator enzim kolagen sintetase, yaitu suatu enzim yang berperan
dalam biosintesis kolagen dan meningkatkan perbaikan jaringan.

ENZIM ZI NC
Enzim Zinc dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut peran Zinc dalam
protein. Pertama adalah kelompok katalitik (contohnya carbonic anhydrase), Zinc
berperan langsung pada fungsi katalitik dari enzim. Jika Zinc dihilangkan dari sisi
katalitik, aktivitasnya menghilang, penggantian Zinc dapat memperbaiki aktivitas. Atom
Zinc di koordinasi oleh tiga asam amino dari enzim dan molekol air pada sisi yang aktif.
Kelompok kedua adalah enzim dengan sisi struktur Zinc (contohnya protein kinase C)
berikatan dengan empat asam amino dalam protein dan menjamin pembungkusan yang
tepat untuk bioaktivitas. Kelompok ketiga adalah enzim yang berperan pada fungsi co-
katalitik (contohnya superoxide dismutase) mengandung dua atau tiga atom Zinc, dua
diantaranya di koordinasi oleh sisa asam amino. Zinc dapat digunakan untuk keduanya,
baik fungsi strukural dan fungsi katalitik.
Sebagai tambahan, Zinc juga dapat ditemukan sebagai jembatan antara dua
polipeptida yang terpisah untuk menstabilkan sebuah kompleks besar yang aktif secara
biologi (contohnya nitric oxide synthase).




FUNGSI ZINK
Zinc terlibat dalam :
Keseimbangan asam basa,
Fungsi berbagai enzim dalam metabolisme asam amino, sintesa protein, sintesa
asam nukleat,
Zinc berperan penting pada lebih dari 100 enzim pada tubuh manusia,
termasuk didalamnya carbonic anhydrase, alcohol dehidrogenase, alkaline
phosphatase, RNA polymerase, DNA polymerase, nukleosida phosphorilase
protein kinase, seperoksida dismutase dan glutamat hydrolase.
Asam nukleat berada di dalam inti sel dan sangat berperan pada metabolisme
tubuh, petumbuhan sel serta berperan meregulasi aktifitas genetik dan akan
menyebabkan sel-sel membelah, bertumbuh menjadi banyak dan membagi diri
sesuai dengan fungsinya masing-masing. Bila tubuh kekurangan Zinc maka
proses di dalam sel ini akan teganggu. Akibatnya, pertumbuhan dan
perkembangan anak juga akan terganggu.
Metabolisme tulang,
Transpor oksigen dan pemusnahan radikal bebas
Pembentukan struktur dan fungsi membran
Proses pengumpalan darah.
Ketersediaan folat,
Penglihatan,
Sistem kekebalan tubuh,
Kehadiran Zinc dalam tubuh kita akan sangat mempengaruhi fungsi kekebalan
tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan infeksi oleh berbagai jenis
bakteri pathogen. Kandungan Zinc di dalam tubuh yang rendah akan menyebabkan
sistem imun tubuh terganggu sehingga tubuh tidak bisa mengenali dan memerangi
penyakit infeksi tertentu.
Perkembangan dan berfungsinya system saraf,
Fungsi dan pemeliharaan kulit,
Pancreas
Dalam pankreas, Zinc ada hubungannya dengan banyaknya sekresi protease
yang dibutuhkan untuk pencernaan. Juga ada hubungannya dengan insulin,
walaupun tidak memegang peranan secara langsung terhadap aktivitas insulin.

Organ-organ reproduksi pria, terutama pada perubahan testosteron menjadi
dehidrotestosteron yang aktif.
Zinc juga berperan dalam mengatasi diare pada bayi dan anak-anak. Konsumsi
Zinc pada pasien diare dapat menurunkan jumlah ekskresi feses sampai 31%.
Tidak hanya itu frekuensi BAB juga berkurang sampai 40% dengan pemberian
suplemen Zinc. Efektifitas Zinc dalam mengatasi diare tidak dipengaruhi oleh
umur pasien serta jenis Zinc yang diberikan (tipe garam Zinc: Zinc sulfat, Zinc
acetate, atau Zinc gluconate).

ZI NC DALAM TUBUH MANUSIA

Kebutuhan Zinc
Sejak pertengahan 1990-an, WHO / FAO telah memperkirakan rata-rata
kebutuhan fisiologis Zinc, yang didefinisikan sebagai jumlah Zinc yang harus di serap
untuk mengimbangi jumlah Zinc yang hilang.
Kebutuhan Zinc sangat bervariasi tergantung fisiologik, patologik, dan menu
sehari-hari. Pada orang dewasa sehat, jumlah Zinc yang hilang melalui urin, feses, kulit,
semen, rambut dan kuku adalah 2,6 mg/hari. Dengan asumsi bahwa daya serap usus
terhadap Zinc hanya sekitar 25% dan adanya variasi individual, maka jumlah kecukupan
Zinc yang di anjurkan adalah 15 mg/hari.
Jika anak mendapatkan asupan Zinc yang berlebihan maka anak akan mengalami
perasaan tidak enak diperut, gangguan pada lambung, mual, gelisah, pusing, dan
mencret, muntah, sebagai efek samping akan tejadi pada pemberian Zinc > 150 mg/
hari.










Tabel Perkiraan penyerapan fisiologis Zinc menurut kelompok usia dan jenis kelamin.
WHO FNB / IOM IZiNCG
Usia
Referensi
(Kg)
Persyaratan
(mg/hari)
Usia
Referensi
(Kg)
Persyaratan
(mg/hari)
Referensi
(Kg)
Persyaratan
(mg/hari)
6-12 bl 9 0,84 6-12 bl 9 0,84 9 0,84
1-3 th 12 0,83 1-3 th 13 0,74 12 0,53
3-6 th 17 0,97 4-8 th 22 1,20 21 0,83
6-10 th 25 1,12
10-12 th 35 1,40 8-13 th 40 2,12 38 1,53
12-15 th 48 1,82
15-18 th
(L)
64 1,97 14-18 th
(L)
64 3,37 64 2,52
15-18 th
(P)
55 1,54 14-18 th
(P)
57 3,02 56 1,98
Hamil - 2,27 Hamil* - 4,1-5,0 - 2,68
Laktasi - 2,89 Laktasi* - 3,8-4,5 - 2,98
* Berbagai tahap kehamilan / laktasi
Keterangan :
FNB : Food and Nutrition Board
IOM : Institute of Medicine
IZiNCG : International Zinc Nutrition Consultative Group

Sumber Zinc
Zinc di dapat terutama dari makanan. Sumber Zinc yang utama adalah dari
daging, unggas, ikan laut, produk susu dan sereal. Daging merupakan sumber Zinc yang
mudah di dapat, makanan nabati secara umum mempunyai bioavaibilitas yang lebih
rendah oleh karena adanya asam fitat dan serat yang menghambat absorpsi Zinc.







Tabel Makanan sumber Zinc dan kandungan Zinc (mg/100mg)
Sumber Makanan Kandungan Zink Sumber Makanan Kandungan Zink
Tiram 25 Produk susu 1,2
Daging (merah) 5,2 Sereal 1
Kacang 3 Roti tawar 1
Unggas 1,5 Ikan 0,8
Telur 1,3 Gula 0,6
Sayuran hijau 0,4 Kentang 0,3
Buah segar 0,09

Metabolisme
Zinc didapatkan dari makanan berupa ion bebas saat mencerna makanan. Ion-ion
bebas ini lalu berikatan dengan ligan dari sekret endogen sebelum pindah ke enterositdi
dalam duodenum dan jejunum. Protein pengangkut yang spesifik mungkin
memfasilitasi perpindahan Zinc melintasi membran sel ke dalam sirkulasi portal.
Dengan masukan yang tinggi, Zinc juga diserap melalui jalur pasif paraseluler.
Sistem portal membawa Zinc yang telah diserap langsung ke hati, lalu di
lepaskan ke sirkulasi sistemik untuk di bawa ke jaringan lain. Sekitar 70% dari Zinc di
sirkulasi berikatan dengan albumin, dan kondisi lain yang merubah konsentrasi serum
albumin dapat menyebabkan efek sekunder pada level serum Zinc.
Kehilangan Zinc melalui pencernaan sekitar setengah dari semua Zinc yang
dikeluarkan dari tubuh. Sejumlah Zinc di sekresi melalui sekresi kandung empedu dan
usus halus, tetapi sebagian besar di serap kembali dan proses ini merupakan proses
penting dalam mengatur keseimbangan Zinc.




Absorpsi dan utilisasi
Penyerapan Zinc terutama terjadi di jejunum. Dalam plasma, sekitar 30% Zinc
berikatan dengan 2 alfa makroglobulin, sekitar 66% berikatan dengan albumin dan
sekitar 2% membentuk senyawa kompleks dengan histidin dan sistein. Komplek Zinc-
albumin disebut ligan Zinc makromolekul utama sedangkan ligan mikromolekul adalah
kompleks Zinc-histidin dan Zinc-sistein yang berfungsi untuk menstransport Zinc ke
seluruh jaringan termasuk ke hati, otak, dan sel-sel darah merah. Zinc di angkut oleh
albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan di bawa ke hati. Kelebihan Zinc akan
di simpan dalam hati dalam bentuk Metalotionein, sedangkan yang lainnya di bawa ke
pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pancreas, Zinc di gunakan untuk membuat
enzim pencernaan, yang pada waktu makan di keluarkan kedalam saluran pencernaan.
Dengan demikian saluran cerna memiliki dua sumber Zinc, yaitu dari makanan dan
cairan pencernaan pancreas.
Metalotionein di sintesis di dalam sel dinding saluran pencernaan. Bila konsumsi
Zinc tinggi, didalam sel dinding cerna akan diubah menjadi metalotionein sebagai
simpanan, sehingga absorbsi berkurang. Banyaknya Zinc yang diabsorbsi berkisar
antara 15-40%. Absorbsi Zinc dipengaruhi oleh status Zinc dalam tubuh. Bila lebih

banyak Zinc yang dibutuhkan, lebih banyak pula Zinc yang diserap. Metalotionein
sangat kaya akan asam amino sistein dan dapat mengikat 9 gram atom logam untuk
setiap protein. Protein ini sangat terikat erat dengan mineral-mineral Zinc.
Nilai albumin dalam plasma merupakan penentu utama penyerapan Zinc.
Albumin merupakan alat transpor utama Zinc. Penyerapan Zinc menurun bila nilai
albumin darah menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan.
Asam fitat adalah asam organik yang ada di biji-bijian serta gandum. Asam fitat
akan menghambat penyerapan Zinc. Asam fitat dapat bertindak sebagai antinutrisi, yang
mekanisme kerjanya adalah menghambat penyerapan Zinc dari bahan nabati.

Distribusi
Tubuh manusia dewasa mengandung 2-2,5 gr Zinc. Tiga perempat dari jumlah
tersebut berada dalam tulang dan mobilisasinya sangat lambat. Zinc merupakan unsur
penting pada gigi, tulang (lekosit tulang), kulit, rambut, ginjal, pankreas, paru, hati,
mata dan otot. Berperan penting juga di jaringan kelenjar: hipofise, adrenal, prostat dan
testis, juga di cairan semen dan sperma. Dalam konsentrasi tinggi Zinc di temukan juga
pada iris, retina, hepar, pankreas, ginjal, kulit, otot, testis dan rambut, sehingga
kekurangan Zinc berpengaruh pada jaringan-jaringan tersebut. Di dalam darah Zinc
terutama terdapat dalam sel darah merah, sedikit di temukan dalam sel darah putih,
trombosit dan serum. Dalam 100 ml darah terdapat 900 mg Zinc dan dalam 100 ml
plasma terdapat 90-130 mg Zinc.
Secara fisiologis perubahan kadar Zinc sedikit saja akan cepat terlihat.
Walaupun cadangannya cukup banyak di tulang dan otot, cadangan ini bukan keadaan
siap pakai untuk kondisi defisiensi Zinc.

Ekskresi
Zinc diekskresi dari dalam tubuh terutama melalui feses. Pada feses terkandung
Zinc yang tidak dapat diserap, Zinc yang terdapat dalam sel epithelial usus halus yang
telah di kelupas dan sekresi Zinc endogen ke dalam usus dari pankreas, kandung
empedu, dan sel-sel pada saluran pencernaan. Sekresi endogen yang di serap kembali
dapat di kontrol dan merupakan mekanisme homeostasis penting untuk mengatur status
Zinc. Zinc yang hilang melalui urin relatif sedikit, tetapi merespon kepada masukan

yang banyak untuk mempertahankan homeostasis. Sel-sel kulit, keringat, rambut, darah
menstruasi dan semen adalah jalur lain dari ekskresi Zinc.

DEFISIENSI ZI NC
Ada banyak penyebab defisiensi Zinc, seperti kurang gizi dan makanan yang di
konsumsi berkualitas rendah atau mempunyai tingkat ketersediaan Zinc yang terbatas.
Penyebab lain yang lebih umum adalah sindrom malabsorpsi (seperti penyakit coeliac),
selain itu juga dapat di sebabkan pemberian nutrisi melalui intravena yang tidak tepat
dan penggunaan terapi chelation. Defisiensi Zinc pada bayi dan anak-anak berhubungan
dengan pola pemberian makan, gangguan penyerapan. Anak-anak lebih berisiko
mengalami defisiensi Zinc, karena keterlibatannya pada pertumbuhan.
Defisiensi Zinc diklasifikasikan menjadi ringan dan berat.

Ringan
Defisiensi Zinc yang ringan dapat di lihat dari respon terhadap pengobatan.
Contohnya adalah untuk pertumbuhan anak. Anak dengan defisiensi Zinc ringan terlihat
lebih pendek di bandingkan dengan anak seusianya, tetapi setelah di berikan supplemen
Zinc, meningkatkan pertumbuhannya. Zinc tidak berefek pada anak dengan tinggi yang
normal, yang sesuai dengan usianya. Selain untuk pertumbuhan, juga memperbaiki
fungsi kekebalan tubuh, indra perasa dan penciuman, serta fungsi reproduksi.
Kasus ringan kekurangan Zinc akan menyebabkan penurunan berat badan,
pembengkakan pada lidah dan mulut, rambut rontok, ruam, penyembuhan luka yang
lambat dan radang kuku.

Berat
Gejala dari defisiensi Zinc yang berat berupa gejala dari defisiensi ringan yang
berkelanjutan dan lebih berat lagi. Salah satu contohnya adalah kekerdilan dan di sertai
pematangan seksual yang terlambat juga impotensi. Karakteristik dari lesi pada kulit
juga di temukan, berawal dari sekitar mulut dan hidung lalu meluas sejalan dengan
defisiensi. Diare juga dapat terjadi, gangguan pada indra perasa dan penciuman disertai
anoreksia dan perubahan tingkah laku yang lain, termasuk peningkatan iritabilitas dan
gangguan fungsi kognitif. Patologis pada mata mirip dengan gejala akibat defisiensi
vitamin A.

Salah satu kelainan genetic autosomal resesif yang dapat menyebabkan
terjadinya defisiensi Zinc yang berat adalah Acrodermatitis Enteropathica.

Kekurangan Zinc kronis mengganggu system syaraf pusat dan fungsi otak,
gangguan dalam belajar dan fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan
nafsu makan serta memperlambat penyembuhan luka.

Penilaian Defisiensi Zinc
Diagnosis defisiensi Zinc di dapatkan jika serum enzim < 12 mol/L (< 70
g/dL). Penialain dari plasma Zinc bukanlah indikator dari status Zinc dalam tubuh.
Plasma Zinc dapat di pengaruhi oleh perubahan kecil pada jaringan Zinc. Konsentrasi
plasma tidak menurun dengan pengurangan masukan Zinc, kecuali masukan Zinc yang
sangat sedikit. Plasma Zinc juga dapat di pengaruhi oleh faktor yang tidak berhubungan
dengan status Zinc (seperti stress, dan infeksi).
Metalothionein (MT) pada sel darah telah dianjurkan sebagai indikator dari
status Zinc yang sangat berguna, penilaian pada protein atau pada level mRNA. MT
sepertinya di atur oleh faktor selain Zinc dan karena itu mungkin kurang spesifik
sebagai indikator yang baik.

Prevalensi
Sepertiga dari populasi dunia (4 73%) berisiko kekurangan Zinc, tergantung
pada negaranya. Kekurangan Zinc adalah faktor risiko utama penyakit di negara
berkembang. Perkiraan konservatif menunjukkan bahwa 25% dari populasi dunia
berisiko terhadap kekurangan Zinc.

Manifestasi klinis
Defisiensi Zinc pada manusia, dapat terlihat sebagai berikut:
Kecepatan pertumbuhan menurun
Nafsu makan dan masukan makanan menurun
Lesi epitel lain seperti glositis, kebotakan
Gangguan sistem kekebalan tubuh
Perlambatan pematangan seksual dan impotensi
Fotopobia dan penurunan adaptasi dalam gelap

Hambatan penyembuhan luka, dekubitus, luka bakar
Hypogeusia dan dysgeusia
Perubahan tingkah laku
Gangguan perkembangan fetus

HUBUNGAN ZI NC DAN DIARE
Diare akut pada anak-anak di negara berkembang kebanyakan diare infeksi. Zinc
dapat mempunyai efek terhadap beberapa enterosit dan sel-sel imun yang berinteraksi
dengan infectious agents pada diare. Zinc terutama bekerja pada jaringan dengan
kecepatan turnover yang tinggi seperti halnya pada saluran cerna dan sistem imun di
mana Zinc di butuhkan untuk sintesa DNA dan sintesa protein. Hasil pemeriksaan
mikroskop electron, mukosa usus penderita diare yang di sebabkan oleh kuman kolera
memperlihatkan degranulasi dari mast sel dan eosinofil mukosa, neutrofil meningkat
dant erjadi perubahan pada serabut saraf enterik. Inflamasi dan mediator inflamasi dapat
terlibat dalam sekret berkaitan dengan infeksi diare. Zinc menstabilkan struktur
membran dan memodifikasi fungsi membran dengan cara berinteraksi dengan oksigen,
nitrogen dan ligan sulfur makro molekul hidrofilik, serta aktifitas anti oksidan. Zinc
melindungi membran dari efek dari infectious agent dan dari peroksidasi lemak.
Penelitian terakhir mengatakan bahwa Zinc dapat bekerja pada tight junction
level untuk mencegah meningkatnya permeabilitas usus yang berkaitan dengan kurang
gizi. Zinc juga mencegah di lepaskannya histamin oleh sel mast dan respons kontraksi
serta sekretori terhadap histamin dan serotonin pada usus. Akhirnya Zinc mencegah
peningkatan permeabilitas endotel yang diprakarsai oleh TNF-a, yang juga merangsang
kerusakan permeabilitas lapisan epitel usus.Oleh karena itu Zinc dapat merangsang
pertahanan imun, juga mengurangi efek yang merugikan akibat aktivasi sel imun pada
lapisan epitel usus.

Defisiensi Zinc sebagai Penyebab Diare
Defisiensi Zinc pada tikus tidak saja menurunkan kadar Zinc dalam usus halus,
hepar dan femur, tetapi juga menimbulkan kegagalan absorpsi air dan natrium.
Percobaan ini menunjukkan adanya kaitan antara status Zinc dengan kehilangan cairan
dan elektrolit pada diare yang mendukung peranan Zinc dalam membran sel. Observasi
ini kemungkinan relevan untuk manusia. Hal ini di buktikan dengan penelitian di

Jamaica pada bayi dengan kelainan gizi. Pada penelitian ini pemberian tambahan Zinc
dalam bentuk diet protein kacang kedelai mencegah terjadinya diare pada masa
kesembuhannya. Diare yang terjadi pada bayi yang tidak di berikan tambahan Zinc
mengandung kadar natrium yang tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa defisiensi
yang relatif ringan pada manusia dapat menimbulkan diare dan pemberian tambahan
Zinc mempunyai efek yang bermanfaat.
Defesiensi Zinc memicu berbagai mekanisme fungsi sel barier endotel (in vitro)
dan dapat di perbaiki dengan suplementasi Zinc. Data ini mempunyai implikasi yang
penting terhadap proses vaskuler baik akut maupun kronik. Defisiensi Zinc mengganggu
fungsi endotel sel di induksi oleh sitokin. Defisiensi Zinc menyebabkan apoptosis sel.
Mekanisme pertahanan sel termasuk DNA repair Enzym, anti oksidan dan Poly (ADP-
ribosyl) polymerase = pADPRP. Salah satu karakteristik penting apoptosis adalah
kematian sel yang di awali dengan fragmentasi DNA.

Efek preventif suplementasi Zinc terhadap diare.
Zinc mencegah kematian sel limfoid dengan cara menghambat endonuklease
yang bertanggung jawab terhadap fragmentasi DNA. Berkurangnya bioavailabilitas
Zinc bertanggung jawab terhadap besarnya gangguan imunologis pada tubuh, dan efek
mendasar Zink paling tidak dapat berperan pada pengurangan proses peroksidasi.

Pengaruh Zinc terhadap Fungsi Imun
Telah diketahui bahwa Zinc memainkan peran penting pada sistem imun. Anak
yang menderita defisiensi Zinc sangat rentan terhadap berbagai macam kuman patogen.
Zinc mempengaruhi berbagai aspek dalam sistem imun, mulai sistem pertahanan oleh
kulit sampai regulasi gen pada limfosit. Zink berperan pada perkembangan dan fungsi
normal yang memperantarai imunitas non spesifik seperti netrofil dan sel NK.
Defisiensi Zinc juga mempengaruhi perkembangan imunitas yang didapat, mulai
dari pertumbuhan dan fungsi tertentu limfosit T seperti aktivasi, produksi sitokin oleh
Th-1 dan 2, perkembangan limfosit B serta produksi antibodi, khususnya lgG.
Makrofag, sel penting dalam banyak fungsi imunologis, sangat di pengaruhi oleh
defisiensi Zinc, di mana dapat menyebabkan ketidakteraturan komponen dalam intra sel,
produksi sitokin, danfagositosis.


Mekanisme kerja Zinc terhadap diare
Zinc terbukti dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit dengan cara
membantu proses regenerasi mukosa intestinal. Zinc juga dapat membantu proses
restorasi enzim-enzim di saluran pencernaan, sehingga proses pencernaan dapat pulih
kembali seperti semula, tidak hanya itu Zinc juga dapat meningkatkan fungsi kekebalan
tubuh. WHO telah merekomedasikan penggunaan Zinc dalam pengobatan diare dengan
dosis 10-20 mg per hari selama 14 hari.
Kemampuan Zinc mencegah diare di hubungkan dengan kemampuannya
meningkatkan sistim kekebalan tubuh. Semua yang berperan dalam fungsi imun,
membutuhkan Zinc. Jika Zinc diberikan pada anak yang sistim kekebalannya belum
berkembang baik, dapat meningkatkan sistim kekebalan dan melindungi anak dari
penyakit infeksi. Mekanisme lainnya adalah efek Zink pada cAMP pada tingkat
enterosit, menyebabkan peningkatan absorpsi Na+ dan menurunkan sekresi Cl-. Zinc
adalah kofaktor enzim utama yang menstimulasi pembelahan sel, sehingga ketika Zinc
di berikan, terjadi peningkatan pembelahan sel. Ketika Zinc di berikan pada penderirta
diare, terjadi perbaikan mukosa. Mukosa menjadi lebih kuat melawan diare. Kesemua
mekanisme ini bekerja secara bersamaan, sehingga Zinc memiliki efek pengobatan dan
pencegahan.














DAFTAR PUSTAKA

Armin, Suryani Asad., Zat Gizi MikroZink, Dari Aspek Molekuler Sampai Pada
Program Kesehatan Masyarakat., Suplement Vol 26 No. 3 Juli-September 2005.,
hal29-31
Caballero, Benjamin., Encyclopedia of Human Nutrition, Second Edition,. Elsevier.,
London., 2005., hal 2152-2159.
http://my.opera.com/tarndang/blog/manfaat-zink-untuk-kesehatan-si-kecil
http://www.dinkes-diy.org/?x=berita&id_berita=22032006084939
http://www.ifm.net/industry/zinc1.htm






















REFERAT
PERANAN ZINK TERHADAP KESEHATAN ANAK




Disusun Oleh :
Rizna Puspitasari, S.Ked
0110181



Pembimbing :
dr. Mutia K Widjaja Sp.A. MKes




BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKM
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2009

Anda mungkin juga menyukai