Anda di halaman 1dari 14

Just in Time

Kelompok 9

Anisa Ayu Putri (20160703020028)


Moh. Kurdiyanto (20160703020121)
R.A.Safira Isti Dwi Kurnia (20160703020159)
Sukma Hardianti (20160703020194)
Pengertian dan Konsep Just in Time
Produksi tepat waktu (JIT) adalah suatu sistem
dimana setiap komponen dalam lini produksi
diproduksi segera pada saat diperlukan oleh langkah
berikutnya pada lini produksi. Sistem ini merupakan
produksi hampir tanpa stok. Idealnya, JIT beroperasi
dengan persediaan nol.
Sistem JIT yang umumnya digunakan
perusahaan-perusahaan Jepang sangat berbeda
dengan perusahaan-perusahaan Eropa dan Amerika
atau perusahaan-perusahaan Barat yang umumnya
menggunakan Persediaan Minimum (Safety Stock).
Perbedaan itu dapat disajikan dalam tabel berikut.
Sistem JIT (Jepang) Sistem Safety Stock (Barat)

Mengutamakan proses produksi, Mengutamakan hasil akhir (output),


melalui pengendalian terpadu melalui pemeriksaan (inspeksi)

Mengutamakan kerja tim Mengutamakan kerja individu

Kontrak jangka panjang dengan Kontrak jangka pendek dengan


pemasok, dan diperlukan sebagai pemasok, dan diperlukan sebagai
mitra bisnis sejati yang loyal pesaing
Berusaha terus-menerus Toleransi terhadap penyimpangan
menghilangkan penyimpangan

Kepuasan pelanggan melalui Kepuasan pelanggan melalui harga


dan kualitas produk
pelayanan purna jual
Konsep just in time (JIT) merupakan
konsep persediaan yang
mempengaruhi tidak hanya akuntansi
dan produksi tetapi juga fungsi
pergudangan serta pemasaran.
Daripada menimbun persediaan,
pendekatan JIT bergantung
sepenuhnya pada penerimaan barang
yang dipesan secara teratur dan tepat
waktu
Just in Time Mengatasi Kesia-siaan
dan Variabilitas
Sebagai suatu sistem perbaikan yang
berkelanjutan, JIT menyerang kesia-siaan
dan variabilitas yang menyebabkan kesia-
siaan itu.

1. Pengurangan Kesia-siaan
2. Pengurangan Variabilitas
3.Tarik vs Dorong
Pemasok
Dibanyak proses produksi, bahan baku yang
masuk ditunda pada titik pengangkutan, pada
pengalihan, dan pada departemen penerimaan.
Demikian pula, barang jadi disimpan atau ditahan di
gudang-gudang sebelum dilakukannya pengangkutan
ke distributor atau konsumen. Persediaan yang
ditahan dengan cara ini sangat sia-sia, dan JIT
diarahkan untuk mengurangi kesia-siaan ini.
Model JIT bisa diterapkan jika pemasok benar-
benar profesional (barang bagus kualitasnya dan
tepat waktu) dan menjadi bagian dari perusahaan
yang dipasok. Para pemasok harus menyediakan
material pada saat digunakan dalam proses
produksi; jadi tidak ada biaya persediaan material.
Tata Letak Just in Time
Tata letak JIT memungkinkan kita untuk mengurangi kesia-
siaan yang lain, yaitu : pergerakan. Pergerakan bahan baku tidak
menyebabkan penambahan nilai. Konsekuensinya, kita
menginginkan tata letak yang fleksibel yang dapat mengurangi
pergerakan manusia dan bahan baku. Ketika tata letak
mengurangi jarak, kita juga menghemat ruang dan menghapus
kemungkinan adanya tempat untuk persediaan yang tidak kita
inginkan.
Dalam lingkungan tradisional proses manufaktur secara
batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin yang
sama ke kelompok mesin yang lain. Berbeda dengan JIT,
menggunakan pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri atas
mesin-mesin yang di atur sedemikian rupa, sehingga dapat
digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan.
Tiap sel dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau
kumpulan produk tertentu. Produk dipindahkan dari satu
mesin ke mesin lain dari awal hingga selesai, sehingga para
pekerja yang dibutuhkan bukan spesialisasi, akan tetapi
memiliki beberapa keahlian.
Persediaan
Persediaan just in time merupakan
persediaan minimal yang diperlukan untuk
mempertahankan operasi sistem yang
sempurna. Dengan persediaan JIT, barang-
barang dengan jumlah yang tepat tiba pada
saat dibutuhkan.

1. Variabilitas Tersembunyi
2. Pengurangan Persediaan
3. Pentingnya Ukuran Lot yang Kecil
4. Penurunan Biaya Pemasangan
Penjadwalan
Bila jadwal yang efektif, dikomunikasikan di
dalam organisasi dan kepada pemasok, maka
akan sangat mendukung penerapan JIT.
Penjadwalan yang lebih baik juga
meningkatkan kemampuan untuk memenuhi
pesanan konsumen, menurunkan persediaan
dengan memproduksi dalam ukuran lot yang
lebih kecil, dan mengurangi barang dalam
proses.

1. Jadwal Penggunaan Bahan Baku Moderat


2. Kanban
Mutu
Hubungan antara JIT dengan mutu sangat kuat.
Keduanya berhubungan dalam tiga hal. Pertama,
JIT mengurangi biaya pemerolehan mutu yang
baik. Hal ini terjadi karena biaya produksi sisa,
produk yang memerlukan pengerjaan ulang,
investasi persediaan dan biaya kerusakan
terkandung dalam persediaan. Kedua, JIT
meningkatkan mutu. Selain mengurangi antrean
dan waktu antara, JIT juga menjaga agar bukti
kesalahan tetap diingat dan membatasi jumlah
sumber kesalahan potensial. Terakhir, mutu yang
lebih baik berarti diperlukan lebih sedikit
cadangan, sehingga dapat tersedia sistem JIT yang
lebih mudah diterapkan.
Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan karyawan mengikuti pepatah
manajemen bahwa tidak ada orang yang lebih tahu
mengenai satu pekerjaan selain pegawai pelaksana
pekerjaan itu sendiri. Perusahaan tidak hanya melatih
dan melatih silang, tetapi juga perlu mengambil
keuntungan atas investasi yang dilakukan dalam
memperkaya pekerjaan (job enrichment).
Falsafah JIT mengenai peningkatan mutu yang
berkelanjutan memberikan para pekerja kesempatan
untuk memperkaya pekerjaan dan kehidupan mereka.
Bila pemberdayaan berhasil, akan ada saling
keterikatan dan saling menghargai di pihak karyawan
dan manajemen sehingga semuanya bekerja sama
untuk menciptakan perusahaan yang lebih produktif
dan lebih dapat memenangkan order.
JIT dalam Sektor Jasa
Keberhasilan meningkatkan efisiensi dan efektivitas
operasi sektor manufaktur melalui implementasi JIT telah
menarik perhatian penyedia jasa untuk mengadopsi sistem
tersebut. Heizer dan Render telah mengemukakan beberapa
faktor yang menjadi penentu keberhasilan, yaitu (a) pembekal
(supplier); (b) tata letak (layout); (c) persediaan (inventory); (d)
penjadwalan (scheduling); (e) perawatan pencegahan
(preventive maintenance); (f) kualitas (quality); dan (g)
penguatan motivasi karyawan (employee empowerment).
Faktor penentu keberhasilan di atas, walaupun utamanya
ditekankan pada usaha manufaktur, tetapi juga relevan dengan
usaha jasa. Sejalan dengan sasaran itu, faktor-faktor
keberhasilan yang dikemukakan oleh Heizer dan Render di
atas juga sangat relevan dengan usaha jasa. Untuk menjamin
mutu sajian yang memuaskan, perusahaan jasa memerlukan
pembekal yang loyal serta memiliki komitmen tinggi untuk
memasok perusahaan dengan material yang terjamin
mutunya, tepat waktu, dan tepat jumlahnya.
Untuk semua jenis usaha jasa, pemantapan
keterampilan karyawan serta penampilan karyawan yang
sopan dan menarik akan sangat menentukan kepuasan para
pelanggan. Perbankan dan perusahaan penerbangan sangat
menekankan aspek penampilan, keramahan, kesopanan, dan
kelincahan segenap karyawannya, terutama yang bertugas
di front line, pegawai yang langsung memberikan layanan
kepada pelanggan.
Usaha untuk meningkatkan kualitas layanan melalui
pemberian perhatian, terutama berkaitan dengan aspek
sosial dan perilaku dengan pemberian pelayanan kepada
pelanggan. Basis pendekatannya disebut “sejumlah
kepedulian pelanggan” dan dibedakan atas lima kepedulian,
yaitu sebagai berikut.
 Kepedulian pada mutu (quality care).
 Kepedulian kepada pelanggan (customer care).
 Kepedulian pada pemberian informasi (flip care).
 Kepedulian pada komunikasi (communication care).
 Kepedulian pada pemberian petunjuk (lead care).
Jasa merupakan sesuatu yang tidak
berwujud, tetapi pemberian jasa umumnya
mempergunakan fasilitas fisik. Kualitas
layanan jasa sangat ditentukan oleh
kualitas saran fisik yang dipergunakan
untuk memberikan layanan jasa.
Kemampuan memberikan layanan tepat
pada waktunya (JIT) juga tergantung pada
kualitas sarana fisik, disamping bergantung
pada kualitas sumber daya organisasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • AKAD SALAM
    AKAD SALAM
    Dokumen13 halaman
    AKAD SALAM
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • Dana Pensiun
    Dana Pensiun
    Dokumen6 halaman
    Dana Pensiun
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • AKAD SALAM
    AKAD SALAM
    Dokumen13 halaman
    AKAD SALAM
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • Bab I - Bab Iii
    Bab I - Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab I - Bab Iii
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • Abstrak 2
    Abstrak 2
    Dokumen13 halaman
    Abstrak 2
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen35 halaman
    Bab I
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • Bab I - Bab Iii
    Bab I - Bab Iii
    Dokumen8 halaman
    Bab I - Bab Iii
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat
  • KELOMPOK 7 Peradilan
    KELOMPOK 7 Peradilan
    Dokumen13 halaman
    KELOMPOK 7 Peradilan
    Ajeng Safira
    Belum ada peringkat