Anda di halaman 1dari 13

PESTISIDA

M01 EKOTOKSIKOLOGI
KELOMPOK 5

RYAN NUGRAHA ( 175080101111014 )


FARAH NOUDY PUSPITARINI ( 175080101111019 )
NURUL HIDAYATI AZIZAH ( 175080101111020 )
GILANG DRAJAT MAULANA ( 175080101111021 )
PENGERTIAN
• Menurut Setiyobudi et al. (2013), Pestisida adalah bahan yang digunakan
untuk mengendalikan, menolak, memikat atau mengganggu organisme
pengganggu.
MACAM-MACAM
• Organoklorin
 Racun kronis dan sangat berbahaya bagi lingkungan karena daya tahannya yang lama
dan sukar terurai di lingkungan.

• Organofosfat
 Insektisida yang sangat beracun namun dapat dengan cepat terdekomposisi di alam,
sehingga golongan organofosfat memiliki efek yang cukup efektif dalam
mengendalikan hama tanaman tersebut.
GAMBAR

Organofosfat
(Insektisida)
Organoklorin ( DDT )
SUMBER
• Cemaran yang berada di dalam tanah, air, konsentrat dan pakan ternak
DISTRIBUSI
• Perairan yang tercemar oleh residu pestisida yang telah mencapai konsentrasi
tertentu
• Ikan menyerap bahan aktif pestisida dan tersimpan di dalam tubuh karena
ikan meruapakan akumulator bagi pestisida yang bersifat lipofilik
• Pengaruh dari bioakumulasi dengan konsentrasi tertentu berdampak
terhadap kondisi hematologis ikan
• Adanya biomagnifikasi (kontaminasi dan akumulasi residu pestisida di dalam
tubuh mahluk hidup melalui rantai makanan
DAMPAK
• Positif
 Meningkatnya produksi pertanian dan menurunnya penyakit-penyakit yang
penularannya melalui perantaraan makanan (foodborne diseases) atau pun vektor
(vector-borne diseases)
DAMPAK
• Negatif
 Pestisida organoklorin termasuk kategori Persisten Organic Pollutants (POPs) yang
dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan
 Mempengaruhi rantai makanan di perairan pada zooplankton, zooplankton, ikan hingga
dikonsumsi oleh manusia yang menerima konsentrasi tertinggi dari pestisida tersebut
METODE PENGENDALIAN
1. Prapanen
• Penggunaan APH (Agen Pengendali Hayati) dan Sistem PHT (Pengendalian
Hama Terpadu)
• Non Persisten ( Insektisida, Herbisida dan Fungisida)
• Pengaturan Waktu Aplikasi Pestisida
• Penggunaan Arang Aktif
2. Pasca Panen
• Pencucian Hasil Pertanian
• Penggunaan Ozon
• Perendaman Air Panas
• Penggunaan Radiasi Ultrasonik
• Pengaturan pH
PENCEGAHAN PENCEMARAN AKIBAT
PESTISIDA
• Pengelolaan Pestisida ialah penyimpanan, pembuangan serta pemusnahan
limbah pestisida. Penyimpanan pestisida sebagai barang berbahaya harus
diperhatikan dan pada tempat yang aman
• Cara penyimpanan pestisida harus memenuhi syarat yang berlaku terhadap
kemungkinan bahaya peledakan. Pembuangan yang tidak benar selain dapat
mencemari lingkungan juga merupakan potensi bagi orang untuk terpapar
secara tidak langsung dengan pestisida.
• Pengendalian hama yang terintegrasi yaitu dengan jalan penggunaan pestisida
sekecil mungkin, sesuai dengan kebutuhan
• Pengawasan terhadap penggunaan pestisida
• Sistem Pertanian Back to Nature merupakan salah satu solusi yang menarik
untuk mengurangi penggunaan pestisida dalam bidang pertanian dengan
mengendalikan hama tanaman
REFERENSI
Indraningsih. 2006. Sumber kontaminan dan penanggulangan residu pestisida pada pangan produk peternakan: Suatu Tinjauan.
92-108.
Maruli, A., Santi, D. N., & Naria, E. (2013). Analisa Kadar Residu Insektisida Golongan Organofosfat Pada Kubis (Brassica
Oleracea) Setelah Pencucian Dan Pemasakan Di Desa Dolat Rakyat Kabupaten Karo Tahun 2012. Lingkungan dan
Keselamatan Kerja, 1(2).
Ohorella, A., & Daud, A. (2013). Identifikasi residu pestisida golongan organoklorin bahan aktif lindan pada wortel di Pasar
Tradisional (Pasar Terong) dan Pasar Moderen (Swalayan Ramayana M’tos) Kota Makassar tahun 2013.
Taufik, I. 2011. PENCEMARAN PESTISIDA PADA PERAIRAN PERIKANAN DI SUKABUMI- JAWA BARAT. Media
Akuakultur. 6(1): 69-75.
Setiyobudi, B., Setiani, O., & Wahyuningsih, N. E. (2013). Hubungan paparan pestisida pada masa kehamilan dengan kejadian
berat badan bayi lahir rendah (BBLR) di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia, 12(1), 26-33.
Yuantari, C. M. 2011. Dampak Pestisida Organoklorin Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan Serta
Penanggulangannya. Prosiding Seminar Nasional. 187-199.

Anda mungkin juga menyukai