Praviyanti Ganingsih
4111121023
Pembimbing:
Yustiani Dikot, dr., Sp.S(K)
Andri Anugerah K, dr., Sp.BS., M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
Pasien epilepsi aktif 8,2 per 1000 penduduk
TUJUAN UMUM
MANFAAT AKADEMIK
Masukan data awal mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan kegagalan pengobatan epilepsi di Poliklinik Saraf RS
Dustira Cimahi
MANFAAT PRAKTIS
Faktor
Risiko
Definisi
Patofisiologi
Klasifikasi
Bangkitan
Penegakkan Penatalaksanaan
Diagnosis
Anatomi
Korteks Serebri Faktor yang Berpengaruh pada
Kegagalan Pengobatan
KERANGKA PEMIKIRAN
Bangkitan Epilepsi
Penegakkan Diagnosis
Epilepsi
Faktor-Faktor yang
Berhubungan Kegagalan
Pengobatan
METODE PENELITIAN
Cara Pengambilan Sampel
Pengumpulan
Data Primer Total Sampling
Analisis
Data
& Sekunder
30
Univariat
Responden
Bivariat
Pasien Epilepsi di Poliklinik Saraf
SPSS Sakit Dustira Cimahi yang
Rumah
memenuhi kriteria inklusi dan tidak
Chi Square Test
memenuhi kriteria eksklusi
α=0,05
DEFINISI OPERASIONAL
Definisi Definisi Hasil Ukur Skala Ukur
Operasional
Kegagalan Respon yang yang tidak 1) Gagal Nominal
Pengobatan diharapkan terhadap terapi, yaitu 2) Berhasil
Variabel Epilepsi tidak terkontrolnya bangkitan
dalam enam bulan sampai satu
Dependen tahun setelah diberi obat
antiepilepsi.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
KARAKTERISTIK PASIEN EPILEPSI
BERDASARKAN JENIS KELAMIN
53% 47%
Epilepsi banyak ditemukan pada
LAKI-LAKI
(Husam 2008, Astari 2014, Triani 2014)
KARAKTERISTIK PASIEN EPILEPSI
14 BERDASARKAN USIA
13 (43,3%)
12
5 (16,7%)
Penelitian lain yang sejalan dengan
4
penelitian ini adalah Triani (2011)
bahwa usia terbanyak pada kelompok
3 (10,0%)
11-20 tahun
2 (6,7%)
2
0 (0,0%)
0
17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun 56-65 Tahun >65 Tahun
KARAKTERISTIK PASIEN EPILEPSI
BERDASARKAN USIA ONSET
12
11 (36,7%)
10
5 (16,7%) 5 (16,7%)
kehidupan, dekade
4
4 (13,3%)
selanjutnya akan semakin
berkurang 3 (10,0%)
(Japardi 2002)
2
1 (3,3%) 1 (3,3%)
0 (0,0%) (0,0%)
0
0-5 Th 6-10 Th 11-15 Th 16-20 Th 21-25 Th 26-30 Th 31-35 Th 36-40 Th 41-45 Th
KARAKTERISTIK PASIEN EPILEPSI
BERDASARKAN TIPE BANGKITAN
16
14 (46,6%)
14
2 (6,7%) 2 (6,7%)
2
1 (3,3%)
0
Parsial Kompleks Parsial Sederhana Umum Tonik Klonik Umum Tonik Umum Atonik Umum Absans (Lena)
25
22 (73,3%)
Prinsip 20
pengobatan 15
epilepsi dimulai
dengan 10
7 (23,3%)
monoterapi 5
Fenitoin
17 (43,6%) dapat digunakan pada
Asam Valproat
Karbamazepin
banyak jenis bangkitan
seperti bangkitan parsial
15 (38,5%)
sederhana, parsial
kompleks, parsial
umum, dan tonik klonik.
JENIS OBAT ANTIEPILEPSI Selain itu, obat tersebut
YANG PALING BANYAK mudah didapat dan
DIGUNAKAN terjangkau.
DISTRIBUSI BERDASARKAN HASIL TERAPI
BERUPA KEGAGALAN DAN KEBERHASILAN
PENGOBATAN PASIEN EPILEPSI DI POLIKLINIK
SARAF RUMAH SAKIT DUSTIRA TAHUN 2014
RS Dustira Cimahi
60,98% bangkitan pasien
epilepsi tidak terkontrol
setelah pengobatan
(Triani, 2014)
Presentasi
No. Hasil Terapi Jumlah (n)
(%)
1 Gagal 21 70,0
2 Berhasil 9 30,0
Total 30 100,0
RSCM Jakarta
68,3% bangkitan pasien epilepsi
tidak terkontrol
(Wiratman,dkk 2011)
HUBUNGAN KETIDAKTEPATAN DIAGNOSIS
DENGAN KEGAGALAN PENGOBATAN PASIEN
EPILEPSI DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT
DUSTIRA TAHUN 2014
Kegagalan Pengobatan
Ketidaktepatan Total Nilai p
Gagal Berhasil
Diagnosis
n % n % n %
100,
Total 21 100,0 9 100,0 30
0
Kegagalan Pengobatan
Ketidaktepatan Total Nilai p
Pilihan Obat Gagal Berhasil
Pemilihan obat yang tidak tepat: pasien alergi terhadap
n % n % n %
obat, bukan obat yang paling efektif, kontrainsikasi obat,
pasien mendapatkan obat yang efektif tapi bukan yang
Tidak Tepat 10 47,6 0 0,0 10 33,3
paling murah, dan pasien menerima kombinasi obat
yang sebenarnya tidak diperlukan
(Cipolle,dkk 2007) 0,012
Tepat 11 52,4 9 100,0 20 66,7
100,
Total 21 100,0 9 100,0 30
0
HUBUNGAN KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT
DENGAN KEGAGALAN PENGOBATAN PASIEN
EPILEPSI DI POLIKLINIK SARAF RUMAH SAKIT
DUSTIRA TAHUN 2014
Kegagalan
Ketidakpatuhan dalamPengobatan
Ketidakpatuhan Total Nilai p
mengkonsumsi obat
Minum mengakibatkan
Obat Gagal Berhasil
sasaran
terapeutik yang
n dharapkan
% n % n %
tidak tercapai atau gagal.
(Frain, dkk 2009)
Tidak Patuh 10 47,6 4 44,4 14 46,7
1. Edukasi kepada pasien epilepsi dan orang tua atau keluarga pasien
2. Diperlukan pemeriksaan EEG dan anamnesis pada seluruh pasien
epilepsi
3. Penulisan rekam medis pasien epilepsi di Rumah Sakit Dustira
sebaiknya memperhatikan kelengkapan data pasien
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak jumlah sampel,
meneliti penyebab epilepsi, menganalisa lebih lanjut mengenai
kegagalan pengobatan pada monoterapi dan politerapi, dan variabel
berbeda