Fraktur patologik
Keletihan ( fatique )
Menurut Handayani ( 1998 ), Aton (1993 ), dan Long ( 1996 ), raktur dapat
dibedakan menjadi berikut :
Berdasarkan tulang yang mengalami fraktur misal fr. Humerus, fr.
Tibialis dan sebagainya.
Berdasarkan garis fraktur yang terjadi :
A. Fraktur komplet, jika garis patah melalui seluruh penampang tulang.
B. Fraktur inkompletus, jika garis patah tidak melalui seluruh
penampang tulang.
Berdasarkan jumlah garis patah
a. Fraktur komunitif : garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan
b. Fraktur segmental : garis patah lebih dari satu dan tidak saling
berhubungan
c. Fraktur multiple : garis patah lebih dari satu tapi pada tulang yang
berlainan
Berdasarkan posisi fragmen
Displaced : fragmen tulang bergeser dari tempat yang
seharusnya
Undisplaced : fragmen tulang tidak bergeser
Berdasarkan hubungan fraktur dengan dunia luar
Fraktur terbuka : terdapat hubungan antara fragmen
fraktur dengan dunia luar
Fraktur tertutup : tidak terdapat hubungan anatra
fragmen fraktur dengan dunia luar.
Berdasarkan bentuk garis patah
Gari patah melintang
Garis patah oblik / miring
Garis patah rotasi
Menurut Henderson ( 1997 ) dan Handayani ( 1998 ), gambaran
klinis fraktur adalah :
Nyeri tekan dan bengkak sekitar fraktur
Deformitas
Gangguan fungsi
Tendeness.
Perubahan warna
Krepitasi.
Pembentukan fibrin
Inflamasi osteoblast
Pembentukan collus
Remodelling.
Fraktur
Resti infeksi Nyeri Kerusakan Pembuluh darah Trauma langsung pada cervikal / otak
Perdarahan
Gangguan sirkulasi
Pemeriksaan Penunjang :
Radiologi.
CT Scan
Laboratorium.
Prinsip penanganan fraktur :
Recognition.
Reduction.
Retaining.
Rehabilitation
Penanganan di lapangan :
Nilai bahaya yang mungkin masih ada baik
bagi klien, penolong maupun lingkungan.
Amankan klien.