Anda di halaman 1dari 10

Oleh Kelompok 3 :

Vika Puspita
Afrianti
Agista
Hadi Putra
Julio
Yopan
Diare atau gastroenteritis disebabkan oleh :
Diare atau gastroenteritis (GE)
adalah radang pada lambung dan usus yang  Infeksi oleh bakteri, virus, dan parasite
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa  Diare juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yang  Pemberian makan melalui NGT, gangguan
dimaksudkan adalah buang air besar berkali- motilitas usus
kali (dengan jumlah yang melebihi 4x, dan  Penyakit pada klien seperti gangguan metabolic
bentuk feses yang cair, dapat disertai dengan dan endokrin, gangguan nutrisi dan malabsorbsi
darah atau lendir). usus, paraletik ileus dan obstruksi usus
Klasifikasi Diare/Gastroenteritis: Beberapa factor resiko terjadinya diare
 Diare akut adalah diare yang serangannya adalah makanan atau minuman yang
tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 terkontaminasi bakteri, bepergian ke negara
hari endemis dengan sanitasi lingkungan dan
kebersihan air yang buruk, penggunaan antibiotic
 Diare kronik adalah diare yang berlangsung yang berkepanjangan. HIV positif atau AIDS.
selama lebih dari 14 hari.
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai
factor antara lain infeksi bakteri, malabsorbsi, atau sebab lain.
 Factor malabsorbsi
 Factor infeksi, proses ini diawali dengan adanya mikroorganisme merupakan kegagalan dalam
yang masuk ke dalam saluran pencernaan, kemudian berkembang melakukan absorbs terhadap
biak dalam lambung dan usus. Mikroorganisme yang masuk dalam makana atau zat yang
lambung dan usus memproduksi toksin, yang terikat pada mukosa mengakibatkan tekanan
usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen osmotic meningkat sehingga
usus yang di ikuti air, ion karbonat, kation, natrium dan kalium. terjadi pergeseran air dan
Infeksi bakteri jenis enteroinvasif seperti: E. coli, paratypi, elektrolit ke rongga usus
B.Salmonella, Shigella, toksin yang dikeluarkannya dapat yang dapat meningkatkan isi
menyebabkan kerusakan dinding usus berupa nekrosis dan rongga usus sehingga terjadi
ulserasi. Diare bersifat sekretori eksudatif, cairan diare dapat diare.
bercampur lendir dan darah.
 Gangguan motilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare, sebaliknya jika terjadi
hipoperistaltik akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga terjadi diare. Akibat dari
diare dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemi), gangguan nutrisi (intake kurang, output
berlebihan).
 Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit
 Muntah-muntah dan atau suhu tubuh meningkat, memicu syok hipovolemik dan kehilangan
nafsu makan berkurang. elektrolit seperti hypokalemia dan asidosis
 Sering BAB dengan konsistensi tinja cair, metabolic.
tenesmus, hematochezia, nyeri  Tubular nekrosis akut dan gagal ginjal pada
 perut atau kram perut. dehidrasi yang berkepanjangan.
 Tanda-tada dehidrasi muncul bila intake cairan  Sindrom guillain barre
lebih kecil daripada outputnya. Tanda-tanda  Artritis pasca infeksi dapat terjadi beberapa
tersebut adalah perasaan haus, BB menurun, minggu setelah penyskit diare karena
mata cekung, lidah kering, tulang pipi menonjol, campylobacter, shigella, salmonella, atau
turgor kulit menurun dan suara serak. Hal ini yersinia spp.
disebabkan deplesi air yang isotonic.
 Distrimia jantung berupa takikardi atrium dan
 Pada diare akut dapat terjadi hypokalemia akibat ventrikel, fibrilasi ventrikel dan kontraksi
kalium ikut terbuang bersama cairan feses ventrikel premature akibat gangguan elektrolit
sehingga beresiko terjadi aritmia jantung. terutama oleh karena hypokalemia.
 Penggantian cairan dan elektrolit
 Pemeriksaan tinja  Rehidrasi oral dilakukan pada semua klien yang
 Makroskopi dan mikroskopis masih mampu minum pada diare akut.
 pH dan kadar gula dalam feses  Diberikan hidrasi intravena pada kasus diare hebat.

 bila perlu adakan uji bakteri  Antibiotik, pemberian antibiotic pada umumnya tidak
dianjurkan karena akan mengubah flora normal dalam
 Pemeriksaan kimiawi darah (ureum, usus. Pemberian antibiotic biasa di indikasikan pada
kreatinin), kadar elektrolit darah klien dengan gejala dan tanda diare infeksi seperti
(natrium, kalium, klorida, fosfat), demam, feses berdarah dan leukosit pada feses.
analisa gas darah dan pemeriksaan
darah lengkap perlu dilakukan pada  Pemberian nutrisi parenteral, bertujuan untuk
kasus diare berat. mempertahankan sirkulasi, mencukupi dan
mempertahankan keseimbangan air dan elektrolit,
 Pemeriksaan radiologis seperti mencegah dan mengganti kehilangan cairan tubuh dan
sigmoidoskopi dan kolonoskopi. mengurangi morbilitas dan mortalitas usus.
 Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.
 Memasak makanan dan air minum hingga matang.
 Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
 Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
 Tidak mengonsumsi makan yang basi.
 Makan dan minum secara teratur.
Pada tanggal 01 April 2019, pukul 11.30 WIB Ny.S umur 22
tahun datang dari UGD RSUD Anutapura, dengan keluhan diare
selama 2 hari, mual, muntah BAB encer berlendir dengan frekuensi 6-
7 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien
panas dan lemah, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya
kembali klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan TTV :
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 38 º C
Keadaan Umum : Lemah, mukosa bibir kering, turgor kulit kurang
elastis.
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan output
yang berlebihan dengan intrake yang kurang
 Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

Anda mungkin juga menyukai