Anda di halaman 1dari 28

FRAKTUR

ANANDA UMICA
FILDZAH FITRIYANI
DEFINISI

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas


tulang, tulang rawan efifisis atau tulang
rawan sendi, bersifat total ataupun
parsial yang umumnya disebabkan oleh
tekanan yang berlebihan.
ETIOLOGI

Fraktur dapat terjadi akibat;


1. Trauma; pukulan, tekukan, puntiran, tarikan
2. Tekanan berulang
3. Fraktur patologik; kelemahan abnormal pada tulang,
seperti tumor dan osteoporosis.

1. Fraktur akibat trauma (langsung/ tak


langsung)
 Trauma langsung; trauma langsung membentur tulang dan
mengakibatkan fraktur ditempat itu.
 Trauma tak langsung; titik tumpuan benturan dengan
terjadinya fraktur ditempat berjauhan
DESKRIPSI FRAKTUR

Fraktur dibedakan berdasarkan; site, extend,


configuration, hubungan fraktur dengan sesamanya,
hubungan fraktur dengan dunia luar dan komplikasi.

Site (letak) fraktur;


1. Fraktur 1/3 proximal (upper third)
2. Fraktur 1/3 medial (middle third)
3. Fraktur 1/3 distal (lower third)
4. Fraktur intraarticular
Extend (perluasan)
1. Fraktur komplit; garis patah melalui seluruh penampang tulang

2. Fraktur inkomplit; garis patah tidak mengenai seluruh


penampang tulang.
 Hair line fraktur (patah tulang rambut)
 Buckle/ torus fraktur; fraktur compressi
 Green stick fraktur; fraktur mengenai satu kortek dengan
angulasi cortek lainnya. Terjadi pada tulang anak
Greenstick Buckle/torus
Hairline

(Fraktur komplit) (Fraktur inkomplit)


Configuration
Configuration atau tipe fraktur dibedakan ;
• Berdasarkan bentuk garis patah;
1. Garis patah melintang (transversal)
2. Garis patah oblique
3. Garis patah spiral
4. Fraktur kompressi
5. Fraktur avulsi (pada patella)
• Berdasarkan jumlah garis patah;
1. Fraktur komunitif; Garis patah lebih dari
satu dan saling berhubungan
2. Fraktur segmental; garis patah lebih dari satu
tetapi tidak saling berhubungan
3. Fraktur multiple; garis patah lebih dari satu
tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya.
Hubungan fraktur dengan sesamanya

 Fraktur undisplced (tidak bergeser); garis patah komplit


tetapi kedua fragmen tidak bergeser.
 Fraktur displaced (bergeser); garis patah komplit dan terjadi
pergeseran fragmen yang disebut dislokasi fragmen, berupa;
• Shift side way → berpindah
• Angulation → membentuk sudut
• Rotation → berputar
• Distraction → tertarik
• Impaction → menekan
• Over riding
Fragmen fraktur komplit dapat
bergeser kesamping, kebelakang atau
kedepan. terjadi akibat dari;
• kekuatan trauma yang mendorong
• Gaya berat
• Tarikan otot yang melekat padanya
Hubungan fraktur dengan dunia luar

Fraktur dibedakan atas;


1. Fraktur terbuka (open fraktur); terdapat luka yang
menghubungkan fraktur dengan permukaan kulit.
2. Fraktur tertutup (close fraktur); tidak ada luka yang
menghubungkan tulang dengan dunia luar.
3. Fraktur potensial terbuka; bila terdapat luka
melalui kulit dan subcutis, tetapi fascia masih utuh
GRADING FRAKTUR TERBUKA
KOMPLIKASI FRAKTUR
Komplikasi fraktur dibedakan atas;
1. Uncomplicated and remain uncomplicated;
tidak ada dan tidak akan terjadi komplikasi.
2. Complicated or become complicated; ada
atau akan terjadi komplikasi. berupa;
1. Komplikasi dini atau lambat
2. Komplikasi lokal atau sistemik
3. komplikasi karena trauma atau
karena pengobatan.
DIAGNOSA
Diagnosa fraktur ditegakkan berdasarkan;
1. Anamnesa; ada riwayat trauma, tanyakan
mekanisme trauma.
2. Pemeriksaan umum; cari kemungkinan
komplikasi umum seperti shock, sepsis, dll.
3. Pemeriksaan status lokalis; look, feel, move.
Look (inspeksi)
Pada inspeksi diperhatikan;
 kelainan bentuk
 Penonjolan yang abnormal
 Angulasi
 Rotasi
 Pemendekan
 Functio laesa (gangguan fungsi); tidak dapat
menggerakkan organ yang mengalami
fraktur
Feel (palpasi)
 Didaerah yang mengalami fraktur, hal yang
yang harus dinilai adalah;
 Nyeri tekan
 Nyeri sumbu/ tendernes,
 Nilai sensorik dan motorik
 Acral dingin atau hangat.
Move (gerakan)
1.Krepitasi; fraktur terasa bila digerakkan
2.Nyeri bila digerakkan pada gerakan aktif/ pasif.
 Gerakan aktif; dilakukan sendiri oleh pasien
 Gerakan pasif; dilakukan oleh orang lain
3.Gangguan fungsi.
 Gerakan yang tidak mampu dilakukan
 Range of motion dan kekuatan menurun
4.Gerakan abnormal
5.Sendi palsu /pseudo joint; seperti gerakan sendi.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Pemeriksaan radiologis dilakukan dengan
beberapa prinsip dua (Rule of two):
- Dua posisi proyeksi  AP dan Lateral
- Dua sendi
- Dua anggota gerak  pada anak-anak
- Dua trauma  trauma hebat menyebabkan
fraktur pada dua tulang
- Dua kali dilakukan foto  fr tertentu ,ulang
10 - 14 hr
Komplikasi fraktur
A. Komplikasi dini. (lokal/ sistemik)
I. Lokal
 Komplikasi vascular; compartemen sindrome yaitu peninggian
pogressif tekanan di suatu kompartemen yang mengganggu
sirkulasi ke kompartement dan bagian distalnya. gejalanya 5P yaitu;
Parese/ paralyse, Pain, Pulselesnes, Pallor, Parasthesia
 komplikasi neurologis; berupa lesi saraf perifer atau medula
spinalis
II. Sistemik emboli lemak, dapat terjadi 24 jam I, namun paling sering
terjadi pada hari ke 3 sampai 21 setelah fraktur.
Komplikasi lanjut
 Kaku sendi
 Disuse atropi otot
 Mall union (sembuh dengan deformitas).
 Non union (tidak menyambung setelah 20 minggu)
 Delayed union (sembuh lebih lama dari normal)
 Gangguan pertumbuhan
 Osteoporosis.
Penanganan fraktur terbuka
Prinsif penanganan fraktur terbuka
1. Wound toilet
2. Antibiotik profilaktik
3. Early debridement
4. Stabilisasi; prinsif reposisi, fiksasi/ imobilisai
Fiksasi berfungsi untuk
1. Meringankan nyeri
2. Memastikan penyatuan posisi yang baik
3. Memungkinkan gerakan lebih awal.
Penanganan fraktur tertutup
Prinsip penanganan fraktur tertutup
Immobilisasi dgn bidai (fx stabil tanpa dislokasi)
Reposisi tertutup dan immobilisasi gips (fx stabil setelah
direposisi)
Reposisi tertutup dengan traksi (kulit /skeletal) dan kelak
diimmobilisasi dgn gips (fx femur, vertebra).
Reposisi tertutup kemudian fixasi (apabila setelah
direposisi sulit dipertahankan posisinya)
Reposisi terbuka dan fiksasi interna dengan plate/ screw
atau pin
Stadium penyembuhan fraktur
1. Stadium hematom  dimulai saat fraktur terjadi sampai 2
– 3 minggu berikutnya

2. Stadium peradangan dan proliferasi; proliferasi sel


subperiosteal dan subendosteal  dimulai pada minggu
ke 2 – 3 setelah terjadinya fraktur dan berakhir pada
minggu ke 4 – 8
3. Stadium soft kalus; gerakan fragmen mulai berkurang
dan tidak terasa sakit lagi.

4. Stadium konsolidasi /hard kalus ; pematangan kalus


menjadi keras.  ke 4 – 8 dan berakhir pada minggu ke
8 – 12 setelah terjadinya fraktur.
5. Stadium remodelling; terjadi resorpsi dan
pembentukan kembali tulang seperti
bentuk semula.  dimulai dari minggu ke
8 – 12 dan berakhir sampai beberapa
tahun dari terjadinya fraktur

Anda mungkin juga menyukai