Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA


MASA KEHAMILAN
KELOMPOK 1
AISYAH HAFSARI
HASTUTI
LISAH
SISKA MEYLASNI SARI
KONSEP DASAR MEDIS


DEFENISI

 Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan


pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari
karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.
 Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan
ETIOLOGI

 Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Faktor-


faktor predisposisi yang dikemukakan (Rustam Mochtar, 1998)
 Umumnya terjadi pada Primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
 Faktor organik, yaitu karena masuknya viki khoriales dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabollik akibat kehamilan serta resitensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan – perubahan ini serta
adanya alergi yaitu merupakan salah satu respon dari jaringan ibu
terhadap janin..
 Faktor endokrin lainnya : hipertyroid, diabetes dan lain-lain.
PATOFISIOLOGI

 Perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen yang biasa
terjadi pada trimester I. bila perasaan terjadi terus-menerus dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk
keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis
dengan tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton
darah. Muntah menyebabkan dehidrasi, sehingga caira ekstraseluler dan
plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasai
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.
Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkuang
pula tertimbunnya zat metabolik yang toksik. Disamping dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. Disamping dehidraasi dan gangguan
keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus
dan lambung (sindroma mollary-weiss), dengan akibat perdarahan
gastrointestinal.
MANIFESTASI KLINIS
 Batas mual dan muntah berapa banyak yang disebut Hiperemesis gravidarum tidak
ada kesepakatan. Ada yang mengatakan bila lebih dari sepuluh kali muntah. Akan
tetapi apabila keadaan umum ibu terpengaruh dianggap sebagai
Hiperemesis gravidarum. Menurut berat ringannya gejala dibagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu :
 Tingkatan I (ringan)
 Mual muntah terus-menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita
 Ibu merasa lemah
 Nafsu makan tidak ada
 Berat badan menurun
 Merasa nyeri pada epigastrium
 Nadi meningkat sekitar 100 per menit
 Tekanan darah menurun
 Turgor kulit berkurang
 Lidah mengering
 Mata cekung
 Tingkatan II (sendang)
 Penderita tampak lebih lemah dan apatis
 Turgor kulit mulai jelek
 Lidah mengering dan tampak kotor
 Nadi kecil dan cepat
 Suhu badan naik (dehidrasi)
 Mata mulai ikterik
 Berat badan turun dan mata cekung
 Tensi turun, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi
 Aseton tercium dari hawa pernafasan dan terjadi asetonuria

 Tingkatan III (berat)


 Keadaan umum lebih parah (kesadaran menurun dari somnolen sampai koma)
 Dehidrasi hebat
 Nadi kecil, cepat dan halus
 Suhu badan meningkat dan tensi turun
 Terjadi komplikasi fatal pada susunan saraf yang dikenal dengan enselopati wernicke dengan
gejala nistagmus, diplopia dan penurunan mental
 Timbul ikterus yang menunjukkan adanya payah hati
PENANGANAN
Pencegahan
 Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum diperlukan dengan
jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologis.
Terapi obat-obatan
 Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak berkurang
maka diperlukan pengobatan
Hiperemesis gravidarum tingkatan II dan III harus dirawat inap di
rumah sakit
Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut
:
 Isolasi
 Terapi psikologik
 Terapi mental
 Terminasi kehamilan
ASKEP
PENGKAJIAN
 Data Subjektif
 Nausea dan vomitus merupakan gejala-gejala utama. Pasien tidak dapat menahan
makanan dan kehilangan berat badan. Beberapa pasien mengeluh air liurnya
berlebihan/hipersalivasi.
 Riwayat haid: sebagian besar pasien sadar akan haid yang tidak datang dan mengetahui
bahwa mereka hamil.

 Data Objektif
 Pemeriksaan fisik
 Kebutuhan Dasar Khusus
 Aktifitas istirahat
 Integritas ego
 Eliminasi
 Makanan/cairan
 Pernafasan
 Keamanan
 Seksualitas
 Interaksi sosial
 Tes Laboratorium
DIAGNOSA

 Ketidakseimbngan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan anoreksia, mual-muntah
 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
berhubungan dengan kehilangan cairan secara aktif
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
umum
INTERVENSI
Diagnosa keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi Dalam waktu 3x24jam setelah 1. Timbang dan catat berat
kurang dari kebutuhan diberikan tindakan pemenuhan badan pasien pada jam
tubuh berhubungan dengan nutrisi klien terpenuhi yang sama setiap hari
anoreksia, mual-muntah Dengan criteria hasil : 2. Pantau asupan dan
1. Berat badan ideal haluaran pasien
2. Bising usus normal 3. Kaji dan catat bising usus
3. Membrane mukosa lembab pasien satu kali setiap
ergantian tugas jaga
4. Auskultasi dan catat suara
napas pasien setiap 4 jam
cairan dan elektrolit lembab keperluan sampai stabil. Kemudian
berhubungan 2. CRT kurang dari 3 pantau dan catat TTV setiap 4 jam
dengan kehilangan detik 2.Ukur asupan dan haluaran setiap 1
cairan secara aktif 3. TTV normal sampai 4 jam. Catat dan laporkan
perubahan yang signifikan termasuk
urine, feses, muntahan, drainase luka,
drainase nasogastrik, drainase slang
dada, dan haluaran yang lain.
3.Timbang pasien pada waktu yang
sama setiap hari
4.Kaji turgor kulit dan membrane
mukosa mulut setiap 8 jam
5.Berikan perawatan mulut dengan
cermat setiap 4 jam
6.Periksa berat jenis urin setiap 8 jam
3 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat berfungsi pasien dengan
. aktivitas keperawatan selama 3x24 jam terjadi menggunakan skala mobilitas fungsional.
berhubun peningkatan toleransi aktivitas Komunikasikan tingkat ini pada staf
gan dengan criteria hasil : 2. Kecuali dikontraindikasikan, lakukan
dengan 1. Melaporkan dan ROM setiap 2 sampai 4 jam. Tingkatkan
kelemaha mendemonstrasikan peningkatan dari pasif ke aktif, sesuai toleransi pasien.
n fisik aktivitas fisik yang dapat diukur 3. Kaji kehilangan/gangguan
2. Skala mobilitas 0-1 keseimbangan gaya jalan, kelemahan
3. Skala kekuatan otot 5 (dapat otot
melawan tahanan 4. Awasi TD, nadi, pernapasan, selama dan
4. Klien terlihat segar sesudah aktivitas. Catat respon terhadap
tingkat aktivitas (mis. Peningkatan denyut
jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea,
takipnea, dan sebagainya)
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai