Anda di halaman 1dari 48

Apendisitis Akut

• Definisi: Inflamasi akut apendiks vermiformis


• Patologi
– Obstruksi oleh fekolit, parasit, benda asing,
tumor
– hiperplasia limfoid
• Distensi, pus, gangren, perforasi, peritonitis
Anatomi

- Bagian dari sekum


- Organ rudimenter,
dangkal & tipis
- Panjang 2,5 - 25 cm,
rata-rata 6-9 cm
- Pertemuan tiga
taenia koli
Anatomi
- Pada manusia &
primata: tidak
mempunyai fungsi
- Arah & posisi sangat
bervariasi
- Lapisan sama dengan
usus lain
• Anatomic variation in the position of the appendix. (1) Preilieal; (2)
postilieal; (3) promontoric; (4) pelvic; (5) subcecal; (6) paracolic or
prececal. (Redrawn from Wakeley CP. The position on the vermiform
appendix as ascertained by analysis of 10,000 cases. J Anat 1933;67:277.)
Klinis

Rasa tidak nyaman seluruh perut terutama di


epigastrium

Nyeri menetap di titik mc burney

Panas meningkat, kadang disertai muntah

Masa (-), nyeri tekan ,nyeri lepas pada perut


kanan bawah
Defans muscular
(+)

Colok dubur:
nyeri jam 9 - 11
Gejala Klinik
• Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung

– Rovsing sign:
Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri

– Blumberg sign:
Nyeri kanan bawah bila tekanan kiri dilepaskan

– Nyeri kanan bawah bila peritoneum bergerak


seperti nafas dalam, berjalan, batuk, mengedan
Pemeriksaan Rovsing’s sign
Pemeriksaan Psoas sign
Pemeriksaan Obturator sign
Pemeriksaan colok dubur
Pemeriksaan Laboratorium

• pemeriksaan laboratorium menemukan


leukositosis (10.000-18.000/mm3) dengan
peningkatan PMN.
• leukosit > 18.000, dengan adanya shift to the
left, harus dipikirkan telah terjadi perforasi
atau penyakit infeksi lain.
Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos abdomen


• Air-fluid level, ileus lokal, udara bebas
• Ultrasonografi
• CT scan
Diagnosis Banding
• Gastroenteritis
• Demam Dengue
• Limfadenitis Mesenterika
• Kelainan ovulasi
• Infeksi panggul
• Kehamilan diluar kandungan
• Kista ovarium terpuntir
• Endometriasis eksterna
• Urolitiasis pielium/ureter kanan
• Penyakit saluran cerna lainnnya
• Komplikasi apendisitis akut diantaranya :
–Apendisitis abses
–Apendisitis perforata
–Apendisitis kronis
Terapi
• Terapi :pembedahan (apendektomi)
• Operasi tergantung derajat komplikasi
– Apendisitis akut
– Apendisitis abses
– Apendisitis perforata: peritonitis
– Apendisitis kronis
• Operasi Apendektomi
– Mungkin perlu laparotomi
– Rehidrasi preoperatif
– Antibiotika adekuat
Merupakan suatu tindakan pembedahan dengan
membuang apendiks vermiformis
• Apendisitis akut
• Periapendikuler infiltrat
• Apendisitis perforate
• Tidak ada
• Laboratorium rutine dan urine lengkap
• USG Abdomen
• CT scan
Penderita dalam posisi terlentang, ahli bedah dalam general
anestesi

tindakan aseptik dan antiseptik pada seluruh abdomen dan dada


bagian bawah

lapangan operasi dipersempit dengan doek steril

insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus antara
SIAS dan umbilikus (Irisan Gridiron), irisan lain yang dapat
dilakukan adalah insisi tranversal dan paramedian

Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai


aponeurosis muskulus Oblikus Abdominis Ekternus (MOE)
MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya, kemudian
diperlebar ke lateral dan ke medial dengan pertolongan pinset anatomi.
Wond Haak tumpul dipasang di bawah MOE, tampak di bawah MOE
muskulus Oblikus Internus, (MOI),

kemudian dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah
dengan seratnya sampai tampak lemak peritoneum, dengan haak
LangenBack otot dipisahkan. Haak dipasang di bawah muskulus tranversus
abdominis

Peritoneum yang berwaran putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset


Chirurgis dan dibuka dengan gunting, perhatikan apa yang keluar: pus,
udara atau cairan lain (darah, feses dll), periksa kultur dan tes kepekaan
kuman dari cairan yang keluar tsb. Kemudian Wond Haak diletakkan di
bawah peritoneum. Kemudian sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki
tanea koli dan haustra) dicari dan diluksir.

Apendiks yang basisnya terletak pada pertemuan tiga taenia mempunyai


bermacam-macam posisi antara lain antesekal, retrosekal, anteileal,
retroileal, dan pelvinal setelah ditemukan, sekum dipegang dengan darm
pinset dan ditarik keluar, dengan kassa basah sekum dikeluarkan kearah
mediokaudal, sekum yang telah keluar dipegang oleh asisten dengan
dengan ibu jari berada di atas
Mesenterium dengan ujung spendiks di pegang dengan klem Kocher kemudian
mesiapendiks dipotong dan diligasi sampai pada basis apendiks dengan menggunakan
benang sutera 3/0

Pangkal apendiks di crush dengan apendiks klem kocher dan pada bekas crush tersebut
diikat dengan chromic catgut No 1 atau 1/0. Dibuat jahitan Tabakzaanaad atau jahitan
pursestring pada serosa sekitar pangkal appendiks dengan menggunakan benang sutera
halus 3/0. Dibagian distal dari ikatan pada pangkal apendiks diklem dengan Kocher dan
diantara klem kocher dan ikatan tersebut apendiks dipotong dengan pisau yang telah
diolesi indium.

Sisa apendiks ditanam di dalam dinding sekum dengan pertolongan pinset anatomis
didorong ke dalam dan jahitan tabazaaknaad dieratkan.

Kemudian dibuat jahitan penguat di atasnya (overhecting), memakai benang sutera


halus, kemudian sekum dimasukkan ke dalam rongga perut.

Peritoneum ditutup dengan jahitan jelujur Feston dari bahan catgut Plain nomor 1 atau
1/0. Muskulus Oblikus internus dan Muskulus Transversus Abdominis ditutup dengan
catgut chromic nomor 1 secara simpul
Muskulus Oblikus Eksternus Abdominis beserta
aponeurosisnya ditutup dengan jahitan catgut chromic
secara simpul. Lemak ditutup secara simpul dengan
catgut plain 3/0 dan kulit dijahit dengan benang sutera
2/0 atau 3/0 secara simpul.
Pasca bedah
Durante op Pasca bedah dini
lanjut
• Perdarahan • Perdarahan, • Obstruksi usus
intra infeksi, jeratan, hernia
peritoneal, hamatom, sikatrikalis
dinding perut, paralitik ileus,
robekan peritonitis,fistel
saekum atau usus,abses
usus lain intraperitoneal
0,1% jika apendiks tidak perforasi
15% jika telah terjadi perforasi
• Pada hari operasi penderita diberi infus menurut kebutuhan sehari kurang lebih 2
sampai 3 liter cairan Ringer laktat dan dekstrosa.

• Pada appendicitis tanpa perforasi : Antibiotika diberikan hanya 1 x 24 jam.

• Pada appendicitis dengan Perforasi : Antibiotika diberikan hingga jika gejala klinis
infeksi reda dan laboratorium normal. (sesuai Kultur kuman).

• Mobilisasi secepatnya setelah penderita sadar dengan menggerakkan kaki, miring


kekiri dan kanan bergantian dan duduk. Penderita boleh jalan pada hari pertama
pasca bedah.

• Pemberian makanan peroral dimulai dengan memberi minum sedikit-sedikit (50


cc) tiap jam apabila sudah ada aktivitas usus yaitu adanya flatus dan bising usus.
Bilamana dengan pemberian minum bebas penderita tidak kembung maka
pemberian makanan peroral dimulai.

• Jahitan diangkat pada hari kelima sampai hari ketujuh pasca bedah
• Definisi:
– Suatu tindakan
pembedahan dengan
membuang appendik
Apendisitis akut dan appendicitis kronik
Penderita appendicitis yang obese
Wanita usia reproduktif dimana suatu proses patologi pada tuba
dan ovarium bisa menyerupai appendicitis.
Wanita dengan kehamilan trimester
kedua dan ketiga
Telah terjadi peritonitis
Teknik Operasi:
• Penderita dalam posisi supine dan dalam narkose
• Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada dada bagian bawah dan seluruh abdomen.
• Dilakukan insisi transversal di bawah umbilikus sepanjang 10-12 mm, incisi diperdalam secara tajam dan
tumpul sampai tampak linea alba.
• Linea alba dipegang dengan klem dan diangkat, dibuat incisi vertikal sepanjang 10 mm
• Dengan trocart peritoneum ditembus dan dimasukkan port 10 mm lalu dimasukkan CO2 ke dalam cavum
abdomen untuk menimbulkan pleuroperitoneum sehingga abdomen cembung.
• Melalui port umbilikal dimasukkan videoscope ke dalam cavum abdomen.
• Dua buah trocart dimasukkan dengan memperhatikan secara langsung tempat penetrasi intra abdomen.
• Trocart pertama dimasukkan di kuadran kiri bawah di sebelah lateral m rectus abdominis, kemudian
dipasang port 5 mm.
• Trocart kedua dimasukkan pada linea mediana di daerah suprapubis dengan menghindari kandung kemih,
kemudian dipsang port 5 mm
• Posisi penderita diubah menjadi Trendelenburg dan sedikit miring ke kiri
• Dengan forcep messoappendik dipegang
• Dengan alat diseksi, messoappendik pada basis appendik dibuka kemudian dilakukan transeksi dan
dilakukan stapling atau diikat dengan lasso.
• Dilakukan pemasangan dua buah lasso pada basis appendik, kemudian appendik dipotong di antara kedua
lasso dengan alat diseksi.
• Appendix dipegang dengan grasper pada bagian pangkal dan dikeluarkan melalui port umbilikus
• Daerah appendik dicuci dan diperiksa keadaan caecum dan ileum
• Port 5 mm dicabut dengan dilihat langsung melalui videoscope untuk meyakinkan tidak terjadi perdarahan
dari pembuluh darah dinding abdomen
• Port umbilikus dicabut dan fascia dijahit kembali.
Angka kematian pasca appendektomi laparoskopik
0,06%.
Pasca bedah penderita dirawat di ruangan 3-4 hari,
diobservasi komplikasi seperti nyeri pasca operasi,
gangguan motilitas usus. Setelah pasase usus baik
penderita bisa mulai diet per oral.
• Pasca operasi perlu diperiksa adanya infeksi
luka operasi
Definisi:
Suatu tindakan pembedahan untuk mengeluarkan abses (
drainase ) yang terbentuk akibat infeksi appendiks vermicularis
Teraba massa yang nyeri dan berfluktuasi diregio
iliaca kanan disertai demam tinggi

Pada pemeriksaan darah ditemukan leukosit tinggi


(> 18.000 mm3) dan LED tinggi

Dalam menegakkan diagnosa dapat di Bantu


dengan USG atau CT scan.
Konservatif gagal dengan AB

Ukuran Abses bertambah besar dan fluktuatif

Suhu tetap meningkat

Leukosit meningkat
• Secara singkat teknik drainase abses apendik dapat dilakukan dengan
sonografi atau ct scan sebagai control melalui perkutaneous.
• Apabila gagal dilakukan tindakan surgical langsung dengan apendektomi
atau tidak. Prosedur sama dengan apendektomi.
• Dimana setelah penderita dalam posisi supine dan narkose umum,
dilakukan aseptic/antiseptic pada lapangan operasi dan dipersempit
dengan linen steril.
• Dibuat insisi diatas massa abses, insisi diperdalam sampai tampak
aponeurosis m. obliqus externus, kemudian dibuka secara tajam, m.
obliqus internus di splitting sampai tampak fasia transversalis dan
peritoneum dibuka secara tajam, dilakukan identifikasi caecum dan taenia
coli untuk mencari apendik, kemudian dilakukan apendektomi (lihat pada
appendicitis akut).
• Pada daerah caecum dipasang drain yang lunak dan lembut. Luka operasi
ditutup lapis demi lapis. Kulit dapat ditutup kemudian.
Komplikasi
• Komplikasi pada tindakan drainase ini jarang
sekali timbul, biasanya :
• a. Perdarahan
• b. Perforasi organ intra abdomen lain, seperti
caecum, ileum dll.
• c. Infeksi luka operasi
Mortalitas
• Angka mortalitas pasca drainase sangat jarang
sekali ditemukan apalagi sejak ditemukan
antibiotic paten.
• Pasca drainase pasien dirawat diruangan
selama 1-2 hari,
• balans cairan dan pemberian antibiotic,
• posisi setengah duduk.
• apabila klinis membaik dan cairan yang keluar
melalui drain berkurang atau tidak keluar lagi
maka drain dapat dicabut, apendektomi dapat
direncanakan jika belum.

Anda mungkin juga menyukai