Anda di halaman 1dari 51

Perbandingan Profil Lipid Serum antara Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik

CASE REPORT SESSION


STROKE NON HEMORAGIK
dr. yopi dwi muhyi

Med
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Nama : ny.nur
• Umur : 57 Tahun
• Jenis kelamin : perempuan
• Agama : Islam
• Alamat : RT 05 Marga Metro barat
• Pekerjaan : IRT
• Pendidikan Terakhir : SMA
• MRS : 18 NOVEMBER 2017 jam 11.10 WIB

DAFTAR MASALAH
No. Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal
1. Hemiparesis sinistra tipe spastik 18 november 2017

2. Paresis N. VII sinistra tipe Sentral 18 november 2017

3. Paresis N. XII dengan sinistra 18 november 2017


tipe sentral
4.
DATA SUBYEKTIF (Anamnesis tanggal 18 november 2017))
Keluhan utama
Kelemahan anggota gerak bagian kiri sejak ± 24 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


• Lokasi :
kelemahan sebagian tubuh dan anggota gerak sebelah kiri.
• Onset :
mendadak saat pasien beraktivitas yaitu sedang berjalan k kanar mandi
• Kualitas: Lengan kiri dan tungkai kiri tidak bisa digerakkan. Pasien tidak
bisa beraktivitas seperti biasanya :
• Kuantitas :
dibantu keluarga
KRONOLOGIS :
• ± 24 jam SMRS (18 november 2017, pagi) 18 november 2017, pagi pasien tiba-tiba
mengalami kelemahan sebagian tubuh dan anggota gerak sebelah kiri. Keluhan muncul
mendadak pada saat pasien sedang berjalan k kamar mandi. Awalnya pasien merasa sakit
kepala, lalu 5 menit kemudian diikuti dengan kelemahan tubuh sebelah kiri. lalu pasien
merasa anggota gerak kirinya lemah hingga pasien terjatuh ke lantai. Kemudian pasien
pingsan. Pasien dibawa ke rumah sakit setempat dan tak lama setelah itu pasien kembali
sadar. Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien. Keesokan harinya (18 november
2017) pasien bawa ke IGD RS Mardi Waluyo Metro setelah tetangga pasien menelepon anak-
anak pasien. Bicara sedikit pelo (+), sulit menelan (+), suara parau (-), mulut mencong (+)
sedikit, sakit kepala (+), mual (-), muntah (+). Riwayat trauma kepala (-), kejang (-),
penglihatan kabur (-), penglihatan dua (-), gangguan pendengaran disangkal, gangguan
penciuman disangkal, gangguan pengecapan disangkal, anggota badan mengalami penurunan
sensasi disangkal. Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. pasien mengaku
memiliki riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol sejak 3 tahun yang lalu.
• Gejala penyerta : Bicara sedikit pelo, mulut mencong ke kanan
• Faktor yang memperberat :-
• Faktor yang memperingan :-

Riwayat penyakit dahulu :


• Riwayat mengalami keluhan yang sama disangkal
• Riwayat Hipertensi tidak terkontrol + sejak 3 tahun yang lalu.
• Riwayat stroke disangkal
• Riwayat DM disangkal
• Riwayat penyakit jantung disangkal
• Riwayat trauma kepala disangkal
• Riwayat operasi disangkal
Riwayat penyakit keluarga : Riwayat kebiasaan :
– Rw. keluarga keluhan yang sama
– Rw. merokok aktif 1 (-)
-
– Rw. keluarga hipertensi (+): – Rw. minum alkohol (-)
– Rw. DM disangkal – Rw. penggunaan obat
– Rw. keluarga dengan penyakit terlarang disangkal
jantung disangkal
Riwayat sosial ekonomi : – Rw. minum kopi (+) tidak
• ibu rumah tangga. Menikah, 3 orang rutin
anak.
– Kebiasaan makanan yang
• Bekerja sebagai irt,
asin (+), makan makanan
• Pasien berobat dengan menggunakan
BPJS bersantan.
– Jarang olahraga
OBYEKTIF
Status Presens (18 November 2017)
• Kesadaran : Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
• Tekanan darah: 170/100 mmHg
• Nadi : 88x/i, isi dan tegangan cukup
• Suhu : 36,0 oC, Respirasi : 28x/i
Kepala
• Mata : pupil bulat, isokor,  ± 3 mm/± 3 mm, refleks cahaya (+)/(+),
• THT : dbn
• Mulut : mencong k kiri
• Leher : dbn
• Jantung : DBN
• Paru : DBN
• Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Ekstremitas : hemiparese sinistra
Status Psikitus Leher
• Cara berpikir : Baik • Sikap : Lurus
• Perasaan hati : Biasa • Pergerakan : terbatas
• Tingkah laku : Normoaktif • Kaku kuduk : (-)
• Ingatan : Baik
• Kecerdasan : Baik

Status neurologikus
Kepala
• Bentuk : Normochepal
• Nyeri tekan : (-)
• Simetri : (+)
• Pulsasi : (+)
•Nervus kranialis

NERVUS KRANIALIS
Nervus Kranialis Kanan Kiri
N I (Olfaktorius)
Subjektif Baik Baik
Objektif (dengan bahan) Baik (normosmia) Baik (normosmia)
N II (Optikus)
Tajam penglihatan 6/60 6/60
Lapangan pandang Baik Baik
Melihat warna Baik Baik
Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
N III (Okulomotorius)
Sela mata Simetris Simetris
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Pergerakan bola mata Normal Normal
Nistagmus Tidak ada Tidak ada
Strabismus Tidak ada Tidak ada
Ekso/endotalmus Tidak ada Tidak ada
Pupil
Bentuk, besar Bulat, isokor,  3 mm Bulat, isokor,  3 mm
reflex cahaya langsung + +
reflex konvergensi + +
reflex konsensual + +
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N IV (Trochlearis)
Pergerakan bola mata ke Normal Normal
bawah-dalam
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N V (Trigeminus)
Motorik
Membuka mulut Normal
Mengunyah Normal
Mengigit Normal
Sensibilitas Muka
Oftalmikus Normal Normal
Maksila Normal Normal
Mandibula Normal Normal
Reflek Kornea Normal Normal
Sensasi lidah 2/3 depan Normal Normal
Sensibilitas faring Normal
N VI (Abdusen)
Pergerakan bola mata Normal Normal
(lateral)
Diplopia Tidak ada Tidak ada
N VII (Fasialis)
Mengerutkan dahi Simetris Simetris
Menutup mata Normal Normal
Memperlihatkan gigi Sudut mulut tertarik ke Normal
kanan (sedikit)
Bersiul Normal Normal
N VIII (Vestibularis)
Suara berbisik Normal Normal
Detik arloji Normal Normal
Rinne test + +
Weber test Tidak ada lateralisasi
Swabach test Normal Normal
N IX (Glossofaringeus)
Sensasi lidah 1/3 blkg Normal
N X (Vagus)
Arkus faring Simetris
Berbicara Disatria
Menelan kurang
Refleks muntah Baik
Nadi Normal

N XI (Assesorius)
Memalingkan kepala terbatas
Mengangkat bahu Normal Normal
N XII (Hipoglosus)
Kedudukan lidah dijulurkan -
Atropi papil -
Tremor lidah -
Disartria +
Badan dan Anggota Gerak
1. Badan
Motorik Kanan Kiri
Respirasi Simetris Simetris
Duduk Simetris Simetris
Bentuk kolumna Normal Normal
vertebralis
Pergerakan kolumna Normal Normal
vertebralis

Sensibilitas
• Raba Normal Normal
• Nyeri Normal Normal
• Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Reflek
• Reflek kulit perut atas Normal Normal
• Reflek kulit perut tengah Normal Normal
• Reflek kulit perut bawah Normal Normal
• Reflek kremaster tidak dilakukan tidak dilakukan

Anggota Gerak atas


Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan baik menurun
• Kekuatan 5 1
• Tonus Eutoni Eutoni
• Trofi Eutrofi Eutrofi
Sensibilitas
• Raba Normal Normal
• Nyeri Normal Normal
• Thermi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Refleks
• Biseps + meningkat
• Triseps + meningkat
• Radius + +
• Ulna + +
• Hoffman-Tromner - -
Anggota gerak bawah Refleks
Motorik Kanan Kiri • Patella + +↑
• Pergerakan Baik ↓ • Achilles - -
• Kekuatan 4 0 • Babinsky - -
• Tonus Eutoni Hipertonus • Oppenheim - -
• Trofi Eutrofi Eutrofi • Chaddock - -
• Schaefer - -
Sensibilitas • Rosolimo - -
• Raba Normal Normal • Mendel-Bechtrew - -
• Nyeri Normal Normal • Klonus paha - -
• Thermi Tidak dilakukan • Klonus kaki - -
• Test Laseque - -
• Test Kernig - -
Gerakan Abnormal
• Tremor : (-)
• Atetosis : (-)
• Miokloni : (-)
• Khorea : (-)
• Rigiditas : (-)
Alat Vegetatif
• Miksi : terpasang kateter
• Defekasi : Normal

Koordinasi, gait dan keseimbangan


• Cara berjalan : Tidak dapat dinilai
• Romberg Test : Tidak dapat dinilai
• Disdiadokokinesis : Tidak dapat dinilai
• Dismetri : Tidak dapat dinilai
• Ataxia : Tidak dapat dinilai
• Rebound Phenomena : Tidak dapat dinilai
Pemeriksaan lain :
Darah rutin : 18 November 2017
• WBC : 15,8 103/mm3 ↑ (3.5-10.0)
• RBC : 5.57 106/mm3 (3.80-5.80)
• HGB : 15.6 g/dl (11.0-16.5)
• HCT : 46.3 % (35.0-50.0)
• PLT : 242 103/mm3 (150-390)
• PCT : 0.158 % (.100-.500)
• GDS : 159 mg/dl
Kimia darah : 18 November 2017
Faal Ginjal
• Ureum : 39.8 mg/dl (15-39)
• Kreatinin : 1.1 mg/dl (L = 0,6 – 1,1)

Elektrolit : 18 november 2017
• Natrium : 133.2 mmol/L (135-148) ↓
• Kalium : 2.23 mmol/L (3,5 – 5,3) ↓
• Chlorida : 106,49 mmol/L (98-110)
• Calcium : 1,2 mmol/L (1,12-1,23)
Ro thoraks PA 18 November 2017
Kesan:
• Cor: cardiomegali
• Pulmo: normal
RINGKASAN
• S:
Kelemahan anggota gerak dan separuh tubuh bagian kiri sejak ±24 jam SMRS.
Muncul mendadak saat beraktifitas. Bicara pelo (+), Mulut mencong (+) sedikit,
Riwayat hipertensi tidak terkontrol +.
• O:
Kesadaran : Composmentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah : 170/ 100 mmHg
Nadi : 88 x/i
Suhu : 36,0oC
Respirasi : 28x/I

Nervus Cranialis VII : Paresis N. VII dextra tipe sentral


Nervus Cranialis XII : Parese N. XII dextra tipe sentral
Anggota gerak atas :
Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan Baik Menurun
• Kekuatan 5 1

Anggota gerak bawah :


Motorik Kanan Kiri
• Pergerakan Baik Menurun
• Kekuatan 4 0

Refleks
• Patella + +↑
• Babinsky - -
A :
Diagnosa Klinis
• Hemiparesis sinistra tipe spastik
• Parase N. VII sinistra tipe sentral
• Parase N. XII sinistra tipe sentral
• Hipertensi Grade II

Diagnosa Topis : Hemisferium cerebri dekstra


Diagnosa Etiologi : Suspek stroke non hemoragik
P: Pemeriksaan anjuran :
Non Medikamentosa : • CT Scan Kepala
• Bed Rest • Kimia darah lengkap
• Elevasi kepala 30 derajat
• Fisioterapi bila sdh stabil

Medikamentosa :
• O2 nasal canul 2L/m
• IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i
• Irbesartan tab 1x 150 mg
• Aspilet 80 mg 4 tablet extra
• Clopidogrel tab 75 mg 4 tablet extra
Mx :
Pantau tanda-tanda vital dan status neurologi

Ex :
Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai keadaan pasien dan terapi yang akan
diberikan, mengatur pola makan yang sehat, penanganan stress dan istirahat yang
cukup dan kontrol pemeriksaan secara teratur

PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
S : Lemah pada separuh tubuh dan
anggota gerak kiri, bicara pelo (+) Anggota gerak atas:
O : Motorik Kanan Kiri
Kesadaran : CM GCS : 15 Pergerakan Baik Menurun
Kekuatan 5 1
• TD 180/110 mmHg
• Suhu : 38,6 0C Anggota gerak bawah :
• Nadi : 84x/i Motorik Kanan Kiri
• Pernapasan : 28x/i Pergerakan Baik Menurun
Kekuatan 4 0
A : Hemiparesis Sinistra tipe spastik ec
susp. SNH dengan Parase N. VII
Sinistra tipe sentral dan parase N. XII
Sinistra tipe sentral + Hipertensi
Grade II
• Ct Scan Kepala Tanpa Kontras :
• Kesan : awal atrophy cerebri
• infark di lobus occipitalis dextra


TINJAUAN PUSTAKA
Stroke (WHO)  Menifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal
maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24
jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab lain selain
gangguan vaskuler.

Stroke non hemoragik terjadi akibat obstruksi di pembuluh darah.


Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh atau organ distal. Trombus yang terlepas dapat
menjadi embolus.
KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan etiologi stroke dibedakan menjadi :
• Stroke perdarahan atau stroke hemoragik
• Stroke infark atau stroke non hemoragik

Stroke non hemoragik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis:


• Transient Ischemic Attack (TIA).
• Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND).
• Stroke progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution).
• Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke).
Stroke diklasifikasikan :
• Total anterior circulation stroke (TAC)
• Partial anterior circulation stroke (PAC)
• Lacunar stroke (LAC)
• Posterior circulation stroke (POC)

Jenis stroke selanjutnya dikode dengan menambahkan akhiran berikut:


• I - untuk Infark (misalnya TACI)
• H - Harmorrhagik (misalnya TACH)
• S - Untuk sindrom, patogenesis segera, sebelum imaging (misalnya TACH).
Faktor Resiko Faktor risiko minor
 Hiperkolesterolemia
• Faktor risiko mayor
 Merokok
 Hipertensi  Kegemukan
 Diabetes mellitus  Hiperkoagulasi
 Kelainan jantung  Usia lanjut
 Riwayat TIA
 Hiperurikemia
 Kontrasepsi orel
 Kelainan pembuluh darah
 Riwayat stroke dalam keluarga
DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Neurologi
• Pemeriksaan Penunjang : CT Scan
Algoritma dan penilaian dengan skor stroke.
• Berdasarkan Algoritma Stroke Gadjah Mada
• Berdasarkan Siriraj Stroke Score
Algoritma Stroke Gadjah
Mada
• Berdasarkan Siriraj Stroke Score
Penatalaksanaan
Target managemen stroke non hemoragik  menstabilkan pasien dan
menyelesaikan evaluasi dan pemeriksaan termasuk diantaranya
pencitraan dan pemeriksaan laboratorium dalam jangka waktu 60 menit
setelah pasien tiba.
PENATALAKSANAAN UMUM STROKE
a. Penatalaksanaan di Ruang Gawat Darurat
• Evaluasi Cepat dan Diagnosis
• Terapi Umum
Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan
Stabilisasi Hemodinamik
Pemeriksaan Awal Fisik Umum
Pengendalian Peninggian Tekanan Intrakranial (TIK)
Pengendalian Kejang
Pengendalian Suhu Tubuh
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan Umum di Ruang Rawat
1. Cairan
2. Nutrisi
3. Pencegahan dan Penanganan Komplikasi
4. Penatalaksanaan Medis Lain

Penatalaksanaan Khusus Stroke Iskemik


• Pengobatan terhadap hipertensi
• Pemberian terapi trombolisis
• Pemberian antiplatelet
• Pemakaian obat-obatan neuroprotektor
PEMBAHASAN
Pasien datang Tn. TK usia 59 tahun
• Kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri sejak ± 24 jam SMRS.\
• Mendadak
• Awalnya os merasa nyeri kepala
• Penurunan kesadaran disangkal,
• Bicara pelo (+)
• Mulut mencong (+)
• Os memiliki riwayat darah tinggi
• Pemeriksaan fisik :
GCS 15 (E4M6V5),
TD 170/100 mmHg \
Tanda vital lain dalam batas normal.

Pemeriksaan nervus kranialis


Nervus VII : memperlihatkan gigi dan bersiul sudut bibir kanan tertarik ke kanan,
Nervus XII : disartria.

Pemeriksaan motorik,
Pada lengan dan tungkai kiri pergerakan menurun, kekuatan 1, eutonis, eutrofi,
refleks fisiologis meningkat dan refleks patologis babbinsky (-).

Pada pemeriksaan sensibilitas dalam batas normal.


• Adanya kelemahan pada anggota gerak sinistra disebabkan karena adanya
gangguan peredarahan darah otak berupa iskemik, infark, atau perdarahan salah
satunya disebabkan karena adanya oklusi.Oklusi bisa disebabkan karena embolus
ataupun thrombus. Oklusi akibat emboli sering mengenai cabang superior dan
inferior, sementara oklusi pada cabang-cabang yang lebih dalam disebabkan oleh
aterotrombotik.Emboli bisa berasal dari jantung ataupun plak ateroma. Proses
pembentukan ateroma ini dapat terjadi pada beberapa kondisi, yaitu hipertensi,
hiperlipidemia dan diabetes. Diduga terjadi kerusakan di daerah motorik hemisfer
kiri sehingga pasien mengalami kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri.
• Diagnosis pasien ini didasarkan karena dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan neurologi dan pemeriksaan penunjang
• Diagnosis tidak sesuai dengan algoritma gajah mada dan tidak memenuhi Siriraj
Stroke Score.
• Pada CT Scan ditemukan adanya gambaran infark atrophy cerebri,infark di lobus
occipitalis dextra.
• Penanganan pada pasien ini sesuai dengan prinsip 5B, Breathing, Brain, Blood,
Bowel, dan Bladder.
• Pada pasien ini dirawat, stabilisasi jalan napas dan pernapasan. Pasien ini
diberikan oksigen nasal canul 2L/m. Sebaiknya pemberian oksigen dianjurkan
pada pasien dengan saturasi < 97%, namun pada pasien ini oksigen diberikan
karena adanya penigkatan RR: 28 x/I dan untuk menjaga perfusi jaringan.
• Brain: kepala ditinggikan 300 posisi pasien hendaklah menghindari penekanan
vena jugularis. Hindari edema serebri dan kejang. Bila terjadi edema serebri, dapat
dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, bradikardi, atau dengan
pemeriksaan funduskopi.
• Blood: tekanan darah dipertahan kan sampai tingkat optimal, dipantau jangan
sampai mengurangi perfusi otak. Pada pasien stroke iskemik akut, penurunan
tekanan darah yang tinggi sebagai tindakan rutin tidak dianjurkan, karena
kemungkinan dapat memperburuk keadaan neurologis. Sebagian besar pasien
tekanan darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama.
• Tekanan darah diturunkan 15% (sistolik maupun diastolic dalam 24 jam pertama
setelah awitan)
• Pada pasien ini TD saat masuk 170/100 mmHg dengan MAP: 123.
• Fungsi jantung dipantau dengan baik, dan dilakukan pemeriksaan EKG.kadar Hb
pada pasien ini cukup baik dengan 15,6 g/dl. Pada pasien ini dirawat, kepala
diposisikan 30 derajat
• Kadar GDS : 159 mg/dl. Keseimbangan elektrolit dijaga, pada pasein ini didaptkan
hiponatremia dan hipokalemis. Dengan kadar Na: 133,2 dan K:2,23. Untuk itu
diberikan cairan IVFD NaCl 0,9% sebanyak 2 L/hari dengan 20 gtt/i.
• pada umumnya kebutuhan cairan 30 ml/kgBB/hari. Pada pasien ini kebutuhannya
sekitar 30 x 65 kg= 1.950 ml/hari. Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur
produksi urin perhari ditambah dengan kehilangan cairan yang tidak tampak sekitar
500 ml ditambah lagi dengan 300 ml per derajat celcius pada penderita panas.
Sehingga kebutuhan pada pasien ini 1.950 ml+ 500 ml= 2.450 ml/hari jika suhu
36,8 0C.
• IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i, Inj. Citicolin 2 x 500 amp sebagai neuroprrotektor,
Aspilet 1 x 80 mg, irbesartan 1 x 150 mg dan simvastatin 1 x 10 mg.
• Citicoline adalah bentuk eksogen dari citydine-5-dihoshokoline yang digunakan
pada biosintesis membran, membatasi kematian/ disfungsi neuron setelah lesi SSP
dan mencoba untuk mempertahankan interaksi seluler di dalam otak sehingga
fungsi neuronal tidak terganggu dan meminiimalkan lesi dengan menstabilkan
membran dan mengurangi pembentukan radikal bebas. Terapi ini sudah sesuai
dengan teori penatalaksanaan stroke non hemoragik.
• Bowel: defekasi dan nutrisi pada pasien juga harus diperhatikan. Pada pasien ini
dilakukan pemasangan NGT dan pasien dipuasakan. Bila fungsi menelan pasien
sudah baik, maka dapat dilakukan diet peroral bertahap.
• Bladder : pada pasien dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateter
intermitten steril, maksimal 5-7 hari, disertai dengan latihan buli-buli. Selain itu
bermanfaat untuk memantau output cairan dalam balasn cairan. Terapi ini sudah
sesuai dengan teori penatalaksanaan stroke non hemoragik. Setelah fase akut dilalui
(>14 hari), dan tanda-tanda vital pasien sudah stabil, dapat diberikan terapi fase
pasca akut seperti, anti platelet: Asam Asetil Salisilat 80-325 mg/hari,
neuroprotektor seperti piracetam, citicolin, dan nimodipin. Setelah fase akut
berlalu, pengobatan dititik beratkan pada rehabilitasi
• Beberapa faktor risiko yang terdapat pada pasien ini adalah
• hipertensi yang tidak terkontrol, makin tinggi tekanan darah seseorang makin tinggi
pula kemungkinan terjadinya strok.
• Usia pasien: 57 tahun dimana makin bertambah usia  tinggi risiko untuk terkena
stroke. : degenerasi (penuaan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada
lansia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosclerosis).
• Kebiasaan kurang berolah raga dan diet yang tidak sehat, serta adanya faktor stress
yang semestinya dapat dikendalikan.
• Prognosis pada pasien adalah ad vitam, tergantung dari lokasi dan berat strok serta
komplikasi yang timbul.
Terapi preventif
Terapi preventif
• Tujuannya adalah untuk mencegah berulangnya serangan baru ini dapat
dicapai dengan mengobati dan menghindari faktor-faktor risiko strok:
• 1. Pengobatan hipertensi,
• 2. mengobati DM,
• 3. menghindari kebiasaan merokok, stress, minum alkohol dan penggunaan
obat-obatan, obesitas, dan
• 4. berolah raga secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

• Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2011. Edisi
Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 20011.
• Hadinoto S, Setiawan, Soetedjo. Stroke Pengelolaan Mutakhir. Semarang: Universitas Diponegoro, 1992.
• Rohkamm, Reinhard. Color Atlas of Neurology. Edisi 2. BAB 3. Neurological Syndrome. George Thieme
Verlag: German, 2003.
• Nasissi, Denise. Hemorrhagic Stroke Emedicine. 2010. Diunduh dari:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview
• Sotirios, AT. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery. New York: Thieme Stuttgart, 2000.
• Misbach, Jusuf. Stroke: Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1999.
• Silbernagl S, Florian, Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.
• MERCK, 2007. Hemorrhagic Stroke. Diunduh dari:
http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html
• Setyopranoto, Ismail. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Continuing Medical Education. FK UGM.
Yogyakarta; 2011; 247-50.
• Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak
dalam Kapita selekta neurology cetakan keenam editor Harsono. Gadjah Mada university press,
Yogyakarta. 2007.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai