Anda di halaman 1dari 24

SISTEM EKONOMI

INDONESIA DARI MASA KE


MASA
`
KELOMPOK
Digital 3
Nomad Guide:
The better way to enjoy your world as a nomad

AGUNG RATNA PEBRI ANDIKA EKA PRATIWI


1707511068 1707511069 170751170
Analisa Sistem Ekonomi
Dualisme

MATERI
PEMBAHASA
N
Sejak jaman
penjajahan sampai
sekarang ini
perekonomian
Indonesia
ANALISA SISTEM menunjukkan ciri-ciri
EKONOMI adanya dualisme, baik
DUALISME dualisme yang
bersifat teknologis
maupun yang bersifat
ekonomis,
sosial, dan kultural
sebagai suatu
perpaduan antara
gagasan liberal dan
J.Boeke, yang mengadakan penelitian untuk program doktor
ekonominya di Indonesia pada tahun 1953 memberikan definisi
yang termasyur mengenai masyarakat dualistis sebagai:
“Masyarakat yang mempunyai gaya sosial berbeda, yang
masing-masing hidup berdampingan. Dalam proses evolusi
sejarah normal yang berlaku bagi masyarakat homogen, kedua
gaya sosial tersebut mewakili tahap perkembangan sosial yang
berbeda dipisahkan oleh satu gaya sosial lain yang mewakili
suatu tahap transisi, misalnya masyarakat sebelum kapitalisme
dan masyarakat kapitalisme awal. Di dalam masyarakat
dualisitis satu dari kedua sistem sosial yang hidup
berdampungan itu dan selalu lebih maju berasal dari luar
masyarakat tersebut dan mengalami perkembangan di
lingkungan yang baru tanpa menggeser atau berasimilasi
dengan sistem sosial yang asli. Dan akhirnya tidak akan timbul
satu ciri umum yang berlaku bagi masyarakat tersebut secara
keseluruhan”.
• Selanjutnya Boeke mengatakan bahwa adanya sikap yang
masih bersifat “pra kapitalis” di dalam masyarakat dualistis
membedakan sikap penduduk asli masyarakat tersebut
dengan masyarakat barat terhadap rangsangan ekonomis di
dalamnya. Menurut Boeke, sikap dasar penduduk asli
dipengaruhi oleh pendapat bahwa kebutuhan manusia itu
terbatas (limited wants). Apabila kebutuhan yang terbatas ini
sudah terpenuhi maka tidak ada lagi keinginan untuk
mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan oleh karena
itu tidak akan ada sikap baru terhadap kesempatan ekonomi
lainnya. Beberapa penulis beranggapan bahwa tidak adanya
sikap penduduk asli dari berbagai masyarakat Asia terhadap
rangsangan ekonomi bersumber dari kepercayaan mistik
yang bersifat anti rasional.
• Beberapa penulis lain (seperti Benjamin Higgins dan
Mohamad Sadli) tidak setuju dengan pandangan
seperti itu. Menurut mereka orang Indonesia
mempunyai sikap yang sama terhadap rangsangan
harga dan rangsangan ekonomi lainnya.
Masalahnya, selama ini rangsangan-rangsangan
yang sesuai sangat jarang timbul karena adanya
ketidaksempurnaan dan ketegaran dalam sistem
perekonomian, dan sering pula bersumber pada
kebijaksanaan pemerintah yang tidak tepat.
• Para pengamat umumnya berpendapat bahwa ciri-
ciri dualistis perekonomian Indonesia seperti
digambarkan Boeke masih tetap terlihat dan dari
berbagai segi ciri-ciri tersebut menjadi semakin
nyata akibat adanya perubahan teknologi.
Kemajuan teknologi adalah unsur dasar dari proses pembangunan
ekonomi. Sebaliknya nampak akibat-akibat sosial dari kecenderungan
lebih tajam ke arah dualisme yang belum mendapat perhatian sepadan
dari pemerintah dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang
dilaksanakan belum mampu mengurangi beban mereka yang dirugikan
dalam proses pembangunan.
Pada dasarnya ekonomi dualisme melihat dunia terbagi ke dalam dua
kelompok besar yakni negara-negara kaya dan miskin dan di negara-
negara berkembang terdapat segelintir penduduk yang kaya diantara
begitu banyak penduduk yang miskin. Dualisme adalah konsep yang
menunjukkan adanya jurang pemisah yang kian lama terus melebar
antara negara-negara kaya dan miskin serta di antara orang-orang kaya
dan miskin pada berbagai tingkatan di setiap negara.
PADA DAS ARNYA KONSEP EKON OMI DUALISME
INI TERDIRI DARI EMPAT EL EMEN KUNCI, YAITU :

Beberapa kondisi berbeda Kadar superioritas serta


terdiri dari “superior” dan inferioritas dari masing-masing
“inferior” hadir secara elemen tersebut bukan hanya
bersamaan dalam waktu dan tidak menunjukkan tanda-tanda
tempat yang sama. Ini hakikat akan berkurang melainkan
dari konsep dualisme. cenderung meningkat
Hubungan saling keterkaitan antara
Koeksistensi tersebut bukanlah satu
elemen-elemen yang superior dengan
hal yang bersifat sementara atau elemen-elemen yang inferior tersebut
transional melainkan satu hal yang terbentuk dan berlangsung sedemikian
bersifat baku, permanen atau kronis. rupa sehingga keberadaan elemen-
Koeksistensi ini juga bukan elemen superior sangat sedikit atau
merupakan fenomena sesaat yang sama sekali tidak membawa manfaat
akan mengikis seiring dengan untuk meningkatkan kedudukan
berlalunya waktu. elemen-elemen yang inferior
Istilah sistem ekonmi
Sosialis ala Indonesia
muncul ada periode
akhir dari
SISTEM kepemimpinan
EKONOMI Presiden Soekarno
SOSIALIS ALA yakni sekitar tahun
1960. Pada periode
INDONESIA tersebut kiblat politik
Indonesia adalah
negara-negara sosial
Eropa Timur, Rusia,
RRC dan tidak ke
negara-negara
kapitalis Amerika
Perekonomian pada periode itu sangat mirip dengan sistem
perekonomian negara sosialis yang antara lain :

1.Pemerintah Indonesia telah menyusun Pembangunan


Semesta Berencana Delapan Tahun 1960-1968. Rencana
tersebut bersifat menyeluruh di segala sektor dan seluruh
wilayah (semesta) namun belum sempat dilaksanakan

2.Perusahaan-perusahaan besar dimiliki oleh negara. Hal


ini adalah akibat dari nasionalisasi perusahaan-
perusahaan swasta Belanda sekitar tahun 1957.
Beberapa perusahaan-perusahaan hasil nasionalisasi
adalah usaha penerbangan, perusahaan kereta api,
perusahaan perdagangan yang bergerak di bidang
ekspor impor,
perusahaan perkebunan dan sebagainya.
Perekonomian pada periode itu sangat mirip dengan sistem
perekonomian negara sosialis yang antara lain :
3.Sistem perbankan semula adalah bank-bank swasta
milik Belanda yang telah dinasionalisasi menjadi
pemerintah kemudian diubah menjadi sistem
perbankan Rusia. Ini dikerjakan dengan cara
mengubah naman-nama bank pemerintah menjadi
satu nama dengan unit-unit tertentu.

4. Sistem devisa yang dipakai waktu itu adalah sistem


devisa yang sangat umum dipaki oleh negara-negara
sosialis, yakni Exchage Control. Pada sistem ini tidak
diperkenankan mata uang asing (devisa) beredar di
masyarakat. Semua devisa dimiliki negara.
Harga barang dan jasa didalam negeri, sebagaimana kita
ketahui yang berlaku di Indonesia waktu itu, selalu
mengalami kenaikan atau dengan kata lain, nilai tukar
rupiah selalu mengalami penurunan yang akibatnya
dibandingkan dengan nilai tukar devisa (dolar) karena kurs
devisa yang tetap, rupiah dinilai terlalu tinggi (over valued).
Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah perlu
mengadakan penyeseuaian nilai mata uangnya dengan
melaksanakan kebijaksanaan Devaluasi.
Sebelum pemerintah melaksanakan devaluasi rupiah
dengan adanya kenaikan harga-harga umum di dalam
negeri para eksportir merasa enggan untuk melakukan
ekspor karena merasa dirugikan.
Guna mendorong ekspor, disamping melaksanakan
kebijakan devaluasi pemerintah Indonesai pada
waktu itu meluncurkan program perangsang ekspor
melalui kebijaksanaan bahwa kepada setiap dolar
hasil ekspor para eksportir diperkenankan
memakainya secara langsung sejumalh presentasi
tertentu dari hasil ekspornya. Dengan adanya
kebijaksanaan tersebut para eksportir
diperkenankan menggunakan menggunakan
persentase tertentu dari ekspornya (sebesar 10%)
untuk keperluannya sendiri. Kebijaksanaan
perangsang yang demikian ini disebut Alokasi
Devisa Otomatis (ADO) Eksportir.
Dari materi diatas, jelaslah bahwa sistem perekonomian
berlaku di Indonesia pada saat itu hampir sepenuhnya
sama dengan sistem perekonomian sosialis yang berlaku
di negara-negara Eropa Timur. Sistem ekonomi sosialis
muncul karena sistem perekonomian pasar memberikan
hasil munculnya kaum proletar dan kaum marhaen.
Dengan kata lain, tidak terdapat lagi kaum proletar,
kaum miskin. Namun dalam perekonomian Indonesia
saat itu pemerintah belum sempat melaksanakan Pasal
34 UUD 1945 yang mengatakan bahwa fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara negara. Akibatnya adalah
bahwa di Indonesia saat itu masih terdapat banyak
orang yang tergolong dibawah garis kemiskinan. Jadi
barangkali sistem perekonomian sosialis dimana masih
terdapat orang miskin dalam proporsi yang cukup besar
Istilah sistem
ekonomi Pancasila
muncul pada
periode penggal
SISTEM kedua dari masa
Pemerintahan Orde
EKONOMI
Baru yakni setelah
PANCASILA Pelita III (1974-
1979). Muncul
wacana sistem
ekonomi apakah
yang dianut
Indonesia pada
SISTEM PEREKONOMIAN PADA SAAT ITU
DITANDAI DENGAN HAL-HAL BERIKUT :

1.Perencanaan ekonomi.
Indonesia pada saat itu masih berada dalam perencanaan
pembangunan ekonomi lima tahunan dengan prioritas
utama pada perkembangan sektor pertanian menuju swa
sembada bears atau pangan.
2.Peranan Perusahaan Asing.
Dengan diundangkannya UUPMA (Undang-Undang
Penanaman Modal Asing) pada tahun 1967 modal asing
baik yang bersifat investasi langsung maupun bersifat
porto folio makin merambah hampir kesemua sektor dan
wilayah Indonesia.
SISTEM PEREKONOMIAN PADA SAAT ITU
DITANDAI DENGAN HAL-HAL BERIKUT :

3.Peranan Perusahaan Domestik.


Perusahaan dalam negeri mendapat angin segar dengan
diundangkannya UUPMDN (Undang-Undang Penanaman
Modal Dalam Negeri). Kredit diberikan kepada usaha-usaha
domestik besar

4.Peranan IGGI dan IMF serta hutang luar negeri.


Sejak awal dari kekuasaan Orde Baru pemerintah
mendirikan IGGI (Inter Govermental Group on Indonesia)
yang berfungsi untuk memberikan pinjaman kekurangan
dana untuk APBN.
SISTEM PEREKONOMIAN PADA SAAT ITU
DITANDAI DENGAN HAL-HAL BERIKUT :

5.Sistem Devisa.
Dari sistem devis ayang sepenuhnya dikuasai negara
sepenuhnya dikuasai negara diubah menjadi sepenuhnya
berdasarkan atas permintaan dan penawaran. Dalam
perekonomian yang menggunakan standar emas atau
perak, sistem devisa yang didasarkan atas permintaan
dan penawaran akan mata uang asing dikenal dengan
istilah Freely Fluctuate Exchage Rate namun sifat kurs
devisa itu tetap sehingga kurs yang demikian ini juga
disebut Fixed Exchage Rate (kurs tetap).
Banyak ahli yang mengatakan bahwa perekonomian
Indonesia pada periode tersebut lebih kapitalis daripada
di negara-negara kapitalis seperti Eropa Barat, Inggris,
Italia, Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan lainnya.
Namun ada ahli lain yang menyatakan bahwa para
pelaku ekonomi ekonomi di Indonesia mwmiliki perilaku
yang berbeda dengan para pelaku ekonomi di negara-
negara Kapitalis Barat. Perbedaan tersebut adalah
karena pelaku ekonomi di Indonesia memiliki perilaku
yang didasarkan atas falsafah negara yaitu Pancasila
sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa untuk
menuju kesejahteraan sosial dari sila kelima yaitu
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Selain
itu, Sistem Ekonomi Pancasila telahdiatur dalam Pasal 33
UUD 1945.
SETIDAKNYA ADA 5 CIRI-CIRI DARI SISTEM EKONOMI
PANCASILA TERSEBUT YANG HARUS DIPERHATIKAN, YAITU

3. Adanya kecenderungan
1. Adanya peran dominan dan kehendak sosial yang
koperasi dalam kehidupan kuat ke arah pemerataan
ekonomi. 5. Pengandalan pada sistemsosial (egalitarianisme).
desentralisasi dalam
pelaksanaan kegiatan-
kegiatan ekonomi diimbangi
dengan perencanaan yang
kuat sebagai pemberi arah
2. Diterapkannya bagi perkembangan ekonomi. 4. Diberikannya prioritas
rangsangan-rangsangan yang utama pada terciptanya suatu
bersifat ekonomis maupun perekonomian nasional yang
moral untuk menggerakkan tangguh.
roda perekonomian.
Demonstrasi rakyat
yang menuntut
turunnya Presiden
Soeharto dari
pemerintahan pada
tahun 1997 dan
SISTEM meminta agar
EKONOMI dilaksanakannya
KERAKYATAN reformasi. Reformasi di
bidang politik adalah
kebebasan bersuara,
berpolitik, atau secaar
singkatnya adalah
kebebasan demokrasi
yang selama
pemerintahan Presiden
BEBERAPA HAL BERIKUT INI MERUPAKAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH SELAMA DALAM SISTEM EKONOMI
KERAKYAKYATAN;

1. Peranan IGGC dikurangi, semula diganti dengan CGI


(Consultative Group on Indonesia) sehingga badan
tersebut hanya bersifat konsultasi dalam menyusun
kebijaksanaan ekonomi.

2. Investasi asing dengan UUPMA dan investasi dalam negeri


dengan UUPMDN yang memberikan prioritas pada pengusaha
besar tidak banyak mendapat sorotan dan tidak dhapuskan
namun berjalan seperti semula. Jika memang benar-benar
sistem ekonomi kerakyatan , semestinya usaha asing dan
domestik besar dikurangi secara drastis.
3. Tampak adanya usaha swasta perusahaan negara
namun belum selesai dan usaha swasta ini merupakan
isu internasional dan buakn disebabkan oleh karena
sistem ekonomi kerakyatan.

4. Sistem devisa masih seperti sebelumnya yakni


didasarkan atas sistem pasar dengan cadangan devisa
yang besar untuk menjaga stabilitas kurs mata uang.

5. Ekonomi kerakyaktan masih memiliki ciri yang sangat kental


sebagai sistem ekonomi pasar. Jika ekonomi kerakyatan
tersebut adalah ekonomi kecil, maka perusahaan kecil
(keluarga) biasanya diumpamakan memiliki tujuan untuk
memaksimumkan produksi.
THANK YOU

ANY
QUESTION???

Anda mungkin juga menyukai