Anda di halaman 1dari 29

Konsep keperawatan anak sehat

OLEH
HAYATI P, SKM. MPH
Perlu diketahui:
• Anak sebagai klien bukan di pandang sebagai
miniatur orang dewasa melainkan sebagai
makhluk yang unik dan memiliki kebutuhan
spesifik yang berbeda dengan orang dewasa
• Keluarga adalah mitra kerja perawat dalam
keperawatan anak
• Prinsip pelayanan tidak ada ataumatic care
(perawatan tanpa menimbulkan trauma pada
anak)
Sejarah keperawatan anak di Indonesia
• Sebelum abad 19 kurang mendapat perhatian karena
tim kesehatan masih kurang
• Buku tentang kesehatan anak kurang
• Tahun 1800 mulai ada studi kesehatan anak: abraham
jacob didukung oleh lilian wald
• Selanjutnya tumbuh UKS
• Pada awal 1900 dilakukan perawatan isolasi sejak
ditemukan penyakit menular Org tua dilarang
berkunjung
• Ditemukan efek psikologi pd anak isolasi, dirubah
menjadi rawat gabung
• Org tua di yakini sebagai org paling tepat dalam
perawatan anak sehat maupun sakit
PENGERTIAN ANAK
• Menurut UU RI No. IV th 1979 ttg kesejahteraan
anak, disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang
belum mencapai umur 21 tahun dan belum menikah
Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps
42 disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang
dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah.
• Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengertian anak adalah seseorang yang
dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang sah
yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
menikah.
KEDUDUKAN ANAK DI INDONESIA

• Di Indonesia anak dipandang sebagai pewaris


keluarga, yaitu penerus keluarga yang kelak akan
melanjutkan nilai – nilai dari keluarga serta dianggap
sebagai seseorang yang bisa memberikan perawatan
dan perlindungan ketika kedua orang tua sudah
berada pada tahap lanjut usia ( jaminan hari tua ) .
Anak masih dianggap sebagai sumber tenaga murah
yang dapat membantu ekonomi keluarga. Keberadaan
anak dididik menjadi pribadi yang mandiri

FILOSOFI KEPERAWATAN ANAK
• Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak harus
memahami bahwa semua asuhan Keperawatan anak harus berpusat pada
keluarga ( family center care ) dan mencegah terjadinya trauma (
atraumatik care )
• Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga ) merupakan
unsur penting dalam perawatan anak karena anak merupakan bagian dari
anggota keluarga, sehingga kehidupan anak dapat ditentukan oleh
lingkungan keluarga., Untuk itu keperawatan anak harus mengenal
keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam
kehidupan anak yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak
• Sedangkan maksud dari atraumatic care adalah semua tindakan
keperawatan yang ditujukan kepada anak tidak menimbulkan trauma pada
anak dan keluarga dengan memperhatikan dampak dari setiap tindakan yg
diberikan. Prinsip dari atraumatic care adalah menurunkan dan mencegah
dampak perpisahan dari keluarga, meningkatkan kemampuan orang tua
dalam mengontrol perawatan pada anak, mencegah dan mengurangi cedera
( injury ) dan nyeri ( dampak psikologis ), tidak melakukan kekerasan pada
anak dan modifikasi lingkungan fisik
PRINSIP KEPERAWATAN ANAK
• Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip
keperawatan anak adalah :
– a. Anak bukan miniatur orang dewasa
– b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap
perkembangan
– c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan &
peningkatan derajat kesh, bukan mengobati anak sakit
– d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang
berfokus pada kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab
secara komprehensif dalam memberikan askep anak
– e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak &
keluarga untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan
kesejahteran dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai
dengan moral ( etik ) & aspek hukum ( legal )
– f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan
maturasi / kematangan
– g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan
PARADIGMA KEPERAWATAN ANAK
a. Manusia ( Anak )
Anak baik sebagai individu maupun bagian dari
keluarga merupakan salah satu sasaran dalam
pelayanan keperawatan. Untuk dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang tepat sesuai dengan
masa tumbuh kembangnya, anak di kelompokkan
berdasarkan masa tumbuh kembangnya yaitu
1. Bayi : 0 – 1 th
2. Toddler : 1 – 2,5 th
3. Pra Sekolah : 2,5 – 5 th
4. Sekolah : 5 – 11 th
5. Remaja : 11 – 18 th
sambungan
• Terdapat perbedaan dalam memberikan pelayanan
keperawatan antara orang dewasa & anak sebagai sasarannya.
Perbedaan itu dapat dilihat dari struktur fisik, dimana secara
fisik anak memiliki organ yang belum matur sepenuhnya.
Sebagai contoh bahwa komposisi tulang pada anak lebih
banyak berupa tulang rawan, sedangkan pada orang dewasa
sudah berupa tulang keras.
• Proses fisiologis juga mengalami perbedaan, kemampuan
anak dalam membentuk zat penangkal anti peradarangan
belum sempurna sehingga daya tahan tubuhnya masih rentan
& mudah terserang penyakit. Pada aspek kognitif,
kemampuan berfikir anak serta tanggapan terhadap
pengalaman masa lalu sangat berbeda dari orang dewasa,
pengalaman yang tidak menyenangkan selama di rawat akan
di rekam sebagai suatu trauma, sehingga pelayanan
keperawatan harus meminimalisasi dampak traumatis anak.
Konsep Sehat Sakit
Menurut WHO, sehat adalah keadaan
keseimbangan yang sempurna baik fisik,
mental, sosial, dan tidak semata-mata hanya
bebas dari penyakit atau cacad. Konsep
sehat & sakit merupakan suatu spektrum
yang lebar & setiap waktu kesehatan
seseorang bergeser dalam spektrum sesuai
dengan hasil interaksi yang terjadi dengan
kekuatan yang mengganggunya
Lingkungan
• Lingkungan berpengaruh terhadap terjadinya
suatu kondisi sehat maupun sakit serta status
kesehatan. Faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan berupa lingkungan
Internal dan lingkungan external . Lingkungan
Internal yang mempengaruhi kesehatan seperti
tahap perkembangan, latar belakang
intelektual, persepsi terhadap fungsi fisik,
faktor Emosional, dan spiritual. SEdangkan
lingkungan external yang mempengaruhi status
kesehatan antara lain keluarga, sosial ekonomi,
budaya
keperawatan
• Merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang komprehensif meliputi biologi, psikologis,
social dan spiritual yang ditujukan pada individu,
keluarga, masyarakat dan kelompok khusus yang
mengutamakan pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif yang diberikan dalam kondisi sehat
maupun sakit.
• Anak sebagai individu maupun salah satu anggota
keluarga merupakan sasaran dalam pelayanan
keperawatan Sehingga perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan harus memandang anak sebagai
individu yg unik yg memiliki kebutuhan tersendiri
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
PERAN PERAWAT DALAM KEPERAWATAN
ANAK
a. Pemberi perawatan
• Merupakan peran utama perawat yaitu memberikan
pelayanan keperawatan kepada individu,
keluarga,kelompok atau masyarakat sesuai dengan
masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat
sederhana sampai yang kompleks. Contoh peran
perawat sebagai pemberi perawatan adalah peran
ketika perawat memenuhi kebutuhan dasar seperti
memberi makan, membantu pasien melakukan
ambulasi dini.
b. Sebagai Advocat keluarga
• Sebagai client advocate, perawat bertanggung
jawab untuk memebantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan daninfo rmasi
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(inform concent) atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepadanya. Peran perawat
sebagai advocate keluarga dapt ditunjukkan
dengan memberikan penjelasan tentang
prosedur operasi yang akan di lakukan
sebelum pasien melakukan operasi.
c. pendidik
• Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan
pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga
keperawatan maupun tenaga kesehatan lainya. Salah
satu aspek yang perlu diperhatikan dalam
keperawatan adalah aspek pendidikan, karena
perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran
dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bisa
berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Memberi penyuluhan
kesehatan tentang penanganan diare merupakan salah
satu contoh peran perawat sebagai pendidik ( health
educator )
d. konseling
• Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi
perubahan pola interaksi klien terhadap
keadaan sehat sakitnya. Adanya perubahan
pola interaksi ini merupakan dasar dalam
perencanaan tindakan keperawatan. Konseling
diberikan kepada individu, keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan
dengan pengalaman masa lalu. Pemecahan
masalah difokuskan pada; masalah
keperawatan, mengubah perilaku hidup sehat
(perubahan pola interaksi).
e. kolaborasi
• Dalam hal ini perawat bersama klien, keluarga, team
kesehatan lain berupaya mengidentfikasi pelayanan
kesehatan yang diperlukan termasuk tukar pendapat
terhadap pelayanan yang diperlukan klien, pemberian
dukungan, paduan keahlian dan ketrampilan dari
berbagai professional pemberi palayanan kesehatan.
Sebagai contoh, perawat berkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan diet yang tepat pada anak
dengan nefrotik syndrome. Perawat berkolaborasi
dengan dokter untuk menentukan dosis yang tepat
untuk memberikan Antibiotik pada anak yang
menderita infeksi
f. peneliti
• Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu
(innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki
kreativitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap rangsangan dari
lingkunganya. Kegiatan ini dapat diperoleh diperoleh melalui
penelitian. Penelitian, pada hakekatnya adalah melakukan
evalusai, mengukur kemampuan, menilai, dan
mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah diberikan. Dengan hasil penelitian, perawat dapat
mengerakan orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan kebutuhan, perkembangan dan aspirasi individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Oleh karena itu perawat
dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan memanfaatkan
media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber.
Selain itu perawat perlu melakukan penelitian dalam rangka
mengembagkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek
profesi keperawatan.
LINGKUP PRAKTEK KEPERAWATAN
ANAK
• Menurut, Gartinah, dkk (1999), Lingkup
praktek keperawatan anak merupakan batasan
asuhan keperawatan yang diberikan pada klien
anak usia 28 hari sampai usia 18 th atau BBL
(Bayi Baru Lahir) sampai usia 12 th.
Sedangkan Sularso (1993) memberikan
penjelaskan bahwa asuhan keperawatan anak
meliputi tumbang anak yang mencakup
ASAH (stimulasi mental), ASIH ( Kasih
sayang), ASUH (pemenuhan kebutuhan fisik)
PERAWATAN NEONATALESENSIALSETELAHLAHIR

2.1. MENJAGA BAYI TETAP HANGAT


Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin,
bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk
menjaga bayi tetap hangat adalah:
1. Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat penting
untuk menjaga bayi tetap sehat
2. Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih, bila perlu
bayi memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
3. Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
4. Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah menjangkau
bayinya
5. Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi menggunakan
pakaian yang hangat dan diselimuti
6. Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa dilakukan kontak kulit ke
kulit, atau ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
7. Jaga ruangan tetap hangat
Posisi tidur
1. Bayi tidur bersama ibu di tempat tidur yang
sama untuk memudahkan menyusui sesuai
dengan keinginan bayi.
2. Sebaiknya bayi tidur bersama ibu di bawah
kelambu, terutama untuk daerah malaria.
3. Posisi tidur bayi yang dianjurkan adalah
terlentang atau miring, tidak dianjurkan untuk
tidur tengkurap terlebih tanpa pengawasan
terus menerus.
Daftar pstaka

1. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC.


Jakarta[a1] .
2. Hidayat, Aziz, Alimul. 2005. Pengantar Ilmu
Keperawatan Anak 1. Salemba Medika, Jakarta.
3. Sacharin, Rossa. 2000. Ilmu Kesehatan Anak.
EGC. Jakarta.
4. Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. FK
Universitas Udayana.
5. Wong. Whalley. 2005. Manual of Pediatric
Nursing. Philadelphia. Mosby Company
PraktikMemandikanBayiYangDianjurkan

 Tunggu minimal enam jam setelah lahir untuk


memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami
asfiksia, hipotermi atau bayi berat lahir rendah).
 Sebelum memandikan, pastikan bahwa suhu bayi
stabil (suhu aksila 36,50 C - 37,50 C). Jika suhu
tubuh bayi masih di bawah 36,50 C, selimuti kembali
tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan
tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau
lakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi dan selimuti
keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu
tubuh bayi tetap stabil dalam waktu paling sedikit
satu jam.
 Tunda untuk memandikan bayi yang sedang
mengalami masalah pernapasan
 Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruang mandinya
hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk
bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan
beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering
untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
 Mandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan
hangat.
 Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk
bersih dan kering.
sambungan
 Ganti handuk yang basah dengan selimut
bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh
bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala
bayi diselimuti dengan baik.
 Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit
dengan ibu dan diselimuti dengan baik.
 Usahakan ibu dan bayi dirawat pada satu
tempat (rawat gabung) dan
Bebarapa Hal Yang Tidak Perlu Dilakukan
Untuk Mencegah Kehilangan Panas:
Bayi jangan dibedong
• Membedong bayi akan membatasi gerakan
sehingga aktivitas otot berkurang dengan
demikian tidak menghasilkan panas tubuh
sehingga dapat membuat bayi kedinginan.
Bayi jangan memakai gurita
• Pemakaian gurita dapat menekan lambung
sehingga dapat menyebabkan muntah serta
membatasi pernapasan.
Cara Penyuntikan Intramuskular
Suntikan intra muskular pada neonatus dilakukan
untuk
• Vitamin K1
• Imunisasi Hepatitis B 0
• Pemberian dosis pertama Antibiotik sebelum
bayi dirujuk
PERSIAPAN MELAKUKAN SUNTIKAN INTRA
MUSKULAR
1. Letakkan bayi dengan posisi punggung di bawah
2. Lakukan desinfeksi pada bagian tubuh bayi yang
akan diberi suntikan IM :
a. Muskulus Kuadriseps pada bagian antero-lateral
paha (lebih dipilih karena risiko kecil terinjeksi
secara IV atau mengenai tulang femur dan jejas pada
nervus skiatikus)
b. Muskulus deltoideus (mengandung sedikit lemak
atau jaringan subkutan sehingga memudahkan
penyuntikan). Area ini digunakan hanya untuk
pemberian imunisasi bukan untuk pemberian obat
lain.
CARA MEMBERIKAN SUNTIKAN INTRA
MUSKULAR
1. Pilih daerah otot yang akan disuntik. Untuk
memudahkan identifikasi, suntikan vitamin K1
di paha kiri dan suntikan imunisasi HB 0 di
paha kanan.
2. Bersihkan daerah suntikan dengan kasa atau
bulatan kapas yang telah direndam dalam
larutan antiseptik dan biarkan mengering

Anda mungkin juga menyukai