Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOLOGI KEPERAWATAN

REMATIK
R E M A T I K
Definisi Umum :
Penyakit yg menyerang sendi dan struktur
atau jaringan di sekitar sendi.

150 jenis ( WHO )


Penyakit2 Rema Paling Sering Dijumpai:

1. Osteoarthritis ( OA )
2. Rheumatoid Arthritis ( RA )
3. Arthritis Urica ( Gout )
4. Ankylosing Spondylitis ( Marker HLA-
B27)
5. Juvenille Rheumatoid Arthritis
6. Systemic Lupus Erythematosus ( SLE )
OSTEOATRITIS
 Osteoarthritis adalah gangguan sendi juga, tetapi bukan
gangguan imun. Penyebabnya bisa bermacam-macam,
seringkali bersifat idiopatik, dengan ciri terjadinya
degenerasi tulang rawan. Pada penyakit ini terjadi
ketidak-seimbangan antara pembentukan dan
perusakan/degradasi tulang rawan. Penyakit ini tidak
bersifat sistemik seperti rematik artritis, umumnya
terjadi pada usia di atas 45 tahun. Sifat inflamasinya
umumnya lebih ringan dan lebih terlokalisir
dibandingkan rematik artritis. Sendi yang terpengaruhi
umumnya yang sering harus mengampu beban berat.
RHEUMATOID ARTHRITIS
 Rheumatoid arthritis atau kita kenal sebagai penyakit
rematik adalah gangguan sendi yang dicirikan adanya
inflamasi dan merupakan penyakit auto imunitas. Sistem
imun di dalam tubuhnya gagal membedakan jaringan sendiri
dengan benda asing, sehingga sistem imunnya akan
menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya jaringan
sinovial dan jaringan ikat. Penyakit ini bersifat menahun dan
sistemik, dan seringkali progresif. Sebagian besar pasien
dengan rematik artritis ini tubuhnya membentuk antibodi
yang disebut rheumatoid factor (faktor rematoid). Faktor
ini menentukan agresivitas/keganasan dari penyakit.
GOUT
Gout atau encok adalah gangguan sendi yang disebabkan oleh
gangguan pada metabolisme purin sehingga berakibat
terganggunya keseimbangan antara sintesis zat asam urat dengan
ekskresinya melalui ginjal. Pada pasien gout seringkali dijumpai
bahwa kadar asam urat dalam darahnya terlampau tinggi
(hiperurikemia). Gangguan yang dapat terjadi dengan kadar
asam urat yang tinggi antara lain adalah nyeri sendi (artritis),
batu ginjal akibat terbentuknya batu asam urat (nefrolitiasis),
dan gangguan ginjal (nefropati).
GOUT DAN HIPERURESEMIA
Definisi
 Suatu penyakit yang ditandai dengan
hiperuresemia, serangan akut (mendadak)
dan berulang ditandai dengan adanya kristal
monosodium urat (MSU) atau asam urat pada
cairan sinovial (cairan sendi).
 Adanya hiperuresemia mungkin tanpa gejala
dan terjadi karena peningkatan konsentrasi
asam urat dalam darah >7,0 mg/dl dan
meningkatkan resiko timbulnya gout.
PATOFISIOLOGI
 Asam urat merupakan prodak akhir dari degradasi purin. Kadar asam
urat yang berlebihan merupakan akibat dari over produksi (degradasi
purin) atau karena eksresi yang rendah.
 Asam urat dari diet berasal dari makanan yang mengandung
nukleoprotein, seperti usus (854 mg/100g), babat dan limpa (470
mg/100g), daging sapi (385mg/100g), paru (395 mg/100g), kacang
tanah (236mg/100g), bayam, kankung, daun melinjo (sekitar
300mg/100g) dan tahu tempe (sekitar 120mg/100g).
 Obat-obat yang dapat mengurasi eksresi asam urat seperti dieuretik
(thiazid dan furosemid), asam salisilat, pyrazinamid, INH, ethambutol,
asam nikotinat, ethanol, levodova, cyclosorin, dan obat-obat sitostatika.
 Dalam kondisi normal seseorang memproduksi asam urat 600-
800mg/hari, dan yang dieksresi melalui purin kurang dari 600 mg sehari
sisanya dieksresikan melului feses.
 Deposit kristal asam urat menyebabkan inflamasi, sehingga menimbulkan
nyeri sendi, erithema, panas, dan bengkak.
TANDA-TANDA KLINIS

1. Timbulnya excrucianting pain (nyeri/sakit yang kuat),


bengkak dan inflamasi.
2. Serangan gout dapat terjadi walaupun tanpa adanya
propokasi sebelumnya atau dapat dipacu karena
stress, trauma, minum alkohol, operasi dan minum
obat yang dapat meningkatkan kadar asam urat.
Tujuan Pengobatan
 Menghentikan serangan akut
 Mencegah kambuh
 Mencegah komplikasi karena adanya kristal asam urat
dijaringan
Terapi Farmakologi Gout

Xanthin oksidase inhibitor : Allupurinol


Indikasi : menurunkan kadar asam urat. Pilihan pada pasien yang
mengalami gangguan ginjal dan mempunyai riawayat batu ginjal, serta
pasien yang over produksi asam urat.
Dosis: 100 mg dan 300 mg. Dosis Max 600-800 mg/hari jika
diperlukan.
Efek samping: rash kulit, gangguan GI, dan dapat menimbulkan
serangan akut pada awal terapi
 Urikosurik: Probenesid dan sulfipirazon
Indikasi: meningkatkan kliren ginjal dengan menghambat reabsorpsi
asam urat pada tubulus.

 Glukokortikoid: prednison, dexametason, betametason, dll


Diberikan sebagai cadangan, terutama pada pasien yang kontraindikasi
dengan NSAID dan kolkisin.

 Kolkisin
Kolkisin berkhasiat antiradang rendah.

 NSAID (Non Steroid antiinflamsi)


Indikasi: untuk mengurangi inflamasi akut.
Nama Generik Doses dan Frekuensi Indikasi

Ibuprofen 600-800 mg 4 kali sehari Analgetik dan anti radang,


efek samping yang kurang
Ketoprofen 50 mg 4 kali atau 75 mg 3 Analgetik dan antiinflamasi
kali sehari

Naproxen Awal 750 mg, diikuti 250 Analgetik dan


tiap 8 jam antiinflamasi. Baik u/
serang encok akut
Piroksikam 40 mg per hari Analgetik, antipiretik,
antiradang kuat dan
bekerja lama
Sulindak 200 mg 2 kali per hari Antiradang lebih lemah

Indometasin 25-50 mg 2-3 kali sehari Antiradang yang kuat


OSTEOARTRITIS

• Osteoatritis (OA): radang pada tulang dan sendi.


• OA merupakan penyakit degeneratif yang menyebabkan
kerusakan tulang rawan (kartigo) sendi dan tulang
didekatnya.
• OA terjadi karena proses perbaikan sendi tidak mampu
mengimbangi kerusakan yang terjadi.
• OA berkembang lambat dan biasanya pada usia lanjut
Penyebab
 Usia di atas 40 tahun dan prevalensi pada wakita lebih tinggi
 Geneti
 Kegemukan dan penyakit metabolik
 Cedera sendi yang berulang
 Kepadatan tulang berkurang (osteoporosis)
 Beban sendi terlalu berat (olah raga atau kerja tertentu)
 Kelainan pertumbuhan (kelainan sel-sel yang membentuk
tulang rawan, seperti kolagen dan proteoglikan)
Patofisiologi

Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang


merusak makromolekul matriks tulang rawan sendi
(proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan
setempat secara progesif dan memicu terbentuknya
tulang baru pada dasar lesi sehingga terbntuk
benjolan yang disebut osteolit.
Manifestasi Klinik
 Nyeri sendi, terutama pada saat bergerak
 OA pada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh,
seperti sendi panggul, tulang belakang, dan lutut
 Terjadi kemerahan, inflamasi, sakit, dan dapat terjadi
deformitas (berubah bentuk)
 OA yang tidak progresif dapat menyebabkan perubahan cara
berjala
 Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul,
lutut dan jari-jari
 Saat perpindahan posisi pada persendian terdengar suara
(cracking)
Diangonas
Pemeriksaan fisik, foto rontegen, dan hasil laboratorium:
 Nyeri pada sendi yang tempatnya tidak jelas, nyerinya bertambah
saat digerakkan dan berkurang saat istirahat.
 Terjadi kekakuan sendi pada pagi hari atau setelah tidak ada
aktivitas.
 Sendi mengalami pembengkakan
 Pada pemeriksaan laboratorium umumnya tidak terjadi kelaianan,
hanya laju endap darah (LED) yang nilainya sedikit meningkat dan
terjadi leukositosis (sel darah putih <2000/ml)
 Rontegen pada sendi memperlihatkan adnya penyempitan tidak
beraturanpada ruang sendi, sclerosis tulang subkhondral dengan
atau tanpa pembentukan osteolit.
Tujuan Terapi
 Mendidik pasien tentang penyakit, pengobatan, dan
perawatannya.
 Menghilangkan nyeri dan kekakuan persendiaan
 Memelihara atau meningkatkan mobilitas persendiaan
 Mencegah gangguan fungsional pada sendi
 Memelihara atau meningkatkan kualitas hidup
Terapi Non Farmakologi
 Menganjurkan pasien untuk mengurangi berat badan jika
kegemukan
 Istirahat yang cukup dan menghindari trauma pada
persendian berulang
 Penggunaan alat bantu sendi dan alat bantu berjalan
 Fisioterapi dan olah raga
 Kompres panas/dingin dan latihan untuk memelihara sendi,
mengurangi nyeri dan kekakuan
 Pemberian glukosamin dan kondroitin
TERAPI FARMAKOLOGI
Golongan dan Nama Dosis dan Frekuensi
Analgetik Oral
Asetaminofen (pst) 250-500 mg setiap 4-6 jam
Aspirin 325-650 mg setiap 4-6 jam
Tramadol 50-100 mg setiap 4-6 jam
AnalgetikTopikal
Counterpain Dioleskan 3-4 kali sehari sesuai
kebutuhan
AINS COX Non Selektif
Disunisal 500-1000 mg, 2 kali sehari
Dikolfenak 100-150 mg/hari, dosis terbagi
Indometasin 25 mg, 2-3 kali per hari
Ibuprofen 1200-3200 mg/hari
Ketoprofen 150-300 mg/hari
Naproksen 250-500 mg, 2 kali sehari
Asam Mefenamat 250 mg setiap 6 jam
Piroksikam 20 mg per hari
Glukokorikoid
 Prednison
 Deksametason
 Methylprednison
 dll
ARTRITIS REMATOID

Artritis Rematoid (AR)


adalah suatu penyakit
inflamasi kronik
Manifestasi Klinik
 Kaku sendi pad apagi hari. Pasien merasa kaku pada
persendian dan sekitarnya sejak bangun tidur sampai
sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan maksimal
 Pembengkaan
 Artritis pada persendian tangan.
 Erosi atau dekalsifikasi sendi tangan yang terlihat difoto
dengan sinar X
TERAPI NON FARMAKOLOGI
 Cukup istirahat pada sendi yang mengalami artritis rematoid
 Mengurangi BB jika gemuk dan obesitas
 Fisioterapi
 Kompres dingin atau panas

TERAPI FARMAKOLOGI
1. NSAIDs (Non-steroid antiinflammatory drugs)
2. Metotreksat
3. Leflunomid
4. Hidroksiklorokuin
5. Sulfazalazin
6. Kortikosteroid
7. Agen biologis : Etanercept, Infliximab, Adalimumab, Anakinra
8. Lain-lain : Garam emas, azathioprine, d-penisilamin, siklosporin, siklofosfamid, dan
minoksilin
Nama Dewasa Anak-Anak Diberikan
Aspirin 2600-5200 60-100mg/kg 4 kali
Diklofenak 150-200 3-4 kali
Diflunisal 500-1500 2 kali
Etodolak 200-1200 3-4 kali
Ibuprofen 1200-3200 20-40mg/kg 3-4 kali
Indometasin 50-200 2-4 mg/kg 2-3 kali
Ketoprofen 150-300 3-4 kali
Meklofenama 200-400 3-4 kali
Meloksikam 7,5-15 Sekali
Nabumeton 1000-2000 2 kali
Naproksen 500-1000 10 mg/kg 2 kali
Piroksikam 10-20 Sekali
Refekosib 12,5-50 Sekali
Selekosib 200-400 1-2 kali
Sulindak 300-400 2 kali
Tolmetin 600-1800 15-30mg/kg 3-4 kali
KERJA OBAT AINS
 COX 1 = Penghambatan COX-1 menghindari pembentukan
PgI2 yang berdaya melindungi mukosa lambung
 COX 2 = Penghambatan COX-2 direseptor nyeri
Nama Obat Efeknya
Asam Mefenamat Analgetiknya kuat, antiradangnya
sedang
Dikolfenak Antiradang kuat, analgetiknya
sedang
Ibuprofen Analgetik dan Antiinflamasi cukup
baik
Piroksikam Analgetis, antipiretis, antiradang
kuat bekerja lama
Meloksikam Agak seleksitf menghambat COX2
lebih kuat dari pada
COX1,sehinggga kurang
merangsang mukosa lambung
Fenilbutason Antiradang lebih kuat dari pada
analgetiknya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai