Anda di halaman 1dari 48

Macam – macam

Penyakit Gigi dan Mulut


Pembimbing :
dr. Firdausi Nurharini, Sp.KK
Oleh : Raysella Khaulla M.
(201810401011089)

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


RSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UMM
2019
BAB I PENDAHULUAN

• Kesehatan gigi dan mulut seringkali menjadi prioritas yang kesekian bagi
sebagian orang.
• Riskesdas tahun 2007 dan 2013 persentase penduduk yang mempunyai
masalah gigi dan mulut meningkat dari 23,2 % menjadi 25, 9 %.
Anatomi Rongga Mulut

• (Sumber: Bolognia, Jean L., Schaffer, Julie V., Cerroni, Lorenzo., 2018, Dermatology 4th ed., Elsevier, pp. 1220-1240.e4)
Macam – macam penyakit rongga mulut dan gigi

Lesi ulserasi

Lesi vesikubulosa
Lesi nodular / polypoid
Lesi papillary, exophtic, fungating

Lesi makulopapular
Lesi pigmentasi
LESI ULSERASI
Stomatitis Apthous berulang ( Reccurent apthous
stomatitis (RAS))

• Sering disebut "sariawan,"  lesi mukosa oral yang berulang, multiple,


Definisi ulkus berukuran kecil, berwarna kuning dan dikelilingi eritema. 4
Tatalaksana
Ulkus traumatikus

• lesi pada mukosa mulut akibat trauma mekanik


Definisi

• Paling sering terdapat di lidah(25 %), bibir (9%) dan mukosa buccal
Gejala (42 %).7

• Topikal seperti dyclonine hidroklorida, hydroxypropil selulosa,


Terapi lidokain, atau benzokain.
• Pemberian kortikosteroid topikal pada ulkus yang kronis.
LESI VESIKOBULOSA
Infeksi primer dan sekunder herpes simpleks (HSV)

• HSV tipe I
Definisi

• Terbakar, gatal ,kesemutan, menggigil, demam tinggi, mual


Gejala
Terapi
• Tabel 2.1 Obat oral untuk primer dan berulang herpes simpleks labial pada
dewasa dan remaja. 11
Obat Contoh nama brand Pilihan dosis Durasi (Hari)

Acyclovir Zovirax Primer : 400 mg 7-10 hari


(3x/hari)
Berulang : 800 mg 5 hari
(2x/hari)
Famciclovir Famvir Primer : 250 mg 7 – 10 hari
(3x/hari)
Berulang : 1500 mg 1 hari
(1x/hari)
Valacyclovir Valtrex Primer : 1000 mg 7 – 10 hari
(2x/hari)
Berulang : 2000 mg 1 hari
(2x/hari)
Tabel 2.2 Obat topikal untuk berulang herpes simpleks.11

Obat Contoh nama Dosis Durasi (Hari)


brand

Salep Acyclovir 5 % Zovirax Setiap 3 jam, 6x/hari 7 hari

Krim Docosanol 10 % Abreva 5x/ hari Lebih dari 10 hari

Krim Peniciclovir 1 % Denavir Setiap 2 jam 4 hari


Varicella (Chickenpox) dan Herpes zoster (Shingles)

• Virus varicella zoster.


Definisi • Herpes zoster  pengaktifan kembali virus varicella zoster.

• Nyeri unilateral
Gejala

• Valacyclovir 1 g 3 kali sehari untuk 7 hari atau famciclovir 500 mg 3 kali


sehari untuk 7 hari atau asiklovir 800 mg 5 kali sehari untuk 7 hari atau
Terapi asiklovir 800 mg 5 kali sehari selama 7 hari sebagai obat pilihan.
Varicella (Chickenpox) dan Herpes zoster (Shingles)
Mucous Membrane Pemphigoid (MMP)dan Pemfigus vulgaris

• MMP  suatu kelainan autoimun kronis.


• Pemfigus Vulgaris  penyakit autoimun.
Definisi

• MMP  ulser, erosi yang tertutup pseudomembran, patch kemerahan, dan


blisters.12
Gejala • Pemfiigus vulgaris  asimptomatik, sangat nyeri dan erosi perdarahan.

• MMP : Topikal steroid termasuk fluocinonide, betamethasone dipropionate, atau


clobetasol propionate 0,05% gel 3 -4 x /hari.
Terapi • PV : Topikal steroid 0.05% fluocinolone acetonide,0.05% clobetasol propionate
(24,25) 2 -3 x/hari + obat imunosupresif : azathioprine

Eritema multiforme (EM) dan Steven Johnson Syndrome (SJS)/
Toxic epidermal Necrolysis (SJS/TEN)

• EM kelainan mukokutaneus autoimun, akut dan biasanya


sembuh sendiri.
Definisi

•SSJ dan TEN kelainan kulit berat ditandai oleh bula di kulit
bersifat akut dan erosi membran mukosa.
• EM  Akut, lesi makulopapular asimetris dan plak pada kulit. Target
atau iris lesi ("bull’s eye") adalah lesi kulit klasik EM.
Gejala

•SJS dan TEN  berlangsung 1 minggu, seperti demam, sakit


tenggorokan, batuk, mata perih, mialgia dan arthralgia. Setelah periode
prodromal akan ada ruam makulopapular, mirip dengan ruam
morbilliform.
• EM : Self limiting.
Terapi
• SSJ & NET : mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit,
suhu lingkungan yang optimal 28 - 30ᵒC, nutrisi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan asupan makanan, perawatan kulit
secara aseptik tanpa debridement, perawatan mata dan mukosa
mulut.
LESI MAKULOPAPULAR
Geographic Tongue (Migratory Glossitis and Migratory
Stomatitis)

• lesi inflamasi pada lidah yang bersifat jinak


Definisi

• Asimtomatik
Gejala

• Topikal kortikosteroid seperti topikal fluocinonide gel 0,05%.


Terapi
Candidiasis Oral (Thrush)
• infeksi jamur Candida albicans dalam rongga mulut.
Definisi

• Pseudomembran
Gejala

• Eritematous
Tatalaksana
Oral Lichen planus

• Penyakit inflamasi kronis yang mempengaruhi kulit dan selaput


Definisi lendir.9
Tatalaksana
• Terapi non medikamentosa :9
– Terapi PUVA
– Terapi fotodinamik
– Terapi Laser
Leukoplakia

• Patch putih atau plak yang tidak dapat ditandai secara klinis atau
Definisi
patologis sebagai penyakit lainnya.

• Homogen
Gejala
• Nonhomogen
Terapi
• Eksisi bedah, Cryosurgery, dan CO2 laser ablation. 8
Karsinoma sel skuamosa oral

Definisi
• Tumor ganas kulit yang berasal dari sel keratinosit.8

Terapi • Operasi, radioterapi, dan kemoterapi.


LESI NODULAR/POLIPOID
Mucocele

• Peradangan dari kelenjar – kelenjar liur.


Definisi

• Khas : pembengkakan yang berfluktuasi pada bibir bawah dengan


Gejala ukuran yang dapat berubah, khususnya berkaitan dengan makan.10

• Eksisi lengkap dari kista dan lobulus kelenjar liur minor sebagai
Terapi pengobatan definitive.10
Fibromas

Definisi
• jinak , lesi dari mesenchymal.

Gejala
• Asimtomatik

• Eksisi , electrocautery, radiosurgery, dan laser. 18


Terapi
LESI PAPILARY, EXOPHYTIC, FUNGATING
Papiloma
• proliferasi jinak epitel skuamosa yang menghasilkan massa papiler atau
Definisi verruciform. 19

• Eksisi bagian dasar lesi. 19


Terapi
Veruka vulgaris
• lesi jinak yang mengalami hiperplasia fokal dari epitel skuamosa
Definisi stratified.

• Lesi oral  pembedahan, laser, atau electrosurgery. 19


Terapi
Condiloma acuminata
• Proliferasi virus dari epitel skuamosa stratified pada genitalia,
Definisi perianal, mulut, dan laring. 19
• Eksisi.
Terapi
Focal epitel hiperplasia

• Proliferasi epitel skuamosa oral disebabkan virus.


Definisi

• Eksisi untuk tujuan diagnostik atau estetika. 19


Terapi
LESI PIGMENTASI
Bintik/Ephelis
• Makula hiperpigmentasi
Definisi
• Penggunaan tabir surya dapat membantu mencegah penggelapan lesi dan
mencegah munculnya lesi baru.
Terapi • Secara kosmetik freckles dapat diobati dengan peeling, terapi laser,
dan/atau cryotherapy. 22
Macule Melanotik labial/oral

• Jinak, yang terjadi pada permukaan mukosa intraoral (Macula melanotic oral) atau
22
Definisi pada bibir (Macule melanotic labial).

• Eksisi menggunakan scalpel bedah, Cryosurgery, electrocautery, atau laser ablasi.22


Terapi
Oral Melanoacanthoma

• Jinak lesi melanositik.22


Definisi
• Biopsi insisional diperlukan untuk menyingkirkan melanoma ganas seperti
Terapi yang dianggap dengan diagnosis diferensial. 22
Nevus melanositik

• Sering disebut sebagai tahi lalat


Definisi • tumor jinak yang berkembang karena pertumbuhan melanositik dan berproliferasi

• Eksisi
Terapi
Smoker's melanosis

• Pigmentasi mukosa oral pada pengguna tembakau berat. 22


Definisi

• Dilakukan biopsi untuk mempertimbangkan diagnosis banding. Melakukan penghentian


Terapi kebiasaan merokok. 22
Insufisiensi adrenal (Penyakit Addison)
Defini • Penyakit endokrinopati
si
• Penyebaran bronzing kulit dengan atau tanpa Patch.
Gejala
• Suplementasi hidrokortison oral (15 – 25 mg setiap hari dibagi dalam dua atau
Terapi tiga dosis) sebagai drug of choice.
Amalgam tato

• Lesi pigmen yang eksogen. 23


Definisi

• Penghapusan tato amalgam adalah tidak perlu, kecuali untuk alasan kosmetik.
Terapi Dilakuka eksisi bedah dan transplantasi dari jaringan mukosa oral. 23
Daftar Pustaka
1. Kemenkes, 2014, Situasi kesehatan gigi dan mulut, Infodatin, pp. 1- 6.
2. Puspitasari, AM., Ratnawati, DE., Widodo, AW., 2018, Klasifikasi penyakit gigi dan mulut menggunakan metode support vector machine, Jurnal pengembangan teknologi informasi dan
ilmu computer, Vol.2 (2), pp. 802-810.
3. Sehgal, VN., Syed, NH., Aggarwal, A., Sehgal, A., 2015, Oral mucosal lesions : Oral Cavity Biology- Part I, SkinMed, pp. 297-300.
4. Tarakji, B., Maweri, SA., Azzeghaiby, SN., Alaizari, N., 2015, Guideline for the diagnosis and treatment of recurrent apthous stomatitis for dental practioners, Journal of international oral
health, Vol.7 (5), p.74 – 80.
5. Edgar, NR., Saleh D., Miller RA., 2017, Recurrent Apthous Stomatitis, Journal of clinical and aestethic dermatology, Vol.10 (3), pp.26-35
6. Apriasari, ML., 2012, The management of chronic traumati ulcer in oral cavity, Dental Journal, Vol.45 (2), pp.68 -72.
7. Mortazavi, H., Safi, Y., Baharvand, M., Rahmani, S., 2016, Diagnostic features of common oral ulcerative lesions : an updated decision tree, International Journal of denstitry, pp.1-14.
8. Bolognia, Jean L., Schaffer, Julie V., Cerroni, Lorenzo., 2018, Dermatology 4th ed., Elsevier, pp. 1220-1240.e4
9. Lavanya, N., Jayanthi P., Umadevi, K.R., Rangantahan, K., Oral Lichen Planus : An update on pathogenesis and treatment, Journal of oral and maxillofacial pathology, vol.15 (2), pp. 127 –
132.
10. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, 2014, Basic Pathology Robbins, 10th edn, Elsevier Saunders, Canada, pp. 544.
11. Soutor,.C, Hordinsky,M., 2013, Disease of the oral cavity, Clinical Dermatology 1th ed, McGraw-Hill Education, pp. 290-314.
12. Masruri T., Harijanti K, 2017, Tatalaksana Mucous membran pemhigoid (MMP) yang dipicu oleh obat herbal, Inssiva dental journa,Vol.6 (2), pp.50-56
13. Rezeki, S., Setyawati T., 2009, Pemphigus vulgaris : pentingnya diagnosis dini, penatalaksanaan yang komperhensif dan adekuat, Indonesian journal of densitry, Vol.16 (1), pp. 1- 7.
14. Ali, F.A., Ali, JA., Pemphigus vulgaris and mucosa membrane pemphigoid : update on etipatogenesis, oral manifestastions and management, Journal section : Oral medicine and
pathology, Vol.3 (3), pp. e246-50.
15. Hasab S., Jangra J., Choudhary. P., Mishra S., 2018, Erythema Multiforme : A recent update, Biomedical & pharmacology journal, VOl. 11 (1) , 167 -170.
16. Wong A, Malvesti, Hafner, 2016, Stevens jhonson syndrome and toxic epidermal necorlysis : Rev Assoc Med Bras, pp. 468-473
17. Effendi EH, 2017, SSJ & NET, dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 7. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. p.87-102.
18. Patel, H., Fernandes, S., Ramadheer, E., 2015, Excision of irritation fibroma in a chid with diode laser :A case report, International journal of advanced research , Vol.3 (9), pp. 813- 819
19. Vala, D., Maiti, SB., Ranjan, R., Jain, A., 2016, Verrucous papillary lesions of oral mucosa, Journal of Advanced Medical and Dental Sciences Research , Vol. 4(6), pp. 52-67.
20. Villa A., Woo., SB., 2017, Leukoplakia a diagnostic and management algorithm, J Oral Maxilloofac Surg, pp. 724-734.
21. Stoopler, ET., Alawi, F., 2017, Pigmented lesions of the oral mucosa, Contemporary oral medicine, pp. 1-31
22. Kaur H., Jain, S., Mahajan G., Saxena, D., 2015, Oral pigmentation, International Dental & Medical Journal of Advanced Research, Vol.1 pp. 1–7
23. Fiqhi, MK., Essaoudi. MA., Khalfi , L., Extensive amalgam tattoo (Amalgam pigmentation) on the palatal mucosa : a case report, Journal of dentistry and oral disorder, Vol.4 (3), PP. 1-2.

Anda mungkin juga menyukai