Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGUE HEMORHAGIK FEVER

1
Pendahuluan

Dengue Haemorragic Faver (DHF) atau Demam


Berdarah Dengue (DBD).

Adalah suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus dengue yang termasuk golongan
Arthtropod Boon Virus Grup B yang ditularkan
oleh nyamuk aedes aegypti.

“THE SECONDARY INFECTION”
DHF terjadi jika seseorang telah mendapat infeksi
virus dengue pertama  mendapat infeksi
berulang dengan tipe virus berlainan dalam jangka
waktu tertentu.
5/6/2019 2
Data Angka Kejadian di Indonesia

• Sebelumnya
• Tahun 2005 Jumlah Kab/Kota yang
terjangkit DBD/DHF (330 /75%)
• Tahun 2004 angka kejadian 0,43 %
• Tahun 2005 angka kejadian 0,34 %
• Thun 2007 angka kejadian ?

5/6/2019 3
Patofisiologi

5/6/2019 4
Manifestasi Klinis
1. Demam mendadak disertai gejala klinik yang tidak spesifik : anoreksia,
nyeri punggung, nyeri perut (karena pembesaran hati), nyeri sendi, nyeri
kepala. Demam terjadi 2 - 7 hari.
2. Manifestasi perdarahan muncul pada hari ke 2 atau ke 3.
- Uji torniqet (+).
- Petechie.
- Epitaksis, perdarahan gusi.
- Hematomisis, melena.
3. Hepatomegali.
4. Trombocytopeni  nilai trombosit < 100.000/mm
5. Kenaikan nilai hematrokit 20%.
6. Manifestasi lain : nyeri epigastrium dan muntah.
7. Renjatan  berat (DSS).
- nadi lemah dan cepat.
- TD menurun.
- Kulit teraba dingin dan lembab ujung hidung, jari tangan dan kaki
- Gelisah  kesadaran menurun.
- Sianosis disekitar mulut.
- Oliguri sampai anuri.
5/6/2019 5
Derajat DHF
Ada 4 bagian yaitu :
1. Derajat Ringan : Demam mendadak 2 - 7 hari
dengan gejala klinis lain dan manifestasi
perdarahan jaringan, Test Torniquet (+).
2. Derajat Sedang : Lebih berat dari golongan 1,
gejala perdarahan kulit, manifestasi perdarahan
lain (perdarahan gusi, epitaksis, hematemisis,
melena).
3. Derajat Berat: Pasien mengalami renjatan
dengan kegagalan sirkulasi, nadi cepat dan
lemah, tekanan darah menurun, gelisah, kulit
dingin.
4. Derajat sangat berat: Gejala tersebut diatas
ditambah renjatan yang dalam dengan tekanan
darah tidak teratur,nadi tidak teraba.
5/6/2019 6
Komplikasi yang sering terjadi

 Ensepalopati.
• Demam tinggi.
• Gangguan kesadaran disertai atau tanpa
kejang.
• Disorientasi  Prognosanya buruk.
 Renjatan / Syok Hipovolemik

5/6/2019 7
Asuhan keperawatan
1. Riwayat penyakit,
2. Pemeriksaan fisik.
- Tingkat kesadaran.
- TTV : suhu, nadi, RR, Td.
- Tes rumple leede.
- Palpasi nyeri tekan dan pembesaran hepar.
- Perdarahan : kulit, gusi, hematemisis, melena.
3. Pemeriksaan Penunjang :
- Laboratorium : Hb, Ht, Leukosit, trombosit.
- Foto Thorax.
4. Faktor psikososial dan perkembangan.
5. Tingkat pengetahuan klien dan keluarga.

5/6/2019 8
Lingkup Masalah Keperawatan
1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri.
3. Keterbatasan aktifitas.
4. Kecemasan anak dan orang tua.
5. Self care deficit.
6. Potensial terjadi syok

Jika terjadi syok :


1. Gangguan pemenuhan kebutuhan O2
2. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
5/6/2019 9
Rencana Keperawatan
Dx: Gangguan keseimbangan cairan tubuh: kurang dari
kebutuhan b.d peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya plasma
dari pembuluh darah.

Tujuan: Gangguan keseimbangan cairan dapat diatasi

Kriteria evaluasi:
• Turgor baik, rasa haus hilang, Tronbosit Normal(200.000
– 300.000/mm)
• TD 100/70 – 140/90 mmHg, Nadi 60 – 100x/Mt, Respirasi
16-24 x/mt, Produksi urine 30-50 cc/jam
5/6/2019 10
Intervensi Keperawatan.
• Pada pasien tampak perdarahan/tanpa syok.
• Penggantian cairan  beri pasien minum sebanyak 1 ½ - 2 liter/24
jam.
• Indikasi pemasangan infus :
• Jika pasien muntah terus menerus.
• Hematokrit terus meningkat.
• Observasi tanda-tanda perdarahan dan tanda-tanda syok.
• Observasi tanda-tanda vital setiap jam.
• Kompres dingin sesuai suhu tubuh.
• Catat intake dan out-put.
• Periksa Hb, Ht, L, Tromb setiap 4 - 6 jam.

Pada Pasien dengan syok.


• Infus Rl/kg BB/jam.
• Pemberian O2 2liter/menit.
• Observasi tanda-tanda vital tiap lima belas menit.
5/6/2019 11
Jika syok belum teratas  Rawat diruang ICU
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
 Upaya pemberantasan demam berdarah.
Pemberantasan nyamuk aedesaegypti
dilaksanakan terhadap nyamuk dewasa atau
jentiknya.

Cara Pemberantasan.
Nyamuk  dengan insektisida (fogging)

Jentik  Dengan PSN (pemberantasan sarang
nyamuk)
 Kimia  abatisasi larvasida.
 Biologi : Memelihara ikan pemakan jentik.
 Fisik 3M : Menguras, Menutup dan Mengubur
5/6/2019 12

Anda mungkin juga menyukai