Rumusan masalah:
Seorang perempuan berusia 45 tahun dengan pusing
berputar
Identitas : Perempuan 45 tahun
Riwayat penyakit sekarang (RPS): Pusing seperti ruangan berputar, ± 1 menit, lebih
nyaman ketika menutup mata, berulang jika berubah posisi, bertambah jika menengok
kanan, mual muntah (+), pendengaran masih baik
Riwayat penyakit dahulu (RPD) : 3 bulan lalu terjadi hal serupa, sembuh dengan
sendirinya
Operasi
Trauma Stapedektomi
BPPV
Infeksi telinga
tengah Deposit Otokonial
Manidestasi Klinis
Onset serangan yang tiba-tiba
Sensasi lingkungan berputar
Episodik reccurent yang bertahan kurang 1 menit
Provokasi gerakan kepala membuat timbulnya gejala
Dapat timbul mual dan pusing
Semont Maneuver for posterior canal BPPV in a
left ear
BEDAH
Penderita BPPV yang tidak sembuh dengan pengobatan dan menderita
berkepanjangan dapat dilakukan beberapa metode operasi, meliputi neurektomi
atau canal plugging.
Adapun komplikasi yang mungkin terjadi adalah tuli sensorineural pada 10%
kasus.
Pengobatan BPPV dibagi menjadi 3 yaitu terapi kausal, terapi simtomatik dan
rehabilitatif.
Terapi Simptomatis, pengobatan ini ditujukan pada dua gejala utama yaitu rasa vertigo
(berputar, melayang) dan gejala otonom (mual, muntah).
Penyebab inflamasi dari saraf Hidrops endolimfatik idiopatik Oklusi pada pembuluh besar
vestibular
Epidemiologi Neuritis vestibular Lebih banyak 20-60 tahun dan Secara umum stroke terjadi
cenderung mengenai tidak ada perbedaan wanitia atau akibat pendarahan 15-20%
individu berusia antara 30 pria dan lebih banyak terjadi
dan 60 tahun akibat adanya iskemik 80-
85%
Gejala klinis Vertigo • gangguan pendengaran yang vertigo, mual muntah, tanda
dan berfluktuasi oculomotor yang abnormal
ketidakseimbangan • vertigo episodik misalnya (nystagmus,
• tinitus atau dering di telinga diplopia maupun perubahan
• kepenuhan aural pupil), kehilangan sensoris
dan kelemahan saraf kranial.
Pasien tersebut setelah dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang didiagnosis
mengalami BPPV dimana harus diedukasi untuk lebih
berhati-hati agar tidak terjatuh karena dapat
menyebabkan patah tulang terutama pada geriatri