Anda di halaman 1dari 12

Diagnosis dan Penatalaksaan Anak dengan Sendi

Bengkak, Nyeri dan Sulit Digerakan

Feby Christifani Tonapa


102016054
Skenario 8
• Seorang anak laki – laki 7 tahun dengan siku kanan bengkak, nyeri dan sulit
digerakan sejak 2 hari yang lalu. Keluhan ini tidak disertai demam. Pada PF,
Status lokalis: Siku kanan tampak lebih besar dari siku kiri. Terlihat anak
kesakitan saat mencoba menggerakan siku kanannya. ROM terbatas. Kulit
daerah siku kanna tidak hiperemis, tidak ada lesi disiku kanan.
Rumusan Masalah
• Seorang anak laki – laki 7 tahun dengan siku kanan bengkak, nyeri dan sulit
digerakan sejak 2 hari yang lalu
DD:
1. Trauma

Anamnesis
Identitas Pasien : Anak laki –laki 7 tahun 2. Dislokasi Sendi siku
KU: Sendi siku bengkak, nyeri dan dulit 3. Osteomyelitis
digerakan 4. Hemofilia
5. Gigitan Serangga
• RPS :
1. Tanyakan karakteristik dari bengkak dan nyerinya
2.• Tanyakan
Riwayat Penyakit
apakahDahulu : Tanyakanbentuk
ada perubahan apakah sebelumnya
pada siku
pernah mengalami hal seperti ini bila pernah tanyakan
3. Tanyakan apakah
apakah pernah adasebelumnya
diobati riwayat trauma atau gigitan
dan Tanyakan
serangga
apakah sebelumnya mengalami hal ini ada gejala lain Berdasarkan skenario
Skenario :yang
2 tahun
didapat:
lalu pernah
tidak
4. Tanyakan
yang timbulapakah ada kemerahan kulit siku atau luka ada riwayat hal
mengalami trauma
ini, dan
dan tidak
gigitan
pernah
serangga,
• atua baalPenyakit Keluarga : Tanyakan apakah dikeluarga
Riwayat setelah 2hanya
diobati hari membengkak,
dikompres denganmyeriairdari
5. Tanyakan
ada riwayatapakah
yang sama
ada demam awal bengkak,
hangat dan adaROM
batukterbatas
dan pilekdan
2 –pada
3
• Riwayat Sosial : Tanyakan aktivitas sehari harinya,
6. Tanyakan apakah gejala lain seperti mual, muntah,
tanyakan lingkungan disekitarnya seperti apa
kulit sikuyang
minggu kanan
lalutidak terdapat luka dan
lemas, napsu makan berkurang tidak hiperemis
7. Apakah sebelumnya menderita ISPA
8. Tanyakan apakah ada perdarahan
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
• Kesadaran Berdasarkan skenario :
• TTV 2 tahun yang lalu pernah
mengalami hal ini tapi tidak pernah
• Look
diobati hanya kompres air hangat
• Feel Ada batuk, pilek 2 – 3 minggu
• Move
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Laboratorium • PT (Untuk menguji jalur ekstrinsik


2. Foto Xray
• Leukosit (4500-13500/mm3 ) dan bersama (F VII, F X, F V, F II,
F I)
•3.Trombosit
USG ( 150.000-450.000
Doppler:
sel/mm3) • APTT (Untuk menguji jalur
intrinsik dan bersama:
• LED (<10 mm/jam pertama) (XII, XI, PK, HMWK, XI, IX, VIII,
• Masa perdarahan (Hasil X, V, II, I)
memanjang : kelainan jumlah • TT (Untuk menguji perubahan
atau fungsi trombosit fibrinogen menjadi fibrin)
Diffrential Diagnosis
Osteomyelitis Hemofilia
Definisi sebuah infeksi tulang dan medulla tulang, baik Hemofilia merupakan gangguan koagulasi
karena infeksi piogeni atau non-piogenik herediter atau didapat yang paling sering
dijumpai, bermanifestasi sebagai episode
perdarahan intermiten
Etiologi S.aureus, P.aeruginosa dan E.coli, staphylococci Faktor gen dan keturunan
koagualse negatif, enterococci, dan
propionibakteria M.tuberculosis, M. marinum, M.
chelonei, dan M. fortuitum.

Gejala Klinis Demam tinggi, iritabilitas, kelemahan, malaise, Gejala akut sulit menghentikan perdarahan,
nyeri pada daerah yang terkena, edema lokal dan kaku sendi, tubuh membengkak, muncul rasa
eritema pada daerah yang terkena, gangguan panas dan nyeri pascaperdarahan
pergerakan. Gejala Kronis kerusakan jaringan persendian
permanen akibat peradangan parah, perubahan
bentuk sendi dan pergeseran sendi, penyusutan
otot sekitar sendi
Diffrentiial Diagnosis
Osteomyelitis Hemofilia
Epidemiologi Anak laki-laki menderita tiga kali Di Indonesia, berdasarkan survei
lebih banyak dari pada anak tersebut di atas, terdapat 334
perempuan orang penderita hemofilia A, 48
orang penderita hemofilia B dan
1006 orang penderita hemofilia
yang belum ditentukan jenisnya.
Tatalaksana Antibiotik, terapi operatif, Terapi suportif dan Operatif
Komplikasi Septikema, infeksi yang bersifat Timbul Inhibitor, Kerusakan
metastatic, artritis supuratif, dan sendi akibat perdarahan berulang
gangguan pertumbuhan,
osteomyelitis kronik
Patogenesis
Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui :

Luka penetrasi Penyebaran


Pembedahan
langsung hematogen
Klasifikasi
• Hemofilia A : Ditandai karena penderita tidak memiliki zat anti hemofili
globulin (Faktor VIII)
• Hemofilia B : Merupakan hemofilia kekurangan Faktor IX
• Hemofilia C : Disebabkan oleh gen resesif yang jarang dijumpai dan
terdapatnya pada autosom
Hemofilia

Hemofilia A dan B dapat digolongkan menjadi 3 klasifikasi:

Klasifikasi Kadar Faktor VII dan Faktor IX di dalam darah

Berat Kurang dari 1% dari jumlah normalnya

Sedang 1% - 5% dari jumlah normalnya

Ringan 5% - 30% dari jumlah normalnya


Hemofilia
• Patofisiologi

Anda mungkin juga menyukai