Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan dan
identitas keluarga penanggung jawab.
2. Diagnosa Medis
Berisi tanggal masuk, no. MR, ruang rawat, diagnosa medik dan yang
mengirim/merujuk.
3. Keluhan Utama
Pada  umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah nyeri hebat.
4. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut
(misalnya : nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Identifikasi adanya trauma tulang, fraktur terbuka atau infeksi lainnya
(bakteri pneumonia,sinusitis,kulit atau infeksi gigi dan infeksi saluran kemih)
pada masa lalu. Tanyakan mengenai riwayat pembedahan tulang.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah dalam keluarga yang menderita penyakit keturunan. (misalnya
diabetes, terapi kortikosteroid jangka panjang, cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya).
4. Riwayat Psikososial
Adakah ditemukan depresi, marah ataupun stress.
5. Riwayat Pola Pemeliharaan Kesehatan Klien
1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien biasanya  tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit
yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit
yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
2. Nutrisi – Metabolik
Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam yang ia
diderita.
3. Eliminasi
Biasanya pasien mengalami gangguan dalam eliminasi karena pasien mengalami
penurunan nafsu makan akibat demam.
4. Aktivitas – Latihan
Biasaya pada pasien Osteomielitis mengalami penurunan aktivitas karena rasa
nyeri yang ia rasakan
5. Istirahat – Tidur
Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri yang ia
rasakan pada tulangnya.
6. Seksual – Reproduksi
Biasanya pasien tidak mengalami gangguan dalam masalah seksual.
6. Riwayat Psikologi
1. Kognitif – Persepsi
Biasanya klien tidak mengalami gangguan dengan kognitif dan persepsinya.
2. Koping – Toleransi Stress
Biasanya pasien mengalami stressysng berat karena kondisinya saat itu.
7. Riwayat Sosial
1. Persepsi Diri – Konsep Diri
Biasanya pasien memiliki perilaku menarik diri, mengingkari, depresi,
ekspresi takut, perilaku marah, postur tubuh mengelak, menangis, kontak mata
kurang, gagal menepati janji atau banyak janji.
2. Peran – Hubungan
Biasanya pasien mengalami depresi dikarenakan penyakit yang dialaminya.
Serta adanya tekanan yang datang dari lingkungannya. Dan klien juga tidak dapat
melakukan perannya dengan baik.
8. Riwayat Spiritual
1. Nilai Kepercayaan
Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan spiritual klien
data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada pantangan agama
dalam proses pengobatan klien. Klien biasanya mengalami gangguan dalam beribadah
karena nyeri yang ia rasakan.
9. Pemeriksaan Fisik
1)      Kaji gejala akut seperti nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam dan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri.
2)      Kaji adanya faktor resiko (misalnya lansia, diabetes, terapi kortikosteroid jangka
panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi sebelumnya.
3)      Identifikasi adanya kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. (pada
osteomielitis akut)
4)      Observasi adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata, dan adanya cairan
purulen.
5)       Identisikasi peningkatan suhu tubuh
6)      Area sekitar tulang yang terinfeksi menjadi bengkak dan terasa lembek bila di
palpasi.
(Lukman &NurmaNingsih, 2009).

Pemeriksaan fisik meliputi:


a. Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang bergantung
pada keadaan klien).
b. Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus
osteomielitis biasanya akut).
c. Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan komplikasi
septikimia.
d. B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa klien osteomielitis tidak mengalami
kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil fremitus seimbang
kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara napas tambahan.
e. B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi menunjukan nadi
meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi, didapatkan S1 dan S2 tunggal,
tidak ada mundur.
f. B3 (Brain)
1) Kepala    : Tidak ada gangguan (normosefalik, simetris, tidak ada
penonjolan tidak ada sakit kepala).
2) Leher      : Tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan,
reflex menelan ada).
3) Wajah     : Terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau
bentuk.
4) Mata       : Tidak ada gangguan, seperti konjungtiva tidak anemis
(pada klien patah tulang tertutup karena tidak terjadi
perdarahan). Klien osteomielitis yang desrtai adanya
malnutrisi lama biasanya mengalami konjungtivaanemis.
5) Telinga    : Tes bisik atau Weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada
lesi atau nyeri tekan.
6) Hidung     : Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping
hidung.
7) Mulut dan faring  : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi
perdarahan, mukosa mulut tidak pucat.
8) Status mental  : Observasi penampilan dan tingkah laku klien. Biasanya
status mental tidak mengalami perubahan.
g. Pemeriksaan Saraf Cranial
1. Saraf I. Biasanya tidak ada kelainan fungsi penciuman.
2. Saraf II. Tes ketajaman penglihatan normal.
3. Saraf III,IV,dan VI. Biasanya tidak ada gangguan mengangkat kelopak
mata, pupil isokor.
4. Saraf V. Klien osteomielitis tidak mengalami paralisis pada otot wajah
dan reflex kornea tidak ada kelainan.
5. Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah simetris.
6. Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif dan tuli persepsi.
7. Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik.
8. Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
9. Saraf XII. Lidah simetris, tidak da deviasi pada satu sisi dan tidak ada
fasikulasi. Indra pengecapan normal.
10. Pemeriksaan reflex      : Biasanya tidak terdapat reflex patologis.
h. B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik
dan berat jenis. Biasanya klien osteomielitis tidak mengalami kelainan pada
system ini.
i. B5 (Bowel). Inspeksi abdomen; Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia. Palpasi:
Turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: Suara timpani, ada pantulan gelombang
cairan. Auskultasi: Peristaltik usus normal (20 kali/menit). Inguinal-genitalia-
anus: Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe,tidak ada kesulitan
defekasi.Pola nutrisi dan metabolisme.:Klien osteomielitis harus mengonsumsi
nutrisi melebihi kebutuhan sehari-hari,seperti kalsium, zat besi, protein, vitamin
C, dan lainnya untuk membantu proses penyembuhan infeksi tulang. Evaluasi
terhadap pola nutrisi klien dapat membantu menentukan penyebab masalah
muskuloskletal dan mengantisipasi komplikasi dari nutrisi yang tidak adekuat,
terauma kalsium atau protein. Masalah nyeri pada osteomielitismenebabkan klien
kadang mual atau muntah sehingga pemenuhan nutrisi berkurang. Pola eliminasi:
Tidak ada gangguan pola eliminasi, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feces. Pada pola berkemih, dikaji frekuensi,
kepekatan, warna, bau, dan jumlah urine.
j. B6 (Bone). Adanya osteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang dan
osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi motorik klien.
Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya luka disertai dengan
pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.
ANALISIS DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Abses tulang (peradangan Nyeri Akut


tulang)
Klien mengatakan nyeri pada kaki (D.0077)
atau lengan atau tulang belakang Pengeluaran pus

DO : Nyeri

1. Ekspresi wajah nyeri.


2. Bukti nyeri dengan
menggunakan standar daftar
periksa nyeriuntuk pasien
yang tidak dapat
megunggapkannya.

DS : - Akibat penyakit sendi Risiko Infeksi


2. DO : (peradangan) (D.0142)
1. Terdapat luka
2. Kemerahan Osteomilitis
3. Nyeri akut
Risiko Infeksi

DS : - Proses pembentukan Gangguan Integritas


3. DO : tulang baru, luka Kulit/Jaringan
Kemerahan atau pembengkakan pengeluaran pus. (D.0129)
pada kulit
Tirah baring lama dan
penekanan lokal.
Ingtegritas kulit

4. DS : Nyeri Gangguan Mobilitas


Kesulitan bergerak tirah baring Fisik
yang lama. Kesulitan bergerak (D.0054)
DO :
Nyeri akut Tirah baring lama

Penurunan kemampuan
pergerakan.

5. DS : - Penurunan kemampuan Risiko Defisit Nutrisi


tonus otot, demam dan (D.0032)
DO : Penurunan nafsu makan,
malaise.
penurunan kemampuan tonus otot,
demam dan malaise. Penurunan nafsu makan.

Risiko nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh.
RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan peradangan tulang, pengeluaran pus.


2. Risiko Infeksi (D.0142) berhubungan dengan peradangan osteomielitis.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan karena nyeri.
4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129) berhubungan dengan pengeluaran pus,
tirah baring lama dan penekanan lokal.
5. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032) berhubungan dengan penurunan nafsu makan,
penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut (D.0077) berhubungan dengan peradangan tulang, pengeluaran pus.


2. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan (D.0129) berhubungan dengan pengeluaran pus,
tirah baring lama dan penekanan lokal.
3. Gangguan Mobilitas Fisik (D.0054) berhubungan dengan penurunan kemampuan
pergerakan karena nyeri.
4. Risiko Infeksi (D.0142) berhubungan dengan peradangan osteomielitis.
5. Risiko Defisit Nutrisi (D.0032) berhubungan dengan penurunan nafsu makan,
penurunan kemampuan tonus otot, demam dan malaise.
INTERVENSI

NO DIAGNOSIS TUJUAN (SLKI) RENCANA (SIKI) RASIONAL


KEPERAWATAN
(SDKI)

Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri (1.08238)

1. (D.0077) (L.08066)
Observasi :
berhubungan Definisi : 1. Dengan rencana
dengan peradangan 1. Mengidentifikasi lokasi,
Manajemen Nyeri,
tulang, pengeluaran Pengalaman karakteristik, durasi,
pus. maka dapat
sensorik atau frekuensi, kualitas,
menghilangkan
DS : emosional yang intensitas nyeri.
nyeri pada kepala
berkaitan dengan 2. Mengidentifikasi skala
Klien mengatakan bagian belakang
kerusakan jaringan nyeri.
nyeri pada kaki (oksipital), dengan
aktual atau 3. Mengidentifikasi respon
atau lengan atau mengidentifikasi
fungsional, dengan nyeri non verbal.
tulang belakang skala dan respon
onset mendadak 4. Mengidentifikasikan
non verbal nyeri.
DO : atau lambat dan pengaruh nyeri pada
2. Dapat menurunkan
berintensitas kualitas hidup.
-Ekspresi wajah ketidaknyamanan,
ringan hingga 5. Monitor keberhasilan
nyeri. menghilangkan
berat dan konstan. terapi komplementer yang
nyeri secara
-Bukti nyeri dengan sudah diberikan.
Setelah dilakukan adekuat dapat
menggunakan 6. Monitor efek samping
intervensi menyebabkan
standar daftar penggunaan analgetik.
keperawatan indikasi.
periksa nyeriuntuk
selama 3 x 24 jam, 3. Istirahat dapat
pasien yang tidak
maka Tingkat Terapeutik : membuat tubuh
dapat
Nyeri menurun, rileks,
megunggapkannya. 1. Memberikan teknik
dengan kriteria meningkatkan
nonfarmakologis untuk
hasil : relaksasi dan
mengurangi rasa nyeri
meningkatkan
1. Keluhan nyeri (mis. TENS, hipnosis,
kemampuan koping
meringis akupresur, terapi musik,
klien dengan
menurun biofeedback, terapi pijat,
memfokuskan
2. Rasa muntah aromaterapi, teknik
perhatian pada
menurun imajinasi terbimbing,
3. Rasa mual kompres hangat/dingin, klien.
menurun terapi bermain).
4. Tekanan darah 2. Mengontrol lingkungan
membaik yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan).
3. Memfasilitasi istirahat dan
tidur.

Dengan adanya edukasi


Edukasi :
tentang nyeri, maka
1. 1. Menjelaskan penyebab dan klien dapat mengetahui
pemicu nyeri penyebab nyeri, selain
2. 2. Menjelaskan cara itu dapat mengetahui
meredakan nyeri. cara penanganan dalam
mengobati nyeri, agar
klien mandiri dalam
menjaga kesehatannya.

Kolaborasi :

Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2. Gangguan Integritas Kulit Perawatan Luka 1. Menjadi data


Integritas dan Jaringan (I.14564) dasar untuk
Kulit/Jaringan (L.14125) memberi
(D.0129) Setelah dilakukan Observasi : informasi tentag
berhubungan asuhan 1. Kaji kerusakan jaringan intervensi
dengan keperawatan 7x24 lunak. perawatan luka,
pengeluaran pus, jam , diharapkan 2. Monitor tanda-tanda alat, dan jenis
tirah baring lama Keutuhan kulit infeksi. larutan apa yang
dan penekanan (dermis dan/atau 3. Monitor karakteristik akan digunakan.
lokal. epidermis) atau luka. 2. Perawat luka
jaringan Terapeutik : dengan teknik
(membran 1. Lakukan perawatan luka steril dapat
mukosa, kornea, dengan teknik steril. mengurangi
fasia, otot, tendon, 2. Kaji keadaan luka dengan kontaminasi
tulang, kartilago, teknik membuka balutan kuman langsung
kapsul sendi dan mengurangi stimulus kearel luka.
dan/atau ligamen), nyeri, bila perban melekat 3. Menejemen
meningkat dengan kuat, peran diguyur membuka luka
kriteria hasil : dengan NaCl. dengan
1. Elastisitas 3. Lakukan pembilasan luka mengguyur
meningkat. dari arah dalam keluar larutan NaCl
2. Perfusi jaringan dengan cairan NaCl. keperban dapat
meningkat. 4. Tutup luka dengan kasa mengurangi
3. Kerusakan steril atau kompres stimulus nyeri
jaringan menurun. dengan NaCl yang dan dapat
4. Kerusakan dicampur dengan menghindari
lapisan kulit antibiotic. terjadinya
menurun. 5. Lakukan nekrotomi pada pendarahan
5. Nyeri, jaringan yang sudah mati. pada luka
Pendarahan, 6. Rawat luka setiap hari osteomielitis
Kemerahan atau setiap kali bila konis akibat
menurun. pembalut basah atau perban yang
6. Nekrosis, kotor. kering oleh pus.
Hematoma 7. Hindari pemakaian 4. Teknik
menurun. peralatan perawatan luka menbuang
7. Suhu kulit, yang sudah kontak jaringan dan
Sensasi, Tekstur dengan klien kuman diareal
membaik. osteomielitis, jangan luka sehingga
digunakan lagi untuk keluar dari areal
melakukan perawatan luka.
luka pada klien lain. 5. NaCl
8. Gunakan perban elastis merupakan
dan gips pada luka yang larutan
disertai kerusakan tulang fisiologis yang
atau pembengkakan lebih mudah
sendi. diabsorpsi oleh
9. Evaluasi perban elastis jaringan
terhadap resolusi edema. daripada larutan
10. Evaluasi kerusakan antiseptic. NaCl
jaringan dan yang dicampur
perkembangan dengan
pertumbuhan jaringan dan antibiotic dapat
lakukan perubahan mempercepat
intervensi bila pada waktu penyembuhan
yang ditetapkan tidak ada luka akibat
perkembangan infeksi
pertumbuhan jaringan osteomielitis.
yang optimal. 6. Jaringan
11. Kolaborasi dengan tim nekrotik dapat
bedah untuk bedah menghambat
perbaikan pada kerusakan menyembuhan
jaringan agar tingkat luka.
kesembuhan dapat 7. Memberi rasa
dipercepat. nyaman pada
12. Pemeriksaan kulur cairan klien dan dapat
( pus ) yang keluar dari membantu
luka. meningkatkan
Edukasi : pertumbuhan
1. Jelaskan tanda dan gejala jaringan luka.
infeksi 8. Pengendalian
2. Anjurkan mengkonsumsi infeksi
makanan tinggi kalori. nosokomial
3. Anjurkan prosedur dengan
perawatan luka mandiri menghindari
kontaminasi
Kolaborasi langsung dari
1. Pemberian perawatan luka
antibiotik/antimikroba, yang tidak
jika perlu. steril.
9. Pada klien
osteomielitis
dengan
kerusakan
tulang, stabilitas
formasi tulang
sangat stabil.
Gips dan perban
elastis dapat
membantu
memfiksasi dan
mengimobilisasi
sehingga dapat
mengurangi
nyeri.
10. Pemasangan
perban elastis
yang terlalu
kuat dapat
menyebabkan
edema pada
daerah distal
dan juga
menambah
nyeri pada
klien.
11. Adanya batasan
waktu selama
7X24 jam
dalam
melakukan
perawatan luka
klien
osteomielitis
menjadi tolak
ukur
keberhasilan
intervensi yang
diberikan.
Apabila masih
belum mencapai
criteria hasil,
sebaikya
mengkaji ulang
factor-faktor
yang
menghmbat
pertumbuhan
jaringan luka.
12. Bedah
perbaikan
terutama pada
klien fraktur
terbuka luas
sehingga
menjadi pintu
masuk kuman
yang ideal.
Bedah
perbaikan
biasanya
dilakukan
setelah masalah
infeksi
osteomielitis
teratasi.
13. Manajemen
untuk
menentukan
antimikroba
yang sesuai
dengan kuman
yang sensitive
atau resisten
terhadap
beberapa jenis
antibiotic.
14. Antimikroba
yang sesuai
dengan hasil
kultur ( reaksi
sensitive ) dapat
membunuh atau
mematikan
kuman yang
menginvasi
jaringan tulang.

3. Gangguan Mobilitas Fisik Dukungan Mobilisasi 1. Nyeri


Mobilitas Fisik merupakan
(L.05042) (I.05173)
(D.0054) respons
berhubungan Setelah dilakukan Observasi : subjektif yang
dengan penurunan asuhan dapat dikaji
1. Mengidentifikasi
kemampuan keperawatan 3x24 dengan
adanya nyeri atau
pergerakan karena jam , diharapkan menggunakan
keluhan fisik lainnya
nyeri dan tirah kemampuan dalam skala nyeri.
2. Mengidentifikasi
baring lama. gerakan fisik dari Klien
toleransi fisik
satu atau lebih melaporkan
melakukan pergerakan
ektremitas, nyeri biasanya
3. Monitor frekuensi
meningkat dengan di atas tingkat
jantung dan tekanan
kriteria hasil : cidera.
1. Pergerakan darah sebelum 2. Mobilisasi yang
ekstremitas memulai mobilisasi adekuat dapat
meningkat. 4. Monitor kondisi umum mengurangi
2. Kekuatan otot selama melakukan nyeri pada
meningkat. mobilisasi daerah nyeri
3. Rentang gerak Terapeutik : sendi atau nyeri
ROM ditulang yang
1. Fasilitasi aktivitas
meningkat mengalami
mobilisasi dengan alat
4. Nyeri infeksi.
bantu (misal; pagar
menurun. 3. Nyeri
tempat tidur
5. Gerakan dipengaruhi
2. Fasilitasi melakukan
terbatas oleh kecemasan,
pergerakan, jika perlu
menurun pergerakan
3. Libatkan keluarga
6. Kaku sendi sendi.
untuk membantu
menurun 4. Pendekatan
pasien dalam
7. Kelemahan dengan
meningkatkan
fisik menurun. menggunakan
pergerakan
relaksasi dan
Edukasi :
tingkatan
1. Jelaskan tujuan dan
nonfarmakologi
prosedur mobilisasi
lain
2. Anjurkan melakukan
menunjukkan
mobilisasi diri
keefektifan
3. Ajarkan mobilisasi
dalam
sederhana yang harus
mengurangi
dilakukan (mis duduk
nyeri.
di tempat tidur, duduk
5. Teknik ini
di sisi tempat tidur
melancarkan
pindah dari tempat
peredaran darah
tidur ke kursi)
sehingga
kebutuhan 02
pada jaringan
terpenuhi dan
nyeri berkurang.
6. Mengalihkan
perhatian klien
terhadap nyeri
ke hal-hal yang
menyenangkan.
7. Istirahat
merelaksasikan
semua jaringan
sehingga
meningkatkan
kenyamanan.
8. Pengetahuan
tersebut
membantu
mengurangi dan
dapat
membantu
meningkatkan
kepatuhan klien
terhadap
rencana
terapeutik
9. Analgesic
memblok
lintasan nyeri
sehingga nyeri
akan berkurang.
4. Risiko Infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi
(D.0142) (L.14137) (I.14539)
berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan peradangan intervensi 1. Monitor tanda dan gejala Dengan rencana
osteomielitis. keperawatan infeksi lokal dan sistemik Pencegahan infeksi,
selama 3 x 24 jam, Terapeutik : maka diharapkan dapat
maka Tingkat 1. Batasi jumlah pengunjung memonitor dan
Infeksi menurun, 2. Berikan perawatan kulit mencegah infeksi
dengan kriteria pada area edema sebelum tanda dan
hasil : 3. Cuci tangan sebelum dan gejalanya semakin
1. Kebersihan sesudah kontak dengan buruk.
badan 4. Pertahankan teknik aseptik
meningkat. pada pasien berisiko
2. Demam Edukasi :
menurun. 1. Jelaskan tanda dan gejala
3. Kemerahan infeksi.
menurun. 2. Ajarkan cara mencuci
4. Nyeri tangan dengan benar.
menurun. 3. Ajarkan etika batuk
5. Bengkak 4. Ajarkan cara memeriksa
menurun. kondisi luka atau luka operasi
6. Kultur area 5. Anjurkan meningkatkan
luka asupan nutrisi
membaik. 6. Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu.
5. Risiko Defisit Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
Nutrisi (D.0032) (L.03030) (I.03119)

berhubungan Definisi : Observasi :

dengan penurunan Dengan Manajemen


Keadekuatan 1. Mengidentifikasi status
nafsu makan, Nutrisi, dapat
asupan nutrisi nutrisi.
penurunan membantu mengkaji
untuk memenuhi
kemampuan tonus 2. Mengidentifikasi alergi dan
kebutuhan status nutrisi klien,
otot, demam dan intoleransi makanan.
metabolisme. menghindari makanan
malaise. 3. Mengidentifikasi makanan yang membuat klien
Setelah dilakukan
yang disukai. alergi.
intervensi
keperawatan 4. Memonitor asupan
selama 3 x 24 jam, makanan.
maka Status
Nutrisi membaik,
dengan kriteria Terapeutik :
hasil :
1. Menyajikan makanan
Meningkatkan nafsu
1. Nafsu makan secara menarik dan suhu yang
makan klien dengan
meningkat. sesuai.
makanan yang
2. Asupan 2. Memberikan makanan menggugah selera,
makanan tinggi kalori dan tinggi memantau perubahan
meningkat. protein. berat badan klien.

3. Stimulus untuk
makan meningkat.
Dengan adanya
4. Kemampuan edukasi, klien dapat
Edukasi :
menikmati menerapkan pola
makanan 1. Menganjurkan posisi makan yang sehat dan
meningkat. duduk, jika mampu. seimbang.

Kolaborasi :

2. Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
3. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu.
IMPLEMENTASI

EVALUASI

Anda mungkin juga menyukai