Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AN. H DENGAN DIAGNOSA


MEDIS ACUTE MYELOID LEUKIMIA
DI RUANG ESTELA 1 RSUP
DR. SARDJITO
Leukemia myeloid akut atau Acute Myeloblastic Leukemia (AML)
sering juga dikenal dengan istilah Acute Myelogenous Leukemia
atau Acute Granulocytic Leukemia merupakan penyakit keganasan
yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi abnormal sel
induk hematopoetik yang bersifat sistemik dan secara malignan
melakukan transformasi sehingga menyebabkan penekanan dan
penggantian komponen sumsum tulang belakang yang normal. Pada
kebanyakan kasus AML, tubuh memproduksi terlalu banyak sel
darah putih yang disebut myeloblas yang masih bersifat imatur.
PENGKAJIAN
Identitas
a. Pasien b. Penanggung Jawab / Keluarga
• Nama Pasien : An. H • Nama : Ny. C
• Tempat Tgl Lahir : Solo, 23 Januari 2016 • Umur : -
• Umur : 7 tahun • Pendidikan : -
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam • Pendidikan : SD • Alamat : Kel.NgringoJaten, Kab.Karanganyar
• Pekerjaan : Belum bekerja • Hubungan dengan pasien : Ibu kandung
• Suku / Bangsa : Indonesia • Status Perkawinan : Menikah
• Alamat : Kel.NgringoJaten, Kab.Karanganyar
• Diagnosa Medis : Acute Myeloid Leukimia (AML)
• No. RM : 02014***
• Tanggal MRS : 06 Agustus 2023
Riwayat Kesehatan

 Keluhan Utama
Saat Pengkajian Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh nyeri pada
sendi siku, dan lutut, pasien juga mengalami perdarahan hidung lebih yang
tak kunjung berhenti

 Riwayat Kesehatan Sekarang


1) Alasan Masuk RS Pasien di bawa ke UGD oleh keluarga karena
perdarahan hidung yang tak kunjung berhenti
2) Riwayat Kesehatan Pasien Keluarga pasien mengatakan pasien mengeluh
nyeri pada sendi siku, dan lutut, pasien juga mengalami perdarahan
hidung lebih yang tak kunjung berhenti, pasien juga demam
Riwayat Kesehatan

 Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit Yang Pernah Diderita Pasien menderita
penyakit AML sejak 1 tahun yang lalu

b. Riwayat Hospitalisasi Pasien mengatakan sudah 5 kali


masuk RS untuk pengobatan kemoterapi

c. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien


Keluarga pasien mengatakan tidak ada yang memiliki
riwayat kesehatan keluarga hipospadia atau hipertensi
Kesehatan Fungsional (11 Pola Gordon)
1) Nutrisi-metabolik Sebelum sakit: keluarga pasien mengatakan
makan 3x sehari, dan minum air putih sebanyak 6-8 gelas per hari
Setelah sakit: keluarga pasien mengatakan pasien sulit makan, ibu
pasien mengusahakan makan sedikit tapi sering, dan minum air
putih sebanyak 6-8 gelas per hari
2) Eliminasi Sebelum di RS: keluarga pasien mengatakan BAB teratur 1x
perhari dengan konsistensi padat, warna kekuningan, bau khas
feses. BAK 4-6 kali sehari dengan warna urin jernih, bau khas urin
Setelah di RS: selama di RS pasien BAB dan BAK lancar dibantu orang
tua
3) Aktivitas /latihan
a. Keadaan aktivitas sehari – hari Sebelum sakit: keluarga pasien
mengatakan melakukan aktivitas secara mandiri Setelah sakit:
pasien melakukan aktivitas dibantu oleh keluarga, dan keluarga
membatasi aktivitas pasien, seperti bersepeda, dan bermain sepak
bola
b. Keadaan pernafasan Sebelum di RS: keluarga pasien mengatakan
tidak ada masalah pernafasan Setelah di RS: keluarga pasien
mengatakan tidak ada masalah pernafasan
c. Keadaan Kardiovaskuler Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki
riwayat penyakit jantung atau hipertensi
Skala ketergantungan

AKTIFITAS KETERANGAN

0 1 2 3 4

Bathing 1

Toileting 1

Eating 2

Moving 1

Ambulasi 2

Walking 2
4.) Istirahat – tidur

Sebelum di RS: keluarga pasien mengatakan tidur 8 jam per hari, dan tidurnya nyenyak
Setelah di RS: keluarga pasien mengatakan selama di RS pasien tidur dengan cukup seperti
di rumah

5.) Persepsi, pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan

Sebelum di RS: keluarga pasien mengatakan selalu menjaga kesehatan pasien


Setelah di RS: pasien tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya, misalnya bermain
diluar rumah dan bersekolah
6.) Pola Toleransi terhadap stress-koping

Sebelum di RS: keluarga pasien mengatakan ketika ada masalah selalu dibicarakan dengan
keluarganya
Setelah di RS: keluarga pasien berharap anaknya bisa cepat sembuh seperti keadaan
sebelumnya, dan pasien kadang-kadang merasa jenuh, bosan

7.) Pola hubungan peran


Sebelum di RS: pasien adalah seorang anak di keluarganya

Setelah di RS: pasien berbaring di tempat tidur sebagai pasien, dan keluarganya bisa
menerimanya
8.) Kognitif dan persepsi

Sebelum di RS: pasien berperan sebagai anak didalam keluarganya Setelah di RS: pasien tidak bisa
melakukan kegiatan sehari-hari

9.) Persepsi diri-Konsep diri


 Harga Diri
Pasien sangat dekat dengan keluarganya, sehingga keluarga dapat menguatkan pasien dalam mencapai
harga dir
 Peran Diri
Kelurga pasien mengatakan ketika dirumah pasien berperan sebagai anak, dan ketika sakit pasien
tidak bisa melakukan aktivitasnya
 Ideal Diri
Keluarga pasien mengatakan pada pasien bahwa harus selau sabar, kuat dan ikhtiar
8.) Kognitif dan persepsi

Sebelum di RS: pasien berperan sebagai anak didalam keluarganya Setelah di RS: pasien tidak
bisa melakukan kegiatan sehari-hari

9.) Persepsi diri-Konsep diri


 Harga Diri
Pasien sangat dekat dengan keluarganya, sehingga keluarga dapat menguatkan pasien dalam
mencapai harga dir
 Peran Diri
Kelurga pasien mengatakan ketika dirumah pasien berperan sebagai anak, dan ketika sakit pasien
tidak bisa melakukan aktivitasnya
 Ideal Diri
Keluarga pasien mengatakan pada pasien bahwa harus selau sabar, kuat dan ikhtiar
 Identitas Diri
Pasien mengatakan bahwa dirinya laki-laki dan berperan sebagai seorang anak
10.) Reproduksi dan kesehatan
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan tidak memiliki masalah pada system
reproduksi

11.) Keyakinan dan Nilai


Sebelum di RS: pasien dirumah diajari melaksanakan ibadah 5 waktu

Setelah di RS: selama sakit pasien hanya berbaring di tempat tidur, dan ketika pasien
gelisah pasien diajari untuk selalu berdoa oleh keluarganya
Discharge Planning/ Perencanaan
Pulang

a) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri


b) Jelaskan strategi meredakan nyeri dengan
tehnik napas dalam
c) Kolaborasi pemberian MST Continus
d) Pertahankan bed rest saat perdarahan
e) Monitor tanda dan gejala infeksi
f) Anjurkan cuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis (E5V4M6)
Status Gizi
TB : 119 cm
BB : 18 Kg
IMT : 12,7 (kurus/gizi buruk)

Tanda Vital
Nadi : 112 x/mnt
Suhu : 38.2 C
RR : 20 x/mnt

Skala Nyeri (Visual analog) – usia > 8 tahun


Pemeriksaan Secara Sistematik
a) Kulit
Kulit tampak kering, warna kulit kuning langsat, tidak terdapat luka, kulit terlihat bersih

b) Kepala
• Bentuk : mesochepal, wajah terlihat pucat
• Rambut : distribusi rambut merata, warna rambut hitam
• Mata : simetris, konjungtiva anemis
• Telinga : simetris, tidak ada luka, telinga bersih
• Hidung : simetris, tidak ada luka, terdapat perdarahan hidung
• Mulut : simetris, tampak bersih, tidak ada luka stomatitis, mukosa bibir kering, terdapat
pendarahan melalui mulut

c) Leher
Tidak ada luka, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

d) Tengkuk
Tidak ada benjolan maupun luka, tidak ada gangguan pergerakan
e) Dada
• Inspeksi : Pergerakan dada simetris, tidak ada luka, frekuensi pernapasan normal
• Palpasi : Gerakan kedua dada simetris
• Perkusi : Suara paru vesikuler
• Auskultasi : tidak ada suara tambahan nafas, seperti ronchi (-), wheezing (-)

f) Payudara
Payudara simetris, tidak ada luka

g) Punggung
Punggung normal, tidak ada luka
h) Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembesaran perut, tidak ada luka
Auskultasi : Suara bising usus normal 25x/menit
Perkusi : Suara timpani
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan epigastrium

i) Genetalia
Pasien berjenis laki-laki dan genetalianya.

j) Ekstremitas
• Atas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari tangan, kekuatan otot ekstremitas atas niali
5. Terpasang infus Ciprofloxacin 200 mg/12 jam. Lokasi tusukan infus tangan kiri tampak
bersih, tidak ada rembesan darah
• Bawah
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan jari kaki, turgor kulit baik. Kekuatan otot
ekstremitas bawah nilai 5.
Tanda yang ditemukan Skor Rencana Tindakan
Pengkajian VIP score (Visual Infusion 0
Tempat suntikan tampak sehat Tidak ada tanda flebitis
Phlebithis) Skor visual flebitis pada luka
- Observasi kanula
tusukan infus: tidak terdapat flebitis 1
Salah satu dari berikut jelas: Mungkin tanda dini flebitis
pada luka tusukan infus skor - Nyeri tempat suntikan - Observasi kanula
- Eritema tempat suntikan

Dua dari berikut jelas : 2


Stadium dini flebitis
 Nyeri sepanjang kanula
Eritema - Ganti tempat kanula

 Pembengkakan

Semua dari berikut jelas : 3 Stadium moderat flebitis

 Nyeri sepanjang kanula  Ganti kanula


 Eritema  Pikirkan terapi
 Indurasi

4
Semua dari berikut jelas : Stadium lanjut atau awal tromboflebitis
 Ganti kanula
 Nyeri sepanjang kanula
 Pikirkan terapi
 Eritema
 Indurasi
 Venous cord teraba

Semua dari berikut jelas : 5


Stadium lanjut tromboflebitis
 Nyeri sepanjang kanula
 Ganti kanula
 Eritema
 Lakukan terapi
 Indurasi
ANALISA
DATA
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d
keluarga pasien mengatakan pasien
mengeluh nyeri hingga menangis
2. Risiko infeksi d.d efek ketidakadekuatan
pertahanan tubuh sekunder:
imunosupresi
3. Risiko perdarahan d.d gangguan koagulasi
trombositopenia
INTERVENSI, IMPLEMENTASI,
EVALUASI

ASKEP KELOMPOK ANAK AM


L ESTELA 1.pdf
KESIMPULAN

Setelah dilakukan intervensi dan tindakan


keperawatan manajemen nyeri, pemberian
analgesik, pencegahan perdarahan dan
pencegahan infeksi didapatkan hasil evaluasi
risiko perdarahan dan risiko infeksi teratasi, dan
nyeri akut teratasi sebagian.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai