0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
74 tayangan18 halaman
Kasus ini adalah dermatitis atopic pada anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan gatal di lipatan lutut dan siku. Diagnosis kerjanya adalah dermatitis atopic berdasarkan gejala klinis dan riwayat penyakit. Tatalaksananya meliputi pelembab, kortikosteroid topikal, dan inhibitor kalsineurin untuk mengontrol gejala. Prognosanya umumnya baik jika terapi dan pencegahan dilakukan dengan baik.
Kasus ini adalah dermatitis atopic pada anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan gatal di lipatan lutut dan siku. Diagnosis kerjanya adalah dermatitis atopic berdasarkan gejala klinis dan riwayat penyakit. Tatalaksananya meliputi pelembab, kortikosteroid topikal, dan inhibitor kalsineurin untuk mengontrol gejala. Prognosanya umumnya baik jika terapi dan pencegahan dilakukan dengan baik.
Kasus ini adalah dermatitis atopic pada anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan gatal di lipatan lutut dan siku. Diagnosis kerjanya adalah dermatitis atopic berdasarkan gejala klinis dan riwayat penyakit. Tatalaksananya meliputi pelembab, kortikosteroid topikal, dan inhibitor kalsineurin untuk mengontrol gejala. Prognosanya umumnya baik jika terapi dan pencegahan dilakukan dengan baik.
1406527955 Kelompok 1 KASUS Anak, ♀, 13 tahun, datang dengan keluhan gatal pada kedua lipat lutut dan lipat siku, hilang timbul sejak 5 tahun yang lalu. INSTRUKSI
1. Lengkapi anamnesis yang diperlukan !
2. Deskripsikan status dermatologikus ! 3. Pemeriksaan penunjang apa yang diperlukan? 4. Sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding kasus ini ! 5. Sebutkan tata laksana non medikamentosa dan medikamentosa untuk pasien! 6. Sebutkan prognosis kasus ini! Anamnesis • Riwayat Penyakit Sekarang • Awitan atau onset sakit, riwayat rekurensi maupun remisi.1,2 • Derajat sakit, misalnya pada gatal perlu ditanyakan seberapa mengganggu, bisa dengan skala VAS.1,2 • Durasi penyakit : apakah konstan, intermiten, memburuk di malam hari, memburuk di pagi hari (saat dingin).1,2 • Progresivitas ditanyakan bagiamana perubahan atau progresivits penyakit.1,2 • Lokasi: dimana lesi pertama kali ditemukan, apkah di daerah yang tertekan benda tertentu, terbuka atau tertutup, dan apakah lesi menyebar.1,2 • Gejala penyerta yang dialami gatal, nyeri, perdarahan, nyeri sendi, lesi yang membrat dari lesi sebelumnya, serta gejala sistemik mislanya demam.1,2 Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang • Faktor yang mempengaruhi (yang memperburuk dan yang meperingan): misalnya cahaya matahri, panas, dingin, trauma, paparan bahan kimia (radiasi bahan obat, kosmetik, parfum, besi dan lain-lain) serta apakah sakit terkait kehamilan dan menstruasi.1,2 • Riwayat penyakit sebelumnya, riwayat pengobatan yang sudah dipakai serta pengaruhnya.1,2 • Pemeriksaan yang telah dilakukan jika ada.1,2 Anamnesis Riwayat Penyakit Dahulu • Riwayat penyakit kronis terutama yang mungkin memunculkan gejala di kulit misalnya diabtes, penyakit ginjal, HIV, PCOS, SLE, penyakit tiroid) serta riwayat atopi misalnya asma dan alergi.1,2 • Riwayat operasi maupun transplantasi.2 • Riwayat imunosupresi baik iatrogenic, infeksi maupun genetic.1,2 Anamnesis Riwayat Sosial Ekonomi • Pekerjaan, hobi dan kegiatan harian.2 • Penggunaan alcohol, rokok dan obat-obatan tertentu.2 • Riwayat seksual terkait kemungkinan infeksi menular seksual.2 • Kebiasaan makan, mandi, apakah memiliki binatang peliharaan, serta kondisi rumah misalnya apakah pasien tinggal sendiri atau dengan keluarga serta apakah tinggal di tempat padat penduduk.2 • Riwayat berpergian terutama ke daerah endemis penyakit tertentu.2 Status Dermatologi • Identitas pasien : anak perempuan usia 13 tahun. • Keluhan utama : gatal pada kedua lipat lutut dan lipat siku, hilang timbul sejak 5 tahun yang lalu. • Deskripsi lesi : Regia fosa popliteal bilateral simetris, tampak papul eritemaosa irregular plakat batas tidak tegas, sebagian konfluens dan sebagian diskret, di atasnya terdapat skuama putih, halus, kering Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan darah perifer lengkap disertai hitung jenis leukosit.2 • Pemeriksaan mikroskopik dengan KOH untuk mengesklusi infeksi jamur.2 • Patch test untuk mengeksklusi dermatitis kontak • Skin prick test atau IgE spesifik dan IgE RAST.2 • Pemeriksaan alergi makanan (eliminasi makanan).3 • Biopsi mungkin dibutuhkan untuk mengesklusi limfoma sel T kutaneus.3 Diagnosis Kerja Dermatitis atopic (DA), atas dasar : - Keluhan gatal kronis dengan eksaserbasi- remisi - Lesi pada anak-anak : lebih kering (tidak eksudatif), berupa papul,terdapat plak yang berindurasi, skuama atau likenifikasi - Lokasi lesi anak-anak :fleksor misalnya fossa cubiti dan fossa poplitea, kelopak mata, leher serta jarang di wajah - Perlu ditanya riwayat atopi lain (alergi, asma, konjungtivitis alergi dll) Kriteria Hanifin-Rajka Diagnosis Banding Tata Laksana : Edukasi • Jelaskan mengenai dermatitis atopic, perjalanan penyakit dan faktor yang mempengaruhi • Identifikasi iritan dan menghindarinya • Menjaga kebersihan tubuh terutama area lipatan mandi dengan air hangat kuku, <10 menit, gunakan sabun pH netral- rendah • Menjaga kondisi psikis anak • Jika terbukti ada alergi makanan (berdasar skin prick atau IgE) menunda, menghentikan atau gunakan makanan pengganti Medikamentosa • Pelembab - Kulit penderita DA cenderung kering kerusakan fungsi sawar mikroorganisme mudah masuk - Salep petrolatum karena jika dalam bentuk lotion akan muh menguap - Pemakaianna : 2x sehari setelah mandi, bahkan ketika gejala DA tidak ada Tata Laksana Kortikosteroid topikal • Pada anak-anak kortikosteroid golongan VII-IV • DA ringan : hidrokortison krim 1-2,5%, • DA sedang : golongan VI misalnya desonoid, triamsinolon asetonoid, dan hidrokotison butirat • DA berat : golongan V, misalnya flutikason meatoson furoar (MF), atau aklometason • Kortikosteroid bisa diberikan 2 kali sehari selama 7-14 hari sampai lesi terkontrol • Pada fase pemeliharaan : dapat digunakan KST lemah 2 kali seminggu dan 1 kali seminggu pada area hotspot Tata Laksana • Inhibitor kalsineurin topical (IKT) - Takrolimus dan pimekrolimus menghambat degranulasi sel mast - Krim takrolimus 0,03% dan 1% aman digunakan pada anak usia 2-15 tahun dalam jangka pendek atau panjang • Pada fase akut IKT 2 kali sehari sampai lesi terkontrol.1 • Perlukah Terapi Sistemik • antihistamin sedative maupunn non sedative. • DA + infeksi sekunder : berikan antibiotik selama 7 hari (lini pertama : amoksisilin- asam klavunalat) • DA berat refrakter tidak mempan terapi topikal : siklosporin-A dengan dosis 3-5 mg/kgBB pada anak Prognosis • Ad vitam : bonam • Ad functionam : bonam • Ad sanactionam : dubia ad malam, Karena DA merupakan kelainan yang bersifat kronis dan berulang sehingga sangat tergantung pada penatalaksanaan dan cara pencegahan. pada 80% kasus akan mengalami remissi saat dewasa setidaknya setelah 10 tahun