Tokoh Indonesia
Paragraf 2:
1. Selama hidupnya, Selo pernah berkarir sebagai pegawai
Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf
Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf
Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat
Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan,
Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-
1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-
1983) dan staf ahli Presiden HM Soeharto.
2. Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang
mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan
sosial secara jitu.
Paragraf 3:
1. Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun
1959 …
2. Dialah pendiri sekaligus dekan pertama …
3. …, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah
dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama
sosiologi.
Paragraf 4:
Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari
Universitas Gajah Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies
Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam
bentuk piagam, lencana, dan sejumlah uang.
Struktur
A. Orientasi:
Kanjeng Pangeran Haryo, atau Prof. Dr. Selo
Soemardjan lahir di Yogyakarta, 23 Mei 1915 dan
meninggal di Jakarta, 11 Juni 2003 pada umur 88
tahun. Selo Soemardjan dibesarkan di lingkungan
abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat.
Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung
Padmonegoro, adalah pejabat tinggi di kantor
Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek,
Soemardjan- begitu nama aslinya-mendapat
pendidikan Belanda.
B. Peristiwa penting:
Ia adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia. Selama
hidupnya, Selo pernah berkarir sebagai pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala
Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara
merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI
Sultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan
Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan staf ahli Presiden HM Soeharto.
Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu
menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu. Ini pula yang
membedakan Selo dengan peneliti lain.
Paragraf 1
Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro, adalah pejabat tinggi
di kantor Kasultanan Yogyakarta.
Paragraf 2
Ia adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan Indonesia.
Selama hidupnya, Selo pernah berkarir sebagai ….
Paragraf 3
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia ….
… seusai meraih gelar doktornya ….
Dialah pendiri sekaligus dekan pertama ….
Paragraf 4
Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX ….
Paragraf 5
Di lingkungan keluarga dan kampus, dia justru dikenal sebagai
….
…, terutama untuk mengantar mahasiswanya pada istilah-
istilah ilmu yang diajarkannya.
Ia dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret.
Paragraf 6
Ia orang yang tidak suka memerintah, tetapi memberi teladan.
Hidupnya lurus, bersih, dan sederhana.
b. Kata Kerja Tindakan
Paragraf 1
Selo Soemardjan dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta
Hadiningrat.
Paragraf 2
Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu
menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu.
Paragraf 3
… mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI)
Paragraf 4
Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX …/
Paragraf 5
terutama untuk mengantar mahasiswanya pada istilah-istilah ilmu yang
diajarkannya.
Paragraf 6
Ia orang yang tidak suka memerintah, tetapi memberi teladan.
c. Adjektiva
Paragraf 1 : Utama
Paragraf 2 : Kata sifat dasar : Sipil, umum, ahli, istimewa
Kata sifat dengan konfiks : Keamanan, kesejahteraan,
Paragraf 3 : Tinggi, asli
Paragraf 4 : Kata sifat prefiks : menengah
Kata sifat dasar : pertama
Paragraf 5 : terakhir
Paragraf 6 : Besar, jauh, suka, melucu, kaya, terutama,
f. Konjungsi
Konjungsi koordinatif
Kanjeng Pangeran Haryo, atau Prof. Dr. Selo Soemardjan lahir di
Yogyakarta, 23 Mei 1915 dan meninggal di Jakarta, 11 Juni 2003 pada
umur 88 tahun.
Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi
Konjungsi subordinatif
Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.
Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang
Mahaputra Utama dari pemerintah dan pada tanggal 30
Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi.
Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya
yang tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat.
Konjungsi korelatif
Meski lebih dikenal sebagai guru besar, tetapi Selo jauh dari
kesan orang yang suka "mengerutkan kening".
g. Kata rujukan
Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.