Anda di halaman 1dari 20

 Nama kelompok

 1. ahmat haris sakti


 2. alexsander napitupulu
 3. andre utomo
 4. asfiannur ade setiawan
 Metalurgi adalah salah satu bidang ilmu dan teknik bahan yang
mempelajari tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur-
unsur logam, senyawa-senyawa antarlogam, dan paduan-paduan
logam yang disebut aloi atau lakur. Metalurgi juga
adalah teknologi logam, yakni penerapan sains dalam produksi
logam dan rekayasa komponen-komponen logam untuk
digunakan pada produk-produk yang ditujukan bagi konsumen
dan industri-industri manukfaktur. Produksi logam meliputi
kegiatan mengolah bijih untuk mengekstrasi kandungan
logamnya, dan kegiatan memadu logam, kadang-kadang dengan
unsur-unsur nonlogam, untuk menghasilkan aloi. Metalurgi
berbeda dari kriya pengolahan logam, meskipun kemajuan teknis
dalam pengolahan logam bergantung pada perkembangan ilmu
metalurgi, sebagaimana kemajuan teknis dalam
praktik kedokteran bergantung pada perkembangan ilmu
kedokteran.
 1. Pengolahan awal (Pemekatan)
Pemekatan bijih bertujuan untuk memisahkan mineral dari pengotornya sehingga
diperoleh kadar bijih tinggi. Pemekatan dapat dilakukan melalui dua teknik
pemisahan, yaitu pemisahan secara fisis dan pemisahan secara kimia. Pemisahan
secara fisis terdiri dari :
v Pemisahan pengapungan (flotation separation)
v Pemisahan gaya berat (gravity separation)
v Pemisahan magnetik (magnetic separation)
v Pemisahan pencairan (liquation separation)
v Pemisahan amalgam (amalgams separation).
Pemisahan secara kimia terdiri dari :
v Proses pelindian (leaching),
v Proses pemanggangan (roasting),
Pada Proses ini dibahas menggunakan pemekatan tembaga dari bijihnya melalui
cara pengapungan (flotasi), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pada proses
ini, bijih dihancurkan menjadi serbuk, kemudian dicampurkan dengan zat
pengapung, dan udara dialirkan hingga berbusa. Zat pengapung berupa surfaktan
(memiliki ujung polar dan nonpolar), misalnya saponin.Gambar 1. Proses
pemekatan dengan cara flotasi.
Partikel-partikel yang terbasahi oleh air seperti pengotor berada di dasar tanki.
Adapun partikel yang tidak terbasahi menempel pada busa dan mengapung di
atas permukaan tanki.
 2. Proses Reduksi
Setelah bijih tembaga dipekatkan (tembaga sulfida), kemudian direduksi
dengan cara pemangggangan. Reaksi yang terjadi:

2CuS(s) + 3O2(g) → 2CuO(s) + 2SO2(g)

Pemanggangan bersifat eksoterm sehingga setelah pemanggangan dimulai


tidak perlu ditambahkan panas lagi. Untuk memperoleh logam tembaga
dilakukan dengan cara reduksi tembaga oksida dengan karbon sebagai reduktor :
∆CuO(s) + C(s)→Cu(g) + CO(g)

Uap logam tembaga meninggalkan reaktor dan terkondensasi menjadi cair,


yang selanjutnya memadat. Hidrogen dan logam aktif, seperti natrium,
magnesium, dan aluminium juga digunakan sebagai reduktor jika karbon
yang dipakai tidak cocok. Hasil reduksi pada tahap ini dinamakan tembaga
blister yang kemurniannya mencapai 98%. Untuk kebutuhan penghantar listrik,
tembaga harus dimurnikan melalui elektrolisis
 3. Pemurnian
Pemurnian logam kasar sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adanya pengotor
mengakibatkan logam yang bersangkutan tidak dapat dimanfaatkan sesuai yang diinginkan,
misalnya adanya arsenik dalam persentase yang sangat kecil sebagai pengotor, umumnya
dalam tembaga, mengakibatkan penurunan sifat konduktivitas listrik 10-20%. Kedua adanya
pengotor dalam logam itu sendiri sangat berharga, misalnya perak merupakan hasil samping
dari metalurgi timbel dan tembaga.
Metode untuk pemurnian logam kasar meliputi pemurnian elektrolitik misalnya untuk
tembaga, oksadasi pengotor yang harus dipisahkan misalnya untuk besi, distilasi logam
dengan titik didih rendah seperti raksa, zink dan nikel, zone refining (pemurnian zona)

Zona refining merupakan teknik pemurnian logam dengan hasil kemurnian yang sangat tinggi
(Gambar 2.1). teknik ini berdasarkan pada kenyataan bahwa pengotor lebih mudah larut
dalam fase cairan daripada fase padatan. Dalam proses ini batangan logam yang akan
dimurnikan di lewatkan secara perlahan kedalam kumparan pemanas listrik yang
mengakibatkan logam meleleh dan pengotor larut di dalam fase lelehan logam. Batangan
logam bergerak terus maju dan ketika keluar dari kumparan pemanas maka bagian ujung luar
menjadi dingin dan segera memadat kembali, sedangkan pengotor akan tetap tertinggal larut
dalam zona pelelehan didalam kumparan pemanas.
 1. pengecoran ( Metal Casting )
Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam
atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di
dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk
dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin
dengan bentuk yang kompleks Pengecoran digunakan untuk membentuk logam
dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran
dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik),
juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang
dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan
lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam
cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua:
expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat diperluas) mold
casting
Klasifikasi yang berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan
metode pembentukan dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari pasir, gips, keramik, dan
bahan semacam itu dan umumnya dicampur dengan berbagai bahan pengikat
(bonding agents) untuk peningkatan peralatan. Sebuah cetakan pasir khas terdiri
dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air.
b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam yang tahan pada
temperature tinggi. Seperti namanya, cetakan ini digunakan berulang-ulang dan
dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat dihilangkan dengan
mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan berikutnya.
 2. Pengerolan ( Rolling )
Pengertian Rolling (Pengerolan)
Rolling atau pengerolan adalah proses pengurangan ketebalan atau proses
pembentukan pada benda kerja yang panjang. Proses rolling dilakukan dengan
satu set rol yang berputar dan menekan benda kerja supaya terjadi perubahan
bentuk. Rolling pertama kali dikembangkan pada tahun 1500an.

Rolling dilakukan dalam dua tahap. Pertama dilakukan pada suhu yang tinggi atau
disebut hot rolling. Hot rolling dilakukan untuk mengurangi dimensi bahan baku
(ingot) secara besar-besaran. Setelah hot rolling selanjutnya dilakukan cold rolling,
yaitu pengerolan pada suhu ruang. Pada cold rolling pengurangan dimensi tidak
dilakukan secara besar-besaran karena proses ini memerlukan tenaga yang sangat
besar. Cold rolling dilaksanakan sebagai finishing untuk mencapai dimensi yang
sesuai, memperhalus permukaan benda kerja, dan meningkatkan sifat mekanis
benda kerja.
 3. Penempaan ( forging )
Forging atau penempaan adalah proses deformasi di mana benda kerja ditekan di antara dua die (cetakan).
Penekanan dapat dilakukan dengan tekanan kejut atau tekanan berangsur-angsur (perlahan). Proses penekanan
tersebut akan menghasilkan bentuk benda kerja yang sesuai dengan apa yang diinginkan.
Proses penempaan merupakan salah satu dari beberapa jenis pengerjaan logam yang paling tua. Proses
penempaan sudah dikenal dan dilakukan sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Ketika itu penempaan dilakukan
untuk membuat koin dan perhiasan.
Berdasarkan temperatur kerjanya, penempaan dibagi menjadi hot forging (warm forging) dan cold forging.
Hot forging
Hot forging atau penempaan panas merupakan proses penempaan yang dilakukan pada logam bersuhu tinggi
(panas). Proses hot forging dilakukan bila logam yang ingin ditempa perlu dikurangi kekuatannya dan
ditingkatkan sifat mampu bentuknya. Karena logam yang akan ditempa kekuatannya berkurang dan mampu
bentuknya meningkat, hot forging relatif memerlukan gaya yang lebih kecil dibanding cold forging. Tingginya
sifat mampu bentuk membuat produk hasil hot forging memiliki akurasi ukuran dan kualitas permukaan yang
lebih buruk dibandingkan dengan cold forging.
Cold forging
Cold forging atau penempaan dingin merupakan proses penempaan yang dilakukan pada logam bersuhu ruang.
Proses penempaan ini memerlukan gaya yang lebih besar dibandingkan dengan hot forging. Hal tersebut
dikarenakan logam yang dingin memiliki kekuatan yang lebih besar daripada logam yang panas. Syarat dari
logam atau material yang dapat dikerjakan dengan cold forging yakni harus memiliki sifat mampu bentuk yang
tinggi pada suhu ruang. Syarat tersebut harus dipenuhi supaya perubahan bentuk dapat terjadi tanpa timbulnya
retak atau patah. Dibandingkan dengan hot forging, cold forging memiliki akurasi ukuran dan kualitas
permukaan yang lebih baik.
 1. Austenitizing
Austenitizing adalah langkah pertama dari proses perlakuan panas dan dilakukanpada
temperatur yang tinggi yang bertujuan agar karbon tersadur ke dalam unit sel. Baja karbon
pada suhu ruang mempunyai unit cell BCC (Body Centered Cubic/Sel berbentuk kubus) yang
tidak mempunyai ruang untuk karbon masuk ke dalamnya.
Selama Austenitizing, temperature dinaikkan kira-kira 1400F (760C) untuk mengubah unit cell
dari BCC ke FCC (Face Center Cubic) agar ada ruang untuk atom-atom karbon masuk.
Menambahkan karbon pada struktur sel adalah basis dari perlakuan panas.

Austenitizing dapat dilakukan dengan beberapa cara. Yang paling umum adalah dengan
tungku pemanas.
Beberapa part hanya memerlukan satu lapisan permukaan saja yang dikeraskan dan tidak
perlu dipanaskan sampai bagian dalam komponen. Induksi panas adalah suatu permanasan
permukaan part secara elektris dengan kedalaman pemanasan sekitar 0.25 inchi (6mm).
Segera setelah proses Austenitizing selanjutnya adalah proses Quenching (pendinginan) dan
tempering
 2. Quenching
Quenching adalah tahap ke dua dari perlakuan panas, yaitu dengancara
mendinginkan metal secara cepat dari temperature Austenitizing ke temperature
ruang. Unit cell berbentuk FCC berubah ke bentuk BCC yang mengikat karbon
didalamnya. Ini menghasilkan baja berkekuatab tinggi dan kekerasan yang
ditingkatkan dari Rc 20 ke Rc 60 setelah di quenching.
Quenching bisa dilakukan di dalam oli, air atau udara. Air pada umumny dpt
digunakan pada baja carbon rendah dan baja karbon medium, sedangkan oli dan
udara digunakan pada baja berkarbon tinggi atau baja campuran.
Air lebih aman daripada oli (oli bisa terbakar) dan air cenderung menghasulkan
sifat-sifat mekanikal yang lebih baik daripada quenching dengan oli.
 3. Tempering
Tempering adalah tahap paling akhir dari perlakuan panas, membebaskan sisa -
sisa ketegangan sambil meningkatkan keuletan melalui kontrol pelepasan
beberapa karbon dari unit sel. Pengontrolan terhadap suhu tempering dapat
memberi kontrol yang baik untuk pelepasan carbon sehingga memperkecil resiko
kehilangan kekerasan. Apabila temperature part tidak dinaikkan diatas
temperature tempering, kekerasan dan keuletan akhir yang diperoleh akan stabil.
Tempering dapat mengurangi tingkat kekerasan daro Rc 60 menjadi skitar Rc 52.
 4. Case hardening
Tipe lain perlakuan panas adalah case hardening. Karena harga baja karbon
medium dan baja karbon tinggi sangat mahal maka akan lebih murah apabila
menggunakan baja karbon rendah untuk pengerasan permukaan dan menambah
karbon, nitrogen atau keduanya untuk melapisi permukaan dan dikeraskan. Tiga
jenis perlakuan panas untuk tipe tersebut adalah carburizing, carbo-nitriding
dan nitriding.
Carburizing dilakukan pada temperature 927'C (1700'F) dan menambah karbon
sampai dengan kedalaman sekitar 3mm (0.125")
Carbonitriding yaitu dengan menambahkan karbon dan nitrogen ke kedalaman
sekitar 0.3mm (0.015") pada temperature sekitar 760'C (1400'F) setelah itu
memerlukan quenching dan tempering untuk menghasilkan permukaan tipis
yang keras dan halus.
Nitriding, menambahkan nitrogen sekitar 0.3mm (0.015") pada permukaan metal
dengan temperature sekitar 538'C (1000'F). Memerlukan austenitizing, quenching
dan tempering untuk menghasilkan part yang keras, tahan aus dan mampu
menahan beban medium.
 1. Inclusion
Inclusion (Inklusi) adalah terjebaknya partikel-partikel bahan asing dalam padatan
yang tentu saja bukan bagian dari struktur kisi kristal logam itu sendiri. unsur-
unsur yang terlibat dalam inklusi mungkin membeku lebih cepat sehingga
terperangkap sebagai partikel-partikel individu didalam dendrit-dendrit logam
ketika yang belakangan ini akhirnya membeku. Pada kasus lain, unsur-unsur asing
itu mungkin membeku belakangan, yakni sesudah dendrit-dendrit logam tuan
rumah terbentuk, dan dalam hal ini inklusi terperangkap dalam batas-batas butir
 2. Casting Satinglise
kerusakan yang terjadi di teknik casting yaitu Dingin, split, kontraksi, gas, dan
pengupasan adalah lima cacat utama dalam die casting
1. Dingin : mengacu pada kekerasan permukaan pengecoran, garis dinding, air
dan sebagainya
2. Memisahkan : mengacu pada peletakan cetakan sampai retak
3. Kecilkan : ini berarti permukaan tuang tidak rata
4. Gas : mengacu pada lubang udara di inlet casting
5. Pengupasan : ini berarti bahwa permukaan casting adalah permukaan tipis
yang saqma dengan ungu, kami menyebutnya dengan pengupasan. Ada yang
tebal dan tipis kecil dan sedikit. Beberapa sisi tipis dari sisi yang lainnyadan
casting dewasa kami menyebutnya dengan septal
 3. pengujian bengan merusak
Adalah pengujian suatu bahaqn tapi hasil akhir bahan tersebut cacat atau rusak.
Pengujian dengan merusak dilakukan dengan cara merusak benda uji dengan cara
pembebanan/penekanan sampai benda uji tersebut rusak/cacat, dari pengujian ini
akan diperoleh informasi tentang kekuatan dan sifat mekanik bahan.
 4. Pengujian Tanpa Merusak
Dengan melaksanakan berbagai pengujian termasuk pengujian tidak merusak
dalam proses produksi dari bahan industri, kemungkinan adanya cacat bahan
sangan kecil, tetapi tidak mungkin mempunyai bahan yang bebas dari cacat. Maka
telah dikembangkan cara pengujian tak merusak untuk produk akhir dilakukan
untuk menjamin kualitas juga jaminan tidak adanya cacat yang membahayakan
penggunaan
 5. Pipe defect
Saluran piapa dirancang dan dibangun untuk standar yang ketat untuk
memastikan bahwa publik dan lingkungan dilindungi. Seiring waktu, korosi dan
kekuatan luar dapat menurunkan jalur pipa ketitik dimana tumpahan atau
pelepasan memungkinkan terjadi. Saluran pipa terdiri dari bagian logam silindris
dengan ketebalan dinding bervariasi yang ditentukan oleh tekanan operasi yang
diharapkan. Cacat atau anomali adalah penyimpangan dari konfigurasi asli
pipa.ini bisa menjadi perubahan ketebalan dinding karena kehilangan logam,
deformasi dinding pipa, atau retakan
 6. Handling crack
Adalah salah satu jenis pengangkutan atau pemindahan barang yang salah .
Pengangkutan yang salah dapat menyebabkan kerugian material bahkan dapat
menyebabkan kematian karena prosedur pengangkatan yang salah
perhatikan cara pengangkatan yang benar
1. memgecek kembali alat yang digunakan untuk mengangkat
2. melihat sekeliling, jika ada yang sedang bekerja peringatkan
3. jangan melebihi kapasitas alat yang digunakan untuk mengangkat
 7. Forging Brust
Ini dapat disebabkan oleh logam yang bekerja pada suhu yang salah, pengurangan
suhu yang terlalu cepat atau terlalu parah dapat menyebabkan semburan atau
retakan. Semburan seperti itu dapat terjadi secara internalatau terjadi
dipermukaannya

 8. Forging Lap
Forging Lap atau penempaan lap terbentuk ketika penempaan kosong tidak
ditangani dengan benar dan membentuk lap menjadi terjepit ketat pada tahap
berikutnya. Karena dipermukaan tidak akan pengelasan

 9. Quencing Crack
Adalah kegagalan bagian baja dalam layanan atau produksi jarang terjadi.
Namun, ketika bagian-bagian bajan gagal, konsekuensinya sangat mengerikan.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai