Anda di halaman 1dari 97

Infeksi infeksi pada mata

Putri novia sari tentua


Ruth angelia putri
Avisha ayudhia takari
Sakina shahab
Konjungtivitis Bakteri dan
Konjungtivitis Virus
`
Konjungtivitis Bakteri
• Mata merah
• Sekret mata
• Iritasi mata

• Etiologi: Staphylococcus, Streptococcus,


Pneumococcus, dan Haemophilus
1. Konjungtivitis Bakterial Sederhana

Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus


aureus, Streptococcus pneimoniae

Klinis: akut, hiperemia, sensasi benda asing,


sensasi terbakar, sekret mukopurulen

Terapi: tetes mata kloramfenikol (0,5%-1%) 6x


sehari min selama 3 hari
2. Keratokonjungtivitis Gonokokus pada
orang Dewasa

Neiseria gonorrhoeae

Klinis: sekret purulen berlimpah, kemosis, mata


menutup & bengkak

Terapi: Inj ceftriaxon 2gr/hari selama 3 hari, irigasi


dilakukan dengan hati-hati, terutama saat akan
membuka mata
Konjungtivitis Virus
• Dibedakan dari konjungtivitis bakteri berdasarkan :
- Sekret berair & purulen terbatas
- Adanya folikel konjungtiva dan pembesaran KGB
preaurikular
• Penyebab tersering : adenovirus (inkubasi 5-12 hari,
menularkan selama 12 hari, bersifat epidemik)
1. Keratokonjungtivitis Adenovirus

Demam Keratokonjungtivitis
Faringokonjungtiva epidemika

- Adenovirus tipe 8 & 19


- Adenovirus tipe 3 & 7
- Klinis: limfadenopati
- Tanda kardinal: demam,
preaurikular dengan NT
faringitis, konjungtivitis
- Klinis akut dengan
- Limfadenopati preaurikular
hiperemia, epifora, rasa tidak
tanpa NT
nyaman, fotofobia
- Gambaran bercak keputihan
pada kornea
- Terapi: perbaikan spontan
dalam 2 minggu
2. Konjungtivitis Hemoragik Akut
• Enterovirus-70 dari gol
pikornavirus (piko-RNA-virus)
• Klinis: terjadi secara bilateral,
sangat epifora, ada folikel
pada palpebra, perdarahan
subkonjungtiva
• Terapi: sembuh sendiri dalam
7 hari
Algoritma Penanganan Konjungtivitis

Azari AA, Barney NP. Conjunctivitis: a systemic review of diagnosis and treatment. JAMA.2013;310(6): 1721-9.
Temuan Klinis Konjungtivitis Virus dan
Konjungtivitis Bakteri

Temuan Klinis & Sitologis Virus Bakteri


Rasa gatal Minimal Minimal
Hiperemia Generalisata Generalisata
Lakrimasi Banyak Sedang
Eksudasi Minimal Banyak
Adenopati preaurikular Lazim Tak lazim
Pewarnaan kerokan Monosit Bakteri, PMN
&eksudat
Radang tenggorok & Kadang-kadang Kadang-kadang
demam
Konjungtivitis alergi
• Bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi
terhadap noninfeksi.

• Gejala utama : radang ( merah, sakit, bengkak,


dan panas), gatal, silau berulang dan menahun.

• Terapi : menghindarkan pencetus. Memberikan


astrigen, sodium kromolin, steroid topikal.
Konjungtivitis “hay fever”
• Radang konjungtiva non spesifik
ringan umumnya menyertai “hay
fever” (rhinitis alergika). Ada riwayat
alergi terhadap tepung sari, rumput,
bulu hewan, dll.

• Gejala : gatal, merah, berair air, sering


ditemukan kemosis.

• Therapy : penetesan vasokonstriktor-


antihistamin topical.
Konjungtivitis vernal

Bentuk palpebra Bentuk limbal

Papil besar dengan permukaan rata (coble terdapat hipertrofi papil pada limbus superior.
stone) diliputi sekret yang mukoid dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin,
dengan bintik-bintik putih (Horner-Trantas
dots)
Therapy
• antihistamin
• Steroid topical atau sistemik
• Natrium karbonat
• Bila terdapat tukak dapat diberi antibiotik
untuk pencegahan infeksi sekunder
Konjungtivitis flikten

Konjungtivitis nodular yang


disebabkan terhadap bakteri
atau antigen tertentu.
(hipersensivitas IV)

Gejala : mata berair, iritasi


dengan rasa sakit, fotofobia,
Silau jika terkena kornea.

Tatalaksana : steroid topikal,


midriatika jika terkena
kornea, antibiotik.
Konjungtivitis atopik

inflamasi konjungtiva bilateral


dan juga kelopak mata yang
berhubungan erat dengan
dermatitis atopi.

Gejala: sensasi terbakar, sekret


yang berisi eosinofil, merah, dan
fotofobia.
tepi palpebra tampak
eritemosa, dan konjungtiva
tampak putih seperti susu.
Terdapat papilla halus
KONJUNGTIVITIS JAMUR
KONJUNGTIVITIS JAMUR
• Candida albicans adalah infeksi yang jarang terjadi;
umumnya tampak sebagai bercak putih. Keadaan ini
dapat timbul pada pasien diabetes atau pasien yang
terganggu sistem imunnya, sebagai konjungtivitis
ulseratif atau granulomatosa.

• Terapi :
infeksi ini berespons terhadap amphotericin B (3-
8mg/mL) dalam larutan air (bukan garam) atau terhadap
krim kulit nystatin (100.000U/g) empat sampai enam kali
sehari.
Konjungtivitis jamur lain :
• Sporothrix schenckii
• Rhinosporidium seeberi
• Coccidioides immitis
KONJUNGTIVITIS PARASIT
Infeksi thelazia californiensis
Infeksi Loa – Loa ( the African eye
worm)

Ditularkan oleh gigitan lalat kuda atau lalat manga. Cacing dewasa akan berimigrasi
ke palpebra, konjungtiva atau orbita

Terapi : diethylcarbamazine
oftalmomyiasis

Myiasis adalah infeksi oleh larva lalat. Penularan melalui tertelan telur larva atau
kontaminasi pada luka luar atau kulit. Meletakkan telurnya di tepi palpebra
inferior atau kantus internus.
Ascaris lumbricoides

Menimbulkan konjungtivitis berat, terjadi jika cairan organisme terkena pada


mata. Dapat terjadi kemosis berat, nyeri hebat dan edema palpebra.
Therpy: dengan irigasi cepat
Parasit lainnya

Trichinella spiralis

Taenia solium

Pthirus kutu pubis


KERATITIS
Definisi
• Keratitis adalah radang pada kornea atau infiltrasi sel
radang pada kornea yang akan mengakibatkan kornea
menjadi keruh sehingga tajam penglihatan menurun
Klasifikasi
• Berdasarkan penyebabnya
– Keratitis bakterial
– Keratitis jamur
– Keratitis virus
– Keratitis acanthamoeba
• Berdasarkan tempatnya
– Keratitis pungtata superfisialis
– Keratitis marginal
– Keratitis interstisial
MANIFESTASI KLINIS

• Inflamasi bola mata yang jelas


• Terasa benda asing di mata
• Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling
melekat saat bangun
• Ulserasi epitel
• Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera
anterior)
• Dapat terjadi perforasi kornea
• +/- endoftalmitis
• Fotofobia
• Mata berair
• Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol
KERATITIS BAKTERI
• Kelopak Mata kotor
• Fotofobia
• Merah
• Berair
• Visus turun
KERATITIS JAMUR

Jamur berfilamen (filamentous


Jamur ragi (yeast) yaitu jamur
fungi) Bersifat multiseluler
uniseluler dengan pseudohifa
dengan cabang-cabang hifa,
dan tunas :
terdiri dari:
• Jamur bersepta : Furasium sp, • Candida albicans,
Acremonium sp, Aspergillus • Cryptococcus sp,
sp, Cladosporium sp, • Rodotolura sp.
Penicillium sp, Paecilomyces
sp, Phialophora sp, Curvularia
sp, Altenaria sp.
• Jamur tidak bersepta : Mucor
sp, Rhizopus sp, Absidia sp.
KELUHAN

• Sakit yg hebat
Biasa nya di dahului trauma oleh
• Berair
karena ranting pohon , daun ,
• Visus turun
bagian lain tumbuhan
• Fotofobia
Timbul 5 hari - 3 minggu kemudian
Gambaran klinis :
Ulkus indolen dengan infiltrat
kelabu, sering dengan hipopion,
peradangan nyata pada bola mata,
ulserasi superfisial, dan lesi satelit
TERAPI
Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan
meliputi:
• Polyenes  natamycin 5%, nistatin, dan amfoterisin B 0,15% -
0,30%.
• Azoles  Ketokonazole 200-600mg/hari
KERATITIS VIRUS
Keratitis herpes simplex

Disebabkan oleh HSV


tipe 1

Gejala : iritasi,
fotofobia, mata berair,
gangguan pengelihatan

Temuan klinis : ulkus


dendritik, laserasi
geografik, kekeruhan
subepitelial
Terapi keratitis herpes simplex
• Debridement
• Medikamentosa :
– Obat topikal yang digunakan : trifluridine,
vidarabine, acyclovir
– Obat oral : acyclovir (dosis : 5x400mg untuk
pasien tanpa immunocompromised)
Keratitis virus varicella zoster
• Temuan klinis : lesi epitelial amorf dan
bebercak, pseudodendrit linear

Tatalaksana :
Acyclovir oral 5x800
mg (10-14 hari)
Valacyclovir 3x1gr (7-
10 hari)
Famciclovir 4x500 mg
(7-10 hari)
Keratitis Acanthamoeba
• Gejala awal : rasa nyeri, kemerahan, fotofobia
• Temuan klinis : ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural
KERATITIS PUNGTATA
 Lokasi : daerah M. Bowmen

 Lesi : Infiltrat kecil multiple


, di permukaan

 Etiologi :
• Bakteri (chlamydial,
staphylococcal)
• Virus herpes
• Trauma
• UV
• Blefaritis
• Lensa kontak
KERATITIS MARGINAL

 Lokasi : tepi kornea |


limbus

 Lesi : Infiltrat di tepi kornea

 Etiologi :
• Reaksi
Hipersensitivitas
eksotoksin stafilokok
KERATITIS INTERSTITIAL

 Lokasi : Lapisan lebih dlm


dari kornea

 Lesi : Lapisan difus keruh


non supuratif profunda

 Etiologi :
• Reaksi Alergi
• Infeksi ke dlm stroma ,
bisa oleh TB
• Bakteri, Virus, Jamur
• Trauma
KERATITIS
Definisi
• Keratitis adalah radang pada kornea atau
infiltrasi sel radang pada kornea yang
akan mengakibatkan kornea menjadi
keruh sehingga tajam penglihatan
menurun
Klasifikasi
• Berdasarkan penyebabnya
– Keratitis bakterial
– Keratitis jamur
– Keratitis virus
– Keratitis acanthamoeba
• Berdasarkan tempatnya
– Keratitis pungtata superfisialis
– Keratitis marginal
– Keratitis interstisial
MANIFESTASI KLINIS

• Inflamasi bola mata yang jelas


• Terasa benda asing di mata
• Cairan mokopurulen dengan kelopak mata saling
melekat saat bangun
• Ulserasi epitel
• Hipopion (terkumpulnya nanah dalam kamera
anterior)
• Dapat terjadi perforasi kornea
• +/- endoftalmitis
• Fotofobia
• Mata berair
• Kehilangan penglihatan bila tidak terkontrol
KERATITIS BAKTERI
• Kelopak Mata kotor
• Fotofobia
• Merah
• Berair
• Visus turun
KERATITIS JAMUR

Jamur berfilamen (filamentous


Jamur ragi (yeast) yaitu jamur
fungi) Bersifat multiseluler
uniseluler dengan pseudohifa
dengan cabang-cabang hifa,
dan tunas :
terdiri dari:
• Jamur bersepta : Furasium sp, • Candida albicans,
Acremonium sp, Aspergillus sp, • Cryptococcus sp,
Cladosporium sp, Penicillium • Rodotolura sp.
sp, Paecilomyces sp,
Phialophora sp, Curvularia sp,
Altenaria sp.
• Jamur tidak bersepta : Mucor
sp, Rhizopus sp, Absidia sp.
KELUHAN

• Sakit yg hebat
Biasa nya di dahului trauma oleh
• Berair
karena ranting pohon , daun ,
• Visus turun
bagian lain tumbuhan
• Fotofobia
Timbul 5 hari - 3 minggu kemudian
Gambaran klinis :
Ulkus indolen dengan infiltrat
kelabu, sering dengan hipopion,
peradangan nyata pada bola mata,
ulserasi superfisial, dan lesi satelit
TERAPI
Obat-obat anti jamur yang dapat diberikan meliputi:
• Polyenes  natamycin 5%, nistatin, dan
amfoterisin B 0,15% - 0,30%.
• Azoles  Ketokonazole 200-600mg/hari
KERATITIS VIRUS
Keratitis herpes simplex

Disebabkan oleh HSV


tipe 1

Gejala : iritasi,
fotofobia, mata berair,
gangguan pengelihatan

Temuan klinis : ulkus


dendritik, laserasi
geografik, kekeruhan
subepitelial
Terapi keratitis herpes simplex
• Debridement
• Medikamentosa :
– Obat topikal yang digunakan : trifluridine,
vidarabine, acyclovir
– Obat oral : acyclovir (dosis : 5x400mg untuk
pasien tanpa immunocompromised)
Keratitis virus varicella zoster
• Temuan klinis : lesi epitelial amorf dan
bebercak, pseudodendrit linear

Tatalaksana :
Acyclovir oral 5x800 mg
(10-14 hari)
Valacyclovir 3x1gr (7-10
hari)
Famciclovir 4x500 mg
(7-10 hari)
Keratitis Acanthamoeba
• Gejala awal : rasa nyeri, kemerahan, fotofobia
• Temuan klinis : ulkus kornea indolen, cincin
stroma, dan infiltrat perineural
KERATITIS PUNGTATA

 Lokasi : daerah M. Bowmen

 Lesi : Infiltrat kecil multiple ,


di permukaan

 Etiologi :
• Bakteri (chlamydial,
staphylococcal)
• Virus herpes
• Trauma
• UV
• Blefaritis
• Lensa kontak
KERATITIS MARGINAL

 Lokasi : tepi kornea | limbus

 Lesi : Infiltrat di tepi kornea

 Etiologi :
• Reaksi Hipersensitivitas
eksotoksin stafilokok
KERATITIS INTERSTITIAL

 Lokasi : Lapisan lebih dlm


dari kornea

 Lesi : Lapisan difus keruh


non supuratif profunda

 Etiologi :
• Reaksi Alergi
• Infeksi ke dlm stroma ,
bisa oleh TB
• Bakteri, Virus, Jamur
• Trauma
ULKUS KORNEA
DEFINISI ULKUS KORENA

Ulkus kornea merupakan peradangan kornea yang diikuti kerusakan


lapisan kornea, kerusakan dimulai dari lapisan epitel.
ANATOMI & HISTOLOGI KORNEA
ETIOLOGI ULKUS KORNEA
BAKTERI

INFEKSI VIRUS

JAMUR
ETIOLOGI
ULKUS RX.
KORNEA HIPERSENSITI
VITAS
AUTOIMU
NON N
INFEKSI DEFISIENSI
VITAMIN
DISFUNGSI
NERVUS,
TRAUMA
FAKTOR RISIKO ULKUS KORNEA

Kelainan pada bulu mata


Faktor eksternal Kelainan-kelainan kornea
dan sistem air mata

Kelainan-kelainan
sistemik, malnutrisi, Obat-obatan yang
alkoholisme, sindrom menurunkan
Stevens-Jhonson, mekaniseme imun
sindrom defisiensi imun.
KLASIFIKASI ULKUS KORNEA

sentral
Klasifikasi
ulkus kornea
marginal
PATOFISIOLOGI ULKUS KORNEA
PATOFISIOLOGI ULKUS KORNEA
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
ANAMNESIS

Sensasi
Nyeri fotofobia Mata merah
benda asing

Pandangan Terdapat
Mata berair Mata gatal
kabur kotoran mata
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
ANAMNESIS

1. Identitas lengkap
2. Sacred seven
• Keluhan utama
• Lokasi  bercak sentral / marginal
• Onset  akut / kronik?
• Kualitas & kuantitas
• Kronologis munculnya gejala?
• Kondisi memperberat / memperingan? Sudah diberi obat atau belum?
• Keluhan tambahan?
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
ANAMNESIS

3. Riwayat penyakit terdahulu


• Apakah dulu pernah seperti ini? Pernah ada kelainan mata
sebelumnya?
• Riwayat penyakit lain / penyakit yang menyebabkan kondisi
imun melemah  Ada luka / trauma sebeum keluhan terjadi?
• Apakah ada riwayat alergi?
4. Riwayat Kebiasaan Pribadi
• Sering menggunakan kontak lensa? Kebersihan saat
menggunakan kontak lensa?
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan visus : menurun

Kornea : jernih / tidak, tampak ada infiltrat / tidak (besar, letak,


banyaknya), ada ulkus / tidak, ada sikatriks / tidak, ada arkus
senilis / tidak, uji sensibilitas kornea
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA
: PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA
: PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA
: PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN FISIK
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN FISIK

Rekurensi  scar
KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN FISIK

Corneal ulcer caused by Candida albicans


KRITERIA DIAGNOSIS ULKUS KORNEA :
PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIS  Kerokan kornea

Kultur bakteri

Pemeriksaan fluorosceins

Pemeriksaan penunjang lainnya  kecurigaan non infeksius


DIAGNOSA BANDING ULKUS KORNEA

keratokonjungtivitis keratitis

endoftalmitis Sikatriks kornea


TATALAKSANA
ULKUS KORNEA
TATALAKSANA ULKUS KORNEA
TATALAKSANA ULKUS KORNEA
TATALAKSANA ULKUS KORNEA
PROGNOSIS ULKUS KORNEA
Prognosis penderita ulkus kornea buruk karena komplikasi yang
dapat terjadi berupa perforasi kornea, endopthalmitis,
panopthalmitis. Apabila sembuh maka akan menyebabkan
terbentuknya sikatriks kornea yang juga akan mengganggu
penglihatan penderita.

Ulkus kornea yang terjadi akibat autoimun  mortality rate lebih


tinggi.
KOMPLIKASI ULKUS KORNEA

infeksi di bagian kornea yang lebih dalam  Endophtalmitis, Panophtalmitis

Nekrosis stroma, perforasi kornea (pembentukan lubang), Descemetocele.

Katarak sekunder hingga glaukoma

Penurunan pengelihatan hingga kebutaan


DAFTAR PUSTAKA
• Eva PR, Cunningham ET. Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 18th
edition. Mc Graw Hill. Lange. 2011
• Eva PR, Augsburger JJ. Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology 19th edition.
Mc Graw Hill. Lange. 2017
• Wirata G. Ulkus Kornea. Bagian Anatomi Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Denpasar. 2017
• Deschênes J. Corneal Ulcer. Updated: Jan 02, 2019
diakses pada : https://emedicine.medscape.com/article/1195680-overview
Selasa, 9 April 2019, 09.46 WIB

Anda mungkin juga menyukai